Contact Form

 

5 Fakta Tewasnya Razan Najjar, Perawat Cantik asal Palestina yang Ditembak Tentara Israel di Gaza


SERAMBINEWS.COM - Tewasnya paramedis relawan Palestina, Razan al-Najjar, menjadi perbincangan dunia.

Najjar mengalami kejadian nahas saat sedang memberikan pertolongan kepada demonstran yang terluka di perbatasan Gaza, Palestina, Jumat (1/5/2018).

Razan Najjar menghembuskan napas terakhir tidak lama setelah peluru dari tentara Israel bersarang di dadanya.

Menurut Juru Bicara Kementerian Ashraf Al-Qudra, Najjar mengenakan jas putih khas petugas medis ketika ia ditembak.

Berdasarkan laporan New York Times, saat itu tentara Israel menembakkan dua atau tiga peluru dari seberang pagar dan mengenai bagian tubuh Najjar.

Baca: Razan Al Najjar Tetap Rawat Warga Palestina Meski Dihujani Tembakan Israel, Ini Foto-fotonya

Pejabat kesehatan Gaza menyebut, Razan Najjar adalah orang Palestina ke-119 yang tewas sejak dimulainya aksi protes pada Maret Lalu.

Teman-teman dan rekannya menangis meratapi kepergiannya.




TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita Palestina, Razan al-Najjar ditembak hingga tewas oleh tentara Israel, IDF.

Wanita berusia 21 tahun tersebut menjadi sukarelawan sebagai tenaga medis bersama Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.

Ia berasal dari Palestina dan memilih untuk ikut berjuang di negaranya.

Potret Razan Al Najjar, Perawat yang Tewas Ditembak Israel, Tak Takut Bertugas di Bawah Hujan Peluru

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta terkait kejadian tersebut :

Dilansir dari Grid.ID, Razan Najjar tewas terbunuh saat sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza.

Wanita muda berparas cantik tersebut segera bergegas ke area berbahaya untuk menolong korban terluka.




SERAMBINEWS.COM - Seorang perawat Palestina dilaporkan tewas terbunuh pasukan Israel.

Saat itu perawat berusia 21 tahun tersebut sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza.

Wanita muda berparas cantik tersebut segera bergegas ke area berbahaya untuk menolong korban terluka.

Sebagai pertugas media darurat sukarela, ia mengatakan bahwa dirinya ingin membuktikan bahwa perempuan memiliki peran dalam masyarakat konservatif Gaza.

Baca: Gadis Cantik Paramedis Palestina Tewas Ditembak Pasukan Israel

Baca: Sedang Tangani Pasien Luka di Jalur Gaza, Perawat Palestina Meninggal Dunia Ditembak Tentara Israel

"Menjadi tenaga medis bukan hanya pekerjaan untuk seorang pria, tetapi untuk wanita juga," ungkap Razan al-Najjar seperti yang dikutip Grid.ID dari New York Times.

Pada hari Jumat tersebut, merupakan terakhir kalinya dia bisa membantu seorang demonstran untuk terluka.

Niat baiknya tersebut rupanya mengantarkan Najjar pada maut.

Dari seberang pagar, dua atau tiga peluru meluncur dan tepat mengenai bagian dada Najjar.

Tak lama setelah kejadian ini, ia dinyatakan meninggal dunia.

Najjar merupakan orang Palestina ke-119 yang tewas sejak protes Great Return March yang dimulai bulan Maret.

Baca: Tersangka Pembacok Didampingi Juru Bahasa Isyarat




Liputan6.com, Jakarta - Razan Ashraf Najjar gugur dalam tugas. Peluru tajam yang ditembakkan tentara Israel menembus punggung gadis 21 tahun itu, merangsek ke jantungnya, saat ia sedang memberikan pertolongan pertama pada korban luka di tengah demonstrasi berdarah di perbatasan Gaza, Palestina.

Hingga akhir hidupnya, Jumat 1 Juni 2018, Razan telah membuktikan bahwa ia adalah perawat yang tangguh. Perempuan itu tak gentar bertugas di garis depan. Wajahnya yang cantik dan kinerjanya yang cekatan membuatnya bak 'malaikat' di tengah situasi penuh gejolak di perbatasan Gaza dan Israel.

#BREAKING : Gazan media report 21 yr old #Palestinian nurse Razan Ashraf al-Najjar was killed by #IDF fire today close to the #Gaza fence near Khan Younis. Gaza Health Ministry report another 40 others by IDF snipers during protests today pic.twitter.com/CyDqQRwFba

"Razan Ashraf Najjar, seorang relawan paramedis, tewas ditembak di dadanya dan tewas di tangan sniper Israel saat memberikan pertolongan pertama pada korban luka di pagar perbatasan Khan Younes, di selatan Jalur Gaza," demikian dikabarkan kantor berita Palestina, WAFA, seperti dikutip dari dikutip dari CNN, Sabtu (2/6/2018).

Rqazan menjadi sasaran tembak para penembak jitu Israel, meski ia jelas-jelas mengenakan jas putih, yang menandakan profesinya sebagai paramedis. Peluru tajam sniper Israel menembus punggung hingga ke jantung. Ia kemudian meninggal dunia dalam hitungan menit.

Rasha Abdul-Rahman Qdeih, sesama paramedis, mengatakan, sebelum kejadian tersebut ia melihat lima kendaraan militer Israel muncul di perbatasan, di sisi negeri zionis. Kemudian, dua tentara mengarahkan senapannya ke arah mereka.

"Saya berteriak pada teman-teman, untuk waspada di tengah serangan tentara Israel. Kami berhasil selamat dan mengevakuasi para korban luka," kata dia seperti dikutip dari WAFA.

Qdeih menambahkan, setelah melaksanakan misi mengevakuasi korban luka, paramedis kemudian kembali maju. Saat berada 20 meter dekat pagar perbatasan, mereka kembali diserang.

Akibatnya, Razan terluka parah di bagian dada. Paramedis lain, Rami Abu Jazar terkena pecahan peluru di tulang paha dan tangan kirinya.

Saksi lain, Ibrahim Najjar mengatakan, saat kejadian, Razan berniat memberikan pertolongan pertama kepada seorang lansia yang berada di antara para demonstran yang terluka di dekat perbatasan. Perempuan tangguh itu tetap berupaya keras, meski matanya sakit bukan kepalang gara-gara semburan gas air mata Israel.

The martyr of the humanitarian work Razan Ashraf al-Najjar, 21 years old, who did not leave her field of work during the great march of return until she presented herself today, east of Khan Younis pic.twitter.com/OiXKlhgrAL

Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply