Contact Form

 

Peringatan Dini BMKG Kendari soal Cuaca, Warga Diminta Waspada Bencana


Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa bumi tektonik kembali melanda Papua. Kali ini gempa magnitudo (M) 6,3 mengguncang Kota Jayapura, Papua, tetapi tidak berpotensi tsunami sebagaimana dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyonio dalam keterangan resmi mengatakan gempa bumi itu terjadi pada  Sabtu, 18 Januari 2020 pukul 23.38.14 WIB di wilayah Jayapura. "Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan M=6,3 yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi M=6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2.77 LS dan 139.52 BT , atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 108 km arah Barat Kota Jayapura, Papua pada kedalaman 53 km," katanya dalam siaran pers BMKG, Minggu pagi (19/1/2020).

Hanya saja, BMKG memprediksi, masih adanya gempa susulan. "Hingga hari Minggu, 19 Januari 2020 pukul 00.17 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ) dengan magnitudo M=4,4." Adapun terbaru, pada pukul 07.14 WIB tadi pagi terjadi gempa bumi susulan 5,2 magnitudo di mana pusat gempa berada di darat 43 km barat laut Kabupaten Jayapura dan Genyem. Oleh sebab itu, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Agar menghindar dari lereng tanah/batuan yang berpotensi longsor serta menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya. Rahmat Triyonio, menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan kemarin adalah jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas sesar lokal.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ). Adapun dampak, guncangan gempa bumi ini dirasakan di Sentani IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Jayapura dan Sarmi III-IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Yahukimo dan Keerom III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), dan Wamena II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Rahmat. Selain itu, BMKG juga menegaskan pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg."




Liputan6.com, Kendari - Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, dalam periode sepekan ke depan, curah hujan dengan intensitas lebat yang disertai kilat/petir berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).

Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R. Prabowo mengatakan, sirkulasi siklonik di sekitar Selat Karimata saat ini masih teridentifikasi aktif dan menyebabkan terbentuknya pola konvergensi, serta belokan angin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia bagian barat.

"Tingkat labilitas udara yang signifikan juga cukup berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua," kata Mulyono di Kendari, Minggu (19/1/2020).

Ia mengungkapkan, akibat kondisi tersebut, BMKG memprediksi dalam periode sepekan ke depan, curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir berpotensi terjadi di berapa wilayah provinsi di Indonesia termasuk Provinsi Sultra, dilansir Antara .

Periode 19 Januari 2020, terjadi di Sumatera Barat (Sumbar), Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung (Babel), Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Utara (Kaltara), Kalimantan Timur (Kaltim) dan- Kalimantan Selatan (Kalsel). Kemudian Sulawesi Barat (Sulbar), Sulawesi Tengah (Sulteng), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Papua.

Periode 20-23 Januari 2020, yakni Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Babel, Sumatera Selatan (Sumsel), Lampung, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jawa Timur (Jatim), Bali, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Sulbar, Sulsel, Sultra, Papua.

Sementara itu, BMKG Kendari juga mengeluarkan peringatan dini cuaca pada tanggal 19 Januari 2020 Pukul 12.10 Wita, dimana wilayah Sultra berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang disertai guntur dan angin kencang, yakni di wilayah Buton Utara (Kalisusu dan Ereke), Buton Tengah (Telaga Raya), Konawe Selatan (Laonti, Wolasi, laeya, Lainea), Konawe kepulauan (Wawoni timur, Selatan, tenggara), Konawe (Routa, tonggauna, meluhu, bondoala).

Selanjutnya, di Konawe Utara (Wiwirano), Kolaka (Wolo, Samaturu, latambaga), Kolaka Timur (Tirawuta, Lambandia, Uluiwoi), Bombana (Mata Usu, lantar jaya) dan sekitarnya. Hal itu dapat meluas ke wilayah Kolaka Timur, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Utara dan sekitarnya.

"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," ungkapnya.




Penampakan merah langit akibat kebakaran di sebuah peternakan sapi di New South Wales, Australia pada 5 Januari 2020. (Suara.com/AFP/Saeeda Khan)

JAKARTA, AYOBEKASI.NET – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi penjelasan terkait adanya berita yang menyebut bahwa asap kebakaran hutan di Australia bakal menyebar ke Indonesia dan berpotensi ‘menutupi’ permukaan bumi.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menyatakan bahwa potensi penyebaran asap kebakaran hutan di Australia di Indonesia termasuk kecil lantaran dinamika atmosfer Australia didominasi aliran angin kencang yang konsisten ke arah timur.

“Dan, di Indonesia sendiri dinamika atmosfer didominasi oleh angin baratan atau monsun Asia,” kata Herizal dalam keterangan resmi, Minggu (19/1/2020).

Dia melanjutkan, hasil analisis kondisi dinamika atmosfer pada awal hingga pertengahan Januari 2020 menunjukkan pergerakan penyebaran asap dominan terjadi di belahan bumi selatan. Asap ini menyebar dari Australia ke arah timur karena dipengaruhi oleh polar jet stream .

Polar jet stream adalah aliran angin kencang pada sekitar 60 derajat Lintang Selatan dengan kecepatan lebih dari 100 kilometer per jam, yang bergerak konsisten ke arah timur.

“Polar jet stream ini telah membawa asap kebakaran hutan Australia menyeberangi Samudera Pasifik bagian selatan pada ketinggian atmosfer sekitar 16 kilometer dan menyebar sampai ke negara Benua Amerika bagian selatan antara lain Chili, Argentina, dan Uruguay,” ujarnya.

Diperkirakan, hingga akhir Januari 2020 polar jet stream ini masih cukup kuat, sehingga potensi penyebaran asap masih dominan ke arah timur.

Adapun kejadian kebakaran hutan Australia pada tahun 2019-2020 termasuk ke dalam kejadian paling parah dalam sejarah kebakaran hutan. Meski tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan perubahan iklim, tapi kenaikan suhu udara global telah meningkatkan risiko kebakaran hutan sehingga akan lebih sering terjadi.




PALMERAH, WARTAKOTALIVE.COM - Berdasarkan prakiraan cuaca di Jakarta Minggu 19 Januari 2020 siang nanti, hujan lokal terjadi di wilayah Jakbar dan Jakpus , hujan sedang di Jaksel dan Jaktim, sedang cuaca berawan di Jakut, dan Kepulauan Seribu.

Begitupun pada prakiraan cuaca di Jakarta Minggu 19 Januari 2020 malam nanti, hujan lokal mengguyur wilayah Jakbar, Jakpus, Jakut, dan Kepulauan Seribu, sedang cuaca berawan terjadi di Jaksel dan Jaktim.

Lalu pada prakiraan cuaca di Jakarta Minggu 19 Januari 2020 dini hari, hujan ringan terjadi di Jakbar, Jakpus, Jaksel, dan Jaktim, sedang hujan sedang di Jakut dan Kepulauan Seribu.

•   UPDATE Pemkot Tangerang Bangun 4.000 Sumur Injeksi Atasi Banjir

•   Jakarta, Banten, dan Jawa Barat Masih Sendiri-sendiri Atasi Banjir, Pengamat: Belum Kompak

•   UPDATE Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Buka Usaha Toko Kelontong saat Tinggal di Kampung Bandan

Prakiraan cuaca di Jakarta dan sekitarnya pada Minggu 19 Januari 2020 (bmkg.go.id)

Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui situsnya bmkg.go.id pada prakiraan cuaca di Jakarta Minggu 19 Januari 2020 menyampaikan peringatan dini potensi hujan disertai petir di wilayah Jaksel, Jakbar, dan Jaktim.

"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Jaksel, Jakbar, dan Jaktim pada sore hari," tulis BMKG dalam situsnya.

Secara keseluruhan dari prakiraan cuaca di Jakarta Minggu 19 Januari 2020, rentang suhu udara Jakarta berkisar 24-32 derajat Celsius.

Hujan Ringan Guyur Bogor, Depok, dan Bekasi pada Siang Nanti

Sementara itu prakiraan cuaca di Bodetabek Minggu 19 Januari 2020 siang nanti, hujan ringan guyur Bogor, Depok, dan Bekasi sedang cuaca berawan terjadi di Tangerang.

Lalu dari prakiraan cuaca di Bodetabek Minggu 19 Januari 2020 malam nanti, hujan lokal terjadi di Bogor, Depok, dan Tangerang, sedang Bekasi diprediksi cuaca berawan.

Begitupun pada prakiraan cuaca di Bodetabek Minggu 19 Januari 2020 dini hari nanti, hujan lokal terjadi di Tangerang, sedang cuaca berawan terjadi di Bogor, Depok, dan Bekasi.




Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan deras disertai petir bakal terjadi di Bandung, Purwakarta, Subang, Tasikmalaya, Garut, Ciamis, dan Banjar. Hujan diperkirakan terjadi pada sore dan malam.

"Waspada hujan sedang hingga lebat disertai angin dan petir di wilayah Bandung, Purwakarta, Subang, Tasikmalaya, Garut, dan Ciamis pada sore hingga malam hari," jelas BMKG dalam situs resminya, Sabtu (18/1/2020).

Baca Juga: Awas!! BMKG Ramal Cuaca Ekstrem Hantui Banyak Wilayah Sepekan ke Depan

Pada siang hari Kota Bandung dan sekitarnya diprediksi hujan ringan. Kecepatan angin mencapai 20 kilometer per jam. Sedangkan suhu antara 21–30 derajat Celsius.

Bekasi dan Depok diprediksi berawan pada siang hari. Namun, hujan lebat akan mengguyur pada malam hari.

Sementara warga diimbau waspada hujan deras dan angin kencang di Subang dan Purwakarta. Kecepatan angin di san diprediksi mencapai 20 km/jam. Partner Sindikasi Konten: Okezone

Penulis: Redaksi WE Online Editor: Shelma Rachmahyanti Foto: Sufri Yuliardi




SUKABUMIUPDATE.com - Staf Observatori BMKG Palabuharatu Rafdi Ahadi menyebut gempa tektonik berkekuatan 2,4 magnitudo yang terjadi pada Rabu (15/1/2020), merupakan gempa yang kedalamannya dangkal. Sehingga guncangannya dirasakan hingga ke Kabupaten Sukabumi. "Dari kekuatannya gempa tidak begitu besar, kedalamannya dangkal sehingga dirasakan oleh masyarakat, namun sampai saat ini kita belum ada info bangunan rusak akibat gempa tersebut di Kabupaten Sukabumi," ujar Rafdi kepada sukabumiupdate.com , Jumat (17/1/2020).

BACA JUGA:  Empat Desa di Kabandungan Sukabumi Rasakan Gempa Lokal di Gunung Salak

Sebelumnya, gempa tektonik mengguncang sebagian wilayah Sukabumi, Rabu (15/1/2020) lalu. Dari rilis BMKG gempa terjadi sekitar pukul 19:50:28 WIB, adapun pusat gempa berkekuatan Magnitudo 2,4 itu terletak pada koordinat 6.71 LS - 106.56 BT, tepatnya berada di darat pada jarak 29 kilometer Barat Daya Bogor dengan kedalaman 20 kilometer. Ditinjau dari lokasi epicenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan serangkaian gempa bumi dangkal di kaki Gunung Salak akibat aktivitas sesar lokal wilayah setempat. BACA JUGA:  Gempa di Gunung Salak, Warga Kabandungan Sukabumi Rasakan Getaran "Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan  di wilayah Kecamatan Pamijahan dengan Skala Intensitas II - III MMI, di Kecamatan Leuwiliang dengan Skala Intensitas II - III MMI, di Sukabumi dengan Skala Intensitas II - III MMI, di daerah Gunung Salak dengan Skala Intensitas II - III MMI, di daerah Gunung Halimun dengan Skala Intensitas II - III MMI," jelasnya. Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi merupakan wilayah yang merasakan guncangan gempa tersebut. Menurut warga, terasa hingga empat kali guncangan pada Rabu itu dimulai pukul 17.00 WIB hingga 20.00 WIB. Guncangan dirasakan warga Desa Kabandungan, Desa Cipeteuy, Desa Tugubandung dan Desa Cihamerang.   BACA JUGA:  Gempa Garut Terasa hingga Sukabumi, BPBD Pantau Dampaknya Menurut Rafdi, sejak laporan gempa bumi dibuat Rabu (15/1/2020) pukul 20:48 WIB, hasil monitoring BMKG menyatakan terhitung sudah ada 5 kali gempa bumi susulan (aftershock). Untuk itu kepada masyarakat agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi dari BMKG, karena BMKG akan terus memantau perkembangan gempa bumi tersebut. "Mungkin warga bisa mengecek bangunan rumah masing-masing untuk mitigasi gempa agar ketika gempa terjadi lagi bangunan masih kokoh dan tidak menimbulkan bangunan runtuh kalaupun ada kerusakan segera melaporkan ke pemerintah setempat," terangnya.

E-mail Marketing : marketingsukabumiupdate@gmail.com




Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memprakirakan wilayah DKI Jakarta akan diguyur hujan disertai petir pada hari ini. Wilayah Jakarta yang diprakirakan diguyur hujan adalah Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jakarta Timur (Jaktim). "Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada sore dan dini hari," tulis BMKG dalam situs resminya yang dilihat detikcom , Jumat (17/1/2020).

Untuk wilayah Jakarta Pusat (Jakpus), BMKG memprakirakan akan diguyur hujan ringan pada malam dan dini hari. Untuk wilayah Jakarta Barat (Jakbar), BMKG memprakirakan akan cerah pada pagi hari dan lanjut berawan sejak siang hingga dini hari. Untuk wilayah Jakarta Utara (Jakut), BMKG memprakirakan akan diguyur hujan pada pagi dan dini hari, lalu berawan pada siang dan malam hari. Sedangkan untuk Kepulauan Seribu diprakirakan cerah berawan sejak siang hingga dini hari dan hujan ringan pada pagi hari. Sementara itu, untuk wilayah di sekitar Jakarta, seperti Kota Tangerang, BMKG memprakirakan wilayah tersebut diguyur hujan ringan pada malam hari, lalu pada pagi dan siang hari berawan. Wilayah Bekasi diprakirakan akan cerah berawan sejak pagi hingga siang hari dan hujan lokal pada malam hari, Depok diprakirakan cerah berawan pada pagi hingga siang hari dan hujan lebat pada malam hari, serta Bogor diprakirakan cerah berawan pada pagi hingga siang hari dan hujan lokal pada malam hari.




TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Beberapa hari terakhir,  cuaca di Yogyakarta terasa sangat terik dengan suhu udara yang terasa sangat panas.

Kondisi itu tentunya cukup aneh mengingat saat ini memasuki musim penghujan.

• Yogya Diguyur Hujan setelah 20 Januari, Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat Sepekan ke Depan

Menurut Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Mlati, Reni Kraningtyas bahwa kondisi ini lazim terjadi di musim penghujan.

"Perkiraannya masih akan terjadi selama dua atau tiga hari kedepan," tegasnya, Sabtu (18/1/2020).

Adapun penyebab dari fenomena ini, menurut Reni dipicu oleh pola angin.

"Jadi cuaca kali ini dipengaruhi oleh pola angin Barat Daya yang membentuk berairan (divergen) di Jawa, sehingga pembentukan awan hujan di Yogyakarta sangat kecil," paparnya.

Selain itu, kondisi ini juga dipengaruhi oleh fase MJO kering yang dominan di Indonesia bagian Barat.

• Cuaca dan Suhu di Wilayah Yogyakarta Kembali Panas Terik, Ini Penjelasan BMKG

"Posisinya (MJO) sekarang di fase enam atau Samudera Pasifik," tegasnya.

Kedua hal ini mengakibatkan cuaca di Yogyakarta cenderung cerah.

"Menurut pengamatan dari pantauan citra satelit himawari, terlihat hampir tidak ada awan di Pulau Jawa," katanya.

Lanjut Reni, cuaca ini mengakibatkan radiasi Matahari yang diterima Bumi menjadi lebih besar sehingga suhu udara terasa panas.

"Namun Kita memprediksi bahwa kondisi iklim kedepannya akan berlangsung normal. Jadi ini bukan jadi pertanda bahwa musim kemarau datang lebih cepat," paparnya.

Awal musim kemarau untuk masing-masing wilayah tentunya nanti akan bervariasi. (Tribunjogja/Andreas Desca)




Surabaya - Cuaca di sejumlah wilayah Jawa Timur pada akhir pekan ini diprediksi cukup cerah. Namun, hujan disertai petir dan angin kencang diperkirakan terjadi di beberapa daerah. Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan siang hingga sore nanti, hujan deras dan angin kencang diperkirakan melanda wilayah Surabaya dan sekitarnya. "Peringatan dini waspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada siang hingga sore hari di wilayah Surabaya, Gresik, Bangkalan, Pamekasan, Sampang dan Sumenep," kata Teguh kepada detikcom di Surabaya, Sabtu (18/1/2020).

Teguh menambahkan di malam hari, hujan dan angin kencang ini akan bergeser ke wilayah lain di Jatim. Misalnya di Probolinggo, Bondowoso dan Situbondo. "Sedangkan di malam hari waspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di wilayah Probolinggo, Bondowoso dan Situbondo," lanjutnya.




Langgam.id – Sejumlah daerah d i Sumatra Barat (Sumbar) masih bepotensi dilanda hujan dengan intesitas sedang dan lebat hingga tiga hari ke depan. Hal ini sesuai dengan rilis yang dikeluarkan BMKG Stasiun Minangkabau, Padang Pariaman, Minggu (19/1/2020). Pagi ini, daerah yang berpotensi dilanda hujan ringan masing-masing, Kepulauan Mentawai, Limapuluh Kota, Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan Kota Padang. Siang harinya, potensi hujan ringan mengitari wilayah Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Padang Pariaman, dan Padang. Sedangkan potensi hujan sedang terjadi di Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok. Potensi hujan ringan di malam hari meliputi daerah Mentawai, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Payakumbuh, Agam, Batu Sangkar, Sawah Lunto, Pariaman, Padang Pariaman, dan Padang. Sedangkan Pesisir Selatan berpotensi dilanda hujan sedang hingga lebat. BMKG juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi hujan dengan intesitas sedang yang dapat disertai petir, kilat dan anging kencang sore hingga malam hari di Mentawai, Pasaman Barat dan Pesisir Selatan. Senin (20/1/2020), potensi hujan ringan pagi hari terjadi di Pasaman Barat dan Mentawai. Sedangkan siang harinya, potensi hujan berada di Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Bukittinggi, Padang Pariaman, Padang, Kabupaten Solok, Solok Selatan dan Pesisir Selatan. Malam hari hingga dini harinya, potensi hujan sedang hingga lebat berada di Pasaman Barat, Agam, Pesisir Selatan, Bukittinggi, Padang Pariaman, Padang, Limapuluh Kota, dan Solok Selatan. Pada Selasa (21/1/2020), potensi hujan ringan terjadi di Mentawai, Limapuluh Kota dan Pesisir Selatan. Sedangkan siang sampai sore, daerah yang diprediksi hujan meliputi Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Bukittinggi, Limapuluh Kota, Payakumbuh, Padang Pariaman, Pariaman, Padang dan Pesisir Selatan. Malam hingga dini harinya, potensi hujan ringan dan sedang mengancam wilayah Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Pariaman, Padang Pariaman, Padang, Kabupaten Solok, Pesisir Selatan, Solok Selatan, Dharmasraya. (*/ICA)



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply