Flamengo akan jadi lawan sulit bagi Liverpool di final Piala Dunia Antarklub. (Photo by KARIM JAAFAR / AFP) Flamengo akan jadi lawan sulit bagi Liverpool di final Piala Dunia Antarklub. (Photo by KARIM JAAFAR / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --akan bersuapada final2019 di Stadion Khalifa International, Doha, Qatar, Sabtu (21/12) malam waktu setempat.Partai final ini akan mempertemukan dua penguasa dari benua Eropa dan Amerika Latin. Liverpool merupakan juara Liga Champions musim lalu dan Flamengo berstatus raja di Amerika Latin.Skuat asuhan Jurgen Klopp melangkah ke final usai menyingkirkan juara Liga Champions zona CONCACAF, Monterrey 2-1 di babak semifinal.Di laga tersebut, Liverpool unggul lebih dulu berkat gol Naby Keita pada menit ke-12 tetapi bisa disamakan oleh Monterrey lewat gol Rogelio Funes Mori hanya dua menit berselang.Tim kota pelabuhan baru memastikan kemenangan pada masa injury time babak kedua. Striker asal Brasil, Roberto Firmino jadi pahlawan kemenangan dengan gol yang dicetaknya.Sebelumnya Flamengo telah lebih dulu mengamankan langkah menuju partai puncak. Tim yang diarsiteki Jorge Jesus mengalahkan juara Liga Champions Asia, Al-Hilal dengan skor 3-1, Rabu (18/12) lalu.Flamengo tertinggal lebih dulu setelah Salem Al-Dawsari membobol gawang Diego Alves dan skor 0-1 bertahan hingga babak pertama usai. Di babak kedua, Rubro-Negro berhasil membalikkan keadaan jadi 3-1 berkat gol-gol dari Giorgian De Arrascaeta, Bruno Henrique, dan gol bunuh diri Ali Al-Bulaihi.Duel Liverpool vs Flamengo di final Piala Dunia Antarklub akan jadi kesempatan bagi kedua tim mengukir catatan baru. Mohamed Salah dkk akan meraih gelar perdana jika bisa mengalahkan Flamengo.Laga perebutan juara ini juga jadi yang keempat bagi The Reds. Dari tiga kesempatan sebelumnya The Reds selalu sial karena selalu mengakhiri laga sebagai tim yang kalah.Sebaliknya keberhasilan mengalahkan Liverpool akan membuat Flamengo meraih gelar kedua di turnamen ini. Gelar pertama diraih dengan mengalahkan Liverpool 3-0 tahun 1981 saat turnamen ini masih bernama Piala Interkontinental.
Berhasil mengalahkan Monterrey di babak semifinal FIFA Club World Cup 2019, Liverpool asuhan Jurgen Klopp tinggal selangkah lagi untuk berkesempatan meraih gelar juara dengan menantang wakil CONMEBOL, Flamengo pada partai puncak. Sebelum pertandingan itu dimulai, kami telah me rangkum seluruh hal yang patut Anda ketahui soal pertandingan nanti.
tadion: Khalifa Internastional Stadium Hari/Tanggal: Minggu, 22 Desember 2019 Waktu: 00.30 dini hari WIB Stasiun TV Lokal / Live Streaming Stasiun TV Luar Negeri - -
Liverpool Penjaga Gawang Alisson Becker, Adrian, Andy Lonnergan. Bek Trent Alexander-Arnold, Joe Gomez, Andrew Robertson, Neco Williams. Gelandang Jordan Henderson, Naby Keita, James Milner, Adam Lallana, Curtis Jones, Georginio Wijnaldum, Alex Oxlade-Chamberlain. Penyerang Mohamed Salah, Sadio Mane, Roberto Firmino, Xherdan Shaqiri, Divock Origi. Diragukan Virgil van Dijk
Usai tidak dimainkan di babak semifinal kontra Monterrey, kondisi dari Virgil van Dijk masih diragukan untuk tampil. Dengan hal itu, adanya potensi jika Jordan Henderson kembali turun sebagai bek tengah.
Flamengo Penjaga Gawang Diego Alves, Cesar, Hugo Souza. Bek Rodrigo Caio, Pablo Mari, Rhodolfo, Thuler, Matheus Dantas, Rafael Santos, Filipe Luis, Rene, Rafinha, Rodinei, Joao Lucas. Gelandang Piris de Motta, Vinicius Souza, Gerson, Willian Arao, Hugo Moura, Reinier, Giorgian de Arrascaeta, Everton Ribeiro, Diego. Penyerang Gabriel Barbosa, Bruno Henrique, Lucas Silva, Vitinho, Orlando Berrio, Lincoln.
Flamengo yang membawa skuat terbaiknya ke Qatar, pastinya akan mencoba menghentikan dominasi klub-klub Eropa yang selalu bisa menjuarai kompetisi FIFA Club World Cup dalam enam tahun terakhir ini.
Mempunyai pemain yang berpengalaman seperti Filipe luis, Gabriel Barbosa, Rafinha dan Diego Alves, Jorge Jesus selaku pelatih Mengao mempunyai harapan untuk membuat kejutan di partai puncak nanti.
Sebelum menutup tahun 2019, Liverpool berpeluang untuk kembali meraih gelar juara yakni di ajang FIFA Club World Cup. Walau begitu, The Reds tidak boleh menganggap remeh lawannya dalam partai final nanti, Flamengo. Karena, skuat asuhan Jorge Jesus mempunyai pemain-pemain yang pernah menjalani kompetisi Eropa, sehingga diprediksi akan mudah membaca permainan dari juara bertahan Champions League itu. Terlebih, Liverpool harus berhati-hati dengan Gabriel Barbosa yang sedang dalam performa terbaiknya. Apalagi mengingat Virgil van Dijk masih berpotensi absen memperkuat The Reds, maka Jordan Henderson harus mampu kembali menggantikan perannya sebagai bek tengah dengan maksimal apabila ingin mimpi untuk meraih gelar juara tidak sirna.
Lima laga terakhir Liverpool: Monterrey 1-2 Liverpool (FIFA Club World Cup) Aston Villa 5-0 Liverpool (League Cup) Liverpool 2-0 Watford RB Salzburg 0-2 Liverpool (Champions League) AFC Bournemouth 0-3 Liverpool
Lima laga terakhir Flamengo: Flamengo 3-1 Al Hilal (FIFA Club World Cup) Santos 4-0 Flamengo Flamengo 6-1 Avai Palmeiras 1-3 Flamengo Flamengo 4-1 Ceara
Dua mantan pemain internasional Brasil ini yakin pasukan Jorge Jesus memiliki kemampuan membuat the Reds kecewa. Flamengo memiliki kesempatan membekuk jawara Liga Champions Liverpool di final Piala Dunia Antarklub, demikian ditegaskan eks pemain internasional Brasil Julio Cesar.
Kampiun Copa Libertadores Flamengo mengejar ketinggalan untuk membekuk Al Hilal 3-1 di duel semi-final, sementara the Reds menghentikan perlawanan Monterrey dengan skor 2-1 berkat gol telat Roberto Firmino.
Mantan kiper Brasil dan Inter Cesar memulai dan mengakhiri karier seniornya dengan Flamengo, dan percaya bekas klubnya bisa membuat the Reds gigit jari di partai final di Doha, Sabtu ini. Artikel dilanjutkan di bawah ini Pilihan Editor
"Flamengo memiliki kesempatan [memenangi gelar]. Mereka sangat percaya diri dan akan menghadapi Liverpool, tim hebat, seperti yang kita tahu," ujar Cesar kepada reporter.
"Tapi Flamengo memiliki semua kondisi untuk memenangi laga ini. Flamengo menunjukkan sepakbola luar biasa tahun ini.
"Dengan kedatangan Jorge Jesus, para pemain bisa dengan cepat mengerti filosofi dan metode dan ini membuat Flamengo juara dua kompetisi, Libertadores dan liga. Flamengo akan berangkat ke final dengan penuh percaya diri."
RM co.id Rakyat Merdeka - Liverpool akan menghadapi klub asal Brasil Flamengo di final Piala Dunia Antarklub , pada Minggu (22/19) dini hari WIB di Qatar. Bek Virgil van Djik sudah pulih dan siap diturunkan.
Pada semifinal melawan klub Meksiko Monterrey, The Reds sempat keteteran, meskipun berhasil menang 2-1 di menit akhir.
Berita Terkait : Berseragam Liverpool, Klopp Banggakan Kecepatan Takumi Absennya Van Dijk karena sakit ditenggarai jadi sebab Liverpool kedodoran. Mantan bek Harry Kewell menilai tanpa Van Dijk lini belakang Liverpool rapuh.
"Orang memang membicarakan dia sebagai bek hebat karena dia bisa menenangkan di belakang dan nyaman membawa bola, tapi tugas pertama bek adalah bertahan, dan dalam kasus Van Dijk, adalah juga mengorganisir seluruh pertahanannya," kata Kewell.
Berita Terkait : Liverpool Muda Dibantai Aston Villa "Itulah yang paling hilang dari Liverpool saat melawan Monterrey. Tidak ada yang memiliki visi pertahanan atau kemampuan meredam bahaya seperti dia punya."
Tim asuhan Klopp akan ditantang klub Brazil Flamengo. Ini merupakan ulangan Piala Intercontinental 1981 ketika tim yang diinspirasi Zico membabat Liverpool 3-0 di Tokyo.
Berita Terkait : Liverpool Vs Aston Villa, Si Merah Yang Tak Biasa "Jelas mereka butuh dia (Van Dijk) kembali masuk tim untuk melawan Flamengo, Jika dia bugar, Liverpool akan tenang dan nyaman di belakangan dan semua orang akan jauh lebih tenang," sambung Kewell. [IPL]
You might also like
You might also like
Doha - Jorge Jesus senang Flamengo bisa melaju ke final Piala Dunia Antarklub . Pelatih asal Portugal itu pun siap menghadapi siapapun, termasuk Liverpool. Pada laga semifinal kontra Al Hilal di Khalifa International Stadium, Doha, Rabu (18/12/2019) dini hari, Flamengo sempat tertinggal duluan di babak pertama setelah Salem Al Dawsari menjebol gawang mereka. Tapi, Flamengo bangkit di babak kedua dan menyamakan skor lewat Giorgian de Arrascaeta. Bruno Henrique membuat Flamengo berbalik unggul sebelum gol bunuh diri Ali Hadi Albulayhi memantapkan kemenangan tim asal Brasil itu.
Flamengo pun melaju ke final dan tinggal menunggu pemenang partai Monterrey kontra Liverpool yang baru berlangsung Kamis dini hari WIB nanti. Jesus pun mengaku puas dengan performa anak asuhnya. Sudah sampai di partai puncak, Jesus menegaskan kalau timnya tidak bermasalah bertemu siapapun. Bahkan Liverpool selaku juara Eropa siap mereka kalahkan. "Kami tidak takut siapapun lawannya di final nanti," ujar Jesus seperti dikutip Sportskeeda. "Ketika kami ada di sini, kami merasa bisa jadi juara dunia; kini kami ada di final. Kami adalah tim yang tidak pernah gagal di momen penting," sambungnya. "Saya bilang kepada anak-anak, bahwa kita akan mencetak gol setelah babak pertama. Saya tahu mereka pasti akan lengah dan kami harus siap." "Kami kerepotan di babak pertama, tapi tetap tenang dan kami berhasil menggungguli mereka." Simak Video " Liverpool Gagal Pertahankan Kemenangan Beruntun "
Jelang final Piala Dunia Antarklub, Goal membawa Anda untuk mengenang pertemuan Liverpool dan Flamengo 38 tahun lalu. Bos Paisley bukan orang yang biasa dengan kekalahan.
Sebagai manajer di masa keemasan Liverpool tahun 1970an dan 80an, sosok asli Sunderland tersebut meraih tiga gelar juara liga dan tiga piala Eropa dalam periode sembilan tahun.
Akan tetapi pada Desember 1981, Paisley dipaksa meminta maaf setelah the Reds tumbang. Pilihan Editor
"Kami seperti sebuah tim pub," akunya sesaat setelah jawara Eropa tersebut tersungkur di hadapan Flamengo 3-0 di Piala Intercontinental di Tokyo.
38 tahun setelah momen tersebut, kedua tim kembali bertemu untuk memperebutkan status tim terbaik di plamet ini dan the Reds tidak bisa menganggap remeh tim kuat asal Brasil itu.
Penilaian jujur Paisley soal aksi para pemainnya di Jepang dibenarkan oleh sejumlah bintang the Reds kepada harian Brasil Folha.
Kebalikan dari persiapan serius Flamengo dalam mengantisipasi pertandingan, pasukan dari Merseyside, seperti kebanyakan tim-tim Inggris lainnya di masa lalu dan sekarang, tidak bergairah menyikapi pertarungan antarbenua ini.
"Persiapan kami terhadap pertandingan itu mengerikan," aku kapten Phil Thompson. "Kami merasa laga itu hanyalah persahabatan. Kami tidak pernah membayangkan Flamengo akan bermain serius. Kami jauh dari status tim terbaik Eropa."
"Perjalanan ke Jepang adalah sebuah lelucon," imbuh mantan striker David Johnson. "Sekarang, pergi ke Jepang tidak jauh berbeda dengan berpindah hotel."
"Yang kami alami dahulu adalah, duduk selama 24 jam. Apa yang kamu lakukan pada situasi itu? Minum bir dan bermain kartu."
Meski dengan persiapan yang jauh dari ideal, Liverpool tetap menginjakkan kaki di atas lapangan dengan status favorit.
Pasukan Paisley mengangkat tiga trofi dari lima gelaran Piala Eropa sebelumnya, mereka mempertahankan gelar pada 1981 dengan menghajar Real Madrid 1-0 di Paris Parc des Princes.
Dengan sederet bintang seperti kiper Ray Clemence, legenda Skotlandia Kenny Dalflish dan bek kukuh seperti Thompson dan Alan Hanse, Liverpool tampil di Piala Intercontinental untuk pertama kali setelah absen pada 1977 dan 1978. Mereka membidik kesempatan menjadi tim Ingris pertama yang menjadi juara.
Mereka dilatih oleh mantan gelandang Brasil Paulo Cesar Carpegiani yang ketika itu baru berusia 31 namun mampu membawa timnya menang atas tim Cile Cobreloa untuk menjadi juara Copa Libertadores untuk pertama kali. Di tahun berikutnya mereka menyumbang tiga pemain ke skuad Selecao yang tampil mengesankan di Piala Dunia 1982.
Bek seperti Junior dan Leandro selalu tampil solid tetapi ada pemain lain yang jauh lebih gemilang dan mencuri perhatian dunia.
Nama Zico saja sudah cukup untuk membuat merinding mereka yang menghadapinya, dan Zico di usia 28 sedang berada dalam performa terbaik. Dia mengoleksi 11 gol saat Flamengo berjaya di Libertadores, termasuk dua di partai final dan harumnya nama Zico tercium hingga Anfield.
"Flamengo? Kami hanya tahu satu hal, yaitu Zico," imbuh Thompson pada Folha. "Dia punya teknik hebat, brilian saat menendang bola mati. Setelah 90 menit pertandingan saya menyadari dia lebih dari itu."
Carpegiani juga menuntaskan pekerjaannya dengan apik. Dia mendapat rekaman video pertandingan kesuksesan Liverpool di Eropa, tetapi sejatinya pemain Flamengo tidak terlalu mempedulikannya.
"Saya tidak fokus pada hal-hal seperti itu. Saya hanya ingin berlatih dan membuat lawan memikirkan saya," kenang Andrade pada the Guardion. "Dan saya melakukan itu, memastikan lawan resah."
Untuk menjadi catatan tambahan, hanya sedikit waktu tersedia untuk mempersiapkan diri. Setelah merajai Libertadores pada 23 November, tim Brasil tersebut hanya punya waktu kurang dari tiga pekan untuk bermain di Stadion Nasional Tokyo.
Dua tahun sebelumnya Jepang dikejutkan oleh permainan menawan Diego Maradona, remaja sensasional yang memimpin Argentina bersaya di Youth World Cup. Keberhasilan turnamen itu yang menciptakan transformasi di Piala Intercontinental.
Sebelumya dua leg pertandingan digelar di Amerika Latin dan Eropa, sebuah format yang membuat pusing terkait logistik dan ketakutan soal keamanan di hadapan puluhan ribu fans. Pabrikan Jepang Toyota kemudian mengambil alih tuga sponsor pada 1980 dengan aturan satu pertandingan dimainkan di Tokyo.
Laga perdana membawa pasukan Nottingham Forest di bawah komando Brian Clough terbang ke Asia, mereka dihajar Nacional 1-0 di hadapan 62.000 fans.
Duel tersebut terbukti meledak yang diikuti ikatan kuat antara Jepang dengan permainan Amerika Latin yang terus terjaga hingga hari ini.
Desember berikutnya, di bawah cuaca dingin di ibu kota Jepang, Stadion Nasional kembali menghadirkan dua tim raksasa sepakbola.
Mereka yang hadir langsung dimanjakan performa kelas dunia di babak pertama dari tim asal Rio, sementara Liverpool yang gemetar tercabik-cabik.
Sejak menit pertama, seperti yang tercatat dalam biografi Marcus Vinicius Bucar Nunes berjudul Zico: A lesson in living, bintang Flamengo ini menyadari Thompson punya tugas untuk mengikuti pergerakannya. Situasi tersebut dijawabnya dengan menggoda sang bek tengah untuk keluar dari area kekuasaan.
"Nunes, kamu tetap di depan, saya di belakang. Thompson terlalu dekat dengan saya," demikian instruksi Zico kepada partnernya. "Lihat celah." Tidak perlu lama bagi rencana itu untuk memperlihatkan hasil.
Ketika laga baru berjalan 12 menit, Zico menerima bola dari lini tengah, kemudian mengangkat ke depan yang mengecoh barisan pertahanan the Reds. Nunes sendirian dan menuntaskan peluang dengan menaklukkan Bruce Grobbelaar.
Zico juga menjadi otak terciptanya gol kedua. Grobbelaar menepis tendangan bebas pemilik nomor 10 tersebut dan bola liar dimanfaatkan Adilio.
Ketika laga memasuki menit 41, Liverpool benar-benar dipermalukan. Lagi, Nunes memanfaatkan umpan brilian Zico dan melakukan tusukan untuk memaksa Grobbelaar memungut bola dari jaring gawangnya. 3-0.
Flamengo nyaman memasuki babak kedua, sementara Liverpool tidak bisa berbuat banyak untuk bangkit. Jauh sebelum wasit membunyikan peluit tanda bubaran pertandingan, fans di Jepang sudah memperlihatkan dukungannya pada Flamengo hingga Tokyo terasa bagai kandang sendiri.
"Kami sudah mati secara fisik maupun mental," ujar Paisley di hadapan reporter setelah pertandingan. "Saya tidak pernah melihat para pemain seperti ini. Minim ide dan agresi. Saya tidak bisa memahaminya."
Sementara itu Thompson lebih senang membahas hal lain. "Pemain ini, Zico, sungguh luar biasa. Dia sosok impian semua pemain... Dia monster."
Dari kubu Flamengo, selebrasi liar tercipta tetapi mereka juga merayakan satu hal. Berkat performa impresifnya Zico sekarang dianggap sejajar dengan Pele.
Namun sang bintang dengan cepat menepisnya. "Tidak ada alasan untuk membandingkan saya dengan Pele. Dia yang terhebat, saya hanyalah Zico, hanya Zico."
Hampir 40 tahun berlalu, dua mobil sebagai warisan kesuksesan Flamengo masih beredar.
Zico yang terpilih sebagai pemain terbaik pertandingan, dan Nunes sebagai top skor mendapat hadiah Toyota Celica, meski harus juga disebutkan membawa dua mobil tersebut ke Brasil adalah tantangan tersendiri.
"Mobil itu baru datang pada April 1983, dan saya sudah bermain untuk Udinese pada Juni. Saya hampir tidak pernah mengendarainya," kenang Zico di Globo pada 2011. "Tetapi setelahnya saya sering menggunakan mobil itu, saya mengunjungi banyak tempat. Tetapi pejuang tua itu sekarang sudah letih."
"Saya punya sejumlah tawaran, tetapi tidak pernah berpikir untuk menjualnya. Akan saya simpan selamanya sebagai kenangan hebat pertandingan itu."
Sementara itu Nunes sempat menggunakan Celica sebelum menjualnya ke tetangga dan mobil itu pada akhirnya jatuh pada kolektor dan fans Flaengo Mauro Armenta. Mobil itu sekarang ada di museum Flamengo di Rio, sebagai simbol kemenangan terbesar klub.
Banyak hal yang terjadi setelah pesta kemenangan Flamengo di Tokyo 38 tahun lalu. Kemajuan teknologi dan semakin membesarnya sepakbola secara global membuat pertandingan itu bukan lagi laga gelap. Sekarang semua tim bisa menggunakan semua alat untuk memantau kekuatan dan kelemahan lawan.
Pergerakan global ini juga membuat jarak antara sepakbola Eropa dan Amerika Latin semakin melebar karena para pemain elit lebih senang beraksi di Benua Biru. Artikel dilanjutkan di bawah ini
Sebagai contoh, skuad Selecao di Copa America 2019 diperkuat dua pemain Liverpool tetapi tidak satupun berasal dari Flamengo, secara total tim Samba hanya diperkuat tiga pemain dari klub lokal.
Di penghujung 2019, Flamengo akan memasuki lapangan dengan status underdog mengingat di atas kertas the Reds punya kualitas dan finansial yang lebih baik.
Tetapi Gabigo,, Felipe Luis, Rafinha dan semua anggota tim lainnya pasti berharap bisa mengulang kisah Zico di Doha. Ya, Flamengo akan berusaha memberikan kekalahan bersejarah lainnya pada Liverpool.
TEMPO.CO , Jakarta - Takumi Minamino resmi bergabung bersama Liverpool . Gelandang serang asal Jepang ini bakal menjadi tambahan amunisi The Reds di paruh kedua musim ini. Liverpool mendatangkan Minamino dari Red Bull Salzburg seharga 7,25 juta poundsterling. Pemain berusia 24 tahun ini akan mengenakan kostum 18. Minamino menyatakan bergabung bersama Liverpool merupakan impian yang menjadi kenyataan. Sebelumnya, ia berharap karir dan permainan sepak bolanya meningkat seiring berjalannya waktu. "Bermain di Premier League adalah mimpi saya. Ini merupakan liga terbaik di dunia," kata dia. Liverpool tidak asing bagi Minamino. Bersama Salzburg, ia sudah dua kali berhadapan dengan Mohamed Salah dan kawan-kawan di fase grup Liga Champions musim ini. Bahkan saat kedua tim bentrok di Anfield, Minamino mencetak gol ke gawang The Reds.
Di momen itu, Minamino mendapat sorotan dari Jurgen Klopp. "Dari laga itu saya mempelajari Liverpool merupakan tim dengan teknik mumpuni dan begitu intens," sebut dia. Kini, Minamino tinggal menunggu laga perdana bersama Liverpool. Ia baru bisa merumput pada Januari 2020. LIVERPOOL
Alisson Becker: Melawan Flamengo Akan Sulit Untuk Liverpool
Ekspresi Alisson Becker ketika pertama kali membela Liverpool
AKURAT.CO, Penjaga gawang Liverpool , Alisson Becker memperingatkan rekan satu timnya agar tetap waspada dan menjaga stamina jelang laga partai final Piala Antar Klub melawan Flamengo . Pasalnya, Alisson yakin bahwa laga yang bakal digelar pada Minggu (21/12) itu bakal berlangsung sengit dan sulit untuk timnya.
“Ini akan menjadi pertandingan yang sulit bagi kami seperti malam ini melawan Monterrey. Mereka adalah tim yang berbeda dengan banyak kualitas, mereka memiliki pertahanan yang bagus," ujar Alisson sebagaimana dilansir dari laman resmi Liverpool .
“Kami berdua juara dari turnamen paling penting, kami bersama Liga Champions dan Flamengo memenangkan Copa Libertadores. Saya tahu betapa pentingnya kejuaraan ini bagi tim Brasil dan tim Amerika Selatan, dan saya tahu itu akan menjadi pertandingan yang sulit bagi kami.”
Sebelumnya diketahui bahwa The Reds -julukan Liverpool - memang baru saja sukses melewati rintangan pertamanya di pentas Piala Dunia Antarklub 2019. Mereka berhasil menang 2-1 atas Monterrey di babak semifinal.
Tapi, perlu diketahui bahwa kemenangan itu pun tak didapat dengan mudah. Karena di laga itu Liverpool cukup dibuat kerepotan ketika menghadapi wakil Meksiko tersebut, apalagi mereka tidak tampil dengan tim yang sempurna karena ada sejumlah pemain inti yang cedera dan dicadangkan lebih dahulu.
Beruntung, Liverpool bisa mengamankan kemenangan yang kemudian membawa mereka ke partai final kontra Flamengo yang lebih dulu menang 3-1 atas Al Hilal. Jelang laga pamungkas tersebut, Alisson yang cukup mengenal reputasi Flamengo kemudian memperingatkan rekan-rekannya bahwa duel final nanti akan berlangsung sulit.
Terlepas dari komentar sang penjaga gawang, diketahui bahwa di laga melawan Monterrey Liverpool tak bisa memainkan Virgil Van Dijk. Kegalauan tim kemudian juga berlanjut jelang laga final besok, sebab Jurgen Klopp selaku pelatih pun belum bisa memastikan apakah bek asal Belanda itu nanti akan bisa dimainkan di depan Alisson Becker .[]