Contact Form

 

Masa-masa Kronis Ria Irawan, Kakak: Daging Kayak Dicabut dari Tulang


Aktris Ria Irawan meninggal dunia pada Senin pukul 04.00 WIB. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, setelah berjuang melawan kanker getah bening. Kabar meninggalnya Ria Irawan diketahui dari sutradara sekaligus komika Ernest Prakasa. "Baru dapat kabar dari Mbak @dewiirawan13, Mbak @RiaIrawan tersayang sudah berpulang. Selamat jalan Mbak Ria yang baik, sampai jumpa lagi," tulis Ernest Prakasa melalui akun Twitter. Ria Irawan mengidap penyakit kanker kelenjar getah bening sejak 2014 lalu. Ia sempat dinyatakan bersih pada awal 2019 setelah menjalani berbagai pengobatan seperti kemoterapi dan radiasi. Namun, belakangan kanker tersebut kembali menggerogoti tubuhnya. Sang aktris kembali menjalani perawatan di RSCM pada September 2019. (Baca:  Ini Penyebab Autoimun, Penyakit yang Diderita Ashanty dan Gigi Hadid ) Chandra Ariati Dewi (Ria Irawan) lahir sebagai bungsu dari lima bersaudara pasangan aktor dan aktris Bambang Irawan dan Ade Irawan. Tumbuh di lingkungan seni membuat Ria tertarik ke dunia perfilman sejak usia dini. Saat masih berumur 4 tahun, Ria telah menjadi figuran dalam film  Sopir Taxi  (1973), yang dibintangi oleh Bambang Hermanto dan Dien Novita. Kemudian, Ria kembali mendapat peran sebagai figuran dengan dialog dalam film  Belas Kasih . Setelah itu, Ria juga bermain dalam film  Fajar Menyingsing  (1975) bersama Erwin Gutawa, Chicha (1976) bersama Chicha Koeswoyo yang kala itu sangat terkenal. Ria Irawan semakin produktif memasuki tahun 1980-an. Aktingnya membuat banyak orang terpikat pada film  Kembang Kertas  (1984). Ia kemudian meraih nominasi dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1986 sebagai aktris pendukung terbaik berkat perannya dalam film Bila Saatnya Telah Tiba (1985). Piala Citra baru berhasil digenggamnya dua tahun kemudian berkat film Selamat Tinggal Jeanette yang dibintanginya bersama Mathias Muchus dan Meriam Bellina. Setelah sempat vakum, Ria Irawan kembali mendapat nominasi sebagai aktris pendukung terbaik dalam FFI 2006 berkat film Berbagi Suami . Tak hanya sebagai aktris, Ria Irawan juga pernah menjajal profesi fotogafi setelah diarahkan oleh fotografer Ken Sanjaya dan Drigo L. Tobing. Kemudian, sebagai sutradara, ia pernah menggarap videoklip Anggun Cipta Sasmi dan penyanyi lainnya. Ria juga pernah bekerja sama dengan Jay Subijakto dan Rizal Mantovani. (Baca:  Infografik: Biaya Perawatan Penyakit Kritis di Asia Tenggara ) Di dunia tarik suara, Ria Irawan  pernah membuat album keroyokan bersama kelompok yang diberi nama Japras, yang terdiri dari, antara lain Ully Artha, Rini S. Bono, Nurul Arifin, Eva Arnaz, dan kawan-kawan. Ria juga merekam dua album dangdut bersama Rano Karno, kemudian membentuk trio bersama Nurul Arifin dan Ita Mustafa. Ria pernah menikah dengan Yuma, seorang pengusaha berstatus duda pada 5 April 1997, namun bercerai pada Desember 1999. Setelah 17 tahun menjanda, Setelah 17 tahun menjanda, Ria kembali menikah dengan Mayky Wongkar yang merupakan asisten pribadinya pada 2016. Bagaimanapun, kehidupan pribadi Ria tak selalu gemerlap. Pada pertengahan tahun 1990, Ria mendapat pemberitaan negatif setelah Rivaldi Sukarno ditemukan meninggal akibat overdosis di rumahnya. Akibat kasus ini, Ria harus 'mengasingkan' diri ke luar negeri. Dalam pelarian itu, ia sempat beberapa kali mudik, bahkan sempat membintangi film Kuldesak .  Ria juga membintangi film Biola Tak Berdawai dan mendapat gelar The Best Actress dalam ajang Festival Film Asia Pasific di Iran pada 2005. Hingga tahun lalu pun, setelah sempat dinyatakan bersih dari sel kanker, Ria sempat membintangi dua film, yakni Kuambil Lagi Hatiku dan Wedding Agreement . Tak kurang dari 43 judul film telah dibintanginya. Selamat jalan, Ria… Email sudah ada dalam sistem kami, silakan coba dengan email yang lainnya. Maaf Telah terjadi kesalahan pada sistem kami. Silahkan coba beberapa saat lagi




JAKARTA, KOMPAS.com - Komedian Aming Sugandhi mengungkapkan rasa sedihnya atas kepergian sahabatnya, Ria Irawan, yang meninggal pada Senin (6/1/2020) karena penyakit kanker yang diidapnya.

Melalui fitur Instagram Story-nya Aming mengunggah beberapa video dirinya berurai air mata.

Baca juga: Dewi Irawan Kaitkan Meninggalnya Ria Irawan dengan Sang Ayah

Sesekali dia menyeka matanya, namun tidak mengucapkan apa-apa.

Dalam postingan selanjutnya, Aming mengatakan bahwa dia dan Ria sudah berjanji akan bertemu di Bali.

"Kita kan janjian ktemu di Bali. Gue udah disini...eh elo malah pergi. Sekali lagi...aku kalah oleh waktu. Sunset ini buat elu," tulis Aming sambil menampilkan pemandangan senja di pinggir pantai.

Baca juga: Selama Sakit, Ria Irawan Usir Suami jika Menangis

Aming mengaku, sebelumnya dia tidak pernah menunjukan kesedihannya di media sosial.

"Sumpah seumur umur maen socmed g pernah drama2an g pernah gue sedrama ini...spt yg elu bilang..perjalanan hidup gue aja udah melodramatis ahh ure gonna be missed @riairawan. Puas2in dramanya ming...toh orgnya g kan blk lg," tulis Aming lagi.

Ia juga mengunggah foto-foto yang menampilkan momen kebersamaannya dengan Ria.

Baca juga: Anggun Kenang Ria Irawan, Pernah Dibuatkan Video Musik hingga Diajari Memasak

Ada pula sebuah foto di mana Ria tengah merias Evelyn, mantan istri Aming, pada hari pernikahan mereka.

Aming menyesal tidak bisa melihat Ria untuk terakhir kalinya karena dia sedang berada di Bali.

"Im lost for words...Sorry ibu @riairawan and @mayk_wongkar for not being there while u were always be with me trough my happiest times even my worst And beyond thx u for everythings. I do really appreciated it...tx u," kata Aming.

Baca juga: Aming: Kita Percaya, Semangat Ria Irawan Lebih Besar dari Apapun...


Suara.com - Kakak almarhumah Ria Irawan , Adi Bambang Irawan, tidak bisa menolak permintaan adiknya untuk salat berjamaah. Permintaan itu disampaikan Ria 40 hari sebelum meninggal dunia.

"Sebelumnya nih, saya flashback. Dia tuh udah ada tanda-tanda 40 hari meninggal. Tiba-tiba dia mengajak saya salat. (Katanya) 'Mas, salat yuk'. (Saya bilang) 'sudah, aku sudah salat magrib," kata Adi Irawan usai prosesi pemakaman Ria Irawan, di TPU. Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Senin (6/1/2020).

Karena terus meminta, sang kakak akhirnya menuruti permintaan Ria Irawan. Dia juga mengajak ibunda mereka, Ade Irawan, untuk ikut salat berjamaah. Adi menjadi imam salat.

"Terus sekalian ajak ibu, karena ibu juga lagi sakit. Di bawah, ibu di kursi roda, sementara Ria juga duduk di belakang," ujar Adi.

Sepanjang salat, Adi tak kuasa menahan tangis. Usai salat, dia berdoa kepada Tuhan agar Ria Irawan diberikan yang terbaik. Dia pun ikhlas jika sang adik pergi untuk selama-lamanya karena tahu bagaimana penderitaannya selama idap kanker.

"Kemarin juga dia (Ria Irawan) merasa kronisnya tuh sudah sangat-sangat, sampai daging tuh kayak dicabutin dari tulang. Terus jadinya aku ikhlas sampai aku doa. 'Ya Allah kalau memang Ria mau disembuhkan, sembuhkan, kalau memang mau diambil, ambillah, ikhlas lillahita'ala. Allahuakbar," ujar Adi.

Ekspresi keluarga saat pemakaman aktris Chandra Ariati Dewi Irawan (Ria Irawan) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Seatan, Senin (6/1). [Suara.com/Angga Budhiyanto] Ria Irawan mengembuskan napas terakhir hari ini, Senin (6/1/2020) sekitar pukul 4.04 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Jenazah Ria disemayamkan di rumah duka di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Ria Irawan berjuang melawan penyakit kanker kelenjar getah bening sejak September 2014. Kanker tersebut sempat mati dan Ria dinyatakan sembuh pada awal 2019.

Namun kanker tersebut aktif kembali dan kondisi Ria Irawan mulai melemah sejak Agustus 2019. Usai jalani perawatan, kanker tersebut kemudian menyebar ke bagian paru-paru hingga di kepala. ‎




View this post on Instagram

"Rest in Love Ria Irawan.. speechless gue.. @riairawan .. gue bakal kangen banget sama lo.. komitmen lo buat film Indonesia itu luar biasa dan komitmen lo buat sesama lo lebih dari semua itu.. I love you and you will be missed ?????????????"

A post shared by Lukman Sardi (@lukmansrd) on Jan 5, 2020 at 2:57pm PST


Majalah Tempo  edisi 3 Desember 1988, sempat memuat wawancara dengan Ria Irawan mengenai kedekatan hubungannya dengan Mick Jagger.

Kala itu, Ria yang baru berumur 19 tahun, mengaku berusaha keras untuk dekat dengan Mick Jagger. Sayang, vokalis dunia tersebut hanya mau berbicara dua kalimat dengannya. Namun setelah ngobrol di sebuah diskotek, Ria dan Mick akhirnya dekat.

"Mick sempat menginap di rumah saya," kata Ria kala itu.




Liputan6.com, Jakarta Aktris Ria Irawan meninggal pada usia 50 tahun di RSCM, Jakarta. Sejumlah aktris dan aktor melayat almarhumah di kediamannya, salah satunya Ine Febriyanti.




View this post on Instagram

Ngefans sama Ria Irawan sejak beliau main Ibunda. Sejak itu pengen banget rasanya ngajak dia main di Film ku. Akhirnya sempet nongol sekilas di Film Soekarno. Ngerasa gak puas, aku mengajaknya main di Film Mekah I’m Coming. Gak nyangka banget itu bakal jadi film terakhirnya. Selamat jalan mba Ria. Semoga kamu damai di Surga

A post shared by Hanung Bramantyo (@hanungbramantyo) on Jan 5, 2020 at 6:01pm PST


Suara.com - Ria Irawan Meninggal, Kenali Kanker yang Sembuh Tapi Bisa Muncul Lagi

Kabar duka cita datang dari Ria Irawan yang meninggal karena kanker. Penyakit kanker memang cukup mematikan, sehingga untuk pasien, ada tiga tahap ketika seseorang dinyatakan mengidap kanker.

Pertama mungkin akan menolak pernyataan dokter, lalu ketika mengetahui kebenarannya cenderung menyalahkan dirinya, hingga akhirnya pada tahap menerima.

Reaksi ini juga bisa dialami oleh kerabat terdekat penderita. Kanker adalah penyakit yang mematikan, namun bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Ada yang berhasil sembuh dari kanker dan terbebas selamanya.

Dilansir dari Hello Sehat , proses untuk menyembuhkan kanker memang tidak instan, harus memiliki kesabaran, optimisme, keberanian, serta mental yang kuat untuk berjuang melawan kanker. Setelah berbulan-bulan menjalani pengobatan, akhirnya pengorbanan pun terbayar dengan dinyatakan sembuh atau bebas dari kanker.

Tetapi sering kali kita mendengar bahwa kanker yang telah disembuhkan, muncul kembali. Jarak kemunculannya kadang bahkan tidak berdekatan setelah dinyatakan sembuh. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Ada banyak sekali jenis sel dalam tubuh, dan kemungkinan terbentuknya kanker dapat berasal dari sel yang mana saja. Sel kanker adalah sel yang terbentuk tidak normal yang terjadi secara terus menerus hingga akhirnya tidak terkendali. Beberapa kanker menjadi sangat serius dibandingkan yang lain. Sedangkan ada juga yang mudah diobati, jika sel kanker ditemukan pada stadium awal. Observasi lebih lanjut sangat penting untuk mengetahui jenis kanker yang tumbuh, seberapa besar pertumbuhannya, apakah kanker tersebut sudah menyebar, dan seberapa efektifnya sel kanker merespon pengobatan.

Opsi pengobatan kanker tergantung pada jenis kanker yang tumbuh dan seberapa luas kanker tersebut telah tumbuh dan menyebar. Berikut pengobatan yang paling umum:

Operasi: dimungkinkan untuk mengangkat tumor ganas, sebab kalau tidak dilakukan akan menyebar pada sel lainnya dan tumbuh tumor baru. Tumor ganas memiliki pertumbuhan yang cepat, dan dapat merusak jaringan sekitarnya.

Kemoterapi: pengobatan ini dilakukan dengan memberikan obat anti-kanker untuk membunuh kanker dan menghentikan perkembangannya.

Radioterapi: pengobatan ini menggunakan sinar energi yang tinggi dari radiasi untuk menghentikan pertumbuhan kanker, yang memfokuskan pada jaringan kanker.

Bagaimana kanker bisa kembali setelah dinyatakan sembuh?

Kambuhnya kanker setelah penyembuhan alias cancer recurrence disebabkan oleh adanya sel-sel kanker yang menetap setelah semua usaha dilakukan untuk menyembuhkan kanker. Kanker ini mungkin tidak aktif selama beberapa waktu, tetapi mereka terus bertambah sehingga cancer recurrence terjadi. Kanker dapat muncul kembali di beberapa tempat, berikut ini kategorinya:

Local recurrence berarti kanker muncul kembali di tempat yang sama ketika pertama kali ditemukan, kanker tidak menyebar pada kelenjar getah bening dan bagian tubuh lainnya.

Regional recurrence terjadi di kelenjar getah bening dan jaringan yang terletak di sekitar kanker sebelumnya.

Distance recurrence merujuk pada kanker yang telah menyebar ke area yang lebih jauh dari kanker sebelumnya.

Ketika Anda menjalani tahap akhir pengobatan, dokter akan menjadwalkan pertemuan pemeriksaan follow-up untuk memantau apakah ada kemungkinan terhadap cancer recurrence. Ketika kanker muncul kembalu dan ditemukan pada kategori local recurrence , tingkat pengobatan masih bisa diatasi, namun ketika munculnya di tempat lain, pengobatan yang dilakukan pun akan menjadi lebih menantang. Jangan melewatkan pemeriksaan follow-up yang telah dijadwalkan, sangat penting untuk terus memantau kesembuhan Anda.

Faktor apa saja yang menyebabkan kanker kembali lagi?

Sel kanker memang tidak dapat diduga, tentunya ketika dokter mengatakan ‘kanker dapat terkendali’ itu artinya sel kanker masih tetap ada di sana, namun tidak berkembang. Mungkin Anda bisa sedikit tenang, tapi harus tetap memperhatikan kesehatan dan gaya hidup Anda. Berikut ini faktor yang perlu Anda ketahui tentang kanker muncul kembali:1. Kanker muncul kembali pasca operasi Bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti:

Beberapa sel kanker tertinggal selama operasi. Dokter sudah melakukan usaha terbaik, tetapi selalu ada kemungkinan tertinggalnya sel kanker yang kecil. Beberapa sel kanker terpisah atau rusak dari sel awal terbentuknya, hal ini bisa terjadi sebelum operasi dan menyebar pada bagian tubuh lainnya.

Kemoterapi dilakukan untuk menyerang sel kanker yang berkembang membentuk sel baru. Namun, kemoterapi juga memiliki kekurangan yaitu tidak semua sel kanker bisa dipisahkan pada satu waktu yang bersamaan. Pengobatan kanker ditujukan untuk mengurangi jumlah sel yang terus terbentuk, sehingga sisanya dapat dihilangkan oleh sistem pertahanan tubuh, atau sisanya akan mati secara natural. Sangat mungkin sel kanker berhenti berkembang selepas masa pengobatan, ini masa yang disebut sel kanker sedang beristirahat. Radioterapi seringnya mampu membuat sel kanker mati. Tak hanya, itu sel normal yang dekat dengan kanker juga akan dibasmi, tapi selalu ada kemungkinan tidak berhasil.

Menurut peneliti hal ini disebabkan karena adanya mutasi genetik yang menyebabkan sel kanker menjadi resisten terhadap kemoterapi. Sel yang resisten akan memiliki substansi p-glycoprotein yang tinggi, substansi ini ditemukan pada dinding sel. Protein berfungsi untuk menghapus racun dari sel. Itu sebabnya tingginya p-glycoprotein dapat menolak obat kanker.

Hal ini bisa menjadi salah satu pemicu kanker muncul kembali, seperti tidak membatasi asupan makanan, stres yang berlebihan, hingga jam tidur yang kurang. Ketika stres, hormon kortisol akan mengganggu hormon lainnya. Sama halnya dengan kurang tidur, tubuh jadi tidak bisa memulihkan dirinya sendiri.

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kambuhnya kanker?

The American Cancer Society bahkan menyarankan penyintas kanker untuk menjaga keseimbangan kesehatannya dengan mengikuti paduan nutrisi. Sebaiknya makan buah-buahan setiap hari sekitar 2 ½ mangkuk. Batasi daging merah (sapi, kambing, babi) untuk menghindari lemak jenuh yang berlebihan dan daging olahan seperti sosis. Pilih makanan yang mengandung biji-bijian dibandingkan dengan gandum olahan dan gula.

Peneliti memang belum menemukan apakah aktivitas fisik mampu mencegah kanker. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat mengurangi kecemasan, depresi, perubahan mood, membuat lebih percaya diri. Ketika stres berkurang, hal ini mampu membantu mengurangi gejala mual, nyeri, rasa lelah. Jangan terlalu keras pada diri sendiri, tetapi cobalah untuk kembali pada aktivitas harian.

Ketika dinyatakan sembuh dari kanker, tidak serta merta Anda bisa semaunya dalam hal makanan. Apa yang kita konsumsi diserap oleh tubuh, sehingga sangat penting untuk mengubah makanan Anda menjadi makanan sehat. Tidak hanya makanan, stres juga harus sebisa mungkin Anda hindari, sebab stres akan menghasilkan hormon yang mengganggu hormon lainnya. Selain asupan dari luar, mengendalikan diri dari dalam juga perlu. Pengobatan dan kekhawatiran memang bisa membuat Anda frustrasi, namun usahakan untuk tidak terlalu memikirkannya sepanjang waktu. Anda dapat mencoba mengelola stres. Anda juga harus memperhatikan waktu istirahat, jangan sampai kurang tidur.




Brilio.net - Kabar duka kembali menyelimuti dunia hiburan Tanah Air. Pemain film Ria Irawan meninggal dunia pada Senin (6/1/2020) pagi.

Ria Irawan merupakan salah satu dari banyaknya artis yang meninggal akibat penyakit kanker. Seperti diketahui, Ria Irawan menderita limfoma.

Banyak orang yang belum paham mengenai penyakit tersebut. Lantas apa sih penyakit Linfoma itu? Apa gejala dari penyakit tersebut?

Limfoma termasuk penyakit kanker darah. Kanker darah atau blood cancer sendiri sebenarnya dibagi menjadi tiga yaitu leukemia, limfoma, dan myeloma.

Menurut Praktisi Kesehatan Prof Dr Ari Fahrial Syam, pasien dengan limfoma biasanya juga datang dengan keluhan adanya benjolan pada leher, ketiak atau selangkangan atau pada pemeriksaan USG abdomen ditemukan adanya pembengkakan kelenjar getah bening.

"Pasien dengan limfoma umumnya mempunyai keluhan berat badan turun, demam tidak terlalu tinggi dan keringat malam. Gejala umum seperti ini juga bisa ditemukan pada infeksi tuberculosis," ujar Prof Ari melalui siaran pers yang brilio.net terima, Senin (6/1).

Prof Ari menjelaskan benjolan bisa disebabkan infeksi akut. Misalnya pada area selangkangan di sebut sekelan, hal ini terjadi karena adanya infeksi kulit di kaki seperti bisul.

Benjolan bisa disebabkan oleh radang kronis misal karena TBC kelenjar atau karena tumor kelenjar getah bening atau limfoma.

"Kalau ada pasien yang mengalami gejala tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan benjolan tersebut, bila pasien akan mengalami infeksi kulit, dokter akan memberikan antibiotik untuk mengecilkan benjolan," ucapnya.

"Jika benjolan keras tim medias akan mencurigai karena limfoma. Jika belum yakin, dokter akan minta dilakukan USG pada benjolan tersebut. Setelah pasien terdiagnosis ada benjolan kelenjar getah bening, pasien dikirim ke dokter bedah untuk dibiopsi dan di evaluasi penyebab benjolan tersebut. Jika ditemukan sel kanker, dilakukan evaluasi secara patologi anatomi untuk melihat jenis linfoma. Secara umum pasien juga diminta untuk periksa USG abdomen atau CT scan atau PET Scan untuk melihat penyebaran limfoma di tempat lain," sambungnya.

Limfoma juga bisa ditemukan pada saluran cerna ditemukan saat dilakukan endoskopi. Pada skrining USG abdomen ditemukan pada kelenjar bening di sekitar pembuluh darah besar di perut.

"Jika sudah ada kepastian limfoma dan jenisnya, dokter akan melakukan kemoterapi. Kemoterapi awal biasanya sebanyak 6 kali. Jika dikemo tumor mengecil atau hilang, maka dikatakan bahwa penyakitnya remisi dan bisa saja sewaktu-waktu terjadi relaps atau kambuh," terangnya.

Karenanya, Prof Ari menyarankan kepada siapapun yang mempunyai gejala timbul benjolan di leher, selangkangan atau ketiak, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk memastikan penyebab benjolan tersebut.




1 / 8 “Rencana disedot lagi, dari awal di IGD 885cc abis itu kedua kali 800cc, terus dokter bilang, 'hari Senin ini, mau kayak dimasukin alat kamera kecil buat nyari sumber kankernya itu dimasukin ke paru,' eh nggak lama meninggal, tadi subuh jam 04:00," pungkasnya. (Instagram/riairawan)



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply