Contact Form

 

Viola Kurniawati dan Impian Bersama PSS Sleman


TEMPO.CO , Jakarta -  PSS Sleman akan berduel dengan Semen Padang FC di laga pekan kedua Shopee Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu, 25 Mei 2019, mulai pukul 20.30 WIB. Pertandingan kedua tim akan menjadi adu gengsi dua tim yang musim ini berstatus sebagai tim promosi di kasta paling bergengsi di Tanah Air musim ini. Dalam tujuh pertemuan terakhir kedua tim, PSS mendominasi atas sang lawan berjuluk Kabau Sirah. Pertemuan terakhir PSS melawan Semen Padang adalah pada final Liga 2 2018 lalu. Saat itu Super Elang Jawa mampu menaklukkan tim asuhan Syafrianto Rusli dengan skor 2-0. Pada pekan pertama Shopee Liga 1 2019, kedua tim menuai hasil yang berbeda. PSS mampu menorehkan poin penuh dengan mengalahkan Arema FC 3-1. Sementara Semen Padang harus menelan kekalahan 0-1 dari tuan rumah PSM Makassar. “Anak-anak sudah siap tempur. Kepercayaan tinggi pemain terlihat dalam persiapan laga kedua nanti. Namun kita harus tetap jaga untuk tidak berlebih,” kata pelatih PSS, Seto Nurdiantoro, Jumat (24 Mei). Pelatih asli Sleman itu memastikan sudah mengantongi kekuatan Semen Padang usai menyaksikan laga lawan PSM, awal pekan ini.

Menurut Seto, Semen Padang adalah tim yang bagus karena mampu menahan imbang tim mapan PSM di Makassar. Pada pertandingan nanti, PSS akan kembali kehilangan gelandang asal Brasil, Guilherme Batata yang masih dalam kondisi cedera. Sedangkan pelatih Semen Padang , Syafrianto Rusli juga sudah menyiapkan racikan khususnya untuk menghadapi serbuan tuan rumah. “Kita akan maksimalkan celah yang ada dari PSS. Namun ini tidak mudah karena tuan rumah bermain bagus di laga lawan Arema FC lalu," ujar Syafrianto Rusli. Usai laga pekan pertama melawan PSM lalu, dia mengakui ada banyak pelajaran yang didapat. “Terpenting pemain wajib fokus penuh untuk dapat mencuri poin dari Sleman,” tegas Syafrianto, yang berlisensi AFC Pro itu. LIGA INDONESIA




Bagaimana awal cerita bisa terjun di dunia sepak bola?

Awalnya dari kampus, kemudian pertama kali kenal sepak bola Indonesia saat di Persija U-15 yang ikut dalam Liga Soeratin di level Provinsi DKI pada 2008. Makanya sampai sekarang saya concern  terhadap pembinaan pemain-pemain junior.

Background keluarga saya tidak ada yang dari dunia sepak bola. Boleh dibilang saya kecebur saja di olahraga ini.

Kalau di Indonesia, tidak ada pemain yang menjadi favorit saya karena semua pemain adalah teman. Kalau luar negeri, tentu sudah tahu dong kalau saya penggemar berat Liverpool.

Bagaimana cerita awal ingin mengurus PSS Sleman?

Saya hampir merapat ke PSS Sleman pada 2013. Saat itu masih ada almarhum Pak Supardjiono. Suatu saat saya akan membantu PSS dan akhirnya terwujud sekarang. Kemudian ada tawaran dari Pak Soekeno dan saya menerimanya.

Bagaimana melihat potensi yang ada di PSS Sleman?

PSS akan menjadi tim hebat di masa mendatang. Ada teman-teman suporter yang menjadi potensi kami. Seharusnya menjadi role model dengan memaksimalkan peran suporter.

Memang tidak bisa membuat PSS akan seperti Persija atau Persib, karena masing-masing klub punya karakteristik. Kelasnya berbeda-beda. Saya lebih nyaman dengan ibarat kolam kecil tapi ikannya banyak.

Bagaimana pendapatnya tentang peran petinggi di struktur manajemen sebuah tim?

Belum ada model struktur yang ideal untuk klub di Indonesia. Peran manajer dan pelatih tidak sama di luar negeri. Sementara peran CEO tim luar negeri, tidak hanya senior yang diurusi, tapi juga bagaimana bisnisnya, akademinya. Tugas CEO lebih banyak di balik layar. Seperti tim-tim luar negeri, CEO tidak tampak langsung.

Apa perkembangan yang sudah ada sejak menjadi CEO baru PSS?

Kami bekerja sama dengan pemda. Pak Bupati sangat mendukung seperti slogan Visit Sleman. Ada rencana musim ini kami akan punya store , tapi belum bisa memastikan kapan waktunya.

Soal Stadion, jika mengambil jangka panjang hitungannya berbeda. Untuk saat ini biar berjalan seperti sebelumnya, yakni dilakukan setiap pertandingan. Seperti kemarin ada beberapa kerusakan, kami ganti rugi sebagai penyewa. Sejauh ini bench dan gawang yang kami benahi karena paling krusial.

Apa rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk PSS?

Untuk jangka pendeknya, agar PSS bisa bertahan di Liga 1 ya membenahi performa tim. Kemudian akademi PSS berjalan, sebagai role model  yang kami inginkan. Musim ini memang berat, tapi ke depan bakal ada yang didapat secara positif.

Sementara untuk jangka panjangnya, PSS harus punya unit bisnis, bukan sekadar sponsor atau tiket. Tapi, juga bisa dari merchandise dan turunan-turunan bisnis lainnya.




TRIBUNJOGJA.COM - Ulangan partai puncak kompetisi kasta ke dua musim lalu, antara PSS Sleman melawan Semen Padang , bakal terulang kembali di matchday ke dua Liga 1 2019 , di Stadion Maguwoharjo , Sleman, Sabtu (25/5/2019) malam nanti.

Tuan rumah menatap pertandingan ini dengan penuh optimisme, setelah di laga sebelumnya berhasil meraih kemenangan atas Arema FC, dengan skor 3-1.

Pelatih PSS, Seto Nurdiantoro pun mengakui, hasil itu bakal meningkatkan motivasi pemain.

• Jadwal Live Streaming PSS Sleman vs Semen Padang di Liga 1 Malam Ini dan PSIS vs Persija di Indosiar

• Masjid Syuhada, Simbol Perjuangan dan Tempat Ibadah Umat Islam Modern Pertama di Indonesia

"Kemenangan lawan Arema jadi motivasi bagi pemain. Dari sisi mental, ini bagus ya. Tapi, itu bukan gambaran untuk ke depannya, karena kualitas semua klub di Liga 1 rata-rata hampir sama," tambahnya, Jumat (24/5/2019).

Apalagi, mantan juru taktik PSIM Yogyakarta tersebut menganggap calon lawannya memiliki skuat, sekaligus performa yang terbilang mumpuni.

Benar saja, dalam laga sebelumnya, Semen Padang hanya menelan kekalahan tipis 1-0, dari PSM Makasar.

"Dia hanya kalah 1-0 dari PSM, yang notebene runner up musim lalu, di AFC juga mereka lolos kan. Artinya, Semen Padang juga bagus, hampir berimbang lah dengan tim kami," cetusnya.

"Jadi, Semen Padang sekarang bukan yang dulu lagi ya, dari materi tim juga sudah sangat berubah. Karena itu, pertandingan ini tidak bisa disamakan lagi dengan final tahun lalu," tambah Seto.

• Super Elang Jawa Unggul Head to Head atas Semen Padang, Ini Komentar Pelatih PSS Sleman

Sayang, dalam pertandingan krusial ini, Super Elang Jawa terancam tidak bisa menurunkan sejumlah pilar intinya akibat cedera, seperti Asyraq Gufron, Alfonso de la Cruz, Haris Tuharea dan Dave Mustaine.

Tapi, terkait hal tersebut, tim pelatih mengaku masih menunggu perkembangan lebih lanjut.




TEMPO.CO , Jakarta - Kiper PSS Sleman , Ega Rizky, memiliki cerita tersendiri dari laga melawan Arema FC. Pertandingan pembuka Shopee Liga 1 2019 itu juga sekaligus sebagai debutnya di kasta tertinggi Indonesia. Selama ini, nama Ega Rizky memang lebih banyak bergaung di kasta kedua alias Liga 2. Kiper asal Banyumas berusia 26 tahun itu mengaku mendapatkan pelajaran penting di laga lawan Singo Edan lalu. Perbedaan ketatnya persaingan antara Liga 1 dan Liga 2 menjadi salah satu yang didapat mantan kiper PSCS Cilacap itu. “Lawan Arema FC adalah pengalaman pertama saya di Liga 1. Sempat deg-degan. Namun alhamdulillah akhirnya mampu menjalankan tugas dengan baik,” kata Ega Rizky, Rabu, 22 Mei 2019. Dia menyebutkan jika ketatnya atmosfer di Liga 1 membuatnya harus lebih fokus tiap detiknya. Lengah sesaat saja, kata Ega, maka dapat dipastikan bencana bagi tim akan datang. Raihan ilmu ini membuat Ega merasakan adanya kesadaran untuk dapat selalu fokus penuh dalam 2x45 menit alias selama laga berlangsung.

Dan pekan ini, Ega Rizky akan kembali beraksi di pentas Liga 1. Sesuai jadwal, pada pekan kedua, PSS akan kedatangan sang tamu, Semen Padang FC di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu, 25 Mei mendatang. “Semoga saja tren positif kemenangan atas Semen Padang di final Liga 2 2018 lalu dapat kembali terulang,” kata Ega Rizky lagi. Musim 2017, Ega Rizky sempat mengadu nasib mengikuti seleksi kiper di Bali United. Namun kemudian dia harus terlempar dari persaingan dan kembali ke Liga 2. Pada 2016, dia mencatat prestasi tinggi dengan membawa PSCS Cilacap menjadi juara di ISC B. Pada tahun pertamanya bersama PSS Sleman pada 2018, dia juga mampu membawa Super Elang Jawa ini merebut gelar juara Liga 2 sekaligus promosi ke Liga 1 2019. LIGA INDONESIA




TEMPO.CO, Yogyakarta - Komite Disiplin atau Komdis PSSI memutuskan sanksi denda ratusan juta rupiah kepada PSS Sleman dan Arema FC buntut kericuhan suporter dalam laga pembuka Liga 1 2019 lewat hasil rapat Sabtu, 19 Mei 2019. Atas kericuhan laga perdana tersebut, Komdis PSSI memberikan sanksi kepada Panitia Pelaksana (panpel) Pertandingan yang dianggap gagal memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pemain, ofisial, perangkat pertandingan dan penonton.  Untuk Panpel laga itu dihukum Komdis PSSI membayar denda sebesar Rp 50 juta dan harus menutup tribun selatan Stadion Maguwoharjo sebanyak 4 kali dalam laga kandang PSS Sleman. Selain itu, PSS Sleman juga diharuskan bertanggungjawab atas ulah suporternnya yang membakar kembang api, flare, petasan hingga kemudian terjadi kericuhan dengan pendukung Arema FC. Atas pelanggaran itu PSS Sleman dijatuhi sanksi berupa denda uang hingga Rp 150 juta.

Lantas apa tanggapan PSS Sleman atas sanksi dari Komdis PSSI itu? "PSS Sleman akan mempelajari lebih lanjut atas hukuman yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI," ujar Viola Kurniawati, CEO PT Putra Sleman Sembada (PT PSS) selaku perusahaan yang membawahi PSS Sleman Minggu petang 19 Mei 2019. Viola mengatakan hukuman dari Komdis PSSI merupakan pembelajaran bagi PSS Sleman untuk menjadi lebih baik. "Kemenangan yang diraih di awal laga, menjadi partai pembuka Shopee Liga 1 2019, terasa kurang dengan adanya kerusuhan dan insiden yang terjadi," ujarnya. PSS berharap semua pihak hendaknya belajar dari kejadian tersebut. "Tak hanya menjadi kerugian bagi tim tapi juga suporter. Kedewasaan dalam bertindak menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi kita semua," ujarnya. Ia berharap, mudah-mudahan hukuman ini membuat semua pihak menjadi lebih dewasa. Untuk tim tamu Arema FC, Komdis PSSI menjatuhkan hukuman dengan dasar pelanggaran suporter Aremania yang terlibat saling lempar dengan suporter PSS Sleman sehingga mengakibatkan pertandingan terhenti selama 55 menit. Pihak Arema diharuskan membayar denda sebesar Rp75 juta. PRIBADI WICAKSONO




TRIBUNJOGJA.COM - Partai ulangan final Liga 2 2018 bakal tersaji pada pekan kedua Liga 1 2019 kala PSS Sleman menjamu tamunya, Semen Padang , di Stadion Maguwoharjo , Sabtu (25/5/2019).

Namun, menghadapi laga itu skuat PSS dipastikan tak akan bisa mendapatkan dukungan dari Brigata Curva Sud (BCS).

Pasalnya, tribun selatan Stadion Maguwoharjo yang selama ini menjadi tempat bagi BCS harus ditutup selama empat laga ke depan akibat kerusuhan saat PSS menghadapi Arema FC, Rabu (15/5/2019) silam.

• Hari Pertama Puasa, Pasar Ramadhan UGM Mulai Ramai Pengunjung

Selain berkurangnya dukungan dari pendukung setianya, Laskar Sembada juga terancam tampil pincang tanpa beberapa pilarnya karena cedera diantaranya Guileherme Felipe 'Batata' de Castro, Asyraq Gufron, dan Arie Sandi.

Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com , selain tiga pemain tersebut, beberapa pilar lainnya yaitu Alfonso de la Cruz, Dave Mustaine, dan Haris Tuharea juga masih belum dapat dipastikan apakah dapat tampil atau tidak.

"Ada beberapa pemain yang cedera seperti Gufron, Sandi, Alfonso juga mengeluh sakit. Kemarin juga sempat Dave, Haris, kita lihat perkembangannya nanti. Nantinya seperti apa tentunya juga butuh rekomendasi dari dokter, Alfonso sepertinya sedikit meragukan untuk tampil," ungkap Seto Nurdiantoro pada pre match press conference di Stadion Maguwoharjo , Jumat (24/5/2019).

"Bisa jadi ada rotasi, tapi mungkin saja kita turunkan komposisi yang sama seperti laga perdana lawan Arema," imbuhnya.

• Tiga Menu Buka Puasa Populer dan Favorit selama Bulan Ramadhan

Disisi lain, kemenangan di laga perdana lawan Arema FC diakui Seto menjadi modal berharga jelang menghadapi Semen Padang .

Hanya saja, Seto tetap meminta anak asuhnya untuk tak jemawa lantaran menilai semua tim di Liga 1 memiliki potensi yang tak bisa dipandang sebelah mata.

"Kemenangan lawan Arema jadi motivasi bagi pemain, tapi bukan gambaran untuk kedepannya. Dari sisi mental itu bagus, tapi di Liga 1 semua tim sama," ujar Seto.

"Mudah-mudahan anak-anak main lepas, enjoy, mengurangi tekanan yang ada dipikiran mereka dan bisa memenangkan pertandingan," harap Seto. (*)




PADANG, KOMPAS.com - Semen Padang sudah melupakan kekalahan dari PSM Makasar dan fokus menghadapi PSS Sleman pada pekan kedua Liga 1 Indonesia.

Semen Padang akan melawat ke kandang PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo Sleman, pada 25 Mei nanti.

Pelatih Semen Padang Syafrianto Rusli menyatakan bahwa dirinya telah mengevaluasi kekalahan dari PSM di laga sebelumnya.

"Kami sudah melupakan kekalahan dari PSM kemarin. Saatnya kami mengalihkan fokus ke pertandingan selanjutnya menghadapi PSS Sleman," ujar Syafrianto Rusli, Rabu (22/5/2019). Syafrianto mengatakan sudah memperbaiki kelemahan yang terjadi saat melawan PSM.

Baca juga: Syafrianto Rusli Evaluasi Skuad Semen Padang Setelah Dikalahkan PSM

"Saya berharap kesalahan yang terjadi saat lawan PSM lalu tidak terjadi lagi saat melawan PSS nanti. Kami sudah melakukan evaluasi," kata dia.  Laga PSS merupakan pertandingan ulangan final Liga 2 Indonesia musim lalu. Saat itu, Semen Padang kalah dan PSS berhasil meraih juara Liga 2.

Baca juga: Komentar Teja Paku Alam Usai Semen Padang Dikalahkan PSM "Kami berharap bisa meraih hasil yang terbaik pada pertandingan nanti. Tentunya target kami bisa mencuri poin di pertandingan nanti," tutur Syafrianto Rusli.




Anda melihat persaingan di Shopee Liga 1 seperti apa?

Kami tidak ada yang terkenal, juga tidak ada pemain bintang. Sementara hampir semua tim merata. Secara umum hampir sama, yang menjadi kunci adalah mental bertanding. Kualitas pemain tidak selalu menjadi penentu. Tim manapun selama mampu menjaga kolektivitas pasti bisa bersaing. 

Siapa pelatih yang disegani di Shopee Liga 1?

Untuk lokal ada beberapa yang saya segani, kalau pelatih asing tidak begitu kenal dan akrab.

Pertama Rahmad Darmawan. Semua orang tahu kualitasnya setiap menangani tim. Di klub sering juara, pernah melatih Timnas Indonesia, dan klub luar negeri. Kemudian Aji Santoso, saya pernah belajar dari coach Aji dalam mengikuti kursus kepelatihan. Ketiga Djadjang Nurdjaman, beliau membawa banyak klub berprestasi.

Intinya tidak hanya satu dua orang pelatih, tapi mereka mewakili. Pelatih manapun saya tetap respek, saya tidak membanding-bandingkan. 

Dua tim promosi, PSS dan Kalteng Putra mengejutkan pada pekan pertama Shopee Liga 1, bagaimana pendapat Anda?

Memang ada kemauan dan keinginan tim promosi untuk memberikan bukti mereka layak di Liga 1. Ada motivasi tersendiri dan yang penting konsisten sepanjang musim.

Kadang bagus di awal tapi melorot. Saya ibaratkan seperti MotoGP dan F1. Saling menyalip, saling mendahului, dan akhirnya ada yang finis pertama. Artinya, tim yang bisa konsisten sampai akhir musim, itu yang akan eksis.




TRIBUNPALU.COM -   PSS Sleman akhirnya melayangkan banding terkait sanksi yang diberikan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI .

Sebelumnya, PSS Sleman dan Arema FC mendapatkan sanksi dari Komdis PSSI akibat kerusuhan yang terjadi pada pertandingan pembuka Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (24/5/2019).

PSS Sleman mendapatkan hukuman berupa denda sebesar Rp 50 Juta dan penutupan tribun selatan sebanyak empat pertandingan.

Selain itu, Panpel PSS Sleman juga tidak luput dari sanksi denda sebesar Rp 150 Juta.

• Tak Kunjung Dapatkan izin Keramaian, Laga Persija vs Bali United di Bekasi Terancam Ditunda

Panpel PSS Sleman dinilai gagal menyelenggarakan pertandingan dengan baik.

PSS Sleman sempat menerima sanksi yang diberikan oleh Komdis PSSI dan mengaku tidak akan melakukan banding.

Namun dikutip dari   TribunJogja.com   pada Jumat (14/5/2019), PSS Sleman memutuskan untuk mengambil langkah banding dengan tujuan mendapatkan keringanan.

Keputusan tersebut tertuang dalam surat nomor 511/Spm/PSS/V/2019 yang ditujukan kepada Komdis PSSI .

Manajemen PSS Sleman keberatan dengan sanksi yang berupa penutupan tribun selatan selama empat pertandingan.

Manajemen berharap, hukuman tersebut bisa dikurangi menjadi dua pertandingan atau hingga bulan Juni, atau sampai pertandingan menjamu Bhayangkara FC, Jumat (21/6/2019).




INDOSPORT.COM - Jadwal pertandingan antara Persipura Jayapura vs PSS Sleman yang akan dimainkan di Stadion Mandala, Jumat (31/05/19) nanti, telah mengalami perubahan.

Hanya saja, perubahan tersebut hanya terjadi pada waktu bergulirnya kick off dari semula pukul 20.30 WIT menjadi pukul 20.00 WIT atau 18.00 WIB.

"Manajemen Persipura hari ini menerima circular perubahan jadwal pertandingan, namun perubahan tersebut terjadi pada waktu kick off, sementara tanggal pertandingan tidak mengalami perubahan," ujar Media Officer Persipura, Eveerth Joumilena, Jumat (24/05/19).

Jelas Eveerth, perubahan jadwal tersebut terjadi karena adanya permintaan dari Emtek selalu Host Broadcast yang rencananya akan menyiarkan langsung laga tersebut di Stadion Mandala Jayapura.

"Setelah dikonfirmasi ke PT Liga Indonesia Baru yang menyampaikan hal demikian, bahwa perubahan ini adalah permintaan dari Emtek selaku Host broadcast, karena mereka akan siarkan langsung pertandingannya di Indosiar," pungkasnya.

Laga Persipura  Jayapura vs PSS Sleman sendiri akan menjadi laga kandang perdana tim Mutiara Hitam di kompetisi Shopee Liga 1 2019. Laga tersebut juga sekaligus akan menjadi laga penutup sebelum jeda lebaran.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply