Contact Form

 

Gerindra: Pegawainya Pilih 02, Rudiantara Sudah Jatuh Tertimpa Tangga


TRIBUNNEWS.COM - Putri Amien Rais , Hanum Salsabiela Rais , menuliskan kritikan untuk Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara , terkait video viralnya bertanya kepada seorang aparatur sipil negara (ASN), "yang bayar gaji kamu siapa?".

Hanum menuliskan tanggapannya kepada Rudiantara melalui sebuah cuitan di Twitter, Jumat (1/2/2019).

Istri Rangga Almahendra ini awalnya mengucapkan selamat kepada Rudiantara karena telah dianggap mempermalukan seorang wanita ASN yang disebut-sebut beda pilihan politik.

Hanum menganggap, Rudiantara dipermalukan balik di hadapan ratusan juta orang di Indonesia yang memberinya gaji.

Baca: Lihat Ahmad Dhani Dipenjara, Sandiaga Uno Janjikan Hal Ini jika Nanti Terpilih

Sebelumnya sempat viral, video yang memperlihatkan aksi Rudiantara bertanya kepada seorang wanita ASN.

Ia menanyakan alasan wanita ASN yang memilih angka 2 di atas panggung.

"Ibu kenapa memilih nomor ini?" tanya Rudiantara .

"Mungkin terkait keyakinan saja sih atas visi misi yang disampaikan oleh nomor dua," jawab wanita ASN tersebut kepada Rudiantara .




Pernyataan Menkominfo Rudiantara yang menyindir pegawainya soal pemberi gaji menuai kontroversi. Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade menilai Rudiantara emosi lantaran pegawainya disebutnya banyak yang memilih nomor 02. "Terlihat emosi ya bahwa ternyata mayoritas pegawai Kominfo pilih 02 sehingga dia emosi. Jadi ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga pula," kata Andre kepada wartawan, Jumat (1/2/2019). Pernyataan Rudiantara bermula saat dia meminta pegawainya memilih satu di antara dua desain stiker, Kamis kemarin (31/1). Konteksnya sebetulnya bukan mengenai pilihan di Pilpres 2019, melainkan memang melalui voting sorakan terdengar lebih banyak yang memilih desain nomor 2 yang berwarna putih.

Singkat cerita, dia seakan-akan tidak terima dengan jawaban salah satu pegawainya yang memilih desain nomor 2 karena menurutnya menjurus ke nuansa pilihan pilpres. Saat pegawainya itu kembali ke tempat, terlontarlah kalimat yang kemudian jadi viral di media sosial menjadi ' yang gaji kamu siapa '. Kebetulan di Pilpres 2019, pasangan nomor 02 adalah Prabowo Subianto-Sandiaga Uno . Sedangkan Presiden Jokowi yang merupakan petahana dan berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin mendapat nomor urut 01. Tonton video: Rudiantara Minta #YangGajiKamuSiapa Tidak Dipolitisasi [Gambas:Video 20detik] "Yang gaji kan bukan pemerintah, tapi gaji PNS didapatkan dari pajak negara dan pendapatan negara, intinya uang negara. Namun ini menunjukkan Rudiantara mendapatkan kejadian sangat memalukan," ungkap Andre yang juga juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Menurut Andre, Rudiantara agaknya mau membangun narasi bahwa pegawainya mayoritas mendukung Jokowi. Namun tak disangka, kata Andre, justru kebanyakan yang bersorak memilih nomor 2. "Ternyata di luar ekspektasi mayoritas dukung Prabowo, lalu marah kepada ibu-ibu, itu pelanggaran," kata Andre.




TEMPO.CO , Jakarta - Pelaksana tugas Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo ) Ferdinandus Setu menjelaskan konteks pertanyaan “Yang Gaji Ibu Siapa?” yang dilontarkan Menteri Kominfo Rudiantara kepada aparatur sipil negara. Persoalan ini ramai dibicarakan netizen setelah video Rudiantara yang menanyakan asal gaji tersebut viral di media sosial. Baca:  Cara Kominfo Manangkal 800 Ribu Berita Palsu terkait Pemilu 2019 "Menkominfo hanya ingin menegaskan bahwa ASN digaji oleh negara sehingga ASN harus mengambil posisi netral, setidaknya di hadapan publik," kata Ferdinandus dalam siaran tertulisnya, Jumat, 1 Februari 2019. Ferdinandus menjelaskan kronologinya bermula dari Rudiantara yang meminta masukan kepada semua karyawan tentang dua buah desain Sosialisasi Pemilu untuk Gedung Kominfo. Rudiantara meminta masukan dengan gaya pengambilan suara. Menurut Ferdinandus, semua berlangsung dengan interaktif dan antusias sampai ketika seorang ASN diminta maju ke depan. Selanjutnya, kata Ferdinandus, ASN itu menggunakan kesempatan itu untuk mengampanyekan nomor urut pasangan tertentu. "Padahal sebelumnya, Menkominfo sudah dengan gamblang menegaskan bahwa pemilihan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu. Penegasan tersebut terhitung diucapkan sampai 4 kalimat, sebelum memanggil ASN tersebut ke panggung," katanya. Ferdinandus menuturkan, zooming video hasil rekaman menunjukkan ekspresi Rudiantara terkejut dengan jawaban ASN, yang mengaitkan dengan nomor urut capres itu. Rudiantara juga menegaskan bahwa tidak boleh mengaitkan urusan ini dengan capres. Momen selanjutnya adalah upaya Rudiantara untuk meluruskan permasalahan desain yang malah jadi ajang kampanye capres pilihan seorang ASN di depan publik. "Terlihat bahwa ASN tersebut tidak berusaha menjawab substansi pertanyaan, bahkan setelah pertanyaannya dielaborasi lebih lanjut oleh Menkominfo," ucapnya. Rudiantara, kata Ferdinandus, merasa tak habis pikir mengapa ASN yang digaji rakyat atau pemerintah menyalahgunakan kesempatan untuk menunjukkan sikap tidak netralnya di depan umum. Dalam konteks inilah terlontar pertanyaan “Yang Gaji Ibu Siapa?”. Baca:  2018, Kominfo Terima 733 Aduan Konten Hoaks Disebar Via Whatsapp Ferdinandus menjelaskan, atas pernyataan “yang menggaji pemerintah dan bukan keyakinan Ibu”, “keyakinan” dalam hal ini bukanlah dimaksudkan untuk menunjuk pilihan ASN tersebut. Tetapi merujuk kepada sikap ketidaknetralan yang disampaikan kepada publik yang mencederai rasa keadilan rakyat yang telah menggaji ASN. "Dalam penutupnya sekali lagi Menkominfo menegaskan bahwa posisi ASN yang digaji negara/pemerintah harus netral dan justru menjadi pemersatu bangsa dan memerangi hoaks," kata dia. Tonton video viral #YangGajiKamuSiapa, Kominfo: digaji negara PNS harus netral disini .




Menurut Munathsir, perbuatan Menkominfo Rudiantara tersebut patut diduga merupakan pelanggaran terhadap Pasal 282 jo 283 ayat (1) dan ayat (2) jo. 547 UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu) yang berbunyi: Pasal 282 Pejabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri, serta kepala desa dilarang membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu selama masa Kampanye. Pasal 283 (1) Pejabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri, serta aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap Peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa Kampanye (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pertemuan, ajakan, imbauan, seruan atau pemberian barang kepada aparatur sipil negara dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat. Pasal 547 Setiap pejabat negara yang dengan sengaja membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu dalam masa Kampanye, dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). "Karenanya. kami melaporkan Menkominfo Rudiantara kepada Bawaslu RI untuk dapat ditindaklanjuti mengenai dugaan pelanggaran Pemilu tersebut," ujarnya.

Kasus #YangGajiKamuSiapa Rudiantara mencuat ketika dalam acara sosialisasi informasi Pemilu yang digelar Kominfo Kamis (31/1/2019), di Hall Basket Senayan. Di acara itu, Rudiantara mengatakan pemilihan desain sosialisasi Pemilu 2019 tidak terkait Pemilu Presiden 2019. Rudiantara pun menyuruh audience memilih 1 atau 2. Kemudian Rudiantara pun mengatakan yang nyoblos nomor 2 maju kedepan. Lalu seorang pegawai yang memilih desain nomor 2 maju dan Rudiantara menanyakan alasan ibu tersebut. Ibu tersebut mengatakan " Bismillahhirrahmanirrahim , mungkin terkait keyakinan saja Pak. Keyakinan atas visi misi yang disampaikan nomor dua, yakin saja,". Rudiantara menukas, dia berujar pertanyaannya menyangkut desain stiker dan bukan pilpres 2019. Berikutnya, dia memanggil orang lain yang memilih desain 1. Orang itu kemudian menjawab desain stiker 1 lebih cerah. "Saya terima alasan yang nomor 1, tapi saya tidak bisa terima alasan nomor 2. Mohon maaf, ibu tidak bicara mengenai desain, terima kasih bu, terima kasih," kata Rudiantara. Rudiantara mempersilakan dua pegawai itu turun dari panggung. Namun saat keduanya sedang berjalan, dia memanggil kembali pegawai yang memilih desain stiker nomor 2. "Bu, Bu, yang bayar gaji Ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa?," tanya Rudiantara. Pegawai itu pun menjawab. Rudiantara kemudian menimpali. "Bukan yang keyakinan Ibu? Ya sudah, makasih." Dalam pernyataan persnya yang diterima Bisnis , Munathsir Mustaman menegaskan tindakan Rudiantara tersebut diduga merupakan tindakan berupa pernyataan yang terkait dengan pemilu, karena dengan jelas mengatakan kata "Nyoblos". Selain itu dengan menanyakan kepada Pegawai tersebut "Bu, Bu, yang bayar gaji Ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa?," serta "Bukan yang keyakinan Ibu?, merupakan imbauan atau seruan yang mengarahkan keberpihakan yaitu menggiring pola pikir untuk tidak mencoblos nomor 02 karena yang menggaji bukanlah keyakinan si Pegawai, namun adalah pemerintah sekarang yang nota bene merupakan pasangan Calon Presiden nomor urut 01.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply