Bisnis.com, JAKARTA—Banyak orang yang memilih untuk tidak berolahraga dengan berbagai alasan. Padahal menurut penelitian, orang-orang yang melakukan olahraga sekalipun dengan durasi yang sedikit saja ternyata bisa memperpanjang umur. Para peneliti melakukan pemeriksaan terhadap data dari 10 studi yang diterbitkan sebelumnya yang menggunakan accelerometer untuk melacak pergerakan. Alat ini bisa mengukur jumlah pasti dari waktu aktif dari seseorang. Nah dengan alat ini dilakukan pemeriksaan terhadap 36.000 orang dewasa yang lebih tua. Setelah masa tindak lanjut selama 6—7 tahun, total 2.149 orang meninggal, atau sekitar 6% dari peserta. Dibandingkan dengan orang yang tidak berolahraga, orang yang sering melakukan aktivitas fisik ternyata 73% lebih kecil kemungkinannya meninggal selama penelitian, terlepas dari seberapa intens mereka berolahraga. Bahkan dengan sedikit olahraga, mereka memiliki 52% lebih kecil kemungkinan untuk meninggal dunia lebih cepat. Saat peneliti fokus pada orang-orang yang melakukan latihan ringan, mereka kembali menemukan bahwa bahkan sedikit latihan intensitas rendah dikaitkan dengan risiko kematian 40% lebih rendah selama penelitian, dibandingkan dengan tidak berolahraga sama sekali. Orang yang olahraga ringan, 62% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dunia selama penelitian. Dalam penelitian ini semua peserta rata-rata berusia 63 tahun. Semua dari mereka mengenakan accelerometer selama setidaknya 10 jam sehari untuk melacak seberapa banyak mereka bergerak, intensitas tingkat aktivitas mereka, dan berapa banyak waktu mereka tidak bergerak sama sekali. Orang-orang yang kurang gerak selama 10 jam sehari adalah 48% lebih mungkin meninggal selama penelitian dibandingkan orang-orang yang bergerak lebih banyak. "Temuan ini menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang ringan sekalipun ternyata mengurangi risiko kematian, dan ini menunjukkan bahwa semua aktivitas fisik diperhitungkan," kata Ulf Ekelund, peneliti di Norwegian School of Sport Sciences, Norwegian Institute of Public Health di Oslo. "Ini sangat penting bagi orang tua dan bagi mereka yang mungkin sulit melakukan aktivitas fisik pada intensitas sedang dan lebih tinggi," kata Ekelund. Pesan dari penelitian ini menunjukkan bahwa setiap orang sebaiknya duduk lebih sedikit, bergerak lebih banyak, dan bergerak lebih sering. Kurangnya aktivitas fisik telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dini dan berbagai masalah kesehatan kronis. Berdasarkan hasil penelitian ini dibuktikan bahwa tampaknya setiap tingkat intensitas aktivitas fisik itu lebih menguntungkan dibandingkan dengan kurang gerak. Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : senam
Pengidap penyakit kronis kerap mengira mereka tak lagi perlu berolahraga. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menderita penyakit tidak menular (PTM) seumur hidup bukanlah alasan untuk tidak berolahraga. Gerak tubuh yang aktif tetap diperlukan untuk mengontrol penyakit, bahkan bisa mengurangi dosis obat-obatan yang harus dikonsumsi oleh pengidap penyakit jantung, diabetes melitus (DM), hingga tekanan darah tinggi (hipertensi).
"Olahraga bermanfaat buat tubuh dan kalau olahraganya tepat, sakitnya bisa terkontrol, bahkan mengurangi dosis obat yang harus dikonsumsi," ujar dokter spesialis kedokteran olahraga dr Zaini K Saragih SpKO dalam temu media memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2019 di Kemenkes, Jakarta, Rabu (4/9). Zaini mencontohkan, pengidap diabetes. Ketika terkena kencing manis, pengidapnya awalnya bertubuh gemuk kemudian menjadi kurus. Dengan rajin berolahraga, menjaga pola makan, dan tidak merokok maka bentuk badannya bisa kembali normal dan diabetes terkontrol. "Artinya, meski menderita PTM seumur hidup, ketika terdeteksi sejak dini lalu mereka melakukan perubahan gaya hidup, yaitu makan sehat, beraktivitas fisik, dan tidak merokok maka penyakitnya bisa terkontrol," jelas Zaini. Menurut Zaini, orang yang mengidap penyakit tidak menular kronis dan tidak mungkin disembuhkan pun masih bisa mendapatkan keuntungan dari berolahraga. Jumlah obat yang harus mereka konsumsi bisa berkurang atau dosisnya menurun seiring dengan perbaikan kondisi tubuhnya. Zaini pun menyerukan agar pengidap penyakit tidak menular kronis untuk terus berolahraga dan melakukan perubahan gaya hidup . Sebab, kalau tidak dilakukan perubahan maka jumlah konsumsi obat bisa bertambah. "Misalnya tahun ini mengkonsumsi satu macam obat dengan dosis 5 mg tetapi tidak berolahraga dan mengatur pola gaya hidup maka obat yang dikonsumsi bisa terus bertambah dan mengakibatkan gagal organ," kata Zaini. Olahraga seperti apa yang cocok untuk pengidap PTM? Zaini menjelaskan, masyarakat dapat menyesuaikan pilihan olahraganya berdasarkan kemampuan dan perlu mengonsultasikannya ke dokter. "Karena dokter yang tahu kondisinya dan memberitahu olahraga apa yang tepat," katanya. Zaini menjelaskan bahwa pengidap penyakit jantung pun masih boleh berolahraga. Akan tetapi, mereka harus didampingi tenaga medis. Tenaga kesehatan ini yang mengawasi cara olahraga para penderita gangguan jantung. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, PTM menjadi lima besar penyebab kematian tertinggi 2014. Rinciannya strok 21,1 persen, jantung dan pembuluh darah 12,9 persen, DM dan komplikasinya 6,7 persen, tuberkulosis dan pernapasan 5,7 persen, hipertensi dan komplikasinya 5,3 persen.
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke 36 tahun ini, Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Salatiga bakal menampilkan beberapa olahraga tradisonal.
Di antaranya adalah terompah panjang, egrang, dagongan, dan gobak sodor.
Sekretaris Dispora Kota Salatiga Sulistyo mengatakan, penampilan jenis olahraga tradisional bersamaan peringatan Haornas ke 36 dimaksudkan agar generasi milenial tetap mengenal olahraga asli daerah.
“Untuk Kota Salatiga, Haornas kami laksanakan pada 14 September mendatang."
"Bakal dipusatkan di halaman Kantor Pemkot Salatiga, diawali apel luar biasa,” terangnya kepada Tribunjateng.com di Ruang Asisten II Setda Kota Salatiga, Kamis (5/9/2019).
Sulistyo menyampaikan, secara umum Haornas tahun ini mengusung tema ‘Ayo olahraga dimana saja kapan saja’.
Selain menampilkan olahraga tradisional, kata dia, saat Haornas Tingkat Kota Salatiga juga terdapat eksibisi demo atlet binaan dari 37 cabang olahraga (cabor).
“Demo atlet mulai cabor karate, judo, pencak silat, taekwondo, anggar, senam ritmik, aero modelling, dan binaraga."
"Kemudian, eksibisi berisi perwakilan Forkompinda dan kepala organisasi perangkat daerah,” katanya.
Ia menambahkan, total peserta diperkirakan mencapai 500 orang yang terlibat selama sehari penuh.
Selain itu, tersedia pula bazar berupa produk sarana prasarana olahraga serta makanan khas Kota Hati Beriman.
“Kami juga akan menyerahkan sejumlah penghargaan apresiasi berupa uang pembinaan bagi insan olahraga berdedikasi dan berprestasi."
"Dalam hal ini kepada perwakilan atlet dan pelatih sekitar 150 orang,” jelasnya. (M Nafiul Haris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah bukan rahasia lagi jikabisa membantu menjaga tubuh tetap sehat dan membantu menjaga kehidupan seksual tetap menyala.Bukan tanpa alasan olahraga diklaim bisa membantu menjaga kesehatan"Pria dan wanita yang sehat cenderung memiliki fungsi seksual yang lebih baik," kata Dr Lauren Streicher, Direktur medis dari Pusat Pengobatan Seksusal Northwestern Medicine, dilansir dari CNN.Lauren juga menambahkan bahwa hampir semua penyakit medis dapat mempengaruhi seksualitas.Untuk mendapatkan kehidupan seks yang lebih baik, olahraga yang disarankan adalah melakukan aerobik secara rutin.Sebuah studi baru yang diterbitkan di Journal of Sexual Medicine, mengaitkan kegiatan aerobik yang sering dilakukan dapat meningkatkan kinerja seksual dan stamina pada pria dan wanita.olahraga ini diklaim akan bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran tubuh dan juga merangsang aliran darah termasuk ke area genital."Semakin sehat aliran darah Anda, maka semakin baik pula gairah Anda," kata terapis dan pendidik seks Laura Berman.Ia juga menjelaskan bahwa aliran darah yang baik sangat penting bagi wanita. Hal ini bisa menjadi komponen dasar untuk menciptakan pelumasan."Aliran darah membantu menambah sensasi dan pelumas serta ereksi pada pria," tambahnya.Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menganjurkan untuk melakukan olahraga intens setidaknya 75-150 menit. Anda bisa melakukan olahraga bersepeda, jalan cepat, dan jogging.Kepala Urologi di Rumah Sakit Umum Zuckerberg San Francisco, Dr. Benjamin Breyer meneliti bahwa pria yang berlari selama tujuh menit per mil selama empat setengah jam per minggu, melihat 23 persen memiliki kemungkinan berkurangnya disfungsi ereksi.Sedangkan wanita memiliki 30 persen kemungkinan yang lebih besar dari pria untuk berkurangnya disfungsi seksual.Menurut Breyer, penelitian ini hanyalah eksplorasi yang dilakukan secara online."Kami tidak dapat meyakinkan untuk mengatakan bahwa satu hal bisa menyebabkan yang lain," katanya.Selain olahraga, banyak hal yang juga dapat mempengaruhi kepuasan seksual. Di antaranya seperti kualitas tidur yang baik dan hubungan yang harmonis.
AKURAT.CO Walaupun banyak manfaatnya, tak sedikit yang merasa kesulitan untuk melakukan olahraga. Salah satunya karena harus mengubah kebiasaan atau mager atau males gerak, yang sudah menjadi kebiasaan bertahun-tahun.
Maka dari itu, dr. Zaini K Saragih, SpKO, mengatakan, sangat dianjurkan menanamkan kebiasaan aktifitas fisik hingga olahraga sedini mungkin.
Orangtua bisa memulai dari hal kecil, seperti jauhkan anak dari gadget . Karena ini adalah salah satu permasalahan yang sering ditemukan, yang menyebabkan anak males gerak karena nyaman dengan gadget .
Kalau yang sudah kecanduan, segera pisahkan secara pelan-pelan. Karena semua kecanduan bisa dihilangkan.
"Yang mendirikan merek handphone ternama, dan lainnya yang berhubungan gadget aja mereka ngasih anaknya handphone (pada usia) 13-14 tahun. Anak kita usia dua tahun sudah dikasih," katanya kepada AkuratHealth, di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, (4/8).
Dirinya juga mengatakan, orangtua jangan malas jaga anak, harus urus anak bukan kasih gadget, dan biarkan anak asik sendiri.
Kemudian menurut dokter Zaini, anak juga jangan terlalu dituntut untuk terus belajar akademis. Tapi berikan waktunya bermain aktifitas fisik. Tidak usah dipaksa mulai dari olahraga, tapi mulailah dari aktifitas fisik yang cukup, seperti lari, lompat-lompat, dan lainnya.
"Kenyataanya misal pergi ke satu tempat, anak lari-lari dimarahi. Padahal waktunya sudah dituntut untuk banyak belajar akademis, pulang sekolah makan tidur, les pelajaran ini itu," jelasnya.
Penting orangtua ingat, bahwa yang diperlukan anak-anak adalah bermain. Supaya ototnya kuat serta motoriknya berkembang optimal.
"Otot kalau gak dipake yang terjadi otot mengecil. Otot akan lembek, tentu tidak bisa jadi generasi unggul. Kalau gak ada lapangan buat lari, bisa ajak ke masjid, ke mal, banyak tempat bisa explore," tambahnya.
Selain itu, perlu diketahui, olahraga terbaik untuk anak-anak memang tidak ada. Karena anak-anak tidak boleh lakukan satu jenis olaharaga, harus macam-macam.
Kalau hanya satu jenis olahraga, otot yang dipakai hanya itu-itu saja. Jika dari kecil hanya satu jenis olahraga, ototnya gak akan berkembang optimal.
Ajak anak melakukan olahraga bareng sejak dini, misalnya berenang bareng, ikut car free day, dan lain sebagainya, untuk menumbuhkan rasa kecintaanya terhadap olahraga, dan menganggap olahraga sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Maksimalkan hasil olahraga dengan Createkat Watchband
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Untuk masyarakat yang hobi berolahraga, menggunakan alat untuk mencatat aktifitas selama olahraga bisa menjadi pilihan. Salah satu alat yang saat ini bisa digunakan yaitu Createkat Watchband .
“Alat ini digunakan agar aktivitas yang tercatat selama olahraga bisa digunakan sebagai tolak ukur kesehatan tubuh,” ujar Supervisor City Mobile , Hariyanto, (5/9).
City Mobile yang berada di Bengkong ini ujar Hariyanto memiliki tiga jenis watchband diantaranya yaitu seri Katfit, Katfit 1, dan Katfit Classic.
• Hasil dan Klasemen Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 - Malaysia di Puncak, Indonesia Juru Kunci
Selain digunakan sebagai jam tangan serta memantau aktifitas tubuh, Createkat Watchband juga bisa digunakan sebagai pengukur aktifitas olahraha seperti hasil lari, serta berapa kalori yang terbakar.
Hariyanto menjelaskan beberapa kegunaan yang bisa masyarakat dapatkan ketika menggunakan alat tersebut yaitu bisa memantau denyut janjung tanpa henti, memantau kualitas tidur, memantau darah serta oxygen, dan lainnya.
“Kelebihan lainnya yaitu alat ini sudah memiliki swimming mode yang bisa tahan air hingga 30 meter, memiliki robust material yakni material yang sudah teruji serta tahan banting dalam situasi ekstrim,” jelasnya.
Tak hanya itu, Createkat Watchband juga sudah dilengkapi dengan layar sentuh sehingga hanya dengan satu kali sentuhan bisa membantu navigasi.
“Alat ini juga dalam penggunaannya sangat hemat yaitu bisa bertahan selama 30 hari waktu siaga dan 15 hari waktu aktif,” ucap Hariyanto.
Alat yang merupakan produk buatan Amerika tersebut lanjut Hariyanto juga nyaman digunakan seharian serta tahan terhadap debu, kotoran dan panas.
• SSB Bina Prestasi Batam Terancam Tak Pulang, Mafrizon Sebut Tidak ada Anggaran
“Untuk harga Createkat Watchband juga sangat terjangkau yaitu mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 900 ribu tergantung tipe,” sebutnya.
Dalam periode promo, Hariyanto mengatakan setiap pembelian satu unit akan mendapatkan potongan 20 persen serta gratis strap tambahan. (Tribunbatam.id/Nabella Hastin Pinakesti)
TEMPO.CO , Jakarta - Sudah efektifkah cara Anda berolahraga selama ini? Spesialis kedokteran olahraga menjelaskan kondisi olahraga yang bisa berdampak pada pembakaran lemak tubuh baru bisa dicapai jika detak jantung mencapai di atas 100 degup per menit ( beat per minute /bpm). Dr. Zaini K Saragih dari RS MMC Jakarta mengatakan apabila seseorang hanya melakukan olahraga santai seperti peregangan yang detak jantungnya tidak melebihi 100 bpm tidak akan bisa membakar lemak. Tubuh seseorang di usia 20 tahun hingga 40 tahun baru bisa membakar lemak apabila melakukan olahraga dengan detak jantungnya berada di kisaran 108-120 bpm. Irama detak jantung tersebut bisa didapatkan dengan berolahraga angkat beban yang juga berefek pada kebugaran seseorang. Namun, apabila orang pada usia yang sama berolahraga hingga detak jantungnya mencapai 126-140 bpm, efek pembakaran lemak dari olahraga tidak lagi didapatkan dan beralih pada peningkatan ketahanan tubuh seseorang. Olahraga yang mencapai irama detak jantung tersebut adalah olahraga aerobik atau kardio seperti lari, bersepeda, berenang, dan lainnya. "Orang yang olahraganya hanya lari tidak akan membakar lemak," kata Zaini.
Meski demikian, apabila seseorang berlari dengan menaik turunkan intensitas yang kemudian berpengaruh pada penurunan irama detak jantung bisa mendapat efek pembakaran lemak. Zaini menjelaskan secara ilmiah ada empat jenis olahraga, yakni daya tahan, kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas. Daya tahan berfungsi meningkatkan detak jantung. Manfaatnya untuk menjaga jantung, sistem peredaran darah, dan meningkatkan kebugaran. Kekuatan berfungsi untuk melatih otot, keseimbangan membantu mencegah terjatuh saat beraktivitas, dan fleksibilitas untuk melenturkan otot-otot yang tegang. Olahraga yang benar dilakukan secara bertahap dimulai dengan pemanasan termasuk peregangan selama 5-10 menit, dilanjutkan dengan latihan inti 20-60 menit, diakhiri dengan pendinginan 5-10 menit.
AKURAT.CO , Mungkin Anda pernah menemukan atau bahkan sudah mengalaminya sendiri, di mana seseorang fanatik terhadap satu jenis olahraga.
Misal, ada orang yang sukanya olahraga gym, muaythai, dan sebagainya. Jika sudah suka, biasanya seseorang cenderung hanya rutin melakukan satu olahraga.
Padahal, untuk mendapatkan manfaat optimal dari olahraga, bugar, sehat, dan lainnya, dr. Zaini K Saragih, SpKO, mengatakan, Anda harus melakukan empat jenis olahraga yang berbeda.
"Empat jenis olahraga itu harus dilakukan setiap orang, kalo dia lari doang, gym doang, ya gak cukup, tidak bisa dibilang bugar," katanya kepada AkuratHealth di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu, (5/9).
Adapun empat jenis olahraga yang harus dilakukan tersebut adalah, endurence, strengt, balance, dan flexibility.
Agar tujuan atau fungsi tubuh dapat berfungsi dengan normal, kita butuh jantung dan paru-paru, dan organ vital lainnya. Anda bisa lakukan olahraga aerobik, kardio.
Untuk manfaat pada otot, Anda bisa melakukan olahraga jenis strengt training, yaitu angkat beban, dan lainnya. Kemudian jangan lupa, tubuh juga memiliki bagian-bagian sendi, maka olahraga flexibility, harus dilakukan.
"Contoh, kalau misalnya jadi binaragawan, olahraga angkat beban aja, ototnya bagus, tapi fleksibilitasnya, jantungnya, belum tentu sehat, tutupnya.
Jangan lupa, minimal melakukan satu sesi olahraga, itu sekitat 20 menit. Kalau kurang dari waktu tersebut, maka efek dari olahraga tidak akan keluar maksimal. []
JawaPos.com -Bertempat di Savoy Hotel, London 12 Agustus lalu, Eddie Hearn, Managing Director Matchroom Sport sekaligus promotor petinju kelas berat Inggris, Anthony Joshua membuat pengumuman penting. Secara resmi dia menyiarkan bahwa rematch Joshua dengan petinju Meksiko Andy Ruiz Jr digelar pada 7 Desember mendatang. Ini akan menjadi duel tinju terakbar di penghujung tahun. Semua mata pecinta tinju akan tertuju kepada laga perebutan sabuk juara dunia kelas berat versi empat badan tinju dunia berbeda WBA, IBF, WBO, dan IBO tersebut. Namun, dalam pengumuman itu ada yang membuat kaget. Yakni terkait venue pertarungan. Hearn memutuskan memilih Diriyah, Arab Saudi. Padahal, prediksi sebelumnya bakal dihelat di London atau Las Vegas. ”Kita semua memiliki kewajiban mengembangkan olahraga ini di area baru. Dan bagi saya, keputusan ini juga akan mengubah wajah tinju selamanya,” ucap Hearn dilansir Arab News dalam konfrensi pers tersebut. Pengumuman ini lantas menjadi perbincangan hangat. Bagaimanapun, memang sulit membayangkan event tinju yang selama ini lekat dengan kehidupan glamor dunia malam Las Vegas digelar di Arab Saudi. Yakni negara Islam konservatif yang selama ini dikenal menentang acara-acara olahraga maupun hiburan ala barat. Usut punya usut, ini masih berkaitan dengan arahan putra mahkota negara tersebut yakni Mohammed bin Salman. Pada November 2016 lalu, putra Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud itu menginstruksikan langsung kepada Kementerian Olahraga Saudi Arabia, General Sports Authority (GSA) untuk membuat sebuah badan pembiayaan khusus olahraga. Tugasnya adalah mengembangan event-event besar di negara tersebut. Ini bagian dari gerakan Vision 2030 yang diusung Salman. Di tahun tersebut, Arab Saudi bermimpi sudah menjadi negara modern yang tidak lagi hanya bergantung pada hasil penjualan minyak. Olahraga akan menjadi salah satu jalan Arab Saudi menunjukkan kepada dunia bahwa mereka juga mampu membuat event-event kelas internasional. Untuk mewujudkannya, tidak tanggung-tanggung. Sumber koran Inggris The Guardian mengatakan Arab Saudi sudah secara aktif terus melobi badan-badan olahraga mayor Amerika Serikat. Termasuk NBA dan NHL (hoki). Dalam lobi-lobi itu, Arab Saudi meminta badan-badan olahraga tersebut bisa menggelar event di negara mereka. Dan sejauh ini memang sudah ada yang membuahkan hasil. Sejak awal 2017, event-event olahraga dunia silih berganti menyambangi Arab Saudi. Antara lain Formula E, Race of Championship (ROC), WWE, PGA European Tour Golf, sampai tinju. Presiden GSA, Pangeran Abdul Aziz Bin Turki Al Faisal menyebutkan, strategi pengembangan event-event olahraga di negaranya ini telah melewati sebuah riset yang cukup panjang dan dilakukan oleh tenaga ahli internasional. ”Kami yakin strategi ini akan berdampak besar pada tata kelola serta profesionalitas praktik olahraga di negara kami pada tahun-tahun mendatang,” ucapnya dilansir Arabian Business. Namun demikian, langkah Arab Saudi yang tergolong mendadak memberikan perhatian besar kepada olahraga ini tidak luput dari kritikan. Ada yang menyebut ini hanya cara mereka untuk cuci tangan alias membersihkan diri dari image negatif. Yakni sebagai sebuah negara yang kerap melanggar hak asasi manusia. Terutama pada perang Yaman yang disebut telah menewaskan banyak warga sipil. Yang terbaru, ini juga disebut-sebut sebagai langkah menghilangkan jejak Pangeran Mohammed bin Salman yang kerap dikaitkan dengan kematiaan wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul pada Oktober tahun lalu. ”Fokus orang-orang saat melihat olahraga di Arab Saudi adalah uang, kesenangan, dan glamor. Saat itu juga mereka mulai melupakan masalah-masalah yang dimiliki negara tersebut,” ucap Simon Chadwick, Direktur Center for Sport Business di Universitas Salford, Manchester, Inggris dilansir PRI. Editor : Ainur Rohman Reporter : I'ied R. Rifadin
Bisnis.com , JAKARTA - Dokter spesialis kedokteran olahraga menjelaskan kondisi olahraga yang bisa berdampak pada pembakaran lemak tubuh baru bisa dicapai jika detak jantung mencapai di atas 100 degup per menit (beat per minute/bpm). Dr Zaini K Saragih dari RS MMC mengatakan di Jakarta, Rabu (5/9/2019), apabila seseorang hanya melakukan olahraga santai seperti peregangan yang detak jantungnya tidak melebihi 100 bpm tidak akan bisa membakar lemak. Tubuh seseorang di usia 20 tahun hingga 40 tahun baru bisa membakar lemak apabila melakukan olahraga dengan detak jantungnya berada di kisaran 108-120 bpm. Irama detak jantung tersebut bisa didapatkan dengan berolahraga angkat beban yang juga berefek pada kebugaran seseorang. Namun, apabila orang pada usia yang sama berolahraga hingga detak jantungnya mencapai 126-140 bpm, efek pembakaran lemak dari olahraga tidak lagi didapatkan dan jadi beralih pada peningkatan ketahanan tubuh seseorang. Olahraga yang mencapai irama detak jantung tersebut adalah olahraga aerobik atau kardio seperti lari, bersepeda, berenang, dan lainnya. "Orang yang olahraganya hanya lari tidak akan membakar lemak," kata Zaini. Kendati demikian, apabila seseorang berlari dengan menaik turunkan intensitas yang kemudian berpengaruh pada penurunan irama detak jantung bisa mendapat efek pembakaran lemak. Zaini menjelaskan secara ilmiah ada empat jenis olahraga, yakni endurance, strength, balance, dan flexibility. Endurance berfungsi meningkatkan detak jantung. Manfaatnya untuk menjaga jantung , sistem peredaran darah, dan meningkatkan kebugaran. Strength berfungsi untuk melatih otot. Balance membantu mencegah terjatuh saat beraktivitas, dan flexibility untuk melenturkan otot-otot yang tegang. Olahraga yang benar dilakukan secara bertahap dimulai dengan pemanasan termasuk peregangan selama 5-10 menit, dilanjutkan dengan latihan inti 20-60 menit, diakhiri dengan pendinginan 5-10 menit.