Contact Form

 

Dalam 1,25 Menit, Penjualan Alibaba di Singles Day China Rp 21 Triliun


Liputan6.com, Shanghai - Berkunjung ke Kota Shanghai di China tak lengkap rasanya jika tidak menyempatkan waktu mengunjungi Starbucks Reserve Roastery Shanghai. Gerai ini merupakan gerai kopi milik Starbucks yang terbesar di dunia.

Perusahaan kopi asal Seattle, Amerika Serikat ini menyebut gerai tersebut sebagai tempat mencoba pengalaman minum kopi multi sensoris pertama di Asia.

Bekerjasama dengan New Retail milik Alibaba Group, Starbucks memperlihatkan kepada pengunjung sebuah pengalaman digital tersendiri, yakni dengan menyaksikan sistem kerja pembuatan kopi lewat layar sentuh di telepon genggam.

Liputan6.com mendapat kesempatan untuk mencoba pengalaman tersebut. Saat masuk ke Starbucks Reserve Roastery Shanghai, penikmat kopi langsung disambut dengan langit-langit ruangan berbentuk heksagonal buatan tangan. Desain tersebut terinspirasi oleh sistem penguncian espresso shot pada mesin pembuatan espresso.

Beranjak lebih ke dalam, pengunjung akan merasakan konsep roastery yang Starbucks usung di gerai tersebut. Dengan mata telanjang, peminum kopi bisa melihat langsung melihat proses pengolahan biji kopi hingga menjadi sebuah sajian minuman.

Konsep ini sendiri hanya Starbucks tawarkan di tiga kedai milik mereka. Selain di Shanghai, dua lainnya berada di kota asalnya, Seattle, Amerika Serikat dan di Milan, Italia.

Tak hanya itu, pengunjung juga dapat mengaktifkan perangkat mobile untuk coba merasakan pengalaman Augmented Reality (AR). Lewat aplikasi Taobao, pelanggan bisa mendapatkan informasi seputar kopi atau fasilitas roastery di sana lewat sebuah sajian tiga dimensi.




HONG KONG, KOMPAS.com – Pesta belanja online terbesar di dunia Single’s Day atau 11.11 kembali hadir. Hanya dalam waktu 1 menit 25 detik dimulainya Singles Day , penjualan raksasa e-commerce China Alibaba dilaporkan telah menembus 1 miliar dollar AS.

Dikutip dari Bloomberg, Minggu (11/11/2018), penjualan Alibaba mencapai angka 1,44 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 21 triliun.

Sementara itu, CNBC mewartakan, gelaran pesta diskon Singles Day jauh lebih besar dalam hal penjualan ketimbang Black Friday dan Cyber Monday di AS bila digabungkan. Penjualan ini dibukukan di tengah tekanan yang berasal dari perlambatan ekonomi China.

Selain itu, ada pula kondisi munculnya pesaing-pesaing baru di industri e-commerce dan perang dagang dengan AS. Pada bulan ini, Alibaba mengoreksi proyeksi pendapatannya sebesar 6 persen untuk tahun ini.

Baca juga: 4 Gaya Milenial Sambut Festival Belanja Online 11.11

“Kemungkinan akan ada perlambatan pertumbuhan pada penjualan Singles Day, karena mereka telah mengalami pertumbuhan eksponensial sebelumnya. Sejalan dengan festival (belanja) ini semakin terbentuk kuat, kita bisa mengekspektasikan bahwa tingkat pertumbuhannya akan melambat,” sebut Xiaofeng Wang, analis dari biro riset Forrester.

Singles Day adalah hari besar tak resmi di China untuk merayakan mereka yang jomblo alias tak memiliki pasangan. Tanggal 11 bulan 11 dimaksudkan untuk menyimbolkan para jomblo yang sendirian.

Alibaba mulai menawarkan diskon pada Singles Day pada tahun 2009. Sejak saat itu, Singles Day jadi pesta belanja online terbesar di china.

Beberapa platform e-commerce asal China lainnya juga turut serta dalam Singles Day, seperti JD.com. Pesta belanja online tersebut pun mulai merambah ke luar China.

Lini bisnis Alibaba di Asia Tenggara, Lazada, juga menawarkan diskon Singles Day di Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapura, dan Vietnam.




Hongkong, CNBC Indonesia - Raksasa e-commerce China Alibaba memulai hari belanja terbesar di dunia, yaitu Single's Day (Hari Jomblo) dengan fantastis. Perseroan dalam rilisnya, Ahad (11/11/2018), melaporkan penjualan meroket melebihi US$1 miliar (Rp 14,6 triliun) setelah 85 detik. Tahun lalu, gelaran itu juga didominasi perusahaan milik Jack Ma tersebut. Alibaba sukses meraup US$ 25 miliar (Rp 367,176 triliun dengan kurs Rp 14,687.05) dari penjualan barang hanya dalam 24 jam. Hal ini dinilai di luar dugaan mengingat Hari Jomblo tahun ini hadir di tengah perlambatan perekonomian China. Belum lagi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) disertai ketatnya persaingan dalam industri e-commerce. Pada awal bulan ini, Alibaba memangkas proyeksi pendapatan tahunan sebanyak 6%. "Ada kemungkinan bahwa akan ada perlambatan pertumbuhan untuk penjualan Singles Day, mengingat bahwa mereka memiliki pertumbuhan eksponensial di masa lalu," kata Xiaofeng Wang. Wang merupakan analis perusahaan riset Forrester. "Saat festival semakin matang dan menjadi lebih mapan, kita bisa mengharapkan tingkat pertumbuhan melambat," katanya jelang Hari Jomblo dimulai.

Hari Jomblo adalah hari libur informal di China bagi mereka yang tidak memiliki hubungan atau biasa disebut jomblo. Hari jomblo selalu diadakan pada 11 November atau 11/11 yang dimaksudkan untuk melambangkan status lajang. Alibaba mulai menawarkan diskon Hari Jomblo pada 2009. Sejak itu, Hari Jomblo jadi barometer perdagangan daring di Negeri Tirai Bambu. Platform e-commerce China lainnya seperti JD.com dan toko-toko biasa, juga ambil bagian. Acara ini mulai memperoleh daya tarik di luar China. Anak perusahaan Alibaba, Asia Tenggara, Lazada akan menawarkan diskon Hari Jomblo di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Tapi pencapaian Alibaba di China sejauh ini adalah yang paling menarik dari Hari Jomblo 2018.

Foto: Infografis/Rahasia Menjadi Pengusaha sukses dari pendiri ALibaba/Aristya Rahadian Krisabella




Festival 11.11, Alibaba Cetak US$1 Miliar Dalam 1 Menit

Jakarta, CNN Indonesia -- Situs penjualan daring (e-commerce) terbesar di China,  Alibaba membukukan nilai transaksi sebesar US$1 miliar (sekitar Rp 14,6 triliun), hanya dalam waktu satu menit 25 detik melalui transaksi Alipay. Rekor itu tercatat saat pelaksanaan  11.11 Global Shopping Festival 2018 sejak Minggu (11/11) dini hari. Melalui keterangan resmi diterima CNNIndonesia.com , Alibaba menyatakan mereka membukukan nilai transaksi Gross Merchandise Volume (GMV) sebesar US$ 10 miliar dalam waktu satu jam 48 detik. Dalam ajang kali ini ada lebih dari 180 ribu merek dagang yang berpartisipasi.

Dilansir CNN, prestasi Alibaba dalam ajang belanja daring 11.11 memperlihatkan mereka bisa bertahan di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi China yang melambat, persaingan yang jual beli daring yang semakin ketat, dan perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Sebagian masyarakat China menganggap 11 November sebagai hari libur informal. Alibaba lantas mulai menggelar kegiatan khusus belanja daring dengan rabat pada hari itu sejak 2009 silam.

Meski demikian, Alibaba kini tidak sendiri. Pesaing mereka, JD.com juga menggelar hal serupa di luar China. Perpanjangan tangan Alibaba, yakni Lazada juga akan menggelar kegiatan yang sama di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Namun, ajang yang digelar Alibaba tetap yang paling menarik banyak perhatian. (tim/ayp)



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply