Contact Form

 

BMKG: Waspada Hujan Disertai Angin Kencang Guyur Jaksel-Jaktim Pagi Ini


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memberikan peringatan dini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di sejumlah daerah, pada Senin (20/1) ini. Hingga pukul 07.54 WIB, peringatan dini diberikan untuk 19 daerah, yaitu DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Bangka Belitung, dan Bengkulu. (Baca: Beda Penanganan Infrastruktur Mengatasi Banjir di Jakarta dan Semarang ) Khusus di Jakarta, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi terjadi disertai kilat/petir dan angin kencang. Hujan sedang diprediksi mengguyur Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu pada siang hari. Kemudian, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat bepotensi mengalami hujan lokal pada siang hari. Sedangkan pada malam hari, hujan ringan berpotensi terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi . Di Maluku, terdapat potensi gelombang dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter di Laut Seram bagian Timur, perairan P. Ambon-P. Lease, Buru, Laut Banda, perauran Kepulaua Kai-Aru, Sermata Leti, Babar Tanimbar, dan Laut Arafuru.   (Baca: Ada Petir di Letusan Gunung Taal, Berikut Ini Penjelasan BMKG ) Di Bali, terdapat potensi gelombang setinggi 2 meter atau lebih di sekitar Selat Bali bagian Selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian Selatan, dan Samudera Hindia Selatan Bali. Email sudah ada dalam sistem kami, silakan coba dengan email yang lainnya. Maaf Telah terjadi kesalahan pada sistem kami. Silahkan coba beberapa saat lagi




Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memprediksi sejumlah wilayah di DKI Jakarta pagi dan siang ini akan diguyur hujan disertai petir. BMKG meminta warga waspada. "Waspada potensi hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang di wilayah Jaksel, Jakbar dan Jaktim pada siang hingga menjelang malam," tulis BMKG dalam situs resminya, seperti dilihat detikcom , Senin (20/1/2020) Pada pagi hari ini, hujan diprediksi akan mengguyur wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara hingga Kepulauan Seribu. Memasuki siang hari, hujan disertai petir akan mengguyur beberapa wilayah, yakni Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat siang ini diperkirakan hanya terjadi hujan ringan. Untuk wilayah Jakarta Utara diperkirakan akan mendung, sedangkan di Kepulauan Seribu diprediksi cerah. Pada malam hari, wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur diprediksi akan berawan. Sedangkan di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu diperkirakan cerah. Memasuki dini hari, wilayah Kepulauan Seribu diprediksi akan diguyur hujan. Sedangkan wilayah Jakarta lainnya diprediksi akan berawan. Adapun suhu Jakarta hari ini diperkirakan berkisar 24 hingga 32 derajat Celcius. Sedangkan kelembapan udara berada di angka 80 hingga 95 persen.




tirto.id - Gempa hari ini mengguncang kawasan Mamasa dan sekitarnya pada 19:19:59 WIB, Minggu, 19 Januari 2020. Data BMKG menunjukkan gempa bumi tersebut berkekuatan Magnitudo 3.5 SR. Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa Mamasa tersebut berada pada titik koordinat 2.85 LS 119.48 BT. Dilansir dari BMKG, pusat gempa berada di darat 18 Km TimurLaut Mamasa. BMKG juga mengingatkan agar masyarakat di Mamasa mewaspadai potensi gempa susulan. Berdasarkan data yang dirilis BMKG, guncangan akibat gempa Mamasa hari ini dirasakan pada sejumlah tempat berikut (skala MMI): Untuk diketahui, sebagian besar wilayah Indonesia termasuk daerah rawan gempa. Merujuk pada data BMKG, selama 1976‐2006 saja, telah terjadi 3.486 gempa bumi dengan magnitudo lebih dari 6,0. Apa penyebab gempa bumi? Dari segi penyebab, gempa bumi bisa dibedakan dalam 2 jenis. Pertama, gempa tektonik yang terjadi karena pergerakan/pergeseran lapisan batuan di kulit bumi, secara tiba‐tiba. Hal ini terjadi akibat pergerakan lempeng‐lempeng tektonik. Selain itu gempa bisa juga terjadi karena aktivitas gunung api. Gempa jenis kedua ini disebut gempa bumi vulkanik. Pergerakan lapisan batuan di dalam bumi secara tiba‐tiba dapat menghasilkan energi yang dipancarkan ke segala arah berupa gelombang seismik. Saat gelombang itu mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak segala sesuatu, seperti bangunan, dapat menimbulkan korban jiwa. Sementara pada hari ini, selain di Mamasa, gempa pun terjadi di kawasan Indonesia lainnya, yakni: # Waktu Gempa Koordinat Magnitudo - Kedalaman Dirasakan (Skala MMI) 1 19-Jan-20 07:14:40 WIB 2.67 LS 139.62 BT 5.2 SR - 63 Km Pusat gempa berada di darat 43 km BaratLaut Kab. Jayapura - II Jayapura - II Genyem

Reporter: Ibnu Azis Penulis: Ibnu Azis Editor: Agung DH




JAKARTA, KOMPAS.com – Senin (20/1/2020), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memprakirakan sebagian besar wilayah Jakarta dilanda hujan pada Senin (20/1/2020) siang hingga sore nanti.

Di Jakarta Pusat dan Barat, hujan kemungkinan turun dengan cakupan lokal.

Di Jakarta Timur dan Selatan, hujan diprakirakan turun disertai petir. Sementara itu, wilayah Jakarta Utara diprediksi berawan.

Malam hari, seluruh wilayah Jakarta diprakirakan tak turun hujan.

Di Jawa Barat, Kota Bogor dan Depok kemungkinan cerah berawan sejak pagi.

Sedangkan Bekasi, BMKG memprediksi hujan dengan cakupan lokal bakal turun siang hari, malam harinya hujan dengan intensitas ringan.

Kota Tangerang diprakirakan berawan sepanjang hari.




Berbeda dengan daerah lainnya yang diguyur hujan, wilayah Yogyakarta mengalami 'musim kemarau'. Suhu udara panas terasa dalam beberapa hari terakhir. Tapi jangan khawatir, BMKG memperkirakan bahwa potensi hujan di wilayah Yogyakarta akan muncul dalam dua sampai tiga hari ke depan.

Sejumlah wilayah telah atau berpotensi mengalami hujan lebat hingga sepekan ke depan.

Beberapa wilayah, seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan diminta untuk mewaspadai dampak hujan lebat berupa bencana banjir dan longsor.

Akan tetapi, Yogyakarta malah mengalami cuaca cerah dan panas seperti kemarau.

Dijelaskan oleh Stasiun Klimatologi BMKG Mlati Yogyakarta dalam akun Instagram @staklim_yogya, hal ini disebabkan oleh pola angin di Jawa yang beraian atau menyebar (divergen).

• BMKG : Cuaca Panas di Yogyakarta Bukan Pertanda Musim Kemarau Datang Lebih Cepat

Pola angin ini mengakibatkan potensi pembentukan awan di Yogyakarta sangat kecil dan tanpa adanya awan, radiasi yang diterima Yogyakarta menjadi lebih besar dan suhu udara terasa lebih panas.

Dihubungi oleh Kompas.com, Minggu (19/1/2020), Reni Kraningtyas selaku Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Mlati, Yogyakarta menjelaskan bahwa pola angin yang menyebar ini terjadi karena adanya pengurangan masa udara yang disebabkan oleh adanya arus udara horizontal dari suatu daerah.

Angin divergen ini memang bisa muncul saat musim hujan sehingga bisa dianggap normal atau wajar.

"(Dalam kasus ini) daerah tersebut berada di perairan sebelah selatan Jawa, di mana sekarang ini terlihat adanya daerah tekanan tinggi (hight pressure). Hight pressure ini yang menyebabkan angin divergen bertiup di sekitar DIY sehingga cuaca cenderung cerah," ujarnya.




Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) menyebut gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Kabupaten Jayapura dan Sarmi, Papua, membuktikan Sesar Anjak Mamberamo sebagai zona sumber paling aktif di Papua. Gempa itu terjadi pada Sabtu (18/1) pukul 23.38 WIB dengan magnitudo (M) 6,1. "Lokasi episenter gempa yang terjadi tadi malam sangat berdekatan dengan lokasi episenter gempa 26 Oktober 1926 M 7,6 dan gempa 28 Mei 1968 M 7,5. Tampaknya ketiga gempa signifikan ini memang dipicu oleh sumber gempa yang sama, yaitu Sesar Anjak Mamberamo," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya seperti dikutip Antara , Minggu (19/1/2020). Dia menjelaskan wilayah Kabupaten Jayapura dan Sarmi secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Disebut seismik aktif karena kedua wilayah tersebut memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang tinggi, sedangkan disebut kompleks karena wilayah itu memiliki banyak sebaran sumber gempa utama dengan berbagai segmentasi sesar dan splay (percabangannya).

Dalam buku 'Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia' pada 2017 yang diterbitkan Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), wilayah Kabupaten Sarmi dan Jayapura dilalui struktur sesar aktif, yaitu Sesar Anjak Mamberamo dengan magnitudo tertarget mencapai M 7,5. Para pakar asing terkadang menyebut zona sumber gempa aktif itu sebagai Mamberamo Deformation Zone (MDZ) atau Mamberamo Thrust and Fold Belt (MTFB). "Karena kondisi tektonik yang aktif inilah maka wajar jika wilayah Sarmi dan Jayapura menjadi kawasan yang sangat rawan gempa dan paling aktif aktivitas kegempaannya di Papua," katanya. Sebelum terjadi gempa di Jayapura bermagnitudo 6,1, Sabtu (18/1) malam, pada 2019 wilayah Sarmi juga sudah diguncang dua kali gempa kuat, yaitu pada 20 Juni 2019 M 6,3 dan 24 Juni 2019 M 6,1 yang menimbulkan kerusakan. Wilayah Kabupaten Sarmi dan Jayapura dikenal memiliki sejarah panjang gempa kuat dan merusak di masa lalu. Tercatat dalam katalog gempa terdapat lebih dari 20 aktivitas gempa berkekuatan besar yang berdampak mencapai skala intensitas VI hingga IX Modified Mercally Intensity (MMI). Dampak gempa dalam skala intensitas MMI menunjukkan rata-rata bangunan tembok sederhana mengalami kerusakan ringan pada skala intensitas VI MMI, sedangkan pada skala intensitas VIII dapat memicu kerusakan sedang hingga berat. Beberapa gempa bumi kuat di Papua antara lain di Sarmi pada 19 Februari 1921 berkekuatan M 6,9, pada 1923, 1926, 1930, serta sejumlah gempa dengan kekuatan signifikan lainnya terjadi di wilayah tersebut pada tahun-tahun lainnya. Pada 6 April 2013, tercatat gempa Talikora berkekuatan M 7,0 berdampak VII-VIII MMI. Gempa Sarmi pada 27 Juli 2015 berkekuatan M 7,0 berdampak VI MMI dan gempa Sarmi pada 20 Juni 2019 berkekuatan M 6,3 berdampak IV MMI. "Tingginya potensi gempa bumi di Sarmi dan Jayapura tidak perlu membuat masyarakat khawatir berlebihan. Semua informasi terkait potensi gempa di wilayah ini harus direspons dengan langkah nyata dengan upaya memperkuat mitigasi guna meminimalkan dampak gempa bumi," kata Daryono.




Liputan6.com, Kendari - Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, dalam periode sepekan ke depan, curah hujan dengan intensitas lebat yang disertai kilat/petir berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).

Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R. Prabowo mengatakan, sirkulasi siklonik di sekitar Selat Karimata saat ini masih teridentifikasi aktif dan menyebabkan terbentuknya pola konvergensi, serta belokan angin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia bagian barat.

"Tingkat labilitas udara yang signifikan juga cukup berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua," kata Mulyono di Kendari, Minggu (19/1/2020).

Ia mengungkapkan, akibat kondisi tersebut, BMKG memprediksi dalam periode sepekan ke depan, curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir berpotensi terjadi di berapa wilayah provinsi di Indonesia termasuk Provinsi Sultra, dilansir Antara .

Periode 19 Januari 2020, terjadi di Sumatera Barat (Sumbar), Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung (Babel), Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Utara (Kaltara), Kalimantan Timur (Kaltim) dan- Kalimantan Selatan (Kalsel). Kemudian Sulawesi Barat (Sulbar), Sulawesi Tengah (Sulteng), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Papua.

Periode 20-23 Januari 2020, yakni Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Babel, Sumatera Selatan (Sumsel), Lampung, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jawa Timur (Jatim), Bali, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Sulbar, Sulsel, Sultra, Papua.

Sementara itu, BMKG Kendari juga mengeluarkan peringatan dini cuaca pada tanggal 19 Januari 2020 Pukul 12.10 Wita, dimana wilayah Sultra berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang disertai guntur dan angin kencang, yakni di wilayah Buton Utara (Kalisusu dan Ereke), Buton Tengah (Telaga Raya), Konawe Selatan (Laonti, Wolasi, laeya, Lainea), Konawe kepulauan (Wawoni timur, Selatan, tenggara), Konawe (Routa, tonggauna, meluhu, bondoala).

Selanjutnya, di Konawe Utara (Wiwirano), Kolaka (Wolo, Samaturu, latambaga), Kolaka Timur (Tirawuta, Lambandia, Uluiwoi), Bombana (Mata Usu, lantar jaya) dan sekitarnya. Hal itu dapat meluas ke wilayah Kolaka Timur, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Utara dan sekitarnya.

"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," ungkapnya.




TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan cuaca untuk Senin (20/1/2020).

Sejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan akan diguyur hujan berintensitas deras hingga petir, sedangkan di sebagian wilayah lainnya diprediksi cerah hingga cerah berawan.

Waspada wilayah Bengkulu , Pangkal Pinang, Bandar Lampung berpotensi hujan petir dan hujan lebat.

Sedangkan untuk wilayah Denpasar dan Ambon diprakirakan cerah berawan seharian.

Berikut prakiraan cuaca di beberapa daerah lainnya di Indonesia, berdasarkan laman bmkg.go.id :

Pagi: Cerah Berawan Siang: Cerah Berawan Malam: Cerah Berawan Dini Hari: Cerah Suhu: 23 - 32 Derajat Celcius Kelembapan Udara: 65 - 95%

Pagi: Cerah Berawan Siang: Cerah Berawan Malam: Cerah Berawan Dini Hari: Cerah Berawan Suhu: 26 - 34 Derajat Celcius Kelembapan Udara: 60 - 85%




Liputan6.com, Jakarta BMKG merilis hasil prakiraan cuaca hari Rabu (20/1). Beberapa kawaasan di Jakarta diperkirakan akan diguyur hujan hingga menjelang siang hari.




TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) , telah merilis sebuah peringatan dini cuaca di berbagai wilayah Indonesia.

Peringatan dini BMKG ini terkait dengan adanya potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia pada Senin (20/1/2020) hari ini.

BMKG menyebutkan dalam peringatan dini tersebut, bahwa terdapat sirkulasi siklonik di Kalimantan Barat (925/900mb) dan Samudera Hindia barat daya Sumatera (925/900mb).

Konvergensi memanjang di Samudera Hindia barat daya Sumatera, di Kalimantan barat bagian Utara, dan dari Laut Banda hingga Laut Arafuru.

ILUSTRASI hujan lebat. Simak info BMKG berupa peringatan dini cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. Berlaku hingga Selasa (26/2/2019) besok. (PEXELS.COM/Josh Sorenson)

Belokan angin terdapat di Sumatera bagian Tengah dan Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Selat Karimata, Kalimantan bagian Tengah, Laut Jawa, dan Sulawesi bagian Tengah.

Selain itu, BMKG juga memberikan peringatan dini gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia.

Tinggi gelombang tersebut dapat mencapai hingga empat meter.

Berikut beberapa wilayah di Indonesia, yang berpotensi mengalami hujan lebat:



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply