Contact Form

 

Update Virus Corona di ASEAN: Singapura dan Indonesia Catatkan Kasus Tertinggi Halaman all


KOMPAS.com - Angka kasus infeksi virus corona di dunia masih terus bertambah.

Perkembangan kasus baru, angka pasien sembuh, dan angka kematian masih terus mengalami perubahan.

Secara umum, sebagian besar negara di dunia telah melaporkan adanya kasus virus corona di wilayahnya.

Berdasarkan data hingga Senin (20/04/2020) pagi, jumlah kasus Covid-19 di dunia adalah sebanyak 2.394.291 orang terinfeksi (2,39 juta).

Dari jumlah tersebut, 164.938 orang dilaporkan meninggal dunia, dan 611.880 pasien telah dinyatakan sembuh.

Adapun kasus terbanyak masih dicatatkan oleh Amerika Serikat dengan jumlah kasus lebih dari 700.000, disusul Spanyol, Italia, dan Perancis yang mengalami penurunan jumlah kasus baru dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Update Virus Corona di ASEAN: Singapura dan Indonesia Catatkan Kasus Tertinggi

Berikut adalah perkembangan terbaru dari kasus-kasus virus corona di beberapa negara di dunia:

ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Seorang petugas Pos Pemantauan virus Covid-19 memeriksa suhu seorang jurnalis di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Rabu (4/3/2020). Pos pemantauan tersebut dibuka untuk masyarakat yang ingin berkonsultasi apabila mengalami gejala terjangkit virus Covid-19. Pada Minggu (19/4/2020), Pemerintah Indonesia mengumumkan tambahan 327 kasus baru dan 47 kasus kematian di Indonesia.

Jadi, total kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi di Indonesia menjadi sebanyak 6.575 kasus. Sementara, angka kematian yang terjadi adalah sebanyak 582 kasus.

Jumlah pasien sembuh juga mengalami penambahan sebanyak 55 kasus baru pada Minggu (19/4/2020) sehingga angka total pasien sembuh menjadi 686 orang.




KOMPAS.com -  Perkembangan kondisi terkait pandemi virus corona masih terjadi. Dinamika penambahan jumlah kasus, kematian, maupun jumlah pasien sembuh terus berubah.

Hingga Minggu (19/4/2020) sore, jumlah kasus infeksi Covid-19 di dunia telah mencapai 2.341.066 (2,3 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 161.000 pasien meninggal dunia. Sementara itu, 599.979 pasien telah dinyatakan sembuh.

Virus ini hampir menjangkit seluruh negara di dunia, termasuk negara-negara anggota ASEAN.

Melansir  ASEAN Briefing,  Minggu (19/4/2020), berikut adalah perkembangan terbaru soal kondisi wabah virus corona di negara-negara ASEAN:

Baca juga: Pemerintah Tambah Reagen untuk Optimalkan Pemeriksaan Spesimen Covid-19

Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah kasus infeksi Covid-19 di Brunei Darussalam adalah 137 kasus.

Hingga kini, kasus kematian yang dicatatkan adalah satu kasus.

Sementara, jumlah pasien sembuh sebanyak 113 orang.

Kamboja telah melaporkan 122 kasus infeksi Covid-19 yang terjadi di wilayahnya.

Dari jumlah tersebut, 105 pasien telah dinyatakan sembuh. Kamboja belum mencatatkan adanya kasus kematian yang terjadi akibat virus corona di negaranya.

Baca juga: Dampak Pandemi Corona, Harga Pasar Mbappe Merosot Rp 671 Miliar

Hingga Minggu (19/4/2020), ada 327 kasus baru Covid-19 yang diumumkan pemerintah Indonesia. Dengan adanya kasus baru ini, jumlah total infeksi Covid-19 di negara ini telah mencapai 6.575 kasus.

Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara kedua di ASEAN yang memiliki kasus terbanyak virus corona setelah Singapura .

Hingga kini, ada 582 pasien yang telah meninggal. Sedangkan jumlah pasien sembuh adalah sebanyak 686.

Sejauh ini, Laos baru melaporkan 19 kasus virus corona yang terjadi di negaranya.

Dari kasus-kasus yang dilaporkan, 2 pasien telah dinyatakan sembuh. Sementara, Laos belum mengumumkan adanya pasien yang meninggal akibat infeksi Covid-19 ini.

Baca juga: 839 PNS Terdeteksi Covid-19, Ini Imbauan BKN

Malaysia melaporkan 5.389 kasus infeksi Covid-19 yang telah terjadi di negaranya. Angka tersebut merupakan akumulasi dari kasus yang telah dilaporkan sebelumnya dan 84 kasus baru yang diumumkan pada hari ini (19/4/2020).

Selain itu, ada satu kematian baru yang dilaporkan terjadi. Oleh karena itu, jumlah total pasien meninggal dunia adalah 89 orang.

Sedangkan jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh adalah sebanyak 3.197 orang.

Myanmar telah mencatatkan 107 kasus virus corona yang terjadi di wilayahnya.

Jumlah tersebut diperoleh setelah ada 9 kasus baru yang dikonfirmasi pada hari ini, Minggu (19/4/2020).

Sebanyak 5 orang telah dilaporkan meninggal dunia akibat infeksi Covid-19 ini. Sementara itu, jumlah pasien sembuh berjumlah 5 orang.

Baca juga: Ini Imbauan PBNU soal Ibadah Ramadhan di Tengah Pandemi Corona

Filipina menjadi salah satu negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di antara negara-negara ASEAN lain setelah Singapura dan Indonesia.

Hari ini (19/4/2020), Filipina melaporkan adanya 172 kasus infeksi baru dan 12 kasus kematian baru yang terjadi di wilayahnya.

Jumlah total kasus virus corona di negara ini pun menjadi 6.259 kasus. Sedangkan jumlah kematian yang telah terjadi adalah 409 kasus.

Sementara itu, jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh adalah sebanyak 572 orang.

Hari ini, terdapat 596 kasus infeksi Covid-19 baru yang dilaporkan di Singapura. Di hari sebelumnya, Sabtu (18/4/2020), 942 kasus baru juga telah dilaporkan.

Jumlah kasus baru yang menunjukkan peningkatan tajam membuat Singapura menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak di antara negara-negara ASEAN lain.

Hingga Minggu (19/4/2020), jumlah total kasus virus corona di Singapura mencapai 6.588 kasus.

Dari jumlah tersebut, 11 orang meninggal dunia dan 740 pasien telah dinyatakan sembuh.

Baca juga: Mendadak Populer Disebut Sebagai Obat Corona, Apa Itu Daun Laban?

Thailand mencatatkan 32 kasus baru Covid-19 pada Minggu (19/4/2020). Oleh karena itu, jumlah total kasus virus corona di negara ini menjadi 2.765 kasus.

Sementara itu, terdapat  47 kasus kematian yang terjadi. Sedangkan 1.928 pasien telah dinyatakan sembuh.

Hingga kini, jumlah kasus virus corona yang telah dikonfirmasi di Thailand sebanyak 268 kasus.

Dari jumlah tersebut, 203 pasien telah dinyatakan sembuh. Hingga kini Vietnam belum melaporkan adanya pasien yang meninggal akibat Covid-19 ini.

Baca juga: Per 19 April, Jumlah PDP Covid-19 di Indonesia Capai 15.646 Orang




Jakarta - Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia hingga hari ini mencapai 6.760, yang tersebar di 34 provinsi. Kasus positif virus Corona terbanyak berada di DKI Jakarta dengan 3.097 kasus positif virus Corona "Secara detail kami tambahkan bahwa kasus positif yang kami dapatkan hari ini sebanyak 185 orang, sehingga total menjadi 6.760 orang," kata juru bicara pemerintah terkait penanganan wabah virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube BNPB, Senin (20/4/2020). Jumlah pasien yang sembuh dari Corona turut bertambah menjadi 747 orang. Sementara itu, jumlah pasien yang meninggal mencapai angka 590 orang.

"Pasien yang sudah sembuh bertambah 61 orang, sehingga jumlahnya menjadi 747 orang. Pasien yang meninggal sebanyak 8 orang, sehingga jumlahnya menjadi 590 orang," tutur Yurianto. Berikut rincian kasus positif yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia: 1. Aceh: 7 kasus positif 2. Bali: 140 kasus positif 3. Banten: 341 kasus positif 4. Bangka Belitung: 7 kasus positif 5. Bengkulu: 4 kasus positif 6. DI Yogyakarta: 69 kasus positif 7. DKI Jakarta: 3.097 kasus positif 8. Jambi: 8 kasus positif 9. Jawa Barat: 747 kasus positif 10. Jawa Tengah: 351 kasus positif 11. Jawa Timur: 590 kasus positif 12. Kalimantan Barat: 21 Kasus positif 13. Kalimantan Timur: 63 Kasus positif 14. Kalimantan Tengah: 60 Kasus positif 15. Kalimantan Selatan: 96 Kasus positif 16. Kalimantan Utara: 74 Kasus positif 17. Kepulauan Riau: 79 Kasus positif 18. Nusa Tenggara Barat: 72 kasus positif 19. Sumatera Selatan: 89 kasus positif 20. Sumatera Barat: 74 kasus positif 21. Sulawesi Utara: 20 kasus positif 22. Sumatera Utara: 84 kasus positif 23. Sulawesi Tenggara: 37 kasus positif 24. Sulawesi Selatan: 370 kasus positif 25. Sulawesi Tengah: 27 kasus positif 26. Lampung: 26 kasus positif 27. Riau: 34 kasus positif 28. Maluku Utara: 4 kasus positif 29. Maluku: 17 kasus positif 30. Papua Barat: 7 kasus positif 31. Papua: 107 kasus positif 32. Sulawesi Barat: 7 kasus positif 33. Nusa Tenggara Timur: 1 kasus positif 34. Gorontalo: 4 kasus positif Dalam Proses Verifikasi di Lapangan: 27 kasus Total: 6.760 kasus positif




JAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Virus corona penyebab Covid-19 yang bisa bertahan hidup di permukaan benda bisa membuat orang ketakutan, terutama ketika berpergian ke supermarket untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Banyak orang memilih menggunakan sarung tangan, mencuci tangan sebelum dan setelah masuk supermarket, hingga mencuci semua barang belanjaan sebelum menyimpannya. AYO BACA:   Apa yang Harus Disiapkan di Rumah Kalau Lockdown? AYO BACA:   Virus Corona Covid-19 Menyebar Lewat Makanan Kemasan, Benarkah? AYO BACA:   Jangan Taruh Makanan dan Ponsel di Bagasi Motor! Tak sedikit orang khawatir virus corona bisa bertahan hidup di kemasan makanan, termasuk buah, sayuran, dan produk siap saji.

Sejauh ini, belum ada penelitian yang membuktikan virus corona jenis baru ini bisa bertahan hidup di makanan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyarankan semua orang untuk cuci tangan pakai air dan sabun selama 20 detik sebelum makan. Namun, secara umum, SARS-CoV-2 tidak dianggap bisa bertahan hidup di makanan. "Secara umum, virus corona Covid-19 ini bisa bertahan hidup di permukaan. Tapi, kecil risikonya virus ini menular melalui produk makanan atau kemasan makanan," kata CDC dikutip dari Health. AYO BACA:   Cara Buat Masker Anticorona Murah dan Ramah Lingkungan ala Dokter Taiwan AYO BACA:  Cara Membuat Hand Sanitizer Sesuai Standar WHO untuk Cegah Corona AYO BACA:  Waspadai, Ini 5 Gejala Positif Corona Covid-19 yang Tidak Umum Meski begitu, WHO menyarankan untuk memisahkan produk makanan sesuai jenisnya, seperti memisahkan produk daging mentah dengan makanan lain yang mudah rusak dan mencegah bakteri daging menular ke makanan lainnya. Lalu, apakah mengolah atau memasak makanan bisa membunuh virus corona Covid-19? Para ahli berpendapat bahwa virus corona jenis baru bukanlah patogen bawaan makanan. Namun, ide yang baik bila Anda ingin memasak makanan dalam suhu yang tepat. Sheldon Campbell, ahli patologi Yale Medicine mengatakan, suhu dalam batas tertentu ketika mengolah makanan mungkin bisa mengurangi jumlah virus apapun yang menempel. AYO BACA:  LIPI Rilis Daftar Produk Rumah Tangga yang Bisa Dijadikan Disinfektan AYO BACA:  8 Cara Mencegah Virus Corona Covid-19 Saat Keluar Rumah AYO BACA:  Corona Masuk ke Indonesia, Ini Doa Agar Terhindar dari Penyakit Berbahaya Urvish Patel, penasihat medis untuk eMediHealth menjelaskan, umumnya banyak virus peka terhadap panas dan virus corona jenis baru ini bisa bertahan dalam periode yang singkat pada suhu dan tingkat kelembaban yang lebih tinggi. Akan tetapi, virus corona Covid-19 adalah jenis baru sehingga belum diketahui tingkat daya tahan hidupnya di lingkungan panas dan dingin. Menurut CDC, tingkat suhu yang tepat untuk memasak bisa mencegah pertumbuhan virus dan bakteri di makanan.

Berita ini merupakan hasil kerja sama antara Ayo Media Network dan    Suara.com .

Isi tulisan di luar tanggung jawab Ayo Media Network.




Poster kardus Presiden AS Donald Trump mengenakan masker tampak dalam unjuk rasa menentang perintah diam di rumah yang meliputi penutupan jalan dan pantai saat pandemi Covid-19 di Encinitas, California.

Masyarakat di sejumlah negara bagian Amerika Serikat turun ke jalan untuk menuntut para gubernur membuka kembali ekonomi yang terhenti karena pandemi virus corona. Unjuk rasa di negara bagian Arizona, Colorado, Montana, dan Washington diperkirakan bakal berlangsung pada hari Minggu (19/04) waktu setempat, menyusul aksi protes di enam negara bagian lain. Desakan untuk melonggarkan pembatasan kian nyaring, meskipun ada risiko kasus Covid-19 melonjak kembali karena pembukaan ekonomi yang terlalu awal. Presiden AS Donald Trump memberikan sinyal dukungan bagi para pengunjuk rasa. AS telah menjadi episenter krisis Covid-19, dengan lebih dari 735.000 kasus dan sekitar 40.000 kematian - namun telah muncul tanda-tanda bahwa negara tersebut sedang mencapai puncak wabah dan laju infeksi melambat di beberapa negara bagian. Para gubernur di sejumlah negara bagian mulai mendiskusikan rencana membuka kembali ekonomi di tengah tanda-tanda perlambatan, namun wilayah lain tetap dalam karantina ketat. Gubernur California Gavin Newsom menjadi gubernur pertama di AS yang mengeluarkan perintah diam di rumah untuk seluruh negara bagian, menutup wilayah terpadat di negara itu sejak 19 Maret. Negara-negara bagian tetangganya di pesisir barat, Washington dan Oregon, menyusul beberapa hari kemudian, mewajibkan total 11,5 juta warga untuk tetap di rumah sejak 23 Maret. Gubernur New York Andrew Cuomo pekan ini mengumumkan bahwa negara bagian itu akan memperpanjang kebijakan diam di rumah hingga 15 Mei. Berbicara dalam jumpa pers harian tentang virus corona pada hari Minggu, Cuomo mewanti-wanti warga - yang dilanda "demam kabin" dan berharap wilayah mereka segera dibuka kembali - agar berhati-hati. "Kami masih harus memastikan wabah ini tetap terkendali," kata Cuomo. "Meskipun kita semua sangat ingin melanjutkan hidup dan melangkah ke depan." "Ini baru pertengahan dari keseluruhan situasi." Presiden Trump, dari partai Republik, tampak mendukung aksi protes menentang kebijakan lockdown yang ketat, mengatakan pada hari Jumat bahwa aturan pembatasan di Minnesota, Michigan, dan Virginia "terlalu keras". Langkah-langkah ini dibutuhkan untuk menghentikan penyebaran virus.

Unjuk rasa menentang perintah tetap di rumah pecah pekan ini di Michigan.

Gubernur Washington Jay Inslee menyebut dukungan presiden terhadap para pengunjuk rasa "berbahaya", sama saja dengan mendorong "pembangkangan" pada undang-undang negara bagian. "Presiden Amerika sampai mendorong orang-orang untuk melanggar hukum, saya tidak ingat kita pernah melihat hal seperti itu selama saya di Amerika," ujarnya di ABC News pada Minggu (19/04). Nancy Pelosi, Ketua DPR dari partai Demokrat, menuding dukungan Trump terhadap para pengunjuk rasa sebagai "pengalihan perhatian". "Penerimaan presiden [atas protes] adalah pengalihan perhatian dari fakta ia belum cukup melakukan tes, perawatan, penelusuran kontak, dan karantina," katanya kepada ABC. Aksi protes yang disebut "Operation Gridlock", didukung oleh kelompok-kelompok berhaluan libertarian, diperkirakan menarik ratusan orang ke ibu kota negara bagian di di Denver, Colorado dan Phoenix, Arizona pada hari Minggu (20/04). Di Denver, para pengunjuk rasa turun ke jalan di ibu kota negara bagian untuk memprotes perintah penjarakan sosial dari otoritas setempat. Lusinan mobil mengitari ibu kota, lansir media lokal; sementara kira-kira 200 orang berkumpul di halaman rumah, mengacungkan papan dan bendera tanda protes. Pada hari Sabtu, para pengunjuk rasa sengaja membuat macet jalanan kota Annapolis, Maryland, membunyikan klakson mobil sebagai bentuk protes terhadap karantina. Lebih dari 200 orang berkumpul di luar kediaman gubernur Indiana, sedangkan sekitar 200 orang berkumpul di Austin, Texas.

Seorang pengunjuk rasa di Indiana mengacungkan papan bertulisan "beri aku kebebasan, atau beri aku Covid."

Unjuk rasa juga terjadi di Utah, negara bagian Washington, dan New York pada hari Sabtu. Aksi protes diperkirakan berlanjut pada hari Senin.

GEJALA dan PENANGANAN: Covid-19: Demam dan batuk kering terus menerus PETA dan INFOGRAFIS: Gambaran pasien yang terinfeksi, meninggal dan sembuh di Indonesia dan dunia VAKSIN: Seberapa cepat vaksin Covid-19 tersedia? IKUTI LAPORAN KHUSUS TERKAIT VIRUS CORONA




tirto.id - Virus corona COVID-19 yang menyebar di seluruh dunia telah menyebabkan 2.403.963 orang terinfeksi hingga Senin (20/4/2020) pukul 10.40 WIB, menurut data Universitas Johns Hopkins . Dari jumlah tersebut, kasus terbanyak berada di Amerika Serikat (AS) dengan 759.467 orang terinfeksi virus. Presiden AS Donald Trump mengatakan pengujian awal pada coronavirus oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah "kacau", tetapi ia juga mengatakan hal-hal telah membaik. "CDC memiliki alat tes usang, tes lama, tes rusak dan berantakan," kata Trump pada konferensi pers di Gedung Putih pada hari Minggu Dia menanggapi pertanyaan tentang kegagalan dalam pengujian coronavirus di CDC. Beberapa pejabat kesehatan mengatakan kepada CNN.com akhir pekan ini bahwa kontaminasi dalam manufaktur di CDC menyebabkan penundaan selama berminggu-minggu yang memperlambat respons AS terhadap pandemi coronavirus. Masalahnya sebagian berasal dari CDC yang tidak mematuhi protokol sendiri, kata juru bicara Food and Drug Administration pada hari Sabtu. Tetapi banyak hal telah membaik, kata Trump. "(CDC) telah melakukan pekerjaan yang sangat baik, dan mereka telah melakukannya di bawah tekanan," katanya. "Mereka harus melakukan ini di bawah tekanan sehingga kami sangat bangga dengan pekerjaan yang telah mereka lakukan." Namun, tanpa melampirkan bukti, Trump menyalahkan administrasi sebelumnya atas kegagalan awal CDC selama pandemi. "Saya katakan kepada Anda bahwa kami mewarisi banyak sampah, kami ambil. Mereka memiliki tes yang tidak bagus, mereka memiliki semua hal yang tidak bagus," kata Trump. Dikutip dari CNN.com , Trump mengatakan ia berencana menggunakan Undang-Undang Pertahanan Produksi untuk membantu produksi swab test untuk pengujian virus corona COVID-19. Trump mengatakan bahwa AS masih ingin mengirim para penyelidik pergi ke Cina untuk menyelidiki penyebaran virus corona, meskipun ia mengatakan "kami sebenarnya tidak diundang." Presiden AS mengatakan, mereka yang memprotes tindakan sosial gubernur mereka adalah "orang-orang hebat," dan menambahkan "hidup mereka diambil dari mereka." Sementara itu, Presiden Brasil Bolsonaro bergabung dengan sebuah demonstrasi di Brasilia pada hari Minggu, di mana para pemrotes menyerukan diakhirinya tindakan karantina. Beberapa juga mendesak intervensi militer untuk menutup Kongres dan Mahkamah Agung, yang telah mendukung langkah-langkah isolasi sosial yang diberlakukan oleh gubernur. Di Australia, Menteri Luar Negeri Marise Payne menyerukan "tinjauan independen" tentang keadaan yang menyebabkan dimulainya pandemi virus corona dalam sebuah wawancara dengan televisi ABC pada hari Minggu, menambah tekanan yang meningkat pada Cina atas penanganannya terhadap virus. Masyarakat Inggris mulai menyerukan kritikan pada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang melewatkan lima pertemuan darurat pada tahap awal pandemi virus corona COVID-19, para pejabat mengakui pada hari Minggu. Pemerintah Inggris menghadapi rentetan kritik atas tanggapan Johnson yang dianggap kurang sigap terhadap penyebaran penyakit. Di sisi lain, sejumlah penyanyi termasuk Lady Gaga, Stevie Wonder dan the Rolling Stones ikut serta dalam pertunjukan delapan jam "One World: Together At Home," yang membantu mengumpulkan hampir $128 juta untuk Organisasi Kesehatan Dunia. Hasilnya akan diberikan kepada Covid-19 Solidarity Response Fund WHO.




Liputan6.com, California- Semakin parahnya wabah virus corona Covid-19 di Amerika Serikat membuat rumah sakit di sana kelebihan kapasitas menampung pasien. Beragam cara dilakukan termasuk mengubah tempat publik menjadi rumah sakit darurat.

Salah satu rumah sakit darurat virus corona Covid-19 dibangun di bekas markas klub NBA, Sacramento Kings. Sleep Train Arena kini difungsikan sebaga rumah sakit lapangan.

Seperti diberitakan Fox 40 , lapangan utama Sleep Train Arena akan dipakai merawat pasien suspect virus corona Covid-19. Sedangkan fasilitas latihan disana akan disulap menjadi ruang perawatan bagi pasien positif.

Sleep Train Arena sudah tidak lagi dipakai untuk laga NBA sejak tahun 2016. Kings pindah ke stadion baru yakni Golden 1 Center.

Guna memaksimalkan rumah sakit darurat ini, para pekerja di Golden 1 Center juga diperbantukan ke Sleep Train Arena. Kebetulan pekerja di Golden 1 Center telah dirumahkan setelah NBA berhenti sementara sejak pertengahan Maret lalu.

"Lebih dari seratus staf mereka yang dipulangkan atau menganggur karena kekurangan pekerjaan, mereka sebenarnya kembali ke sini melakukan program keamanan, makanan dan minuman," kata Cal OES Deputy Director Ryan Buras.




Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)


Suara.com - Jumlah pertambahan pasien positif virus corona , Senin (20/4/2020) hari ini menurun di banding hari-hari sebelumnya. Saat ini dalam satu hari ada pertambahan 185 orang positif corona.

Sehingga pasien positif corona hari ini bertambah menjadi 6.760 orang. Sementara jumlah pasien sembuh semakin bertambah menjadi 747 orang sementara 590 jiwa meninggal dunia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan konfirmasi kasus positif baru sebanyak 185 kasus, pasien yang sembuh bertambah 61 kasus, sementara yang meninggal bertambah delapan kasus.

"Mari kita berperan aktif dalam memutus rantai penularan, pastikan kita tidak menularkan dan tidak tertular," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, Senin sore.

Sebelumnya pada Minggu (19/4/2020), tercatat 6.575 kasus positif COVID-19, 686 orang sembuh dan 582 jiwa meninggal dunia. Data tersebut merupakan pencatatan yang dilakukan sejak Minggu (19/4) pukul 12.00 WIB, hingga Senin (20/4), pukul 12.00 WIB. Jumlah penambahan kasus baru pada Senin, menurun dibandingkan hari kemarin yang berjumlah 327 kasus per hari.

Penambahan kasus positif baru yaitu sebanyak 79 di DKI Jakarta, lima kasus di Bali, Banten 29 kasus, DIY dua kasus, Jawa Barat 25 kasus, Jawa Tengah tiga kasus, Kalimantan Timur empat kasus, Kalimantan Tengah 14 kasus, Kalimantan Utara lima kasus, NTB 11 kasus, Sumatera Barat dua kasus, dan Riau empat kasus. Sementara 21 provinsi lainnya tidak tercatat penambahan kasus baru.

Gugus Tugas merincikan data kumulatif positif COVID-19 di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh tujuh kasus, Bali 140 kasus, Banten 341 kasus, Bangka Belitung tujuh kasus, Bengkulu empat kasus, Yogyakarta 69 kasus, DKI Jakarta 3.097 kasus.

Selanjutnya, di Jambi delapan kasus, Jawa Barat 747 kasus, Jawa Tengah 351 kasus, Jawa Timur 590 kasus, Kalimantan Barat 21 kasus, Kalimantan Timur 63 kasus, Kalimantan Tengah 60 kasus, Kalimantan Selatan 96 kasus dan Kalimantan Utara 74 kasus.

Kemudian di Kepulauan Riau 79 kasus, NTB 72 kasus, Sumatera Selatan 89 kasus, Sumatera Barat 74 kasus, Sulawesi Utara 20 kasus, Sumatera Utara 83 kasus, Sulawesi Tenggara 37 kasus.

Selain itu tercatat 370 kasus di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah 27 kasus, Lampung 26 kasus, Riau 34 kasus, Maluku Utara empat kasus, Maluku 17 kasus, Papua Barat tujuh kasus, Papua 107 kasus, Sulawesi Barat tujuh kasus, NTT satu kasus, serta empat kasus positif di Gorontalo.




Suara.com - Para ilmuwan Belgia dan Amerika di Vlaams Institute for Biotechnology di Ghent menyebut bahwa llama mungkin memiliki antibodi yang efektif dalam mengobati virus Corona (Covid-19).

Hewan sepupu unta yang berbulu tebal ini, disebut memiliki antibodi yang dapat membantu menetralkan infeksi yang mematikan. Antibodi tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dalam melawan penyakit MERS dan SARS, yang disebabkan oleh virus keluarga Corona.

Awalnya, antibodi tersebut pertama kali digunakan dalam penelitian HIV. Para ilmuwan menemukan antibodi dalam tubuh llama yang lebih kecil dari antibodi manusia. Hal tersebut meningkatkan kemungkinan para ahli untuk menjadikannya sebagai vaksin.

Para ilmuwan umumnya menggunakan molekul kecil untuk mengirim obat yang bertugas sebagai pembunuh virus. Kecilnya antibodi llama itu pun dianggap efektif untuk menjadi penghantar obat yang membunuh virus.

Ilustrasi vaksin Covid-19 . [Pixabay/Pete Linforth] Selain llama, seorang ilmuwan asal Korea Selatan melaporkan bahwa musang yang terinfeksi virus Corona (Covid-19) memiliki gejala sangat mirip dengan manusia. Laporan yang disebut dalam jurnal Cell Host & Microbe itu menyebut akan menjadikan musang sebagai hewan percobaan untuk mengevaluasi efisiensi dan pencegahan vaksin pada manusia.

Dilansir laman New York Post , Senin (20/4/2020), seorang ilmuwan dari Universitas Hongkong pun melakukan penelitian serupa kepada hamster Suriah.

Ilmuwan tersebut mengatakan bahwa hamster itu memiliki potensi sebagai hewan percobaan karena memiliki gejala infeksi saluran pernapasan akut di atas dan bawah yang sama dengan manusia ketika terinfeksi virus Corona (Covid-19).



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply