Contact Form

 

Dampak Virus Corona, Harga Bitcoin Bakal Terus Naik?


Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono, melaporkan perkembangan jumlah pasien rawat inap, di Rumah Sakit Darurat Galang, Batam, Kepulauan Riau pada Kamis (23/4/2020) pukul 08.00 WIB,

Meskipun jumlah pasien rawat inap tak bertambah, yakni masih 43 orang, tapi pasien yang positif bertambah 1. Semula 31 kini menjadi 32 orang.

"Pasien Covid bertambah 1 orang," kata Yudo saat dikonfirmasi, Kamis (23/4/2020).

Dia menjelaskan, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di RS Galang berkurang menjadi 3 orang sedangkan untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) kini bertambah menjadi 2 orang. Dari semula 9 menjadi 11 orang.

Rumah Sakit Khusus Infeksi Penyakit menular Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau mulai beroperasi 6 April 2020. Fasilitas perawatan tersebut menyediakan tiga klaster perawatan pasien berhubungan dengan Covid-19.




JAKARTA, KOMPAS.com - CEO platform jual beli aset kripto Indodax, Oscar Darmawan mengatakan, harga mata uang kripto bitcoin diprediksi masih akan naik.

Bahkan, menurut Oscar, kenaikan harga bitcoin tidak hanya terjadi secara bertahap, namun juga dalam jangka panjang. Hal ini merupakan dampaak pagebluk virus corona yang memicu kenaikan minat investasi pada aset kripto.

Pada Kamis (23/4/2020) siang, harga bitcoin terpantau naik menjadi Rp 110 juta. Pada awal tahun 2020, harga bitcoin berada pada kisaran level Rp 90 juta.

Baca juga: Perlukah Milenial Investasi ke Bitcoin?

“Selain itu, ada momen halving day tahun ini, di mana supply bitcoin akan dikurangi dan akan meningkatkan harga bitcoin untuk jangka panjang dan bertahap," kata Oscar dalam keterangannya, Kamis.

Oleh karena itu, ia berpandangan bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk berinvestasi di bitcoin.

Sebab, menurut dia, bitcoin merupakan produk investasi yang tidak terpengaruh kebijakan pemerintah dan kebijakan global seperti saat virus corona merebak.

Sebab, yang mempengaruhi harga hanya permintaan dan penawarannya sendiri. Adapun penawarannya pun sangat terbatas.

Baca juga: Harga Bitcoin Diprediksi Menguat Sepanjang Tahun Ini

"Saya kira ini merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi bitcoin khususnya karena banyak platform investasi lain sedang mengalami penurunan cukup besar karena efek Corona ini,” jelas Oscar.

Oscar menuturkan, pada awal April 2020, jumlah anggota Indodax sendiri sudah mencapai 2 juta orang. Menurutnya, ini sejalan dengan minat masyarakat terhadap aset kripto.

Pencapaian 2 juta member tersebut pun merupakan target tahunan yang sudah diraih pada awal tahun ini.

Oscar pun berharap pemahaman masyarakat Indonesia tentang bitcoin dan aset kripto lainnya bisa meningkat.




Liputan6.com, New York- Kabar baik datang dari pemilik klub NBA New York Knicks James Dolan. Pengusaha Amerika Serikat itu telah sembuh dari virus corona Covid-19.

Dolan terjangkir virus corona Covid-19 akhir bulan lalu. Tapi Dolan hanya mengalami sedikit gejala saja. Oleh karena itu, Dolan tak dirawat di rumah Sakit.

Pria 64 tahun ini memilih menjalani isolasi mandiri usai dinyatakan positif. Dia bahkan masih mengawasi operasi bisnis tim dari rumahnya.

Usai dinyatakan bebas virus corona Covid-19, Dolan melakukan langkah mulia. Menurut The Athletic , Dolan setuju mendonasikan plasma darahnya kepada Pusat Darah New York agar dapat dilakukan penelitian perawatan potensial untuk penyembuhan dari virus corona Covid-19.

Dolan juga telah menyumbangkan darahnya ke NYU Langone Health dan the Duke University Medical Center sejak dinyatakan negatif virus corona Covid-19.




Suara.com - WHO : Virus Corona akan Ada dalam Waktu yang Lama.

Sejumlah negara mulai melaporkan penurunan kasus virus corona atau Covid-19 . Namun, dalam pernyataan resminya, Direktur Jenderal WHO  Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut bahwa virus ini akan tetap ada untuk waktu yang lama.

Ia mengatakan, sebagian besar negara masih dalam tahap awal epidemi mereka. Sementara itu, beberapa yang terkena dampak awal pandemi sekarang mulai melihat kebangkitan dalam beberapa kasus.

"Jangan salah: kita masih harus menempuh jalan panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama." ujar Tedros dalam pernyataannya, pada 22 April 2020.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus Tedros juga kembali menekankan pentingya menjaga jarak sosial. Menurutnya, di banyak negara hal itu cukup efektif untuk menekan penyebaran virus tersebut.

"Tetapi virus ini tetap sangat berbahaya. Bukti awal menunjukkan sebagian besar populasi dunia tetap rentan. Itu berarti epidemi dapat dengan mudah bangkit kembali,"ujar dia.

Menurutnya, salah satu bahaya terbesar yang harus dihadapi sekarang adalah rasa puas diri. Banyak orang telah merasa bosan untuk tetap tinggal di rumah.

"Orang tentu ingin melanjutkan hidup mereka, karena hidup dan mata pencaharian mereka dipertaruhkan. Itulah yang diinginkan WHO juga. Dan untuk itulah kami bekerja, sepanjang hari, setiap hari," ungkap dia.

Tetapi dunia tidak akan dan tidak bisa kembali ke keadaan semula. Menurutnya mesti ada cara agar dunia bisa lebih sehat, lebih aman, dan lebih siap.

"Langkah-langkah kesehatan masyarakat yang sama yang telah kami anjurkan sejak awal pandemi harus tetap menjadi tulang punggung respons di semua negara," kata dia.

"Temukan setiap kasus, isolasi setiap kasus, uji setiap kasus," pungkas Tedros.




Penggali makam Thomas Cortez (kiri) and Rabbi Shmuel Plafker melihat jasad korban virus corona yang baru tiba dari rumah sakit untuk dimakamkan di Pemakaman Mount Richmond, Staten Island, New York. (AP Photo/David Goldman)




Jakarta, CNN Indonesia -- Virus corona   SARS-CoV-2 memiliki gejala yang sangat berkaitan erat dengan infeksi saluran pernapasan (ISP). Akan tetapi, tak jarang orang yang terjangkit penyakit Covid-19 tak menimbulkan gejala (asimtomatik). Orang tanpa gejala ini bisa muncul karena tingkat reseptor ACE2 yang rendah dalam tubuh. ACE2 mengelola respon imun dalam melawan sebuah penyakit. Respons imun tubuh berlebihan bisa menyebabkan 'badai sitokin'. Sitokin adalah molekul pemberi sinyal kimia yang memandu respons sistem kekebalan tubuh, tetapi kadar sitokin tertentu melambung jauh melebihi apa yang dibutuhkan oleh tubuh, hal ini menyebabkan badai sitokin.

Mengutip Science Alert , dadai sitokin adalah reaksi berlebihan bencana yang menyebabkan begitu banyak peradangan dan kerusakan organ, bisa berakibat fatal. Pada pasien Covid-19, serta virus corona lainnya seperti SARS dan MERS, badai sitokin menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), ketika cairan menumpuk di paru-paru. Ini adalah penyebab kematian paling umum dari SARS-CoV-2.

Saat ini, hal tersebut diduga disebabkan oleh kelompok orang yang memiliki lebih sedikit reseptor ACE2 di paru-paru mereka. Berkurangnya tingkat reseptor ACE2 pada orang tua sebenarnya dapat membuat mereka lebih berisiko terkena badai sitokin dan penyakit paru-paru yang parah. Sebaliknya, anak-anak memiliki lebih banyak reseptor ACE2 di paru-paru membuat mereka bisa terjangkit Covid-19 tanpa menimbulkan gejala. Potensi Orang Tanpa Gejala Menularkan Covid-19 Beberapa penelitian menunjukkan orang terjangkit Covid-19 cenderung memiliki viral load yang tinggi sebelum dan setelah mereka mulai mengalami  gejala. Viral load adalah kisaran jumlah partikel virus dalam darah. Dengan kata lain, viral load adalah tolak ukur mengenai sudah seberapa jauh dan cepat penyakit berkembang dalam tubuh yang diketahui lewat jumlah virus di dalam sampel darah. Ini menunjukkan bahwa mereka dapat menularkannya ketika mereka pertama kali sakit dan sampai 48 jam sebelumnya, ketika mereka sedang pre-simtomatik (belum timbul gejala). Namun, tidak ada bukti bahwa orang tanpa gejala yang tidak pernah mengalami gejala dapat menularkan Covid-19.

Para peneliti dan dokter sedang bekerja sepanjang waktu untuk memahami hubungan kompleks antara sistem kekebalan manusia dan SARS-CoV-2. SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19 saat ini telah menginfeksi hampir 2,5 juta orang dan telah membunuh 170 ribu orang di seluruh dunia. 80 persen atau lebih diantaranya adalah 'silent carrier' yang tidak menunjukkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan. Sementara itu, Direktur reumatologi di Children's of Alabama,di Birmingham, Inggris Randy Cron mengatakan gejala inflamasi merupakan tanda dari badai sitokin. Pada titik ini, prioritas dokter bergeser dari berharap bahwa sistem kekebalan seseorang dapat melawan virus, menjadi mencoba untuk meredam respon kekebalan sehingga tidak membunuh orang tersebut atau menyebabkan kerusakan organ permanen. "Jika Anda melihat badai sitokin, Anda harus mengobatinya. Akan tetapi mengobati infeksi apa pun dengan menghambat sistem kekebalan selalu berbahaya. Tidak pernah ideal untuk membiarkan virus yang secara langsung dapat membunuh sel kita. Tantangannya adalah mencapai keseimbangan di mana badai sitokin maupun infeksi tidak merajalela," ujar Cron mengutip The Atlantic . Cron dan peneliti lain percaya keseimbangan semacam itu mungkin terjadi. Badai sitokin tidak unik terjadi hanya di Covid-19. Proses dasar yang sama terjadi dalam menanggapi virus lain, seperti demam berdarah, Ebola, influenza hingga penyakit virus corona lainnya. Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah memblokir sitokin itu sendiri. Target yang populer adalah satu jenis sitokin yang dikenal sebagai interleukin-6 (IL-6), yang terkenal muncul pada saat terjadi kegagalan pernapasan.




Mayoritas pemain Liga Italia yang terjangkit virus corona Covid-19 sudah pulih, seperti dua penggawa Juventus, Daniele Rugani dan Blaise Matuidi. Paulo Dybala juga terlihat sudah sehat dan tinggal menunggu hasil tes swab lanjutan.

Tiga penggawa Fiorentina yakni Patrick Cutrone, Pezzella Jerman dan Dusan Vlahovic juga telah negatif dari virus corona Covid- 19.

Saat ini Sportiello masih menjalani karantina di rumahnya yang berada di Urgnano, dekat Bergamo. Sportiello harus benar-benar bebas dari virus corona Covid-19 jika ingin kembali berlatih.




KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan mutasi virus corona bergerak cukup cepat dan kian mematikan. Ilmuwan menyarankan agar pengembangan vaksin Covid-19 dapat mempertimbangkan dampak mutasi virus corona .

Sekelompok ilmuwan China yang dipimpin oleh Profesor Li Lanjuan dan timnya dari Zhejiang University menemukan mutasi virus corona pada sekelompok kecil pasien yang sebelumnya tidak dilaporkan.

Sebab, mutasi virus ini terbilang langka, sehingga para ilmuwan tidak pernah menduga hal itu mungkin saja terjadi.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Mutasi Langka Virus Corona SARS-CoV-2, Ini Penjelasannya

Seperti dilansir dari South China Morning Post (SCMP) , Rabu (22/4/2020), Prof Li dan timnya telah mengkonfirmasi bukti mutasi virus corona, SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Bukti tersebut menunjukkan seberapa kuat pengaruh mutasi virus SARS-CoV-2 dalam menyebabkan penyakit atau kerusakan pada inangnya.

Prof Li dan koleganya menyarankan agar pengembangan obat-obatan dan vaksin Covid-19 ini dapat memperhitungkan dampak dari akumulasi mutasi virus corona.

"Itu dilakukan untuk menghindari potensi yang lebih buruk," kata Prof Li.

Baca juga: Manakah Skenario Ideal Pandemi Corona di Indonesia, Ahli Jelaskan

Menggunakan pendekatan ultra-deep sequensing, Prof Li menyelidiki mutasi virus ini dengan menganalisa strain virus yang diisolasi dari 11 pasien Covid-19 yang terpilih secara acak dari Hangzhou.

Pengujian efisiensi strain virus dalam menginfeksi dan membunuh sel, menunjukkan adanya mutasi paling mematikan.

Mutasi ini juga telah ditemukan pada sebagian besar pasien di seluruh Eropa. Sedangkan strain yang lebih ringan ditemukan di Amerika Serikat, seperti di negara bagian Washington.




Harianjogja.com, JOGJA --DIY kembali menambah dua angka kesembuhan dari pasien positif Covid-19 pada Kamis (23/4/2020). Dengan demikian jumlah yang berhasil terlepas dari infeksi virus asal Wuhan China ini total mencapai 32 pasien. Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih menjelaskan Pasien yang dinyatakan sembuh ada tambahan dua orang yang masing-masing berasal dari Sleman dan Bantul, sehingga saat ini total ada 32 kasus. "Berdasarkan laporan pasien yang dinyatakan sembuh adalah Kasus 55 [identitas] laki laki, 63 tahun, warga Sleman dan Kasus 65 laki laki, 73 tahun, warga Bantul. Sehingga jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY yang berhasil dinyatakan sembuh menjadi 32 kasus," katanya Kamis (23/4/2020). Adapun untuk penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per Kamis (23/4/2020) ada satu pasien. Yaitu tercatat sebagai Kasus 78, dengan identitas perempuan usia 13 tahun dari Kota Jogja. "Kontak tracingnya dilakukan oleh Dinkes Kota Jogja," ujarnya. Adapun jumlah pasien positif yang saat ini dirawat di DIY berjumlah 37 pasien. Mengingat dari 76 kasus positif, tujuh di antaranya meninggal dan 32 dinyatakan sembuh. Pasien positif tersebut saat ini kondisinya sakit sedang dan tidak dalam kondisi sakit berat.




Liputan6.com, Atalanta - Kondisi kiper Atalanta, Marco Sportiello belum juga menunjukkan perkembangan. Akhir Maret lalu Sportiello dinyatakan positif mengidap virus corona covid-19.

Seperti dilansir Football Italia, Sportiello sejatinya tidak menunjukan tanda-tanda mengkhawatirkan. Namun saat dites, ia masih dinyatakan positif mengidap virus corona .

Padahal ia telah menjalani tes untuk ketiga kalinya. Dari tiga tes itu, semua menyatakan Sportiello masih positif.

Alhasil, ia diharuskan menjalani karantina lagi di rumahnya di daerah Urgnano. Belum jelas, kapan Sportiello akan diperbolehkan berlatih lagi bersama rekan setimnya.

Sportiello pertama kali dinyatakan positif pada Selasa (24/3/2020) waktu setempat. Ia menjadi pemain Atalanta pertama yang positif virus corona.

Total, ada 17 pemain Liga Italia yang dinyatakan positif virus corona. Sampdoria menjadi klub dengan pemain positif terbanyak yakni tujuh orang.

Di Atalanta, virus corona diduga menyebar lewat pertandingan Liga Champions. Ya, Atalanta sempat menjamu Valencia pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions yang berlangsung di kota Milan.

Sekitar 44.000 suporter datang ke San Siro pada pertandingan tersebut. Tidak hanya Atalanta, beberapa pemain serta staf pelatih Valencia juga positif.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply