Contact Form

 

"Dua Garis Biru" ditayangkan di London


London (ANTARA) - Beberapa film Indonesia diputar di 

London Mini Indonesian Film Festival yang digelar Curzon Sinema London, Inggris mulai 22 hingga 24 November.

Festival film Indonesia yang pertama kali digelar di London ini, dibuka dengan film "Dua Garis Biru" yang mendapat nominasi Piala Citra untuk 12 kategori. 

Film lain yang akan diputar adalah "Turah", "Nyanyian Akar Rumput" dan "27 Steps of May". 

Festival ini rencananya akan ditutup dengan pemutaran "Bumi Manusia" yang diangkat dari novel Pramoedya Ananta Toer yang sempat dilarang peredarannya pada masa orde baru.

Duta Besar Indonesia untuk Inggris Rizal sukma mengatakan festival film memiliki berbagai dimensi yang penting.

"Pertama sebagai diplomasi seni dan budaya yang efektif, kedua sebagai wahana memperkenalkan film Indonesia ke pasar Inggris yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di tanah air" ujar Rizal di London, Jumat.

Pendiri IFS dan direktur festival, Patrick Tantra, mengatakan festival diadakan atas prakarsa Indonesian Film Society (IFS) dengan dukungan dari KBRI London, sebagai bagian dari rangkaian peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Inggris.

IFS adalah komunitas berbasis di London yang berdiri tahun 2018 dan rutin memutarkan film-film Indonesia, terutama film yang mengangkat kritik sosial.

"Kami menjadikan film sebagai medium untuk melihat berbagai persoalan di Indonesia untuk kemudian menciptakan ruang-ruang diskusi," ujar Patrick Tantra.

Baca juga: Film bernuansa etnik Indonesia yang mencuri perhatian internasional

Baca juga: Dua Garis Biru wajib ditonton remaja-orang tua

Baca juga: "Bumi Manusia" dan "Perburuan" diputar perdana di Surabaya Pewarta: Zeynita Gibbons Editor: Maria Rosari Dwi Putri COPYRIGHT © ANTARA 2019




YOGYA, KRJOGJA.com - Optimisme, membicarakan hal sulit secara terbuka, dan menghormati kesalahan sebagai perjalanan hidup merupakan semangat yang diangkat oleh Gina S Noer, penulis naskah Dua Garis Biru. Bercerita tentang keluarga dan kehamilan di luar nikah, Film Dua Garis Biru  menjadi nominasi JAFF Indonesia Screen Award 2019. Film ini memberikan banyak pelajaran pada anak muda, khususnya sex education.

Pada awal Film Dua Garis Biru, diceritakan sosok Bima (Angga Yunanda) dan Dara (Adhisty Zara) yang masih duduk di bangku SMA, melakukan hubungan seksual di luar nikah dan berakibat kehamilan. Tak cukup sampai disitu, mereka yang tadinya berusaha menutup dari orangtuanya kemudian terbongkar dan berakibat dikeluarkan dari sekolah.

Meski mengandung banyak pesan moral, film Dua Garis Biru juga mendapat penolakan dari berbagai pihak. "Beberapa guru menyarankan muridnya untuk tidak menonton film ini, hal tersebut membuat saya miris menggingat sex education seharusnya dimulai sedari dini," ungkap Gina saat QnA JAFF (21/11/2019) di Empire XXI.

Merombak dari naskah sepuluh tahun lalu, terdapat beberapa perbedaan dari naskah dahulu dan sekarang. Ditulis pada tahun 2002, saat itu HIV/AIDS menjadi perbincangan panas di masyarakat. Bahkan, Gina mengungkapkan bahwa saat itu distribusi kondom dilakukan secara bebas.

Gina yang masih remaja kemudian menulis naskah tersebut dengan rasa penasaran terhadap seks. Namun, ketika sudah berkeluarga, padangan Gina berubah. "Saya kemudian berpikir bagaimana menjadi ibu yang dapat melindungi anaknya dari kerasnya dunia," ujar Gina. Hal tersebut relevan dengan naskah Dua Garis Biru yang ditulisnya.

Adegan berkesan menurut Gina pada film Dua Garis Biru adalah saat Ibu dari Bima bisa menerima kesalahan Bima. Cinta tulus dari orangtua dan penerimaan bahwa keluarga mempunyai kesempatan kedua membuat Gina terharu. "Bahkan saya menulis bagian tersebut sambil menangis teringat dengan anak keduanya yang lahir dengan bibir sumbing," ungkap Gina.

Tidak lupa, Gina memberikan pesan kepada teman-teman yang ingin mengikuti jejaknya menjadi penulis skenario untuk belajar sabar dari setiap kegagalan yang dihadapi, karena kegagalan adalah modal terbaik untuk dapat  menjadi penulis skenario. (Brigitta Adelia)




tirto.id - Masih melekat rasanya film Dua Garis Biru yang sukses membuat kagum. Dalam film itu, ada sepasang remaja bernama Bima (Angga Yunanada) dan Dara (Zara JKT48) yang dalam masa pertumbuhannya melakukan suatu kesalahan dalam pacaran. Dara hamil. Selama penayangannya, Dua Garis Biru sukses mendapat lebih dari 2,5 juta penonton, seperti dilaporkan Film Indonesia . Film itu masuk dalam kategori subgenre coming of age. Film coming of age adalah film yang bercerita tentang perjalanan hidup tokoh di masa-masa muda ke dewasa. Melansir Film Inquiry , fase yang menurut Erik Erikson sebagai fase kelima dari delapan fase hidup ini memiliki kekhasan tersendiri. Erikson yang juga seorang psikoanalis menyebut fase usia antara 12 sampai 18 tahun ini sebagai fase “ Identity vs. Role Confusion ”. Saat memasuki fase tersebut, remaja umumnya sedang dalam proses mencari identitas pribadi mereka. Fase ini adalah periode ketika anak perlahan-lahan berubah menjadi orang dewasa. Tidak jarang juga pada proses ini, remaja sering merasa terasing, sendirian dan merasa tidak ada orang dewasa memahami mereka. Para remaja yang terlepas ini mungkin merasa terpisah dari kehidupan rumah atau sekolah mereka, dan melalui rintangan ini, melanjutkan pencarian penemuan diri. Film bisa jadi media untuk mengamati dan belajar tingkah laku para remaja. Ada beberapa contoh film-film coming of age selain Dua Garis Biru yang juga menarik. Pada bulan Januari 2016 lalu, Kinosaurus memilih dua film coming of Age untuk program specialnya yaitu Girlhood karya Céline Sciamma dan Sister karya Ursula Meier. Kedua film tersebut dipilih atas kelancarannya bercerita namun tidak mengurangi kejujuran esensinya. Film tersebut juga cermat dalam menanggapi persoalan-persoalan sosial, seperti masalah seputar rasialisme, gender, pengabaian kesenjangan ekonomi, dan hal-hal mengganjal lainnya. Melansir IMDb dan Rotten Tomatoes , berikut beberapa film subgenre coming of age :

Kontributor: Sirojul Khafid Penulis: Sirojul Khafid Editor: Agung DH




Bisnis.com , JAKARTA - Beberapa film Indonesia diputar di  London Mini Indonesian Film Festival yang digelar Curzon Sinema London, Inggris mulai 22 hingga 24 November. Festival film Indonesia yang pertama kali digelar di London ini, dibuka dengan film "Dua Garis Biru" yang mendapat nominasi Piala Citra untuk 12 kategori.  Film lain yang akan diputar adalah "Turah", "Nyanyian Akar Rumput" dan "27 Steps of May".  Festival ini rencananya akan ditutup dengan pemutaran "Bumi Manusia" yang diangkat dari novel Pramoedya Ananta Toer yang sempat dilarang peredarannya pada masa Orde Baru. Duta Besar Indonesia untuk Inggris Rizal sukma mengatakan festival film memiliki berbagai dimensi yang penting. "Pertama sebagai diplomasi seni dan budaya yang efektif, kedua sebagai wahana memperkenalkan film Indonesia ke pasar Inggris yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di tanah air" ujar Rizal di London, Jumat (22/11/2019). Pendiri IFS dan direktur festival, Patrick Tantra, mengatakan festival diadakan atas prakarsa Indonesian Film Society (IFS) dengan dukungan dari KBRI London, sebagai bagian dari rangkaian peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Inggris. IFS adalah komunitas berbasis di London yang berdiri tahun 2018 dan rutin memutarkan film-film Indonesia, terutama film yang mengangkat kritik sosial. "Kami menjadikan film sebagai medium untuk melihat berbagai persoalan di Indonesia untuk kemudian menciptakan ruang-ruang diskusi," ujar Patrick Tantra.




Festival Film Indonesia (FFI) 2019 resmi mengumumkan 21 nominasi yang akan memperebutkan Piala Citra pada 12 Desember mendatang.

Menariknya, dari 21 nominasi tersebut, terdapat tiga film yang banyak mendapatkan nominasi dalam pagelaran Festival Film Indonesia 2019.

Ketiga film yang mendapatkan banyak nominasi tersebut yakni Bumi Manusia, Dua Garis Biru dan Kucumbu Tubuh Indahku.

Para bintang film Bumi Manusia dan sutradara Hanung Bramantyo ketika menemui Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X di kediaman di Keraton Kilen, Komplek Keraton Yogyakarta, Selasa (13/8/2019) petang. Film Bumi Manusia garapan Falcon Pictures mendapatkan 12 nominasi di Festival Film Indonesia 2019. (Warta Kota/Heribertus Irwan Wahyu Kintoko)

Film Bumi Manusia  garapan sutradara Hanung Bramantyo mendapatkan 12 nominasi . Begitu pula Dua Garis Biru dan Kucumbu Tubuh Indahku .

Sementara film produksi Falcon Pictures lainnya, yakni My Stupid Boss 2 mendapatkan 3 nominasi dan Si Doel The Movie 2 menempatkan 2 nominasi di Festival Film Indonesia 2019.

Secara keseluruhan, rumah produksi Falcon Pictures sukses menempatkan sebanyak 17 nominasi di penyelenggaraan Festival Film Indonesia 2019.

• Dari Cameo, Yasmin Napper Kini Naik Kelas Setelah Memainkan Peran Utama di Film Ada Apa Cinta 2045

• Rumah Produksi Falcon Pictures Dominasi Daftar Nominasi Festival Film Indonesia 2019, Film Apa Saja?

Menurut catatan  Warta Kota , dari 123 judul film yang didaftarkan, hanya 18 judul yang masuk nominasi Festival Film Indonesia 2019.

Sementara film Bebas, Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot dan 27 Steps of May masing-masing memperoleh 9 nominasi di Festival Film Indonesia  tahun ini.

Film Keluarga Cemara menempatkan 6 nominasi, Ambu (4 nominasi), A Man Called Ahok (3 nominasi) serta Si Doel The Movie 2, Milly & Mamet dan Pocong the Origin masing-masing 2 nominasi.

Para pemain Si Doel The Movie 2 seperti Rano Karno, Maudy Koesnadi, Cornelia Agatha, Suty Karno, Mandra, Rey Bong, dan Ahmad Zulkhoir, serta Wizzy Williana dan Nabila Bintang di gala premier film 'Si Doel The Movie 2' di Bioskop CGV, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5/2019) malam. (Dokumentasi Falcon Pictures)

Lima film Indonesia lainnya, yaitu Ave Maryam, Mantan Manten, Dread Out dan Ghost Writer, serta Orang Kaya Baru mendapatkan masing-masing 1 nominasi .

Sebagai ajang penghargaan tertinggi di kancah perfilman Indonesia, penghargaan Piala Citra sangat ditunggu seluruh insan perfilman Indonesia.




Festival Film Indonesia (FFI) 2019 resmi mengumumkan 21 nominasi yang akan memperebutkan Piala Citra pada 12 Desember mendatang.

Menariknya, dari 21 nominasi tersebut, terdapat tiga film yang banyak mendapatkan nominasi dalam pagelaran Festival Film Indonesia 2019.

Ketiga film yang mendapatkan banyak nominasi tersebut yakni Bumi Manusia, Dua Garis Biru dan Kucumbu Tubuh Indahku.

Perayaan satu juta penonton film Dua Garis Biru (dok pt kharisma starvision plus)

Film Bumi Manusia garapan sutradara Hanung Bramantyo mendapatkan 12 nominasi.

Sementara film produksi Falcon Pictures lainnya, yakni My Stupid Boss 2 mendapatkan 3 nominasi dan Si Doel The Movie 2 menempatkan 2 nominasi di Festival Film Indonesia.

Secara keseluruhan, rumah produksi Falcon Pictures sukses mendapatkan 17 nominasi di penyelenggaraan Festival Film Indonesia 2019.

• Setelah Bumi Manusia, Rumah Produksi Falcon Pictures Angkat Novel SIN ke Layar Lebar

• Sebelum Mendapatkan Bumi Manusia dan Perburuan, Falcon Pictures Ingin Membuat Film Gadis Pantai

Menurut catatan Warta Kota , dari 123 judul film yang didaftarkan, hanya 18 judul yang masuk nominasi Festival Film Indonesia 2019.

Selain Bumi Manusia, film laris Dua Garis Biru dan Kucumbu Tubuh Indahku mendapatkan 12 nominasi.

Sementara film Bebas, Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot dan 27 Steps of May masing-masing memperoleh 9 nominasi di Festival Film Indonesia 2019.

Poster film Si Doel The Movie 2 yang dibintangi Rano Karno, Cornelia Agatha dan Maudy Koesnady. (Istimewa)

Film Keluarga Cemara menempatkan 6 nominasi, Ambu (4 nominasi), A Man Called Ahok (3 nominasi) serta Si Doel The Movie 2, Milly & Mamet dan Pocong the Origin masing-masing 2 nominasi.

Lima film Indonesia lainnya, yaitu Ave Maryam, Mantan Manten, Dread Out dan Ghost Writer, serta Orang Kaya Baru mendapatkan masing-masing 1 nominasi.

Sebagai ajang penghargaan tertinggi di kancah perfilman Indonesia, penghargaan Piala Citra sangat ditunggu seluruh insan perfilman Indonesia.




Foto: Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Menteri Perdagangan Wilbur Ross, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow dan penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro berpose untuk foto dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He, wakil menteri China dan pejabat senior sebelum dimulainya Pembicaraan perdagangan AS-Cina di Gedung Putih di Washington, AS, 21 Februari 2019. (REUTERS / Joshua Roberts) Foto: Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Menteri Perdagangan Wilbur Ross, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow dan penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro berpose untuk foto dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He, wakil menteri China dan pejabat senior sebelum dimulainya Pembicaraan perdagangan AS-Cina di Gedung Putih di Washington, AS, 21 Februari 2019. (REUTERS / Joshua Roberts)

Harga emas dunia kembali melemah pada perdagangan Senin kemarin (18/11/19) melanjutkan pelemahan perdagangan pada Jumat pekan lalu.Pada pukul 13:39 WIB Senin kemarin, harga emas diperdagangkan di level US$ 1.464,51/troy ons, melemah 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv.Tekanan turun bagi harga emas kini cukup kuat setelah Amerika Serikat (AS) dan China terlihat kompak dalam memberikan update terbaru perundingan dagang kedua negara awal pekan ini.Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, pada Kamis waktu AS, menyatakan bahwa negosiasi dengan Beijing berjalan konstruktif, dan mengatakan dua raksasa ekonomi dunia ini akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat setelah melakukan perundingan intensif melalui telepon.Minggu kemarin giliran media China, Xinhua, yang mengatakan jika pembicaraan level tinggi kedua negara melalui telepon berlangsung konstruktif.

Meski demikian, Xinhua tidak memberikan detail sejauh mana isu-isu penting yang sudah diselesaikan, serta kapan kesepakatan dagang akan diteken. Hal inilah yang menyebabkan pelaku pasar enggan berekpektasi berlebihan. Tetapi jika sampai terjadi penandatangan kesepakatan dagang dalam tekanan, maka emas berpotensi mengalami aksi jual hebat.

Hanya saja, masih ada harapan untuk harga emas kembali menguat. Pasalnya tadi malam, dilansir dari CNBC International, gejolak muncul lagi dari pembicaraan dagang AS dan China. Di mana Presiden China Xi Jinping dikabarkan pesimis dengan perdamaian karena AS tak kunjung membatalkan tarif.

Ketika dua raksasa ekonomi ini menghentikan perang dagang, kondisi ekonomi global diprediksi bisa bangkit, hal tersebut tentunya membuat investor memburu aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi. Emas merupakan aset aman (safe haven) yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga menjadi tidak menarik lagi.

Grafik: Emas (XAU/USD) Harian

Sumber: investing.com Grafik: Emas (XAU/USD) HarianSumber: investing.com

Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam

Foto: investing.com Grafik: Emas (XAU/USD) 1 JamFoto: investing.com

Chief Commodities Economist di Capital Economics, Caroline Bain, memprediksi tren kenaikan harga emas dunia sudah berakhir. Capital Economics merupakan lembaga riset makroekonomi ternama yang berbasis di London.Melansir kitco.com, Bain memproyeksikan harga emas dunia berada di kisaran US$ 1.350/troy ons di akhir 2020. "Tren kenaikan harga emas sudah berakhir," ujarnya.Untuk tahun 2021, harga emas diprediksi masih akan turun lagi ke kisaran US$ 1.250/troy ons.Capital Economics memprediksi di tahun depan pertumbuhan ekonomi global akan membaik, yang membuat selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar meningkat, dampaknya emas tidak akan menarik lagi. Bain mengatakan "investasi terbaik" untuk tahun depan bukan logam mulia.Bagaimana dengan analisis teknikalnya?Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) tetapi di bawah MA 21 hari (garis merah) dan di atas MA 125 hari (garis hijau).Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) sudah masuk ke wilayah negatif, begitu juga dengan histogramnya. Indikator ini mengindikasikan momentum pelemahan emas mulai terkumpul.Pada time frame 1 jam, emas bergerak di bawah MA 8, dan MA 21, tetapi di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak dan di wilayah jenuh jual (oversold).Emas bergerak di dekat US$ 1.462/troy ons, yang menjadi support (tahanan bawah terdekat). Emas berpeluang turun kembali ke US$ 1.458/troy ons jika menembus support terdekat tersebut.Peluang ke area US$ 1.453 sampai US$ 1.446/troy ons menjadi terbuka seandainya emas mampu menembus konsisten di bawah US$ 1.458/troy ons.Sebaliknya mampu bertahan di atas support (batas bawah) US$ 1.462/troy ons, emas berpeluang naik ke US$ 1.465/troy ons. Penembusan di atas US$ 1.465/troy ons, akan membawa harga naik ke US$ 1.472 sampai US$ 1.476/troy ons.Resisten (batas atas) selanjutnya berada di level US$ 1.480/troy ons, selama tertahan di bawah level tersebut, ke depannya emas masih cenderung akan melemah.


MOJOK.CO – Kalau ada gelar dokter paling terkenal di Indonesia, Dokter Boyke bersama Dokter Lula Kamal dan Dokter Ggi Fadly pasti jadi kampiunnya. Jauh sebelum anak milenial menonton serial Netflix Sex Education yang dibintangi oleh Asa Butterfield, generasi baby boomer sudah mengenal Dokte Boyke di televisi. Dia adalah seorang seksolog yang sering diundang ke talkshow-talkshow untuk membicarakan perkara mantap-mantap. Doktor Boyke membantu setiap boomer mengenal tubuhnya sendiri. Saran-saran sang dokter apabila diikuti bisa membuat ranjang pasutri semakin hidup. Belakangan, Dokter Boyke sering nongol di salah satu segmen Tonight Show , yaitu “Tonight’s Clinic”. Di sana, Dokter Boyke menjawab rasa penasaran penonton tentang mitos dan fakta seksual. Misalnya, perihal jenis kelamin calon anak yang konon ditentukan dari posisi. Padahal yang menentukan adalah kecebong albino alias sel sperma yang terbagi dua: sperma laki-laki dan sperma perempuan. Sperma laki-laki berukuran kecil, gerakannya gesit kayak Suzuki Smash , dan menyukai suasana basa. Sementara sperma perempuan berukuran agak gede, gerakannya alon-alon asal klakson, dan menyukai suasana asam. Jika ingin memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu, maka tiga bulan sebelumnya organ reproduksi mesti dikonfigurasi agar suasananya asam atau basa. Contoh, ingin anak perempuan, supaya organ intim jadi asam, maka ibunya perbanyak konsumsi daging-dagingan dan ayahnya mesti banyak makan sayur. Begitu sebaliknya jika ingin anak laki-laki. Dari sini, kita tahu jika pendidikan seks bukan hanya tentang enak-enak, tapi juga perihal usaha memiliki anak. Atau malah usaha tidak memiliki anak alias KB. Selain itu, Dokter Boyke sempat mengulas masalah kebersihan area organ reproduksi. Beliau tidak membahas kebersihan organ tunggal karena alat musik memang bukan bidangnya. Lagian kalau kotor, organ tunggal tinggal dibersihkan saja dengan cara dilap. Sementara organ reproduksi perlu penanganan serius. Misalnya, organ reproduksi laki-laki yang perlu dikhitan supaya mencegah berbagai penyakit. Perempuan pun perlu merawat organ reproduksinya dari keputihan yang dapat menentukan kesuburan. Terus rutin ganti celana dalam. Ini penting. Janganlah celana dalam khusus untuk hari Rabu masih dipakai sampai Minggu malam. Dokter Boyke berpesan agar milenial punya pengetahuan cukup mengenai bab reproduksi ini. Jangan sampai dibodohi. Contohnya, seorang remaja putri yang mau-maunya diajak wik-wik oleh pacarnya. Modusnya, si cowok berpura-pura punya penyakit langka, yaitu kelebihan sel darah putih dan perlu rutin dikeluarkan dengan cara HB alias HS atawa hubungan suami-istri. Ya salam. Generasi milenial belum punya ikon pendidikan seks seperti halnya boomer yang punya Dokter Boyke. Maka, Dokter Boyke harus long shift untuk mengedukasi para milenial. Supaya imbang antara edukasi dan hiburan, sang dokter mesti ditemani Vincent dan Desta yang kerap menimpali penjelasannya dengan lelucon. Plis KPI, yang ini jangan diganggu ya. Otis Milburn sang konselor seks remaja di serial Netflix Sex Education belum cukup mengakomodir remaja Indonesia. Sebab Otis terlalu kebarat-baratan. Kadang nilai yang diperjuangkannya bertentangan dengan kearifan lokal negeri ini yang masih menjunjung tinggi budaya ketimuran. Sementara Bima dan Dara di film Dua Garis Biru menjadi preseden buruk yang perlu dihindari para remaja. Bahwa jika tidak hati-hati, seks bisa menghancurkan hidup. BACA JUGA Pengetahuan Seks itu Perlu, Berpengalaman dengan Seks? Ya, Belum Tentu atau pengetahuan lainnya di rubrik POJOKAN . Loading...




WowKeren - Setelah sukses dengan "Posesif" serta "Aruna & Lidahnya", Palari Films akhirnya mengumumkan proyek film terbaru mereka untuk 2020 mendatang. Film teranyar ini merupakan drama komedi yang ditulis oleh Gina S. Noer dan disutradarai Lucky Kuswandi.

Film terbaru Palari Films ini bertajuk "Ali & Ratu Ratu Queens". Melalui unggahan di Instagram, Palari Films menyertakan gambaran singkat dari film tersebut. Tiga poin yang ingin disuguhkan dalam film "Ali & Ratu Ratu Queens" ialah keluarga, persahabatan, dan mimpi.

Potret sosok Ali juga dibagikan Palari Films, namun hanya memuat bagian tubuhnya mulai hidung hingga dada. "Ali Akan melakukan perjalanan yang mengubah hidupnya. Dengan cara yang tak terduga," tulis akun @palarifilms pada Kamis (21/11).

"Mengapa keluarga penting untuk kita? Mengapa mimpi penting untuk dikejar? Mengapa persahabatan penting untuk menyelamatkan kita?" tulis akun @palarifilms di unggahan yang lain. "Ini pencarian dan perjalanan seorang remaja bernama Ali. Di tanah yang asing untuk dirinya."

Merespon sosok yang masih disembunyikan tersebut, penggemar yakin bahwa aktor pemeran Ali dalam film "Ali & Ratu Ratu Queens" ialah Iqbaal Ramadhan. Sambutan hangat diberikan fans yang merindukan akting Iqbaal setelah terakhir kali bermain di film "Bumi Manusia".

"Ini mah fix iqbaal clue nya gampang amat wkwk," komentar akun @s***aaarins. "Waaaa can't waittt," sahut akun @a***a_rahma. "Ketauan bngt ini mh si @iqbaal.e," tulis akun @d***ntikan.

"Jdi ini ya alasan iqbaal gondrongin rambut," balas akun @a***a_frzka10. "Godd sangat ditunggu," komentar akun @j****fangirl2611. "@iqbaal.e sama @amandarawles (Amanda Rawles) dongg @palarifilms," sahut akun @f***astic.28_.

Gina S. Noer sendiri sukses dengan skenario serta penyutradaraan perdananya di film "Dua Garis Biru" tahun ini. Kolaborasi Gina dan Iqbaal pun tak ayal memunculkan harapan apabila film "Ali & Ratu Ratu Queens" akan sukses besar tahun 2020 mendatang.

You can share this post!


TEMPO.CO , Jakarta - Aktris Rachel Amanda menjadi delegasi Indonesia saat menghadiri International Conference on Population and Development yang diselenggarakan di Kenya, Afrika Timur. Di sana Rachel menyuarakan soal isu populasi manusia, seksual, ibu hamil, dan reproduksi. "Aku salah satu delegasi Indonesia yang datang ke sana. Karena aku jadi volunteer di UNFPA Indonesia salah satu badan PBB, aku berada seminggu di sana," tutur Rachel di Epicentrum XXI, Rabu, 20 November 2019. Rachel menjelaskan ia menjadi relawan di United Nations Fund for Population Activities ( UNFPA ). Ia baru saja bergabung di organisasi tersebut sejak bulan Mei tahun ini. Ia sedang menjalani program yang akan berjalan selama dua tahun ke depan. Bergabungnya Rachel hingga menjadi delegasi Indonesia, awalnya diajak oleh temannya yang merupakan staf di PBB. Rachel mengaku tertarik dengan isu perempuan dan program organisasi tersebut sejalan dengan pemikirannya.

Rachel mulai tertarik dengan permasalahan perempuan sejak 2015 lalu. Kala itu ia ikut serta dalam pembuatan film pendek dengan Komnas Perempuan. Bersamaan dengan itu, kawannya juga mengajak Rachel menjadi bagian dari organisasi besutan PBB tersebut. Ia menjadi relawan untuk Youth Advisory Panel atau YAP dari United Nations Fund for Population Activities (UNFPA). Perempuan 24 tahun itu awalnya diajak oleh teman alumnus YAP. Rachel Amanda bersama belasan anak muda dari seluruh Indonesia bergabung dengan YAP selama dua tahun. Dia bertugas berbagi ilmu seputar pendidikan seks, kesetaraan gender, dan lainnya. "Kampanye itu berkaitan dengan apa yang aku kerjain dalam film sebelumnya (film Dua Garis Biru Rachel)," ucap dia. Kendati harus membagi tugas menjadi relawan dan tetap bekerja di industri hiburan, Rachel Amanda mengaku tidak kesulitan membagi waktu. Musababnya, menurut dia, agenda tugas di YAP cukup fleksibel sehingga bisa disesuaikan dengan jadwal kerjanya.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply