Contact Form

 

Arsenal Pakai Data Mata-Mata Jelang Lawan Olympiakos di Liga Europa


Mata-mata yang dimaksud adalah salah satu bek Arsenal sendiri, Sokratis Papastathopoulos, yang lahir di tanah Yunani. Menurutnya, Olympiakos bukanlah lawan mudah.

Pemuncak klasemen Super League 1 Yunani itu sebelumnya berpartisipasi di Liga Champions musim ini, tapi merosot ke Liga Europa. Artinya, duel di Karaiskakis Stadium nanti bakal menguji kekuatan Arsenal.

"Kami sudah mendiskusikan hal ini. Mereka tahu segalanya, betapa panas dan betapa intensnya atmosfer di stadion nanti," jelas Sokratis di Arsenal.com

"Yang pasti, kami pun bangga bisa melawan tim top Yunani, yang berarti kami akan bermain melawan kllub yang fokus menang selama 90 menit."




TEMPO.CO , Jakarta - Sehari menjelang laga melawan Newcastle United, Ahad lalu, manajer Arsenal Mikel Arteta dicecar wartawan soal loyonya penampilan Nicolas Pepe pada musim perdananya. Padahal Arsenal membeli mahal Pepe dari Lille seharga 72 juta pound sterling, atau sekitar Rp 1,2 triliun, untuk menambah daya gedor The Gunners. Namun, dengan harga mahal itu, Pepe baru bikin tiga gol dan dua assist dalam 22 laga di Liga Primer Inggris. Arteta bisa memaklumi minimnya kontribusi pemain berusia 24 tahun itu. "Dia butuh waktu. Maklum, dia baru pindah ke liga paling keras di muka bumi," kata Arteta. Namun saat laga versus Newcastle, Pepe seketika membungkam kritik pedas terhadap dirinya. Dia berperan besar dalam kemenangan 4-0 The Gunners. Pemain lulusan akademi Angers itu bikin satu gol dan dua assist . Pepe pun jadi pemain terbaik dalam laga tersebut. Pendukung Arsenal tentu bisa tersenyum lebar melihat penampilan Pepe. Para pemain Meriam London pun ikut lega. Penyerang Alexandre Lacazette juga merasa bersyukur anak baru itu mulai menemukan ritme permainan terbaiknya.

Penyerang Arsenal Alexandre Lacazette, mencetak gol ke gawang Newcastle United dalam pertandingan Liga Inggris di Stadion Emirates, London, 16 Februari 2020. Action Images via Reuters/John Sibley Lacazette tahu betul kesulitan yang dialami Pepe. Dia pernah mengalami adaptasi berat saat pindah dari Olympique Lyon ke Arsenal pada Juli 2017. Menurut penyerang berusia 28 tahun itu, kompetisi Prancis Ligue 1 sangat berbeda dengan Liga Primer. Kesulitannya berkali lipat. "Ini hanya soal waktu untuk adaptasi. Selain itu, butuh dukungan moral dan kepercayaan diri untuk bisa segera bangkit. Seperti Pepe saat ini," kata Lacazette. Dinihari nanti, Pepe ditantang untuk melanjutkan penampilan apiknya dalam duel babak 32 besar Liga Europa melawan Olimpiacos, di Stadion Georgios Karaiskakis. Sejumlah media Inggris memprediksi Manajer Arteta akan memasang Pepe di posisi sayap kanan lagi saat melawan klub Yunani itu. Sejauh ini penampilan Pepe di Liga Europa lebih meyakinkan. Dalam empat kali penampilan di babak penyisihan grup, pemain berkaki kidal itu mampu mencetak dua gol dan dua assist . Walhasil, fan semakin yakin pemain berkebangsaan Pantai Gading itu bisa tampil gemilang lagi melawan Olimpiacos. Komentator sekaligus mantan pemain Liverpool (1978-1984), Graeme Souness, ikut memberi semangat untuk Pepe. Souness ingat betul ketika legenda hidup Arsenal, Thierry Henry, sempat tampil meragukan pada musim pertamanya di Highbury--kandang Arsenal sebelumnya. "Dia harus yakin bisa jadi bintang di Arsenal . Menurut saya, dia punya modal untuk jadi penerus Henry. Dia punya pergerakan dan kaki yang bagus," kata pria berusia 66 tahun itu. SOCCERWAY | GOAL | INDRA WIJAYA




00.55 WIB, Sporting CP vs Istanbul Basaksehir

03.00 WIB, Wolverhampton Wanderers vs Espanyol




MOJOK.CO – Kontrol diri mutlak dimiliki Manchester United, Arsenal, dan Inter Milan. Liga Europa bukan lagi kompetisi kelas dua. Ini kompetisi berat dan semakin sulit ditaklukkan. Menentukan prioritas semakin penting di dunia sepak bola. Seiring penentuan prioritas, hadir kerja-kerja rotasi dan penjagaan kebugaran pemain yang semakin ketat. Oleh sebab itu, kisah treble dalam satu musim seperti sebuah dongeng. Sebuah folklore yang mungkin hanya terjadi satu kali dalam satu dekade. Liverpool sudah merasakan betapa rotasi sangat penting. Juara Liga Inggris sudah di depan mata, tetapi Jurgen Klopp belum berani melakukan rotasi secara menyeluruh. Hanya dua pemain yang diistirahatkan sebelum Liverpool melawan Atletico Madrid, yaitu Sadio Mane dan Fabinho . Satu lagi pelajaran akan pentingnya menentukan prioritas. Saya menyebutnya sebagai kerja membangun kontrol diri. Sebuah kenyataan yang perlu diperhatikan dengan seksama oleh Manchester United, Arsenal, dan Inter Milan. Masing-masing sebaiknya sadar kalau ada kepentingan yang besar menjelang laga-laga di Liga Europa. Saya rasa, kegagalan menentukan kontrol diri bisa membuat musim mereka kacau. Inter Milan dan Manchester United sudah sampai pada titik di mana mereka “aman” untuk berlaga di Liga Champions musim depan. Perlu kita sepakati bersama dahulu kalau semua tim besar membutuhkan Liga Champions. Bukan hanya soal gengsi, tetapi pemasukan dari kompetisi dan hak siar yang semakin besar. Inter Milan dan Manchester United sudah berada di jalur yang tepat. Apalagi Manchester United yang berpeluang “dimudahkan”. Hukuman larangan berkompetisi dua kali di Liga Champions yang dialami Manchester City memudahkan mereka. Saat ini, siapa pun yang mengakhiri musim di peringkat kelima pun otomatis bermain di Liga Champions. Namun memang, Manchester United dan fans mereka perlu menekan euforia karena Manchester City masih akan melakukan banding. Bisa saja mereka memenangkan banding dan hukuman itu diangkat. Jika itu terjadi, Manchester United perlu memandang Liga Europa dengan lebih serius. Sikap yang sama perlu dipunyai oleh Arsenal. Meski jarak dengan empat besar, secara matematis, masih bisa digapai, Arsenal sebaiknya mengalihkan fokus ke Liga Europa. Bukan apa-apa, lawan-lawan Arsenal di Liga Europa kali ini lebih berat ketimbang musim lalu. Mencapai final seperti musim lalu pun bukan target yang mudah. Arsenal memang berada di posisi yang sulit. Kompetitor mereka di Liga Inggris masih cukup konsisten. Lawan di Liga Europa lebih berat ketimbang musim lalu. Saya rasa, melihat konsistensi yang dibawa Mikel Arteta, Liga Europa tidak boleh dilepaskan. Mau tidak mau, Arsenal harus menjaga fokus di dua kompetisi. Inter Milan sendiri masih dalam pacuan juara Serie A. Mereka hanya tinggal bersaing dengan Lazio dan Juventus. Menurut saya, kompetisi Liga Europa tidak boleh menjadi prioritas utama. Saya paham kalau Antonio Conte bukan pelatih yang permisif dengan sebuah kekalahan atau tersingkir dari sebuah kompetisi. Inter Milan mungkin masih akan bermain dengan kekuatan terbaik mereka di Liga Europa karena alasan itu. Harapan saya, Inter Milan punya manajemen menit bermain yang ideal. Sehingga, para pemain utama yang bermain penuh di dua kompetisi secara simulatan tetap mendapatkan istirahat yang cukup. Inter Milan perlu konsistensi paling maksimal untuk mengganggu Juventus . Meski terlihat tidak terlalu meyakinkan di bawah asuhan Maurizio Sarri, Juventus tetap bisa memenangi laga di mana mereka seharusnya kalah. Inter Milan juga perlu waspada penuh dengan konsistensi Lazio. Paling tidak, jika gagal Scudetto, Inter Milan tidak disalip oleh Atalanta yang duduk di peringkat empat. Bukan apa-apa, tetapi disebut sebagai Nerazzurri KW itu nggak menyenangkan. Saya, dan mungkin kamu semua, membayangkan Liga Europa sebagai sebuah kesempatan bagi pemain muda untuk mendapatkan menit bermain. Namun, kali ini, fans Arsenal dan Manchester United perlu sadar kalau ini bukan waktunya. Sementara itu, bagi Inter Milan, rotasi pemain akan sangat krusial. Jangan sampai seperti Liverpool yang jemawa dan ingin melahap semua rekor yang ada. Kontrol diri ketika memandang Liga Europa sangat krusial. Banyak yang memandang Liga Europa sebagai kompetisi kelas dua. Kalah mewah ketimbang Liga Champions. Dari sisi gengsi mungkin benar, tetapi dari beratnya lawan, Liga Europa saya rasa tidak kalah. Sama-sama kompetisi yang bisa memakanmu dalam sekejap jika tidak punya kontrol diri dan konsentrasi maksimal. BACA JUGA Arsenal x Manchester United: Perlombaan Menjadi Pecundang Sejagat Raya atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno . Loading...




London- Arsenal  senang dengan performa pemain muda Bukayo Saka. Seperti dilansir The Athletic , manajemen Tim Meriam London ingin segera memberikan kontrak baru kepada Saka.

Pemain berusia 18 tahun itu mulai menjadi andalan di skuat utama Arsenal pada musim ini. Dia berhasil memberikan performa yang bagus bersama The Gunners semenjak diorbitkan Unai Emery pada tahun lalu.

Saka baru-baru ini kembali menunjukkan magisnya saat membantu Arsenal menang 4-0 atas Newcastle United, Minggu (16/2/2020). Alhasil, Manchester United dan Liverpool tertarik untuk membajaknya.

Seperti dilansir The Athletic, Arsenal tak sudi kehilangan satu di antara aset berharga. Untuk itu, Tim Meriam London tengah mengebut proses negosiasi kontrak baru Bukayo Saka.

Menurut laporan tersebut, Arsenal saat ini tengah menjalani komunikasi yang intens dengan agen Saka. Mereka sudah menawarkan proposal kontrak baru Saka terhadap sang agen.

Arsenal bahkan meningkatkan nilai tawaran agar Saka bersedia bertahan di London Utara. Namun, agen Saka diberitakan tidak mau buru-buru mengiyakan tawaran tersebut, karena ingin mempelajari tawaran dari klub lain.




Jakarta - Arsenal memantau sejumlah pemain belakang menuju bursa transfer musim panas 2020. Salah satunya adalah bek Bayer Leverkusen Jonathan Tah . Arsenal menaruh perhatian pada lini pertahanan untuk musim depan. Musim ini performa pertahanan The Gunners tak cukup meyakinkan, dengan David Luiz dan Shkodran Mustafi kerap disoroti. Tim London utara itu merekrut Pablo Mari pada Januari lalu sebagai solusi sementara. Mari dipinjam sampai akhir musim dari Flamengo, namun Arsenal tetap punya opsi untuk mempermanenkannya di musim panas.

Manajer Arsenal Mikel Arteta diyakini ingin merombak lini belakang, yang musim ini sudah kebobolan 34 gol di Liga Inggris. Salah satu yang diincar adalah bek Bayer Leverkusen Jonathan Tah. Kans untuk mendapatkan Tah cukup terbuka karena klausul rilisnya aktif sampai Juni tahun ini. Ia bisa ditebus dengan biaya 40 juta euro. Tah musim ini sudah tampil 26 kali di semua kompetisi, membantu Leverkusen menempati posisi lima sementara di Liga Jerman. Tah menjadi opsi yang lebih hemat, dengan sasaran lainnya adalah bek RB Leipzig Dayot Upamecano yang dibanderol 50 juta euro. Upamecano baru 21 tahun, tapi sudah diandalkan Leipzig untuk tampil di 25 pertandingan musim ini. Ia berperan besar membantu Leipzig bertarung dengan Bayern Munich untuk gelar juara. Upamecano pribadi mengaku akan mempertimbangkan masa depannya. "Ada beberapa klub yang menginginkan saya. Saya akan berbicara dengan agen dan orang tua saya di akhir musim dan kami akan membuat keputusan yang tepat," ujarnya dikuti Metro . Simak Video " Arsenal Luar Biasa! 10 Pemainnya Meredam Gempuran Chelsea "




Write CSS OR LESS and hit save. CTRL + SPACE for auto-complete.


Bola.net - Unai Emery sudah bukan lagi pelatih Arsenal , kariernya di Emirates Stadium berakhir dengan buruk. Namun, beberapa waktu lalu Emery buka suara tentang kesulitannya saat masih bekerja di sana. Pelatih asal Spanyol ini menyalahkan buruknya sikap pemain-pemain senior Arsenal yang tidak bisa memenuhi ekspektasi. Emery merasa tidak ada bantuan sedikit pun dari pemain-pemain senior. Kritik itu jelas pedas dan menyoroti kebobrokan Arsenal. Namun, Emery tidak bisa menutupi kesalahannya sendiri dalam meramu taktik dan menentukan starting line-up. Kini, David Luiz bicara soal komentar Emery tersebut. Apa katanya?

Emery memang termasuk pelatih yang doyan membuat keputusan-keputusan ekstrem. Misalnya ketika dia membiarkan Mesut Ozil berkarat di bangku cadangan atau menurunkan kombinasi bek yang aneh. Luiz memahami rasa frustrasi Emery yang merasa tidak mendapatkan bantuan pemain-pemain senior Arsenal. Pendapat Emery mungkin keliru, tapi Luiz menanggapinya dengan santai. "Saya kira dia [Emery] hebat, pria hebat, pelatih hebat. Dalam sepak bola, kami membutuhkan hasil positif. Jika hasil itu tidak kunjung tiba, semua orang akan mulai bertanya-tanya," buka Luiz kepada Metro. "Saya kira dia punya visi yang bagus dan kami harus menerima [komentar] itu dengan cara yang baik dan dengan kerendahan hati."

Sementara itu, Luiz merupakan salah satu pemain yang beruntung dengan kedatangan Mikel Arteta. Permainannya mulai berkembang seiring dengan perkembangan kualitas defensif Arsenal. "Saya kira kami berkembang setiap pekan. Kami mulai mendapatkan sejumlah hasil positif dan mulai memikirkan klasemen," lanjut Luiz. "Jadi kami masih punya kesempatan untuk mencoba menjalani musim terbaik. Saya senang dengan tim yang sekarang, saya senang dengan bagaimana kami lebih memahami apa yang diinginkan Mikel." "Kami berkembang sebagai tim," tutupnya. Sumber: Metro




Write CSS OR LESS and hit save. CTRL + SPACE for auto-complete.


Jakarta - Manchester United dan Arsenal sejatinya belum aman dari degradasi di klasemen Liga Inggris 2019/2020 , jika menilik raihan poin yang lazim disebut sebagai 'titik aman' di liga. The Red Devils dan The Gunners masih belum menembus 40 angka. Man United dan Arsenal tampil naik turun di Liga Inggris musim ini. Setan Merah bahkan menjalani musim terburu di sepanjang sejarah Premier League, belum meraih 40 angka dalam 26 laga. Di Liga Inggris, 40 poin menjadi 'syarat minimal' agar sebuah tim bisa terhindar dari degradasi. Saat masih menangani Leicester City beberapa musim lalu, Claudio Ranieri yang mengungkapkan syarat minimal itu.

MU kini ada di posisi ketujuh klasemen Liga Inggris . Tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu baru mengumpulkan 38 poin, atau dua angka dari poin aman. Inkonsisteni menjadi penyebab MU tercecer di Klasemen Liga Inggris. MU bisa menang melawan tim-tim seperti Chelsea, Manchester City, juga Tottenham Hotspur. Sebaliknya, MU bisa tumbang saat berhadapan dengan tim seperti Watford, Burnley, juga Bournemouth. Sementara itu, Arsenal juga tampil seperti roller coaster. Tim London utara itu duduk di peringkat ke-10 klasemen Liga Inggris dengan catatan 34 poin. Arsenal baru membukukan tujuh kemenangan di Liga Inggris musim ini. Sebanyak 13 laga Arsenal lainnya selesai imbang, dan ada enam kekalahan yang sudah ditelan Arsenal. Sejauh ini, Meriam London menjadi tim yang paling sering menuai hasil imbang. Untuk saat ini, tiga tim yang ada di zona merah adalah West Ham United, Watford, dan Norwich City. Dengan 12 laga yang masih tersisa, mereka juga masih mempunyai kans untuk selamat dari ancaman turun kasta. West Ham dan Watford mengumpulkan 24 poin, berjarak 10 poin dari Arsenal. Sementara itu, Norwich baru mengoleksi 18 poin. Simak Video " Melihat 2 Gol Chelsea yang Dianulir VAR "



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply