Masa-masa pandemi Covid-19 membuat kita tidak memungkinkan untuk melakukan shalat tarawih di masjid berjamaah. Karena kerumunan seperti jamaah shalat tarawih di masjid adalah hal yang dilarang, terutama saat PSBB. Namun kita tetap bisa melaksanakan shalat tarawih di rumah, shalat witir di rumah, dan ibadah Ramadhan di rumah yang lain. Shalat sunnah tarawih dan witir sangat dianjurkan di bulan Ramadhan. Mengerjakan keduanya sebagai bagian dari menghidupkan malam Ramadhan . Agar shalat tarawih di rumah dan witir di rumah menjadi sah dan sempurna, tentu harus dibarengi niat yang benar. Berikut beberapa contoh niat shalat tarawih dan witir: Niat Shalat Tarawih untuk Imam اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى Usholli Sunnat-Tarawihi Rok’ataini Mustaqbilal Qiblati Imaman Lillahi Ta’ala Artinya: “Aku niat Shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat menjadi imam karena Allah Ta’ala” Niat Shalat Tarawih Untuk Makmum اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى “Usholli Sunnatat Tarawihi Rok’ataini Mustaqbilal Qilblati Ma’muman Lillahi Ta’ala” Artinya: “Aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala” Niat Shalat Tarawih Sendirian اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى Usholli Sunnatat Tarawihi Rok’ataini Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala Artinya: “Aku niat shalat sunah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala Niat Salat Witir Satu Rakaat أُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (إماما/مأموما) للهِ تَعَالَى Usholli sunnatal witri rak’atan mustaqbilal qiblati (imaaman/makmuuman) lillaahi ta’aalaa Artinya: “Aku niat shalat Witir satu rakaat menghadap kiblat (jadi imam/makmum) karena Allah Ta’ala” Doa Niat Salat Witir 2 Rakaat أُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (إماما/مأموما) للهِ تَعَالَى Usholli sunnatal witri rak’ataini mustaqbilal qiblati (imaaman/makmuuman) lillaahi ta’aalaa Artinya: “Aku niat shalat Witir dua rakaat menghadap kiblat (jadi imam/makmum) karena Allah Ta’ala”
Ibadah pada bulan Ramadhan adalah ladang untung mendulang pahala, bagi siapapun yang ingin memperbanyak pahala, maka inilah saatnya. Namun jika biasanya kita melaksanakan ibadah di masjid, shalat tarawih di masjid, pada saat seperti ini kita tidak bisa melakukannya. Yang bisa kita lakukan adalah ibadah Ramadhan di rumah, shalat tarawih di rumah dan shalat witir di rumah.
Shalat tarawih hukumnya sunah dan dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah. Namun demikian, boleh juga dilaksanakan sendirian di rumah tanpa berjamaah dan lebih baik jika dilakukan secara berjamaah walaupun di rumah. Nah, berikut ini tata cara dan panduan mudah melakukan shalat tarawih di rumah.
Cara mengerjakan shalat tarawih di rumah sama dengan mengerjakan shalat yang lain, yaitu dimulai dengan niat dan diakhiri dengan salam. Shalat tarawih berjumlah 20 rakaat dan dikerjakan masing-masing dua rakaat dengan satu salam. Jadi apabila kita mengerjakan shalat tarawih 20 rakaat maka terdapat 10 salam di dalamnya, baik dilakukan secara berjamaah maupun sendirian.
Shalat tarawih dimulai dengan niat kemudian takbiratul ihram. Berikut niat shalat tarawih:
اُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلتَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا| اِمَامًا لله تعالى
Ushalli sunnatat tarawihi rok’ataini mau’muman/imaman lillahi ta’ala
“Aku niat shalat tarawih dua rakaat dengan menjadi makmum/imam karena Allah Ta’ala.”
Pada rakaat pertama membaca surah al-Fatihah, setelah itu membaca surat-surat pendek dimulai dari surah at-Takatsur sampai al-Lahab. Bacaan surat pendek ini dibaca secara bergantian dan berurutan atau tidak berurutan setiap rakaat pertama.
Kemudian pada rakaat kedua membaca surah al-Fatihah, dan membaca surah al-Ikhlas dari malam pertama sampai lima belas, dan mulai malam lima belas sampai akhir membaca surah al-Qadar.
Adapun doa shalat tarawih yang bisa dibaca setelah selesai rakaat keduapuluh atau delapan adalah doa berikut, doa ini bisa juga disebut doa kamilin.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنْ، وَلِلْفَرَآئِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكاَةِفَاعِلِيْنَ، وَلِمَاعِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى الْأَخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَآءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَآءِ شَاكِرِيْنَ،
وَعَلَى الْبَلَآءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَآءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَآئِرِيْنَ، وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ،
وَمِنْ حُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آَكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مَنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ،
وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيْقًا، ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هَذَا الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَآءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَآءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Allahummaj’alna bilimani kamilin, wa lil Faraidi Muaddin, walis shalati hafidzin, wa lizzakati fa’ilin, wa lima indaka thalibin, wa li afwika rajiin, wa bil huda mutamassikin, wa ‘anil laghwi mu’ridhi, wa fid dunya zahidin, wa fil akhirati raghibin, wabil qadhai radhiin, wa lin na’mai syakirin,
wa ‘alal bala’ shabirin, wa tahta liwai sayyidina muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yaumal qiyamati sa’irin, wa ilal haudi waridin, wa ilal jannati dahilin, wa minan nari naajiin, wa ‘ala sariril karamati qa’idin,
wa min khurin ‘inin mutazawwijin, wa min sundusin wa istabraqin, wa dibaajin mutalabbisin, wa min tha’amil jannati akilin, wa min labanin wa’asalin mushaffaini syaribin, bi akwabin wa abariqa wa ka’sin min ma’in, ma’al ladzina an’amta alaihim minan nabiyyina was shiddiqiina was syuhada’i was sholihin, wa hasuna ula’ika rafiqaa, dzalikal fadhlu minallahi. Wa kafa billahi ‘alima.
Allahummaj’alna fi hadzas syahri syarifatil mubarakati minas su’ada’il maqbulin. Wa laa taj’alna minal azkiya’il marduudin. Wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin, wa ‘aalihi wa sahbihi ajma’in. birahmatika ya arhamar rahimin.
“Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban- kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan ketentuan, yang bersyukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Amin.”
Berikut ini tata cara mudah dan panduan singkat shalat tarawih di rumah:
Membaca niat dibarengi takbiratul ihram
Membaca Alfatihah rakaat pertama
Membaca surat pendek setelah al-fatihah, mulai at-takatsur sampai al-lahab (setiap rakaat pertama)
Membaca surat al-ikhlas di rakaat kedua. Begitu seterusnya sampai rakaat terakhir.
Setiap dua rakaat mengucapkan salam
Membaca Doa setelah tarawih atau doa kamilin setelah rakaat akhir
(AN)
Wallahu a’lam.
Bulan Ramadhan rasanya kurang kaffah tanpa shalat tarawih berjamaah. Meskipun tergolong ibadah sunah, shalat tarawih laksana magnet yang menyedot banyak jama’ah. Karenanya di mana-mana, Indonesia khususnya, shalat tarawih bisa terlihat cukup meriah. Kemeriahan shalat tarawih itu bisa dilihat dari sahut-menyahut antara jama’ah dan (sebut saja) “ Bilal ”. Bilal biasanya ditunjuk secara resmi oleh penyelenggara Masjid, atau terkadang bersifat volunteer (sukarelawan). Bilal berfungsi sebagai pembantu Imam dalam memberi komando untuk mendisiplinkan jama’ah lewat serangkaian kalimah thabiyah dan doa-doa. Meski begitu, antara satu Bilal dengan Bilal yang lain bisa berbeda teks/bacaan. Ini disebabkan karena tidak adanya standar baku yang musti dibaca oleh seorang bilal. Pola susunan itu bisa berbeda-beda di masyarakat, dan tak menjadi soal selama tidak ada kandungan yang bertentangan dengan syariat. Ramadhan tahun ini terasa tidak biasa. Pandemi Corona tidak memungkinkan umat Muslim untuk menggelar shalat tarawih seperti biasanya di masjid-masjid, mushola-mushola, atau di aula-aula. Alhasil, umat Muslim dianjurkan untuk menggelar sembahyang tarawih di rumah saja. Nah, berikut ini adalah teks shalawat dan bacaan yang lazim dibaca rata-rata Bilal shalat tarawih, genap dengan jawaban yang musti dibaca jama’ah untuk panduan kalian yang hendak menggelar shalat tarawih bersama keluarga, kerabat, atau siapapun yang memungkinkan untuk diajak berjamaah. Bilal: صَلُّوْا سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ Shalluu sunnatat taraawiihi rak’ataini jaami’atan rahimakumullah Jama’ah: رَحِمَكُمُ اللهُ Rahimakumullah …. Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih # Shalat Tarawih 2 Rakaat *** Bilal: فَضْلًا مِنَ اللهِ تَعَالَى وَنِعْمَةْ Fadlan minallahu ta’ala wa ni’mah Jama’ah: وَمَغْفِرَةً وَنِعْمَةْ Wa maghfirotan wa ni’mah Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih # Shalat Tarawih 2 Rakaat *** Bilal: اَلْخَلِيْفَةُ اْلاُوْلَى سَيِّدُنَا اَبُوْ بَكَرْ الصِّدِّيْقُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ Al-khalifatul uulaa, sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq radiyallahu anhu Jama’ah: رَضِيَ اللهُ عَنْهُ radiyallahu anhu Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih # Shalat Tarawih 2 Rakaat *** Bilal: فَضْلًا مِنَ اللهِ تَعَالَى وَنِعْمَةْ Fadlan minallahu ta’ala wa ni’mah Jama’ah: وَمَغْفِرَةً وَنِعْمَةْ Wa maghfirotan wa ni’mah Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih # Shalat Tarawih 2 Rakaat *** Bilal: اَلْخَلِيْفَةُ الثَّانِيَةُ سَيِّدُنَا عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابْ Al-Khalifatu al-tsaani, Sayyidina Umarubnul Khathab Jama’ah: رَضِيَ اللهُ عَنْهُ radiyallahu anhu Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih # Shalat Tarawih 2 Rakaat *** Bilal: فَضْلًا مِنَ اللهِ تَعَالَى وَنِعْمَةْ Fadlan minallahu ta’ala wa ni’mah Jama’ah: وَمَغْفِرَةً وَنِعْمَةْ Wa maghfirotan wa ni’mah Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih # Shalat Tarawih 2 Rakaat *** Bilal: اَلْخَلِيْفَةُ الثَّالِثَةُ سَيِّدُنَا عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ Al-Khalifatu ats-Tsaalitsah, Sayyidina Utsmaanubnu ‘Affaan radhiyallahu annhu Jama’ah: رَضِيَ اللهُ عَنْهُ radiyallahu anhu Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih # Shalat Tarawih 2 Rakaat *** Bilal: فَضْلًا مِنَ اللهِ تَعَالَى وَنِعْمَةْ Fadlan minallahu ta’ala wa ni’mah Jama’ah: وَمَغْفِرَةً وَنِعْمَةْ Wa maghfirotan wa ni’mah Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih # Shalat Tarawih 2 Rakaat *** اَلْخَلِيْفَةُ الرَّابِعَةُ سَيِّدُنَا عَلِيْ بِنْ اَبِيْ طَالِبْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ Al-Khalifatur raabi’ah, Sayyidina Ali bin Abi Thaalib radhiyallahu anhu Jama’ah: كرم الله وجهه Karamallahu Wajhah Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih # Shalat Tarawih 2 Rakaat *** Bilal: اَخِرُ التَّرَاوِيْحِ اَجَرَكُمُ اللهُ Akhirut tarawih ajarakumullah Jama’ah: اَمِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ Aamiin Yaa Rabbal ‘aalamiin Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih # Shalat Tarawih 2 Rakaat *** LALU DILANJUT SHALAT WITIR Bilal: صَلُّوْا سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ Shallu sunnatal witri rak’ataini jaami’atan rahimakumullah Jama’ah: رَحِمَكُمُ اللهُ Rahimakumullah Bilal: اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad Jama’ah: اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ Allahumma shalli wa sallim alaih #Shalat Witir 2 Rakaat *** Bilal: صَلُّوْا سُنَّةَ رَكْعَةَ الْوِتْرِ جَامِعَةَ رَحِمَكُمُ اللهُ Shallu sunnatan rak’atal witri jaami’atan rahimakumullah Jama’ah: رَحِمَكُمُ اللهُ Rahimakumullah #Shalat Witir 1 Rakaat *** SELESAI Adapun doa setelah Shalat Tarawih baca di sini .
Things Could Cause You Allergy timesindonesia.co.id
Jakarta - Sholat tarawih menjadi salah satu ibadah sunah yang dikerjakan umat Islam selama bulan Ramadhan. Di dalam buku Fiqih Islam Wa Adillatuhu karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhali jilid 2, sholat tarawih termasuk sholat sunah mu'akkadah. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Siapa saja yang menjalankan sholat qiyam pada bulan Ramadhan dengan landasan iman dan mengharapkan pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya." Hadist ini diriwayatkan al-Bukhari dalam Kitab Iman. Derajat haditsnya shahih. Sholat sunah tarawih sunahnya dilakukan secara berjamaah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dzar dalam hadits riwayat Ahmad yang dishahihkan oleh Imam at-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa saja yang ikut sholat qiyam bersama Imam hingga selesai maka ia akan dicatat dalam kelompok orang yang mendapat pahala qiyam lail." Khalifah Umar bin Khattab dan sejumlah sahabat juga melakukan sholat tarawih secara berjamaah. Jumlah Rakaat Sholat Tarawih Di dalam buku Fiqih Islam Wa Adillatuhu karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhali jilid 2, sejumlah ulama berbeda pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih. Kaum Muhajirin dan Anshar disebut melakukan sholat tarawih 20 rakaat. Pendapat ini kemudian diikuti oleh sejumlah ulama. Ada juga yang berpendapat bahwa sholat tarawih 36 rakaat di luar sholat syafa' dan witir. Pendapat ini mengikuti kebiasaan di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan penduduk Madinah di masa itu. Sebagian ulama mengatakan, sholat tarawih tidak lebih dari 13 rakaat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA. Sang Ummul Mukminin itu berkata, "Rasulullah SAW tidak pernah menambah sholat qiyam lebih dari 13 baik saat bulan Ramadhan mau pun di bulan-bulan lainnya. Ibnu Abbas dalam hadits yang diriwayatkan Imam al Bukhari mengatakan pernah bersama Rasulullah mengerjakan sholat malam. "Beliau sholat dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat dan witir satu rakaat," kata Ibnu Abbas. Ibnu Taimiyah dalam Fataawaa Ibnu Taimiyyah volume 23 halaman 112 mengatakan bahwa semua pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih tersebut baik dan bagus. Sementara Imam Ahmad mengatakan bahwa sholat qiyam di bulan Ramadhan tidak ditentukan rakaatnya. " Sebab Rasulullah sendiri tidak menentukannya. Jadi banyak sedikitnya rekaat tergantung lama dan tidaknya sholat," kata Imam Ahmad . Pelaksanaan Sholat Tarawih Rasulullah SAW diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah mengerjakan sholat qiyam Ramadhan selama 3 malam berturut-turut. Sholat tarawih memang lebih afdhol dilaksanakan di masjid secara berjamaah. Namun karena darurat Covid-19 atau virus Corona yang saat ini masih melanda dunia, umat Islam disarankan sholat tarawih di rumah. Kementerian Agama RI (Kemenag) telah mengeluarkan pedoman ibadah di bulan suci Ramadhan selama wabah Corona. Kemenag kembali mengingatkan untuk sholat tarawih dan tadarus di rumah masing-masing demi kemaslahatan. Imbauan ini disampaikan dalam Surat Instruksi PBNU Nomor 3945/C.I.34/03/2020 tentang Protokol NU Peduli Covid-19 dan Surat Instrukti Nomor 3952/C.I.34/03/2020 pada 3 Maret 2020 atau 9 Sya'ban 1441 H. Tata Cara dan Bacaan dalam Sholat Tarawih Tata cara sholat tarawih sama dengan sholat fardhu atau sholat sunah lainnya. Diawali dengan niat, takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Imam Ahmad mengatakan, dalam sholat tarawih imam sebaiknya membaca ayat-ayat pendek atau ringan. Tujuannya agar tidak memberatkan jamaah lainnya. Namun ukuran berat ringannya tergantung kebiasaan imam dan makmum di daerah tersebut. Adapun urutannya adalah: 1. Pelafalan niat sholat Tarawih. 2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram. 3. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati. 4. Baca ta'awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Al-Quran. 5. Rukuk. 6. Itidal. 7. Sujud pertama. 8. Duduk di antara dua sujud. 9. Sujud kedua. 10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua. 11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. 12. Salam pada rakaat kedua. 13. Istighfar dan dianjurkan membaca doa kamilin setelah selesai sholat Tarawih. Niat sholat tarawih dilafalkan tiap dua rakaat sekali. Namun sunahnya niat dibaca dengan suara rendah. Adapun niat sholat tarawih (https://www.detik.com/tag/tarawih) adalah: Niat sholat tarawih Foto: Istimewa Artinya: "Saya niat sholat sunah tarawih dua rakaat." Atau Artinya: "Saya niat sholat sunah qiyamu Ramadhan dua rakaat." Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhali mengatakan, niat dalam ibadah sangat penting. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: "Semua amal ibadah itu tergantung niatnya." Sholat Tarawih sendiri dapat dikerjakan secara ringkas dengan membaca surat-surat pendek setelah Surat Al-Fatihah. Tetapi Sholat Tarawih sendiri juga boleh dikerjakan secara lama dengan memilih surat-surat panjang dalam Al-Quran.
'allaWhumaW j`al biliymani kamiliyna walilfaray'iDi muw'adWyina walilSaWla@i HafiZiyna walilzaWka@i fa`iliyna walima`indaka Talibiyna wali`afwika rajiyna wabilhuda~ mutaWsikiyna wa`ani llaWGwi mu`riDiyna wafi~ lduWnya zahidiyna wafi~ la khira@i raGibiyna wabilqaDai raDiyni walilnaW`mai lshaWkiriyna wa`ala~ lbalai Sabiriyna wataHta liwai sayiWdina muHamaWdin SalaW~ llhu `alayhi wasalaWma yawma lqiyama@i say'iriyna waila~ lHawDi waridiyna wa fi~ ljanaW@i dakhiliyna wamina lnaWri najiyna wa`ala~ sariyri lkarama@i qa`idiyna wamin Huwri`iynin mutazawiWjiyna wamin sundusin wastabraqin wadiybajin mutalabisiyna waila~ Ta`ami ljanaW@i akiliyna wamin labanin wa`asalin muSafaWyni sharibiyna bi'akwabin wa'abariyqa waka'sin man ma`iynin ma`a laWdhiyna an`amta `alayhim mani lnaWbiyiyna walSiWdiWqiyna walshuWhadai wa lSaWliHiyna waHasuna 'uwlay'ika rafiyqan dhalika lfaDlu mina llhi wakafa~ billhi `aliyman allaWhumaW j`al fi~ hadhihi llaWyla@i lshaWriyfa@i lmubaraka@i mina lsuW`adai lmaqbuwliyna wala taj`alna mina la'shqiyai lmarduwdiyna waSalaW~ llhu `ala~ sayiWdina muHamaWdin wa`ala~ alihi waaSHabihi 'ajma`iyna walHamdulilhi rabiW l`alamiyna
"Wahai Allah, jadikanlah kami orang-orang yang imannya sempurna, dapat menunaikan segala fardhu, memelihara shalat, menegeluarkan zakat, mencari kebaikan di sisi-Mu, senantiasa memegang teguh petunjuk-petunjukMu, terhindar dari segala penyelewengan-penyelewengan, zuhud akan harta benda, mencintai amal untuk bekal di akhirat, tabah menerima ketetapanMu, mensyukuri segala nikmatMu, tabah dalam menghadapi cobaan,dan semoga nanti pada hari kiamat kami dalam satu barisan dibawah panji-panji Nabi Muhammad s.a.w, dan sampai pada telaga yang sejuk, masuk dalam surge, selamat dari api neraka, dan duduk di atas permadani yang indah bersama para bidadari, berpakaian sutra, menikmati makanan surge, meminum susu dan madu yang murni dengan gelas, ceret dan sloki (yang diambil ) dari air yang mengalir bersama orang-orang yang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka dari golongan para Nabi, orang-orang jujur, para shuhada dan orang-orang yang shalih. Merekalah teman yang terbaik. Demikianlah karunia Allah s.w.t, dan cukuplah Allah yang mengetahui. Wahai Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan penuh berkah ini menjadi orang yang berbahagia dan diterima (amal ibadahnya). Dan janganlah Engkau jadikan kami sebagaian dari orang-orang yang sengsara dan ditolak (amal ibadahnya). Semoga Allah senantiasa melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada NAbi besar Muhammad s.a.w, beserta keluarga dan segenap sahabatnya. Segala puji milik Allah, Tuhan seru sekalian alam"
Things Could Cause You Allergy timesindonesia.co.id
Niat Puasa Ramadan, Sholat Tarawih dan Witir Serta Doa Buka Puasa
TRIBUNJATENG.COM - Ramadan tinggal menghitung hari.
Kewajiban puasa di bulan Ramadhan sesuai dengan firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ -١٨٣
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah:183)
Adapun niat puasa Ramadhan, buka puasa Ramadhan, salat sunat tarawih, dan salat sunat witir sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU SHAUMA GHODIN 'AN ADAA'I FARDHI SYAHRI ROMADHOONA HAADZIHIS SANATI LILLAHI TA'ALA
Artinya :Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.
KOMPAS.com - Kementerian Urusan Islam, Dawah, dan Bimbingan Arab Saudi mengumumkan bahwa shalat tarawih selama bulan Ramadhan hanya akan dilakukan di rumah. Hal itu mengingat penangguhan shalat di masjid tidak akan dicabut hingga pandemi virus corona berakhir.
Surat kabar Al Riyadh mengutip Dr Abdul Latif Al Sheikh, Menteri Urusan Islam Saudi, mengatakan, penangguhan shalat lima waktu di masjid lebih penting daripada penangguhan shalat tarawih.
"Kami meminta kepada Allah SWT untuk menerima doa tarawih apakah diadakan di masjid atau di rumah, yang kami pikir lebih baik untuk kesehatan masyarakat. Kami meminta kepada Allah SWT untuk menerima doa dari kita semua dan melindungi umat manusia dari epidemi yang melanda seluruh dunia," ujar Al Sheikh, seperti dikutip Gulfnews , Sabtu (18/4/2020).
Baca juga: Sebentar Lagi Ramadan, Menteri Agama Saudi: Kemungkinan Shalat Tarawih di Rumah
Sementara itu, Grand Mufti Arab Saudi Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Muhammad al-Sheikh, otoritas keagamaan tertinggi di Arab Saudi, juga mengatakan, warga Arab Saudi diminta melaksanakan shalat tarawih dan shalat Idul Fitri di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona .
Pernyataan itu sekaligus menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh Kementerian Urusan Islam Arab Saudi terkait dengan pelaksanaan ibadah pada bulan Ramadhan di tengah pandemi virus corona.
"Terkait dengan kebijakan peniadaan shalat tarawih di masjid tahun ini untuk mencegah penyebaran virus corona, maka shalat tarawih dilakukan di rumah," kata Sheikh Abdul Aziz, dilansir dari Sky News Arabia .
"Telah ditetapkan bahwa Nabi Muhammad melakukan shalat ini di rumah. Perlu diketahui bahwa shalat tarawih hukumnya sunnah, bukan wajib," sambungnya.
Baca juga: Menyambut Ramadhan 2020 di Tengah Situasi Pandemi Virus Corona...
Lebih lanjut, Sheikh Abdul Aziz juga menjelaskan soal hukum melaksanakan shalat Id di rumah jika pandemi virus corona masih tetap berlanjut.
Menurut dia, shalat Idul Fitri bisa dilakukan di rumah tanpa menggunakan khotbah setelahnya, sesuai dengan fatwa yang telah dikeluarkan oleh Komite Fatwa Arab Saudi.
"Bagi siapa saja yang melewatkan shalat Idul Fitri dan ingin menggantinya, maka ia bisa melakukannya tanpa harus ada khotbah setelahnya," kata fatwa tersebut.
Pihaknya juga mengatakan bahwa akhir pembayaran zakat fitrah bagi warganya jika tidak ada shalat Idul Fitri di masjid adalah sebelum matahari terbit hari raya Idul Fitri.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Yousef al-Othaimeen mengatakan, semua komponen masyarakat memiliki tugas untuk memerangi virus corona.
Hal itu disampaikannya saat berbicara selama panggilan video yang diadakan oleh Akademi Fiqih Islam Internasional (IIFA) OKI tentang darurat kesehatan global.
"Para peserta dalam simposium memiliki tanggung jawab hukum dan kemanusiaan yang besar untuk menjelaskan ketentuan Syariah tentang penanganan pandemi ini, meningkatkan kesadaran akan keseriusannya dan menyoroti kebutuhan yang diperlukan dalam studi fiqih bencana," kata al-Othaimeen, dilansir dari Arab New s.
Baca juga: Kemenag Terbitkan Panduan Ibadah Ramadhan, Tarawih hingga Buka Puasa Disarankan di Rumah
"Kita juga perlu mendesak semua orang untuk mematuhi langkah-langlah pencegahan yang diperlukan untuk menghadapi pandemi ini," tambahnya.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi pada Jumat (17/4/2020) mengumumkan 762 kasus baru virus corona selama 24 jam terakhir.
Rinciannya adalah 24 di Riyadh, 325 di Mekkah, 197 di Madinah, 18 di Damam, dan 142 di Jeddah.
Dengan demikian, total keseluruhan kasus infeksi virus corona di Arab Saudi mencapai 7.142 dengan 87 kasus kematian dan 1.049 pasien dinyatakan sembuh.
Pekan lalu, Arab Saudi menempatkan Riyadh dan kota besar lainnya di bawah pengawasan jam malam selama 24 jam.
Keputusan itu menutup kemungkinan bagi warga untuk bisa keluar rumah lebih sering. Jika melanggar, maka warga akan dikenakan denda dan hukuman penjara.
Beberapa waktu lalu, Pemerintah Saudi juga telah memperingatkan adanya lonjakan 200.000 kasus dalam beberapa pekan ke depan.
Sejumlah upaya yang dikeluarkan oleh pemerintah sejauh ini adalah menangguhkan penerbangan internasionall, menangguhkan umrah, dan menutup tempat umum.
Baca juga: Lhokseumawe Tetap Jalankan Tarawih Berjemaah Selama Ramadhan
Jakarta - Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah menangguhkan ibadah selama Ramadhan 2020 untuk masyarakat umum. Ibadah ini meliputi sholat wajib lima kali sehari, tarawih, dan buka puasa yang dilakukan bersama-sama. Dua masjid suci ini juga menangguhkan i'tikaf yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid selama Ramadhan. Aturan ini diumumkan kepala urusan umum dua masjid suci Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais melalui Twitter. Penerapan aturan ini adalah bentuk pencegahan penyebaran COVID-19 demi menjaga kesehatan jamaah dan pengunjung masjid.
Sholat wajib lima waktu dan tarawih hanya bisa dilakukan petugas kebersihan dan anggota urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Sholat tarawih hanya dilakukan 10 rakaat ditambah doa qunut yang fokus pada permohonan segera menghentikan wabah virus corona . Dikutip dari Saudi Gazette, Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais menyatakan telah membuat rencana untuk jamaah yang ingin i'tikaf selama Ramadhan. Fokus rencana adalah pencegahan, sterilisasi, dan penggunaan 10 kamera suhu di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Persiapan ini diharapkan bisa membantu jamaah beribadah sekaligus mencegah penyebaran virus Corona. Namun pada pekan ini, para ahli terkait virus corona di seluruh dunia memperingatkan muslim untuk beribadah di rumah. Apalagi jika para muslim berada di negara yang menetapkan pembatasan misal lockdown dan jam malam. Dengan pertimbangan itulah, Pemerintah Saudi akhirnya meniadakan ibadah sholat tarawih dan iktikaf di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. "Kami menganggap penangguhan ibadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sesuai tuntunan hukum dalam Islam secara umum dan khusus. Semua orang tahu pandemik virus corona harus dihadapi dengan mempertimbangkan berbagai aspek termasuk semua bentuk pencegahan tanpa kecuali," kata Sekretaris Jenderal Muslim World League di Makkah Mohammed Al-Issa. Di Indonesia, penangguhan ibadah selama Ramadhan 2020 di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mendapat berbagai tanggapan. Termasuk dari Ustaz Yusuf Mansur yang mengunggah info terkini dari Haramain Info Latest Updates 28 Sha'ban-21 April 2020. Info memuat 8 poin ibadah dengan adanya penangguhan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Berikut 8 poin ibadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selama Ramadhan 2020 : 1. Sholat tarawih hanya dilakukan staf (pekerja) tanpa kehadiran masyarakat umum 2. Sholat tarawih hanya dilakukan 10 rakaat dengan rincian 6, 4, dan witir 3. Imam pertama akan memimpin tiga tasleemat dan dua tasleemat dipimpin imam kedua. Doa qunut akan dipendekkan 4. Buka puasa tidak dilaksanakan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Masyarakat bisa menikmati buka puasa lewat keranjang yang dibagikan di Makkah dan Madinah 5. I'tikaf tidak dilaksanakan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi 6. Umroh tidak dilaksanakan hingga pemberitahuan lebih lanjut 7. Penyelesaian pembacaan Al-Qur'an dilakukan antara sholat tarawih dan tahajjud. Khatam dilakukan pada malam ke-29 saat Tahajjud 8. Pemeriksaan kesehatan tersedia untuk seluruh pekerja dan mereka yang hadir saat sholat jenazah saat masuk Masjidil Haram serta Masjid Nabawi.