Contact Form

 

Mahfud Tolak Istilah 'Kecolongan' Bom Medan: Teroris Itu Selalu Nyolong


KOMPAS.com - Pada hari Rabu (13/11/2019) pagi hari pukul 08.30 WIB, bom meledak di halaman Mapolrestabes Medan.

Setidaknya, 6 orang terluka yang terdiri dari 5 anggota polisi dan 1 warga sipil.

Sementara itu, anggota Densus 88 Anti Teror dan Inafis Polda Sumatera Utara tengah melakukan olah tempat kejadian perkara.

Dari keterangan Karopenmas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menegaskan, polis menunggu hasil penyelidikan petugas di lapangan untuk mengungkap fakta di balik serangan bom bunuh diri tersebut.

Berikut ini fakta terkini ledakan bom di Mapolrestabes Medan:

1. Bom meledak di area parkir, bukan di dalam gedung

Dedi menegaskan, ledakan bom yang diduga bunuh diri terjadi di halaman parkir, bukan di dalam Markas Polrestabes Medan .

Bersamaan dengan kejadian itu, banyak warga yang sedang mengurus berkas-berkas SKCK.

"Hari ini secara kebetulan masyarakat banyak berbondong-bondong membuat SKCK. (Tapi) kejadian masih di halaman parkir," kata Dedi kepada Kompas TV, Rabu (13/11/2019).

Baca juga:  Polisi: Ledakan Bom Bunuh Diri Terjadi di Halaman Parkir Mapolrestabes Medan

Terkait kondisi terduga pelaku, Dedi mengonfirmasi pelaku tewas usai melakukan serangan bom.

"Dugaan sementara betul kejadian bom bunuh diri. Sementara pelaku diduga meninggal dunia. Tapi mohon untuk sabar, tim masih olah TKP," kata Dedi.

Seperti diketahui, Diberitakan, ledakan bom bunuh diri terjadi di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pagi. Pelaku diduga satu orang yang mengenakan jaket ojek online.

Baca juga:  Detik-detik Pelaku Melawan Petugas dan Meledakan Diri di Polrestabes Medan

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal mengonfirmasi, jumlah sementara korban luka-luka dalam peristiwa ledakan bom di halaman parkir Mapolrestabes Medan, ada enam orang.

Enam orang tersebut terdiri dari 5 anggota Polri dan 1 warga sipil. "Laporan sementara, tidak ada yang luka parah," ujar Iqbal saat dikonfirmasi melalui KompasTV, Rabu (13/11/2019).

Selain itu, menurut Iqbal, beberapa kendaraan dinas polisi juga rusak akibat ledakan tersebut.

Baca juga:  Ledakan Bom Terjadi di Polrestabes Medan

Seperti dilansir dari laporan jurnalis Kompas TV Ferry Irawan, hingga saat ini polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Polisi masih mencari barang bukti pelaku dalam aksi bom bunuh diri. Mencari serpihan-serpihan untuk barang bukti," ujar Ferry.

Olah TKP diketahui dilakukan oleh tim gabungan dari tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Inafis, dan Gegana.

Selama proses penyisiran TKP, pihak Polrestabes Medan melakukan penjagaan ketan dengan membatasi akses masuk.

Tak semua orang dapat masuk ke dalam area Polrestabes. Hanya personel Polri yang diperkenankan untuk masuk ke area itu.

Baca juga:  5 Anggota Polri dan 1 Warga Sipil Terluka akibat Bom di Polrestabes Medan

(Penulis: Fabian Januarius Kuwado, Abba Gabrillin, Farid Assifa)




Menko Polhukam Mahfud Md menolak istilah 'kecolongan' terkait bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan. Mahfud mengatakan teroris memang selalu nyolong dalam setiap aksinya. "Nggaklah (kecolongan). Memang teroris itu selalu nyolong . Ya ndak apa-apa. Istilah 'kecolongan' lalu dipolitisir lagi. Pokoknya ditindak gitu saja nanti," kata Mahfud di SICC, Bogor, Rabu (13/11/2019). Mahfud menyerahkan penelusuran jaringan teroris bom Polrestabes Medan ke intelijen.

Mahfud juga membantah pihak berwenang tidak memperhatikan gerak-gerik teroris. Dia meminta masyarakat mempercayakan penanganan terhadap teroris. "Begini loh, kepada masyarakat juga jangan selalu nyinyir. Pemerintah bertindak disebut melanggar HAM, pemerintah nggak bertindak disebut kecolongan. Begitu saja. Kita sama-sama dewasa menjaga negara ini," imbuhnya. Ledakan di Polrestabes Medan terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Ledakan ini diduga berasal dari bom bunuh diri. Pelaku bom bunuh diri diduga mengenakan atribut ojek online . Pelaku tewas di lokasi. Polri Beberkan Kronologi Bom Bunuh Diri Medan: [Gambas:Video 20detik]




Aksi bom bunuh diri terjadi Polrestabes Medan pagi ini. Mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut aksi radikalisme terjadi akibat adanya kezaliman. "Yang ingin saya katakan semua radikalisme itu akibat kemarahan atas kezaliman yang terjadi," kata JK di Makassar, Sulsel, Rabu (13/11/2019). Atas kezaliman yang terjadi di berbagai belahan dunia, hal ini disebut JK melahirkan kelompok-kelompok radikalisme, seperti Al-Qaeda dan ISIS.

"Dan paham itu timbul dari situ, karena itulah maka kita introspeksi ke dalam," ujarnya. Tidak hanya itu, JK juga mengharapkan pentingnya mengajarkan pemahaman tentang Islam moderat oleh lembaga pendidikan setingkat universitas sehingga dapat menangkal ajaran radikalisme. "Tentu kita mengharapkan bagaimana universitas mengajarkan pentingnya Islam moderat, pemahaman di masyarakat. Sebagaimana apa yang dibawa oleh ulama-ulama terdahulu," terangnya. Perlu diketahui, aksi bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan. Pelaku yang berjumlah satu orang ini tewas di tempat. Akibat aksi ini, enam orang terluka. Mereka yang terluka adalah lima polisi dan satu warga sipil.




Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyampaikan rasa prihatin atas ledakan bom di Polrestabes Medan. Edy mengatakan Pemprov Sumut akan menanggung biaya pengobatan korban bom bunuh diri di Medan. "(Biaya korban) pasti ditanggung oleh pemerintah. Ini kan perbuatan yang salah, jadi pemerintah bertanggung jawab. Pemprov Sumut bertanggungjawab," kata Edy di SICC, Sentul, Bogor, Rabu (13/11/2019). Edy mengaku telah berkordinasi dengan Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto untuk meningkatkan pengamanan. Dia meminta agar petugas keamanan melindungi warga Sumut.

"Iya (akan melakukan penjagaan), tadi saya sudah koordinasi dengan Kapolda. Bersama-sama kita amankan tempat kita masing-masing. Kita tidak akan lengah dan kita lindungi rakyat kita. Kita lindungi aset-aser kita dari orang yang tidak bertanggung jawab," ujar Edy. Dia juga mengimbau agar masyarakat Sumut khususnya Medan tenang dan menyerahkan kemaanan kepada petugas keamanan. Dia juga meminta warga bersikap tenang menghadapi peristiwa bom itu. "Warga Sumatera Utara, tetap tenang. Ditangani oleh aparat hukum dan berhak menanganinya. Tenang, berikam masukan kalau itu menjadi mengetahui, kalau tidak, diam tenang. Doakan bahwa kita akan selesaikan," ucapnya. Ledakan di Polrestabes Medan terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Ledakan ini diduga berasal dari bom bunuh diri. Pelaku bom bunuh diri diduga mengenakan atribut ojek online. Sementara itu, jumlah korban luka akibat bom Medan di Polrestabes Medan berjumlah enam orang. Empat anggota polisi, pekerja harian lepas dan seorang warga. Penjelasan Polisi soal Lolosnya Bomber Medan dari Pemeriksaan Aparat: [Gambas:Video 20detik]




Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan memanggil aplikator sebagai buntut dari ledakan akibat bom bunuh diri di Medan, Sumatra Utara, Rabu (13/11/2019) pagi. Hal itu bertujuan agar peristiwa serupa tidak terulang lagi di masa yang akan datang. "Satu, tentu mengevaluasi yang bersangkutan. Kedua, lakukan evaluasi proses rekrutmen. Sebaiknya dilakukan dengan baik," kata Budi Karya kepada wartawan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2019). Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II ini juga mengimbau agar aplikator juga rutin melakukan pemantauan terhadap mitra yang aktif. Sehingga kemunculan orang yang mencurigakan bisa dicegah.

"Karena biasanya kalau ada orang yang berkegiatan seperti itu dia ada kelainan. Karenanya kami akan panggil aplikator dan evaluasi. Mereka kami minta bikin SOP [Standar Operasional Prosedur] yang ketat," ujar Budi Karya. Pagi tadi, sekitar pukul 08.45 WIB, terjadi ledakan di Mapolrestabes Medan, Sumut. Ledakan berasal dari bom bunuh diri. Pelaku yang tewas di lokasi kejadian mengenakan atribut ojek daring.

Grab dan Gojek selaku dua aplikator terbesar di Tanah Air sudah memberikan pernyataan merespons peristiwa tersebut. Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan Gojek mengutuk keras aksi teror yang terjadi di Medan. Gojek juga berduka cita atas jatuhnya korban dari aksi teror tersebut. "Kami tidak dapat berkomentar mengenai atribut terduga pelaku. Kami telah dengan segera menghubungi dan berkoordinasi dengan pihak berwajib, serta siap untuk memberikan seluruh bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk proses investigasi," ujarnya. "Gojek menentang keras segala tindakan anarkis dan akan memberikan dukungan penuh upaya pihak berwajib dalam menjaga keamanan masyarakat," lanjut Nila dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (13/11/2019).

 Hal senada disampaikan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Ridzki mengaku prihatin atas peristiwa yang terjadi di Medan dan mendoakan kesembuhan bagi mereka yang terkena dampak dari peristiwa tersebut. "Sejak mengetahui informasi tersebut kami langsung berkoordinasi dengan pihak Kepolisian terkait untuk memberikan dukungan penuh dalam proses investigasi lebih lanjut," ujarnya, Rabu (13/11/2019).




KOMPAS.com  — Jasad terduga pelaku bom bunuh diri di area Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) pukul 09.45 WIB, masih berada di lokasi.

Dilansir dari laporan jurnalis Kompas TV Ferry Irawan, polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Polisi masih mencari barang bukti pelaku dalam aksi bom bunuh diri. Mencari serpihan-serpihan untuk barang bukti," ujar Ferry.

Baca juga: Polri Mengkonfirmasi Ledakan di Polrestabes Medan akibat Bom

Olah TKP diketahui dilakukan oleh tim gabungan dari tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Inafis, dan Gegana.

Seiring dengan penyisiran TKP, pihak Polrestabes Medan membatasi akses masuk.

Tak semua orang dapat masuk ke dalam area Polrestabes. Hanya personel Polri yang diperkenankan untuk masuk ke area itu.




KOMPAS.com – Ketua Komisi III DPR Herman Herry berharap agar seluruh masyarakat tetap tenang dan menjalankan aktivitas seperti biasanya.

Hal itu dia sampaikan menyusul terjadinya teror bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).

Herman mengungkapkan seluruh elemen masyarakat harus bersatu menunjukkan bahwa Indonesia tidak takut terhadap teror, seperti apa pun bentuknya.

"Saya menghimbau seluruh masyarakat untuk menahan diri untuk tidak menyebarkan foto-foto maupun video aksi tersebut,“ ujarnya dalam rilis yang diberikan kepada wartawan, Rabu (13/11/2019)

Baca juga: Kapolri Sebut Pelaku Bom Medan Tunggal, tetapi Kontak Langsung dengan Bahrun Naim

Lebih lanjut, ia meminta masyarakat tidak perlu menyebarkan gambar atau visual mengerikan tentang peledakan bom tersebut.

Pasalnya, menyebarkan foto dan video hanya membantu tercapainya tujuan teror itu sendiri.

Tak hanya itu, politisi senior PDI Perjuangan itu pun mengutuk keras aksi teror bom bunuh diri tersebut.

Untuk itu, dia pun meminta agar aparat kepolisian segera mengusut kejadian tersebut hingga tuntas.

"Saya percaya bahwa Polri akan melakukan penegakan hukum secara profesional dalam rangka menjaga keamanan dan memberikan perlindungan kepada setiap warga negara," kata Herman.

Baca juga: Ini Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan

Herman juga mengimbau agar Polri tetap waspada terhadap tindakan aksi terorisme yang meresahkan masyarakat di seluruh polosok tanah air.

"Tidak hanya di Medan, saya mendorong Polri untuk meningkatkan kewaspadaan di seluruh Indonesia demi memastikan kejadian seperti ini tak terulang lagi," tegasnya.




Pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan mengenakan atribut ojek online ( ojol ) saat melakukan aksinya. Polda Jatim menyebut pihaknya sudah setahun melarang ojol memasuki lingkungan Mapolda Jatim. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, pascatragedi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya setahun lalu, pihaknya langsung menerapkan aturan ketat untuk siapa pun yang masuk ke Mapolda Jatim. "Semua masyarakat tahu, publik juga sudah tahu Polda Jawa Timur sudah menerapkan satu tahun, ini satu tahun setelah terjadinya bom Surabaya," kata Barung di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Rabu (13/11/2019). "Polda Jawa Timur melarang kegiatan-kegiatan, bukan mendiskriminasi, tidak, tetapi untuk mengantisipasi bahwa ojol apa pun juga bentuknya kita melarang masuk ke Polda Jawa Timur," imbuh Barung. Barung menambahkan, jika ada yang memesan ojek online atau memesan makanan dan barang, pemesan akan keluar ke penjagaan gerbang untuk mengambil barang tersebut. Sementara para ojol menunggu di depan pintu gerbang penjagaan. "Jadi, kalau ada sesuatu, misalnya Go-Send kemudian juga Go-Food diambil di penjagaan di depan. Ini untuk mengantisipasi daripada itu," lanjut Barung. Selain itu, Barung menyebut siapa pun yang masuk ke lingkungan Mapolda Jatim wajib melepas helm , jaket, hingga masker. "Setiap mereka yang masuk di penjagaan Polda Jawa Timur, ini dibuka jaketnya, jaket dibuka, untuk mengantisipasi apa hal yang dibawanya. Umumnya berkaca dari pengalaman itu, kita melihat bahwa sesuatu yang terselip di jaket ini juga bisa diantisipasi. Ini salah satu hal yang perlu kita tegaskan bahwa Jawa Timur sudah mengantisipasi ini sudah setahun yang lalu," pungkas Barung. Bom Meledak di Polrestabes Medan, Diduga Bunuh Diri: [Gambas:Video 20detik]




Jakarta - Ledakan terjadi di Polresta Medan, Sumatera Utara. Ledakan ini diduga kuat berasal dari bom bunuh diri. Media sosial pun langsung riuh menanggapi kejadian mengerikan ini, tapi awas jangan menyebar foto atau gambar yang diduga merupakan jasad pelakunya. "Masih diduga pelaku suicide bomber," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, kepada wartawan, Rabu (13/11/2019). Terpantau di media sosial, ada yang menyebarkan rekaman kejadian tersebut dengan gambar yang tidak sepantasnya atau mungkin ada yang menyebarkannya dengan mengirim ke orang lain. Padahal, hal itu berpotensi melanggar hukum.

Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu pernah mengatakan Kominfo mendorong agar masyarakat memperhatikan dampak penyebaran konten berupa foto, gambar atau video yang dapat memberi oksigen bagi tujuan aksi kekerasan, yaitu membuat ketakutan di masyarakat. Konten video yang mengandung aksi kekerasan merupakan konten yang melanggar Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Bunyinya adalah sebagai berikut: Pasal 29 Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi. Pasal 45B Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah). "Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)" Peristiwa yang diduga bom bunuh diri itu terjadi di Medan pada pagi tadi. Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). "Kita sedang olah TKP," kata Wakapolda Brigjen Mardiaz Kusin. Simak Video " Penjelasan Polisi soal Lolosnya Bomber Medan dari Pemeriksaan Aparat "






Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply