JAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Sebanyak 17 kasus pneumonia akibat virus corona atau coronavirus kembali dilaporkan terjadi Cina pada Minggu (19/1/2020). Peningkatan jumlah kasus akibat virus corona baru ini menimbulkan kekhawatiran warga yang tengah mempersiapkan Tahun Baru Cina. Otoritas Cina dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jenis virus Corona baru ada setelah merebaknya pneumonia di pusat kota Wuhan, tepat menjelang Tahun Baru Imlek. Mereka mengatakan, jenis virus itu tidak tampak mematikan seperti jenis virus corona lainnya, yakni Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia selama wabah 2002/2003 yang juga berasal dari Cina. Dilansir oleh Asia One, adapun fakta-fakta seputar kasus virus corona di Cinayang perlu Anda ketahui. 1. Penyebaran virus corona AYO BACA : Virus Corona China Menyebar ke Thailand dan Jepang Pada 19 Januari 2020, ada 65 kasus orang menderita penumonia karena strain baru virus corona. Semua pasien adalah penduduk Wuhan atau orang-orang yang baru pergi ke kota. Gejala yang mereka alami termasuk demam, batuk dan kesulitan bernapas. Sebanyak 62 pasien asal Wuhan yang dirawat, dua di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia. Thailand juga menemukan ada dua kasus penumonia yang berasal dari wisatawan Cina dari Wuhan. Selain itu, Jepang juga menemukan kasus serupa pada orang Jepang yang mengunjungi Wuhan sebelum jatuh sakit. 2. Penyebab virus korona Pihak kesehatan berpendapat bahwa wabah akibat virus corona ini berkaitan dengan pasar makanan laut di Wuhan. Tetapi, beberapa pasien baru mau menghindari pasar ini setelah didiagnosis dengan virus korona. AYO BACA : Penyakit Sepsis, Pembunuh yang Lebih Besar Daripada Kanker Mereka juga mengatakan tidak ada bukti jelas bahwa virus itu menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Tetapi, mereka tidak ingin mengesampingkan kemungkinan penularan. 3. Tidak ada vaksin Sekarang ini belum tersedia vaksin untuk jenis virus corona baru. Tetapi, perlu diwasapadai kalau gejalanya meliputi demam, kesulitan bernapas dan infiltrat pneumonik di paru-paru. Pihak berwenang Cina juga telah meningkatkan upaya pemantauan dan desinfeksi menjelang liburan tahun baru di akhir Januari. Karena, ada sekitar 1,4 miliar orang di negara itu melakukan perjalanan domestrik dan luar negeri. Otoritas bandara di Amerika Serikat serta banyak negara Asia, termasuk Jepang, Thailand, Singapura dan Korea Selatan telah meningkatkan pemeriksaan penumpang dari Wuhan. WHO mengirim arahan ke rumah sakit di seluruh dunia tentang pencegahan dan pengendalian infeksi. Namun pihaknya telah menyarankan terhadap larangan perjalanan atau perdagangan berdasarkan informasi yang tersedia. AYO BACA : Ini 5 Cara Ampuh Menghindari Anemia
Berita ini merupakan hasil kerja sama antara Ayo Media Network dan Suara.com .
Isi tulisan di luar tanggung jawab Ayo Media Network.
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Virus misterius bernama 2019-nCoV telah menyebabkan wabah penyakit yang mirip pneumonia di China. Virus ini dilaporkan telah menyebar ke negara-negara lain seperti Thailand dan Jepang. Otoritas kesehatan Thailand dan Jepang telang mengumumkan temuan kasus yang dicurigai berkaitan dengan 2019-nCoV. Otoritas Thailand mengungkapkan bahwa mereka menemukan kasus pertama terkait 2019-nCoV pada 13 Januari dan kasus kedua pada 17 Januari. Jepang juga telah mengumumkan temuan kasus 2019-nCoV pertama pada Kamis lalu dengan pasien seorang laki-laki berusia 30-an tahun. Pasien tersebut telah dirawat di rumah sakit dan sudah dinyatakan membaik pada 15 Januari. Laki-laki asal Jepang ini mulai merasakan gejala pada 3 Januari lalu ketika sedang berpergian ke Wuhan, China. Laki-laki tersebut kembali ke Jepang pada 6 Januari dan langsung dirawat di rumah sakit. 2019-nCoV diketahui sebagai virus dari jenis coronavirus. Coronavirus ialah keluarga virus yang dapat menyebabkan gejala seperti pilek hingga severe acute respiratory syndrome (SARS). Infeksi 2019-nCoV dapat memunculkan keluhan yang mirip seperti gejala pneumonia. Otoritas kesehatan meyakini bahwa virus baru ini hanya bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Huanan Wholesale Seafood Market di Wuhan dicurigai menjadi sumber awal penularan 2019-nCoV. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi mengenai transmisi atau penularan 2019-nCoV dari manusia ke manusia. Akan tetapi, kekhawatiran mengenai penularan manusia ke manusia muncul karena pasien asal Jepang tidak pernah mengunjungi pasar apapun yang menjual hewan hidup, sedangkan pasien asal Thailand pernah mengunjungi pasar yang menjual hewan hidup tapi tidak pernah mengunjungi Huanan Wholesale Seafood Market. "Mengingat pola berpergian global, kasus-kasus baru di negara-negara lain sangat mungkin (ada)," ungkao Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah pernyataan resmi, seperti dilansir Gizmodo. Infeksi 2019-nCoV tak hanya dapat memunculkan gejala seperti pneumonia tetapi juga berisiko mematikan. Kasus kematian pertama akibat virus ini terjadi pada 9 Januari lalu. Pasien tersebut adalah laki-laki berusia 61 tahun di Wuhan. Kasus kematian kedua terjadi pada 16 Januari lalu dengan pasien seorang laki-laki berusia 69 tahun yang juga tinggal di Wuhan. Pada kasus kematian kedua, pasien mengalami kerusakan pada banyak organ dan menderita tuberkulosis paru. Bila penularan tak dapat terjadi antarmanusia, maka tindak pencegahan langsung relatif lebih mudah dilakukan untuk orang-orang yang sehat. Huanan Wholesale Seafood Market yang ditengarai menjadi sumber penularan telah ditutup dan dibersihkan pada 1 Januari lalu, hanya satu hari setelah ditemukan adanya keterkaitan antara pasar tersebut dan penyebaran 2019-nCoV. Setelah itu, pasar tersebut kembali dibuka dan beroperasi. Tim dari German Center for Infection Research di Berlin juga telah mengembangkan tes laboratorium baru untuk 2019-nCoV. Dengan adanya tes ini, diharapkan dalam waktu dekat dokter dapat menegakkan diagnosis kasus suspek dengan baik. "Ini juga akan membantu peneliti memahami apakah virus ini mampu menyebar dair manusia ke manusia," jelas Profesor Christian Drosten.
Berita ini merupakan hasil kerja sama antara Ayo Media Network dan Republika .
Isi tulisan di luar tanggung jawab Ayo Media Network.
Jakarta, CNN Indonesia -- Wabah yang didugatelah merenggut dua nyawa dihingga Jumat (17/1). Para peneliti menyebut ada ribuan orang yang kemungkinan telah terinfeksi virus tersebut.Pihak berwenang China mengatakan pneumonia yang dikaitkan dengan virus itu telah menyerang setidaknya 41 orang di negara itu, dengan wabah berpusat di sekitar pasar makanan laut di pusat kota Wuhan.Namun, sebuah makalah yang diterbitkan oleh para ilmuwan MRC Centre for Global Infectious Disease Analysis di Imperial College di London mengatakan jumlah orang yang terkena dampak di kota itu kemungkinan lebih dari seribu.Para ilmuwan di MRC Center, yang kerap memberi masukan ke lembaga-lembaga termasuk World Health Organization (WHO), memperkirakan total 1.723 kasus di Wuhan per 12 Januari.Para peneliti mengambil jumlah kasus yang dilaporkan di luar China sejauh ini, untuk menyimpulkan berapa banyak kemungkinan yang terinfeksi di kota itu, berdasarkan data lalu lintas penerbangan internasional dari bandara Wuhan."Dengan Wuhan yang telah menginfeksi tiga kasus ke negara lain (dua di Thailand dan satu di Jepang) ini telah menyiratkan ada lebih banyak kasus daripada yang telah dilaporkan," kata Neil Ferguson, salah satu penulis laporan itu, dikutip dari AFP."Secara substansial, saya lebih concern soal hal ini ketimbang seminggu lalu. Bagaimanapun terlalu dini untuk khawatir," tambahnya.Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa orang-orang harus mempertimbangkan kemungkinan penularan dari manusia ke manusia lebih serius daripada yang dialami sejauh ini."Tidak mungkin bahwa paparan hewan adalah sumber utama infeksi," katanya.Dua orang meninggal akibat virus tersebut ketika pejabat kesehatan di seluruh dunia berusaha meyakinkan publik bahwa risiko keseluruhan infeksi tetap rendah.Pihak berwenang di Hong Kong telah meningkatkan langkah-langkah deteksi, termasuk pemeriksaan suhu yang ketat untuk pelancong yang datang dari daratan China.AS mengatakan mulai mendeteksi penerbangan yang tiba dari Wuhan di bandara San Francisco dan JFK New York, yang keduanya menerima penerbangan langsung, serta Los Angeles.
TEMPO.CO , Jakarta - Thailand dan Jepang masing-masing melaporkan telah muncul kasus yang disebabkan virus corona di negara itu dengan dua korban meninggal. Penyebaran virus corona di wilayah perbatasan Cina telah menimbulkan kekhawatiran. Situs nytimes.com mewartakan Kementerian Kesehatan Thailand pada Jumat, 17 Januari 2020 menyatakan mereka telah telah menemukan kasus kedua akibat virus corona dengan gejala mirip penyakit Pneumonia. Pasien yang terinveksi virus corona tersebut adalah seorang perempuan asal Cina, 72 tahun. Juru bicara Kementerian Kesehatan Thailand Rungrueng Kitphati mengatakan kondisi pasien dalam keadaan stabil. Dia masuk ke Thailand melalui Ibu Kota Bangkok setelah terbang dari Kota Wuhan, Cina. Ilustrasi virus corona. Sumber: wikipedia.org
Sebelumnya pada Kamis, 16 Januari 2020, Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan seorang laki-laki dari Cina, 30 tahun-an, positif terinveksi virus corona. Laki-laki itu tinggal di perfektur Kanagawa, wilayah selatan Tokyo. Dia kembali ke Jepang pada 6 Januari 2020 setelah terbang dari kota Wuhan, Cina. Laki-laki itu awalnya mengalami demam dan sudah keluar dari perawatan rumah sakit lima hari kemudian setelah dinyatakan sehat. Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan virus corona tampaknya telah menyebar dari sebuah pasar ikan di Kota Wuhan, Cina, yang juga menjual burung hidup serta hewan lainnya. Akan tetapi, Kementerian Kesehatan Jepang meyakinkan pasien laki-laki yang mereka rawat tidak mengunjungi pasar ikan manapun di Cina. Namun mungkin saja pasien telah melakukan kontak dengan pasien yang belum teridentifikasi dengan gejala radang paru-paru saat berada di Cina. Virus corona telah menimbulkan ketakutan di kawasan Asia sejak otoritas Kesehatan Cina mengumumkan telah menemukan virus baru yang telah menyebabkan puluhan orang di Kota Wuhan sakit dengan gejala seperti terserang penyakit Pneumonia. Komisi kesehatan Wuhan pada Rabu pekan lalu mengatakan risiko penularan dari manusia ke manusia cukup rendah. Komite kesehatan Wuhan menemukan satu kasus dimana satu keluarga telah terinveksi virus ini. Penyebaran virus corona telah membangkitkan ingatan pada 2003 ketika Cina diserang sindrom pernafasan akut atau SARS. Virus penyebab penyakit ini diyakini bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Virus SARS telah menewaskan lebih dar 800 orang diseluruh dunia pada 2002 – 2003. Ketika itu, Pemerintah Cina dituding telah menutup-nutupi masalah virus SARS tersebut. Namun para ahli kesehatan menyebut sekarang Pemerintah Cina sudah belajar lebih transparan, walau pun masyarakat Cina ada yang skeptis. Virus corona bisa menyebabkan kematian dan diduga ditularkan dari hewan mamalia ke manusia.
Liputan6.com, Washington D.C - AS mulai melakukan pemeriksaan ketat terhadap penumpang yang tiba dari China -- sebagai asal penyebaran virus misterius terkait SARS. Proses tersebut berlaku sejak Jumat 17 Januari 2020, kata para pejabat.
Sementara itu, tiga kasus yang dikonfirmasi kini telah dilaporkan di luar China - dua di Thailand dan satu di Jepang - bahkan ketika otoritas kesehatan di seluruh dunia berupaya meyakinkan publik bahwa risiko keseluruhan infeksi tetap rendah.
Martin Cetron, seorang pejabat senior di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan kepada wartawan: "Untuk lebih melindungi kesehatan masyarakat Amerika selama kemunculan coronavirus baru ini, CDC memulai penyaringan entri di tiga pintu masuk bandara," seperti dikutip dari AFP , Sabtu (18/1/2020).
Bandara yang dimaksud adalah San Francisco dan New York JFK, keduanya menerima penerbangan langsung. Selain itu Los Angeles, sebagai tujuan terbesar untuk penerbangan lanjutan, katanya, sambil menambahkan: "Kami berharap bahwa penyaringan selama beberapa minggu ke depan dapat mencakup sebanyak 5000 orang mulai Jumat malam.
Pelancong yang datang akan diminta untuk mengisi kuesioner dan menyerahkan ke bagian pemeriksaan suhu. Mereka yang menunjukkan tanda-tanda infeksi mungkin akan dikirim ke fasilitas lain untuk melakukan tes diagnostik yang bisa memakan waktu hingga satu hari.
Langkah itu dilakukan setelah para pejabat China mengatakan infeksi tersebut telah memakan dua korban.
Fokus, Deli Serdang - Bandara Internasional Kualanamu Sumetera Utara telah mengaktifkan penggunaan thermo scanner atau alat pengukur suhu tubuh di ruang kedatangan. Setiap penumpang yang tiba dari luar negeri secara otomatis termonitor kondisi kesehatannya.
Seperti ditayangkan Fokus Indosiar , Sabtu (18/1/2020), alat ini akan berbunyi bila suhu tubuh penumpang meningkat.
Thermo scanner diaktifkan guna mencegah masuknya virus corona yang kini mewabah di Wuhan Tiongkok.
"Biasanya di thermo scanner itu suhu tubuhnya meningkat, kita periksa. Kalau ternyata dia mengarah dari sana, kita rujuk ke rumah sakit," kata Koordinator KKP Kelas 1 Bandara Kualanamu M Sofyan Hendri.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan juga telah melakukan berbagai antisipasi mencegah masuknya virus baru yang menyebabkan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) ini.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bahkan telah memerintahkan bawahannya untuk menjaga ketat jalur masuk ke Indonesia, seperti bandara dan pelabuhan.
"Bandara internasional maupun pelabuhan masuk semua perlu diperiksa, melakukan pengaktifan detector thermal kepada semua penumpang khususnya dari negara tersebut," ujar Menkes Terawan.
Virus baru corona yang menyebabkan wabah SARS dan MERS mematikan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengungkap lebih dari 50 kasus pnemonia di Kota Wuhan. Kemungkinan disebabkan oleh jenis baru dari virus yang menyebabkan SARS dan MERS.
Jenis virus pnemonia ini telah menginfeksi puluhan orang dan membuat seluruh Asia waspada. Bahkan, kasus infeksi virus corona dari Wuhan telah masuk ke Thailand. Dua pasien asal Tiongkok telah dikarantina sejak Senin lalu di Kota Bangkok.
Corona virus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan infeksi mulai dari flu biasa hingga SARS.
SURYA.co.id | SURABAYA - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) mengimbau masyarakat Jawa Timur agar tidak khawatir terhadap Virus Corona yang saat ini sedang menyerang China .
Kepala Dinkes Jatim , Herlin Ferliana mengatakan pihaknya sudah melakukan beberapa langkah pencegahan agar Virus Corona tidak masuk ke Jawa Timur.
Mulai dari memasang alat pendeteksi suhu tubuh di pelabuhan dan bandara, hingga menyiapkan rumah sakit jika ada masyarakat yang terinfeksi virus tersebut.
Walaupun begitu, Herlin tetap meminta agar masyarakat tetap waspada jika ada teman atau kerabatnya yang dari luar negeri terutama dari China dan mengalami gejala-gejala terjangkit Virus Corona.
"Gejalanya sama seperti dengan infeksi paru-paru, tapi ini agak ganas dan penderita akan mengalami panas tinggi hingga sesak nafas, nyeri badan semua," ucap Herlin, Senin (20/1/2020).
Yang dikhawatirkan adalah Virus Corona ini sangat cepat menular ke orang lain. Sehingga pasien harus cepat dibawa ke rumah sakit terdekat.
"Langsung saja ke rumah sakit dan rumah sakit sudah tahu protap nya nanti akan diisolasi dalam artian pengobatannya tidak bercampur dengan pasien yang lain, disendirikan," ucap Herlin.
• Cegah Virus Corona Masuk Jatim, Dinkes Pasang Alat Pendeteksi Suhu Tubuh di Pelabuhan dan Bandara
Herlin mengungkapkan, rumah sakit di Jawa Timur sudah menyiapkan tata laksana untuk pasien yang terjangkit Virus Corona sekaligus obatnya.
"Bisa disembuhkan di Jawa Timur, tapi kalau flu biasa kan kita tidak perlu menggunakan alat khusus sedangkan yang ini (Virus Corona) harus menggunakan alat khusus dan harus diisolasi agar tidak menyebar ke tempat lain," pungkasnya.
TIGA bandara di Amerika Serikat telah bersiaga mencegah wabah virus Korona . Penumpang yang datang dari Wuhan, Tiongkok akan melewati skrining khusus di kantor kesehatan pelabuhan setempat.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah merebaknya infeksi virus Korona , yang telah menyerang puluhan orang dan dua korban jiwa. Adapun bandara yang sudah melakukan skrining pasien adalah bandara di New York, San Francisco dan Los Angeles
Kebanyakan korban penyebaran virus Korona , tertular melalui paparan pada binatang yang dijual di pasar, terpapar makanan laut, hingga aneka daging lainnya.
Hingga saat ini, belum diketahui apakah virus tersebut dapat menyebar dari manusia ke manusia. Virus yang terkait dengan penyakit ini diyakini SARS dan MERS, yang pernah memakan korban jiwa sejak beberapa tahun terakhir.
Direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernafasan Nasional, dr Nancy Messonnier mengatakan, situasi ini sangat serius, sehingga sangat penting untuk melakukan langkah proaktif dan siap untuk mengatasi masalah tersebut. Meski demikian, sebut Dokter Nancy, mungkin ada beberapa kasus di Amerika Serikat pada sejumlah titik.
“Kami percaya risiko saat ini dari virus menuju masyarakat umum masih rendah,” terang Dokter Nancy, dilansir Okezone dari NYTimes , Senin (20/1/2020). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga mengembangkan tes diagnostik yang akan dikirim ke rumah sakit dan departemen kesehatan negara bagian, untuk menentukan orang yang terinfeksi. Sekira 100 ahli dari CDC sedang dikerahkan ke tiga bandara yang ada di Amerika Serikat.
Direktur Divisi Migrasi Global dan Karantina CDC, Dokter Martin Cetron mengatakan, pemeriksaan pertama akan dilakukan di Bandara Internasional Kennedy, New York. John F Kennedy (JFK) adalah satu-satunya bandara di New York yang akan mengambil peran dalam pemeriksaan. Disusul dengan dua bandara berikutnya, Bandar Udara Internasional Los Angeles dan Bandar Udara Internasional San Francisco.
Dari ketiga bandara yang melakukan pemeriksaan, hanya New York dan San Francisco yang menerima penerbangan langsung dari Wuhan.
Sementara penumpang yang tiba di Los Angeles adalah penumpang yang melakukan penerbangan lanjutan. Wisatawan akan diminta untuk mengisi kuesioner, yang menanyakan apakah mereka memiliki gejala seperti batuk atau demam. Mereka juga akan ditanya apakah telah mengunjungi pasar daging dan makanan laut di Wuhan yang merupakan pusat wabah.
Pemeriksaan juga akan menggunakan pemindai termal, yang bisa diarahkan ke dahi atau pelipis untuk mendeteksi demam. Orang dengan tanda-tanda penyakit akan diperiksa lebih lanjut, bersama dengan anggota keluarga atau orang lain yang bepergian bersama mereka.
Bagi penumpang yang diduga terinfeksi virus, maka akan dikirim ke rumah sakit daerah untuk melakukan pengujian dan perawatan lebih lanjut. Cetron mengatakan rumah sakit di setiap kota telah ditunjuk untuk menangani kemungkinan kasus new coronavirus . Meski demikian Cetron menolak untuk menyebutkan daftar rumah sakit tersebut.
Dalam kasus ini mungkin tidak mudah untuk mendeteksi new coronavirus di bandara. Karenanya, saat ini flu sedang berlangsung mengingat musim dingin adalah periode puncak untuk flu dan pernapasan lainnya.
"Pemeriksaan ini tentu bisa memakan banyak waktu. Dalam beberapa kasus penumpang mungkin akan ketinggalan penerbangan lanjutan," kata Cetron.
Sementara itu, sekira 60 ribu hingga 65 ribu orang dalam setahun melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dari Wuhan. Selama beberapa minggu ke depan, sekira 5.000 penumpang kemungkinan akan diperiksa untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi new coronavirus .
TEMPO.CO , Jakarta - Dunia tengah dihebohkan oleh virus corona yang menyebar di Wuhan, Cina, dan dikhawatirkan bakal mendunia. Virus ini menyebabkan masalah di paru-paru dan pernapasan, termasuk pneumonia. Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO), gangguan pernapasan telah mengakibatkan korban sekitar 3 juta jiwa per tahun. Demikian dilansir dari Style Craze . Udara yang kotor dan berpolusi, serta gaya hidup yang buruk juga dapat mempengaruhi kesehatan paru-paru. Hal tersebut menyebabkan kesulitan bernapas dan berbagai penyakit pernapasan. Jadi, Anda harus waspada dan menjaga kesehatan paru-paru dengan mengonsumsi makanan sehat dan mengikuti gaya hidup sehat. Melakukan hal ini akan mengurangi biaya obat-obatan dan operasi. Berikut buah-buahan terbaik untuk menjaga kesehatan paru-paru . Apel Apel kaya sumber antioksidan dan fitokimia, seperti katekin, asam klorogenat, dan floridzin, yang membantu mengurangi risiko asma, kanker, peradangan, dan penyakit kardiovaskular. Konsumsi apel setiap hari saat sarapan atau sebagai camilan untuk menjaga kesehatan paru-paru. Menurut penelitian, makan apel secara teratur dapat menurunkan risiko asma hingga 32 persen. Jika tidak mengonsumsinya setiap hari, Anda akan lebih mungkin mengembangkan gejala asma. Selain itu, senyawa yang ditemukan dalam apel, seperti flavonoid dan khellin, dapat secara efektif membuka saluran udara sehingga pernapasan lancar.
Beri Beri-berian, seperti stroberi, rasberi, kranberi, blackberry, dan blueberry mengandung asam fenolik, flavonoid, tanin, asam askorbat, dan fitokimia. Zat-zat tersebut membantu mengurangi peradangan, meningkatkan kekebalan, melindungi jantung, dan melawan berbagai jenis kanker. Konsumsi beri bisa dalam bentuk smoothies atau sebagai camilan. Aprikot Aprikot tidak hanya lezat tetapi juga pelindung kuat paru-paru. Para peneliti telah menemukan aprikot adalah sumber vitamin C, vitamin E, betakaroten, dan likopen. Semua senyawa ini adalah antioksidan. Aprikot memiliki sifat antialergi, antimikroba, anti-inflamasi, dan antikanker. Tambahkan aprikot dalam salad, smoothies, atau sebagai camilan. Blewah Radikal bebas dapat merusak paru-paru dan menyebabkan penyakit seperti kanker paru-paru. Blewah mengandung vitamin C, yang memiliki potensi untuk melawan radikal bebas. Jika Anda memiliki riwayat asma atau masalah pernapasan lain, disarankan untuk mulai mengonsumsi blewah, jeruk, lemon, dan lain-lain Jeruk bali Jeruk bali dikenal dengan sifat penambah berat badan dan banyak manfaat kesehatan lain. Buah rendah kalori ini adalah sumber vitamin C, vitamin B6, tiamin, asam folat, dan magnesium. Jeruk bali juga mengandung bioaktif flavon dan naringenin, yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Mengonsumsi setidaknya setengah buah saat sarapan dapat membantu mengeluarkan racun dari tubuh dan mengurangi peradangan pada sistem pernapasan. Alpukat Alpukat kaya vitamin E, K, B6, riboflavin, asam pantotenat, dan niacin, serta sarat dengan asam lemak tak jenuh ganda. Vitamin ini memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi, yang bertanggung jawab melawan radikal bebas. Para ilmuwan juga telah menemukan konsumsi alpukat dapat membantu mengurangi radang sendi dan peradangan pada sendi. Konsumsi setengah buah alpukat setiap hari agar tetap sehat.
VIDEO: Dua Orang Meninggal Karena Terinfeksi Coronavirus Baru
AFPTV , CNN Indonesia | Jumat, 17/01/2020 17:51 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Hingga Jumat (17/1), wabah penyakit pernapasan misterius China sudah merenggut dua nyawa di China. Wabah yang diduga coronavirus baru itu pun diduga sudah merebak hingga ke Jepang dan Thailand. Infeksi virus corona memiliki gejala hidung meler, sakit kepala dan demam. Jika gejala menunjukkan napas pendek, tubuh menggigil dan terasa sakit, jenis coronavirus diduga lebih berbahaya.