Contact Form

 

Begini Kondisi Ahok Usai Keributan di Rutan Mako Brimob


Upaya ini di tengah tengah situasi yang sudah kondusif yang dapat kita kendalikan karena strategi pengamanan kami sudah melakukan strategi pengamanan dari semua penjuru, semua kami yakinkan blok tahanan tersebut sudah kami amankan. Kami sampaikan bahwa insiden ini memakan korban jiwa. Dalam peristiwa ini ada 6 yang meninggal, rekan kami 5 gugur saat ini sudah di RS Kramatjati dan 1 dari mereka terpaksa kami lakukan upaya kepolisian karena melawan petugas dan mengambil senjata petugas juga tewas. Dan satu rekan kami masih di dalam sedang disandera. Saat ini di tengah situasi terkendali karena kami dapat amankan, memblokir tahanan tersebut, sehingga tidak melebar keluar. Kami terus melakukan negosiasi agar jangan ada the last resort dalam arti kata upaya kepolisian ada tahapan. Mohon doa bahwa insinden ini dapat kami tanggulangi dengan baik dan juga rekan kami yang gugur diterima disisi Allah dan yang di dalam juga selamat. Kami imbau bahwa semua rekan juga harus bekerja sama dengan polisi, negara, agar insiden ini jangan terlalu disebarluaskan. Ini tujuan dari teroris menyebar ketakutan, mari kita bersama memerangi aksi teror ini.




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerusuhan terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5/2018) malam hingga Rabu (9/5/2018) dini hari.

Peristiwa yang bermula dari cekcok antara tahanan dengan petugas dari personel Brimob Polri itu mengharuskan polisi mensterilkan lingkungan di sekitar Mako Brimob.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat ini sedang menjalani hukumannya di Mako Brimob terkait vonis kasus penondaan agama.

Adik Ahok, Fifi Lety Indra mengatakan, Ahok dalam kondisi aman.

"Banyak telepon dan WA dari wartawan maupun kenalan tanya kondisi Bapak (Ahok), saya jawab sudah percaya, aman," ujar Fifi yang dikutip dari akun Instagram-nya @fifiletytjahajapurnama.

Baca: Napi Teroris Rutan Mako Brimob Sandera 1 Densus, Negosiasi Berjalan Alot

Banyak informasi beredar di media sosial terkait situasi terakhir di markas korps Brimob itu.

Video dan foto pun beredar di jagat dunia maya. Polri meminta masyarakat tak langsung percaya informasi-informasi tersebut.

Baca: Misteri Senjata Rampasan Napi Teroris, Diduga Milik 5 Densus Tewas

Berikut informasi yang Kompas.com ketahui hingga kini tentang kondisi di Mako Brimob Kelapa Dua.

1. Selasa, Pukul 21.30: Wartawan mendapatkan informasi tentang jebolnya tahanan napi kasus terorisme di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Namun, upaya konfirmasi yang dilakukan ke aparat kepolisian tak mendapat jawaban.

2. Selasa, Pukul 23.20: Konfirmasi baru didapat dari Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol M Iqbal. Iqbal membenarkan terjadinya kerusuhan di dalam Mako Brimob yang melibatkan tahanan dan petugas. Saat itu, polisi masih berusaha menangani kekacauan di dalam Mako itu.

3. Rabu, Pukul 00.05: Aparat kepolisian mulai melakukan pengamanan ketat di sekitar Mako. Wartawan diminta menjauhi gerbang Mako hingga 200 meter. Di media sosial, mulai bertebar gambar dan foto yang menyebutkan kondisi terkini di Mako Brimob. Bahkan, ada salah satu akun Instagram yang klaim melakukan siaran langsung dari dalam rutan Mako Brimob yang berhasil dikuasai para napi kasus teroris.




DEPOK, KOMPAS.com - Sebanyak lima orang anggota Densus 88 Antiteror mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Kelima anggota itu adalah korban gugur dalam kasus kericuhan yang ada di dalam rutan Mako Brimob , Kelapa Dua .

Pemberian kenaikan pangkat itu diputuskan Kapolri Jenderal Tito Karnavian melalui Surat Telegram tanggal 9 Mei 2018.

Kelima anggota Polri yang mendapat penghargaan yakni: 1. Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto 2. Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi 3. Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho 4. Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli 5. Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.

Baca juga : 5 Polisi dan 1 Narapidana Terorisme Tewas dalam Kerusuhan di Mako Brimob

"Empat dari satuan khusus Densus 88 Anti-teror dan satu yakni Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiaji dari Polda Metro Jaya yang juga tergabung dalam Densus 88," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Kabaharkam Polri, Depok, Rabu (9/5/2018). Kelima anggota Densus 88 itu sebelumnya sempat disandera oleh para napi terorisme di Mako Brimob Kelapa Dua. Namun, kelimanya akhirnya gugur di tangan para napi.

Sementara itu, masih ada satu orang lagi yang masih disandera. Hingga kini, upaya negosiasi antara pihak kepolisian dengan para napi teroris masih dilakukan.

Kompas TV Enam jenazah dibawa dengan menggunakan mobil ambulans.




JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal mengungkapkan bahwa terdapat korban jiwa dalam insiden keributan antara narapidana terorisme dan beberapa polisi di Markas Korps Brimob Kelapa Dua , Depok, pada Selasa (8/5/2018) malam. Menurut Iqbal, lima polisi gugur dan satu narapidana kasus terorisme tewas dalam insiden tersebut. Satu narapidana terorisme itu ditembak karena melawan dan merebut senjata petugas. "Kami sampaikan bahwa kejadian insiden ini memakan korban jiwa. Ada lima rekan kami dan satu dari mereka (narapidana terorisme) terpaksa kami lakukan upaya kepolisian karena melawan dan mengambil senjata petugas," ujar Iqbal saat memberikan keterangan pada awal media yang meliput tak jauh dari gerbang Mako Brimob , Rabu (9/5/2018).

Baca juga : Wiranto Anggap Masalah di Mako Brimob Menyangkut Keamanan Nasional Saat ini, kata Iqbal, enam jenazah sudah di bawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. "Rekan kami yang gugur saat ini sudah di RS Polri Kramat Jati," kata Iqbal. Sementara itu, hingga pukul 15.45 WIB masih ada satu anggota polisi yang disandera oleh narapidana terorisme di dalam rutan Mako Brimob. Namun, ia memastikan pihak kepolisian telah mengamankan situasi sehingga tidak akan melebar ke luar area Mako Brimob. Selain itu, proses negosiasi pun masih terus dilakukan. "Satu rekan kami masih di dalam sedang disandera saat ini di tengah situasi kondusif kami dapat mengamankan situasi dan memblokir tahanan tersebut sehingga tidak melebar keluar. kami terus melakukan negosiasi," ucapnya.

Baca juga : Aman Abdurrahman Beda Sel dengan Tahanan Teroris yang Ricuh di Mako Brimob Iqbal menuturkan insiden antara narapidana terorisme dan beberapa polisi berawal dari keributan antara tahanan dan petugas kepolisian. Keributan tersebut bermula dari penolakan pihak keluarga narapidana terorisme saat polisi hendak memeriksa makanan yang dibawa. Ketika itu pihak keluarga bermaksud menjenguk salah satu narapidana terorisme. "Bahwa pemicunya adalah hal yang sepele, pemicunya adalah masalah makanan," ujar Iqbal. Iqbal menegaskan, sesuai standar prosedur operasional, seluruh makanan yang berasal dari luar dan diberikan kepada tahanan harus melalui pemeriksaan.

Baca juga : Pasca-Rusuh Mako Brimob, Panglima TNI hingga Dirjen Lapas Datangi Wiranto "Sesuai SOP memang makanan diverifikasi oleh kami apakah ada barang-barang lain, itu terjadi keributan, cekcok," kata Iqbal. Saat terjadi keributan beberapa petugas polisi disandera. Ada enam polisi yang disandera sejak kemarin dan senjata diduga direbut oleh para tahanan narapidana teroris. "Sehingga langkah-langkah yang kami ambil pertama melakukan upaya kepolisian untuk mengendalikan situasi. Alhamdulillah situasi sejak kemarin hingga hari ini sangat terkendali karena kami mengutamakan upaya persuasif yaitu negosiasi kepada beberapa tahanan yang ingin dan mau diajak untuk komunikasi," tuturnya.

Kompas TV Enam jenazah dibawa dengan menggunakan mobil ambulans.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply