Contact Form

 

3 Model Mobil Esemka yang Pernah Bisa Dipesan


Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yakin PT Manufaktur Solo Kreasi atau Esemka dapat bersaing dalam memasarkan produknya lantaran secara harga dinilai kompetitif. Dia juga buka kemungkinan bahwa produk Esemka bisa dipasarkan ke luar negeri.

Namun begitu, ia mengimbau agar Esemka saat ini berfokus untuk memasarkan produknya di dalam negeri terlebih dahulu, mengikuti kebutuhan sektor industri dan pertanian yang masih besar.

"Saya yakin Esemka dapat diterima di masyarakat, dikarenakan Esemka sudah ada Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 60 persen, sehingga harganya kompetitif. Saya juga pikir ini dapat dipasarkan untuk negara-negara tertentu, namun kita masih konsentrasi di dalam negeri karena kebutuhan untuk industri dan pertanian sangat banyak sekali," tuturnya di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019).

Sebagai informasi, Esemka pada hari ini baru saja meluncurkan dua produk terbarunya, yakni Bima 1.2 dan Bima 1.3. Kedua mobil tersebut berjenis pickup yang diproyeksikan untuk mengangkut barang, dimana Bima 1.2 berkapasitas 1.200 CC dan Bima 1.3 berkapasitas 1.300 CC.

Lebih lanjut, Menhub Budi turut angkat bicara terkait kemungkinan Esemka untuk ikut memproduksi kendaraan listrik. Menurutnya, belum waktunya bagi Esemka untuk berpartisipasi dalam industri kendaraan listrik.

Dia mengimbau kepada Esemka untuk fokus dalam memproduksi mobil-mobil berjenis pickup bagi pedesaan, sedangkan mobil listrik saat ini difokuskan untuk daerah perkotaan yang tingkat polusinya sudah tinggi.

"Untuk masa depan memang mobil listrik itu menjadi keniscayaan, tetapi mobil listrik itu lebih banyak untuk perkotaan. Esemka mengambil posisi untuk pasar di pedesaan dengan membangun mobil-mobil angkutan barang," ujar dia.

"Dikarenakan juga tingkat polusi di perkotaan sangat tinggi, sehingga mobil listrik difokuskan di perkotaan dan juga mobil listrik juga membutuhkan infrastruktur lain seperti charger station," pungkas dia.




Suara.com - PT Solo Manufaktur Kreasi merupakan perusahaan pembuat Esemka, yaitu mobil hasil karya anak bangsa. Perusahaan ini berdiri di Kota Boyolali , tepatnya di Desa Demangan, Jawa Tengah. Sejak berdiri, perusahaan ini banyak menerima lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) dari jurusan otomotif dan teknik kendaraan ringan (TKR). Kendaraan yang dihasilkan di sini menjadi bukti bahwa anak muda Indonesia bisa bersaing di dunia otomotif. Sejumlah informasi bohong atau hoaks yang selama ini beredar bahwa Esemka tak pernah ada, kini terbantahkan. Sejak dicanangkan, Esemka tetap diproduksi dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lokal untuk berkarya demi kemajuan bangsa. Sementara itu, seorang pegawai PT Esemka, Hendra Setiawan Mendrova menyatakan, ia berharap kelak Esemka digemari dan bisa berkembang di seluruh Indonesia. Tak hanya di Pulau Jawa saja, PT Esemka juga bisa hadir di Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi. “Bahkan saya berharap, Esemka bisa hadir di tempat saya, di Pulau Nias dan saya bisa mengembangkan mobil ini di sana,” ujarnya. Video Editor: Yulita Futty Hapsari Kontributor : Ari Purnomo




Liputan6.com, Jakarta - Nama  Esemka  kembali mencuat ke permukaan karena hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi direncanakan akan hadir pada Launching Produk dan Fasilitas Produksi PT. Solo Manufaktur Kreasi ( Esemka ) di Boyolali, Jawa Tengah.

Sedikit kilas balik, tepatnya 2 tahun lalu di bulan September, 3 model mobil Esemka pernah bisa dipesan secara online . Pada saat itu, Esemka memiliki sejumlah akun media sosial, mulai dari Facebook, Twitter, dan Instagram. Ketiga akun ini digunakan Esemka untuk bersosialisasi.

Salah satu yang cukup mencengangkan terdapat pada akun Instagram @esemka_indonesia. Bagaimana tidak, ternyata dalam salah satu unggahannya, admin @esemka_indonesia berkomentar Esemka sudah bisa dipesan. Foto tersebut dan komentarnya ternyata diunggah pada Mei 2017 lalu. 

Dari formulir pemesanan juga terungkap, Esemka saat itu hanya akan memasarkan kendaraan di kelas komersial. Untuk diketahui, berdasarkan pantauan Liputan6.com , saat ini unggahan tersebut sudah dihapus dan link formulir pemesanan sudah tak bisa diakses.




Sebagai pendatang baru, pikap Esemka Bima itu bakal menantang pikap dari merek Jepang, India hingga China yang sudah lebih dulu eksis di Indonesia.




VIVA  – Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat 6 September 2019. Kedatangannya adalah untuk meresmikan pabrik mobil Esemka, milik PT Solo Manufaktur Kreasi. Selain itu, Jokowi juga dikabarkan akan membuka selubung dua mobil perdana Esemka, yakni Bima 1.2L dan Bima 1.3L. Keduanya berjenis pikap, dan masuk dalam segmen kendaraan komersial. Kehadiran Jokowi di pabrik Esemka, diunggah oleh anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Budiman Sudjatmiko di akun Twitter-nya.

Dalam akun tersebut, dilansir Jumat 6 September 2019, Budiman mengunggah foto Jokowi sedang berdiri di dalam pabrik dan memberi kata sambutan. “Presiden @jokowi sdg meresmikan PT ESEMKA yg merupakan karya SMK di Solo dan sekitarnya,” tulisnya di kolom keterangan.

Unggahan itu rupanya mendapat komentar, dari salah satu akademisi yang kerap muncul di acara Indonesia Lawyers Club di tvOne , Rocky Gerung. Pria yang ikut mendirikan Institut Setara itu mengatakan, bahwa siapa pun bisa membuat mobil di Indonesia, tidak cuma Esemka. “Mobil itu dibuat (di) Indonesia. Siapapun bisa bikin mobil (di) Indonesia. Mobil apapun bisa dibuat (di) Indonesia. Cuma “di,” tulis Rocky menanggapi unggahan Budiman.




Merdeka.com - Presiden Joko Widodo hari ini menghadiri peluncuran Produk dan Fasilitas Produksi PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Sebelum peresmian, Jokowi berkesempatan meninjau aktivitas pabrik dari depan hingga belakang. "Mobil Esemka ini adalah brand Bangsa Indonesia, karya anak bangsa sendiri. Saya sudah lihat sendiri tadi," katanya.

Dengan kehadiran Esemka, Indonesia menjadi salah satu negara di ASEAN yang mampu memproduksi mobil buatan sendiri.

Negara-negara di ASEAN juga kini bersaing dalam hal menghasilkan produk mobil milik mereka sendiri dengan negara-negara produsen mobil dunia yang sudah jauh lebih maju.(6/9).

Berikut tiga negara di ASEAN yang telah memproduksi mobil nasional 1 dari 3 halaman

Malaysia menghasilkan produk mobil bernama Proton. Proton adalah singkatan dari Perusahaan Otomobil Nasional Sdn. Bhd. berdiri pada tahun 1983 atas inisiatif dari Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad.

Proton adalah perusahaan produsen mobil pertama di Malaysia yang berlokasi di Shah Alam, Selangor Darul. Awalnya mereka menggunakan mesin otomotif milik Jepang, Mitsubishi, namun mereka berhasil mengembangkan teknologi mereka sendiri.

Proton yang merupakan anak usaha Lotus, memiliki jumlah karyawan sebanyak 10.300 dan mendapatkan pendapatan sebanyak RM 6,49 miliar pada tahun 2008.

Proton Saga, mobil solid yang diluncurkan oleh Proton, dihasilkan berdasarkan cetak biru Mitsubishi Lancer Fiore yang merupakan sedan yang cukup populer pada masanya. Perusahaan Proton memiliki model mobil andalan mereka adalah Proton Saga FLX.

Seperti dijelaskan Mobiloka.com, Proton Saga FLX memiliki dan meletakkan mesin 1,3 liter, in-line 4 silinder DOHC di bawah kap mobilnya, yang mampu mencapai tenaga puncak 94hp pada 5750 rpm dengan tenaga putaran puncak 120 Nm pada 4000 rpm.

Mesin dengan kapasitas 1,3 liter ini mengonsumsi sekitar 5,7 liter bahan bakar, secara rata-rata menempuh jarak 100 km pada medan yang beragam. Mobil ini memiliki tanki bahan bakar yang cukup besar dengan kapasitas 40 liter.

Mobil Proton Saga FLX memiliki desain eksterior dengan grille depan menggenggam lambang dan sayap-sayap Proton yang menarik dan mampu memberikan perasaan penyejukan di mata. Ukuran mobil ini 4278 mm x 1680 mm x 1520 mm, dengan jarak roda 2465 mm.

Sisi lain pada interior mobil ini memiliki desain sederhana tetapi anggun. Mobil ini seluruhnya berwarna hitam dengan kursi yang dilapisi kulit. Mobil yang dilengkapi fasilitas berbaring dan geser dapat menambahkan rasa nyaman yang lebih.

Mengenai keselamatan dan keamanan, Proton Saga FLX dilengkapi sistem immobilizer yang dipasang untuk menjaga kendaraan dari pencurian. Sistem alarm pencurian juga tersedia.

Sebagian orang mungkin tahu bahwa Toyota, Mazda, hingga Ford, berbasis produksi di Thailand. Namun Thailand juga memproduksi perusahaan mobil nasional milik negara mereka. Thai Rung Union Car didirikan pada 1967 oleh Vichien Phaoenchoke, sosok ahli modifikasi truk pikap di Thailand. Perusahaan BUMN Thailand ini memproduksi mulai dari rancangan produk hingga berbagai pengembangan dan suku cadang otomotif. Dari awal produksi Thai Rung memodifikasi mobil pikap Isuzu dengan membawa merek TR. Sejak 1979 Thai Rung sudah memproduksi lebih dari 20 model kendaraan modifikasi.

Induk perusahaan VinFast, Vingroup memasuki industri otomotif kurang dari dua tahun setelah mengumumkan rencana untuk memproduksi pada 2017 lalu. Salah satu produksi Vietnam yang diperkenalkan adalah Sedan LUX A2.0. Sedan Vinfast ini memiliki tampilan lampu depan yang sipit dan raut muka yang lebih dewasa. Mobil ini menggunakan lampu LED, dengan tarikan garis krom yang bertemu di tengah grille, dengan logo V. Sedan ini memiliki Grille yang lebar dan menganga, mengikuti tren global. Bagian belakang sedan ini seperti sedan Tesla. Dari kejauhan, tampak seperti logo sayap Batman, yang punya titik temu V (dari logo mobil). Sedan ini menggunakan bensin 2.0 liter turbocharger, berasal dari BMW N20. Output yang dihasilkan di kisaran 175 Tk hingga 227 Tk. Kini mobil tersebut sudah dapat dinikmati oleh masyarakat.

Reporter Magang: Ellen RiVeren [pan] Baca juga: Agar Harga Murah, Esemka Disarankan Gandeng Investor Mobil Niaga Esemka Mulai Banjir Pesanan dari Pedesaan Mobil Esemka Dijual Termahal Rp 150 Juta, Begini Spesifikasinya Bos Esemka: Kami Bukan Mobil Nasional




Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji Esemka yang sudah berani memproduksi mobil sendiri. Apakah mobil Esemka akan dijadikan mobil nasional? "Tanya Pak Menperin," kata Jokowi di pabrik Esemka, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Jokowi menegaskan pemerintah tidak memberikan bantuan dana untuk produksi Esemka yang pernah ia gunakan jadi mobil dinas saat menjabat Wali Kota Solo.

"Nggak ada, ini adalah akan lebih baik kalau perusahaan swasta, ya mandiri. Berani berkompetisi. Akan bisa survive kalau punya produksi baik. Tapi memang punya keunggulan ini brand dan principal Indonesia," ujar Jokowi.




Komitmen dari masyarakat juga dibutuhkan dalam pengembangan industri mobil di Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi Hisar Sirait berharap adanya komitmen masyarakat Indonesia untuk mau menggunakan produk-produk mobil Esemka sebagai moda transportasi mereka."Komitmen dari masyarakat juga dibutuhkan dalam pengembangan industri mobil di Indonesia, kesediaan seluruh lapisan masyarakat untuk mau menggunakan Esemka," ujar ekonom yang juga menjabat sebagai Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.Dia menambahkan, Indonesia perlu belajar dari kasus Malaysia yang memang kurang berhasil dalam mewajibkan masyarakatnya untuk menggunakan mobil nasionalnya, karena sulitnya melakukan penetrasi produk dalam artian peralihan teknologi di mana perkembangan teknologi mobil nasional Malaysia tidak secepat brand-brand mobil lainnya.Selain itu Esemka juga harus mengenali dan memahami tujuan masyarakat Indonesia dalam membeli mobil, karena masyarakat tidak hanya melihat harga dan purnajual apakah nanti laku tidak jika dijual kembali, tetapi juga ketika konsumen mengalami masalah apakah mudah mendapatkan suku cadang, banyak tersedia pusat perbaikannya dan hal ini sangat dilihat atau menjadi kepedulian bagi masyarakat."Peresmian Esemka dinilai bagus karena pemerintah sudah berani menyatakan bahwa sudah ada mobil Esemka. Tapi setelah itu tolong diberikan kepastian kepada calon pemakai atau konsumen. Kepastiannya ada tiga, pertama kepastian teknologinya kemudian kepastian layanannya, dan yang terakhir ketersediaan suku cadangnya. Tiga hal inilah yang dapat membuat industri mobil Indonesia akan dicintai oleh masyarakatnya," kata Hisar Sirait.Sebelumnya Presiden Joko Widodo akhirnya meluncurkan mobil Esemka bersamaan dengan meresmikan fasilitas produksi otomotif karya anak bangsa PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Desa Demangan Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ingin mendukung pengembangan otomotif nasional, sehingga mau meresmikan pabrik Esemka.Sementara itu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan sebagai produsen otomotif, PT Solo Manufaktur Kreasi memiliki Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian untuk enam jenis kendaraan roda empat.Empat di antaranya merupakan kendaraan komersial tipe pick up single cabin yang diberi nama BIMA - ESEMKA, lalu satu tipe penumpang double cabin yang diberi nama DIGDAYA - ESEMKA dan satu tipe lagi kendaraan penumpang minivan dengan nama BORNEO – ESEMKA.Sebagai principalotomotif nasional, saat ini PT SMK telah memiliki fasilitas produksi yang telah siap beroperasi, antara lain lini pengecatan body, lini perakitan mobil type monocoque, type chassis, gasoline engine, diesel engine,transmisi dan axle.Kemudian, ada juga lini penyambungan transmisi motor diesel dan motor bensin, lini pengujian kendaraan statik atau elektronik, lini pengujian jalan, lini perbaikan kendaraan pascauji, area stock yard, show room dan fasilitas pendukung lainnya.Tentunya fasilitas produksi yang telah dimiliki PT SMK sebagai produsen mobil telah membawa pada suatu tahapan yang lebih maju dan layak untuk dapat memproduksi kendaraan roda empat. Ini kabar yang menggembirakan bagi industri otomotif di Tanah Air. Pada tahun pertama PT SMK akan memproduksi sebanyak 3.500 unit pick up BIMA - ESEMKA dengan kapasitas produksi total sebesar 12.000 unit per tahun.

Pewarta: Aji Cakti

Editor: Subagyo

COPYRIGHT © ANTARA 2019


Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Pemasaran mobil Esemka dikhususkan untuk niaga dan menyasar BUMDes.

Bupati Boyolali Seno Samodro mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak PT.Esemka terkait pemasaran dan lain sebagainya.

"Dalam waktu dekat masih gathering dulu dengan Esemka karena baru diresmikan juga banyak yang perlu dibahas," kata Bupati Boyolali Seno ditemui di peresmian PT tersebut, Jumat (6/9/2019).

Seno mengatakan, Gathering yang akan dibuat tersebut dengan desa yang memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Nantinya, dalam gathering itu akan dipaparkan terlebih dahulu spesifikasi produk dari PT. Solo Manufaktur Kreasi (Esemka).

"Nanti akan dibahas dulu kalau rusak bagaimana, pesannya seperti apa," kata Seno Samodro.

• Presiden Jokowi Targetkan 2024 Soal Sertifikat Tanah di Indonesia Selesai, Sukoharjo Tahun Depan

• Jajal Mobil Esemka, Jokowi: Saya Sudah Coba, Kalau Beli Produk Lain Apalagi Impor Kebangetan

• Kerap Disindir Lawan Politik Jokowi, Inilah Foto-foto Pabrik Esemka yang Berdiri Megah di Boyolali

Menurut Seno harga mobil Esemka ini nanti berkisar Rp 103 juga untuk niaga model mobil pick up.

Untuk pembelian di Boyolali akan menggunakan sistem kredit bekerja sama dengan bank Jateng.




TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan Mobil Esemka yang diproduksi oleh PT Solo Manufaktur Kreasi di Boyolali pada Jumat (6/9/2019).

Pelopor mobil Esemka, Sukiat pernah membeberkan mengapa mobil tersebut sempat terlambat dalam proses pengembangannya.

Hal itu disampaikan Sukiat saat menjadi narasumber acara Aiman di   Kompas TV   pada 2017 silam.

Aiman Witjaksono sebagai presenter bertanya apakah Mobil Esemka tak sempat terdengar apa karena gagal diproduksi.

"Pak Kiat juga membuat Mobil Esemka sebelum membuat mobil Mahesa ini, Esemka boleh saya katakan gagal kemudian," tanya Aiman Witjaksono dikutip   TribunWow.com   dari chanel Youtube   Kompas TV   pada Jumat (6/9/2019).

"Tapi enggak bisa dikembangkan sampai sekarang," tanya Aiman lagi.

Sukiat mengakui memproduksi Mobil Esemka bukan perkara mudah.

"Itu karena kalau untuk produksi semuanya itu semudah itu, jadi saingannya," ungkap Sukiat.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply