Contact Form

 

Vanuatu, 'Kepulauan Surga' yang Terancam Musnah dari Bumi


Saat ini, wakil dari Vanatu sedang melawan wakil dari Indonesia dalam sebuah laga uji coba FIFA.

Saat ini, Sabtu (15/6/2019) malam, Timnas   Indonesia sedang beruji coba melawan Vanuatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Terkait dengan itu, nama negara Vanatu mungkin asing di negara kita.

Dikutip dari Wikipedia.org,  Vanuatu adalah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan.

Republik Vanuatu terletak di sebelah timur Australia, timur laut Kaledonia Baru, barat Fiji dan selatan Kepulauan Solomon.




Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu belakangan ini nama Sekretaris Jendral PBB António Guterres ramai diperbincangkan setelah dirinya berpose untuk sampul majalah Time yang bertajuk 'Planet Kita yang Tenggelam'. Dalam foto sampulnya, Gutteres yang mengenakan setelan jas terlihat basah karena masuk dalam air setinggi lutut di tepi pantai Tuvalu, salah satu negara di Kepulauan Pasifik yang terancam tenggelam akibat kerusakan alam yang menyebabkan naiknya volume air laut dunia. Tuvalu hanya satu dari sembilan negara di Samudera Pasifik yang terancam tenggelam akibat memburuknya pemanasan global.

Dalam catatan PBB, Tuvalu sedang terancam musnah dari daratan bersama Kiribati, Samoa, Nauru, Kepulauan Solomon, Kepulauan Fiji, Kepulauan Marshall, Kepulauan Maldives (Maladewa), dan Vanuatu. Ya, Anda tidak salah baca, karena Kepulauan Maldives yang menjadi destinasi wisata bucketlist turis dunia dan Indonesia juga terancam punah jika manusia terus membuat bumi panas dengan polusi dan sampah. [Gambas:Twitter] Walau berada jauh di Samudera Pasifik, pulau-pulau lain juga patut dikhawatirkan. Salah satunya ialah Vanuatu, negara kepulauan yang menurut PBB paling sering terkena bencana alam dari lini air dan udara. Seluas 12 ribu kilometer persegi, republik yang dihuni 286 ribu jiwa ini dijilat air laut yang volumenya semakin tinggi. Dari penelitian diketahui bahwa air laut di sekitar kawasannya naik satu centimeter per tahunnya. Dikhawatirkan lima dekade dari sekarang pulau yang ditemukan oleh penjelajah Spanyol pada tahun 1600-an dan terbagi dalam persemakmuran Inggris serta kekuasaan Prancis pada tahun 1800-an ini akan tenggelam selamanya.

Vanuatu yang tim sepak bolanya akan bertanding untuk yang pertama kalinya melawan Indonesia dalam laga persahabatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu (15/6) ini tak kalah cantik dengan Maladewa. Vanuatu juga kerap didatangi 67 ribuan turis yang hendak berbulan madu atau berwisata alam setiap tahunnya. Mendaki Gunung Yasur menjadi daya tarik utama di negara beriklim tropis ini. Gunung tersebut merupakan gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang.

Gunung Yasur. (Istockphoto/StanislavBeloglazov)

Baik pagi atau malam menjadi waktu yang tepat untuk memandangi gunung setinggi 361 meter di atas permukaan laut ini. Dari kawasan pemukiman bunyi perutnya kadang masih terdengar. Masih bersinggungan dengan alam, turis juga biasanya menjelajah Gua Millenium. Gua setinggi 50 meter dan selebar 20 meter ini bisa ditelusuri atau dipanjati tebingnya. Dari puncaknya turis bisa menatap panorama hutan hujan yang segar. Kegiatan menyelam juga tentu menjadi bonus bagi turis yang datang ke sini. Mele Cascades merupakan destinasi yang paling sering dikunjungi karena kecantikannya.

Air terjun tak terlalu tinggi dengan gemericik jernih kebiruan membuat siapapun ingin menceburkan diri di sini. Spot wisata bahari masih berlanjut ke Blue Holes, yang menawarkan keunikan mata air jernih dari bebatuan karang yang membingkai sekitarnya. Sekilas pemandangannya mirip lukisan surga.

Jangan lupakan juga kemeriahan kotanya dengan berwisata kuliner seafood gurih dan pesta sepanjang malam. Jadi jika dunia semakin panas dan air laut semakin tinggi, keunikan negara dengan 83 pulau kecil dan 1.000 bahasa ini tak akan bisa dinikmati lagi oleh anak cucu kita.




JAKARTA, KOMPAS.com - Timnas Indonesia akan melakoni laga uji coba internasional kedua pada bulan ini dengan menghadapi Vanuatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (15/6/2019) malam ini.

Negara yang akan dihadapi Hansamu Yama dkk kini terdengar cukup asing. Vanuatu adalah "negara kecil" yang terletak di Samudera Pasifik.

Dikutip dari worldometers , pada 2019, penduduk Vanuatu diperkirakan berjumlah 287.684 jiwa.

Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Vanuatu

Dari ranking terbaru yang dirilis FIFA per 14 Juni 2019, Vanuatu menempati peringkat ke-163, atau hanya tiga peringkat di bawah Indonesia yang menempati peringkat 160.

Peringkat Vanuatu lebih baik ketimbang sejumlah rival Indonesia di kawasan Asia Tenggara, seperti Kamboja (169), Laos (188), Brunei (193), ataupun Timor Leste (200).

Dari segi prestasi, pencapaian terbaik Vanuatu adalah menempati peringkat keempat OFC Nations Cup sebanyak empat kali. OFC adalah konfederasi yang menaungi negara-negara di kawasan Oseania.

Baca juga: Gunung Api Manaro Voui Bergolak, Ribuan Penduduk Vanuatu Diungsikan

Karena bergabung di konfederasi yang tergolong "anak bawang" di persepakbolaan dunia, tak banyak informasi yang bisa digali dari kiprah Vanuatu di dunia sepak bola.

Sepak terjang negara ini, terutama terkait dengan Indonesia, justru terjadi di bidang politik internasional.

Kemenlu RI untuk Kompas.com Delegasi Indonesia di sidang Dewan HAM sesi ke-34 pada Rabu (1/3/2017) di Geneva, Swiss, mendorong Vanuatu untuk lebih fokus pada penyelesaian masalah HAM internal ketimbang menuding pelanggaran HAM di Papua dan Papua Barat.

Vanuatu diketahui merupakan negara yang sempat menyatakan mendukung kemerdekaaan Papua .

Pada Januari 2019, delegasi negara tersebut bahkan semat membawa tokoh gerakan separatis Papua Barat, Benny Wenda, untuk bertemu Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia (KTHAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tindakan Vanuatu mendapat kecaman dari pejabat tinggi di Indonesia, tak terkecuali Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Baca juga: Di Vanuatu, Pangeran Charles Disambut Penduduk yang Memuja Ayahnya

Ia bahkan sempat menegaskan Indonesia tidak akan membiarkan negara mana pun merusak integritas teritorial NKRI.




1. Meski datang dari kawasan (konfederasi) yang sering kali dianggap lemah, Vanuatu tak pantas disepelekan. Jika acuannya ranking FIFA, Vanuatu dan Indonesia tak jauh terpisah.

Per 14 Juni 2019, Vanuatu menduduki ranking FIFA ke-163 atau naik tiga peringkat dari edisi sebelumnya (per 4 April 2019). Vanuatu mengumpulkan poin 997. Sedangkan Indonesia, sesuai ranking FIFA terbaru, ada di urutan ke-160 dengan koleksi poin 1005.

Vanuatu pernah menduduki ranking ke-131, yang jadi ranking FIFA tertinggi yang mereka gapai pada Oktober 2007. Sementara ranking terendah mereka, dengan menduduki urutan ke-201, pada durasi Oktober-November 2015.

2. Sepanjang 2019, Timnas Vanuatu tampil dalam tiga partai persahabatan sebelum melawan Indonesia. Perinciannya, melawan Kepulauan Solomon (18/3/2019), yang juga jadi debut Paul Munster, melawan Tahiti (4/6/2019) dan juga Fiji (10/6/2019).

Hasilnya, Vanuatu kalah 1-3 dari Kepulauan Solomon, menang 2-0 atas Tahiti, dan imbang 0-0 dengan Fiji.

3. Prestasi terbaik Timnas Vanuatu adalah dengan jadi juara dalam turnamen Melanesia Cup (1990). vanuatu juga pernah finis sebagai runner-up dalam turnamen sama pada 1998.

Prestasi lain, jadi runner-up Pasific Game (1971), serta yang paling anyar, adalah dengan menjuarai Wantok Cup 2011.

4. Laga internasional resmi pertama Timnas Vanuatu (ketika masih menggunakan nama Hebrides Baru) terjadi pada 4 Oktober 1951, melawan Selandia Baru. Hasilnya, mereka kalah telak 0-9, yang juga jadi kekalahan terbesar yang diderita hingga sekarang.

Sementara rekor kemenangan terbesar mampu mereka bukukan saat melumat sesama anggota OFC, Kiribati, dengan skor 18-0, pada 7 Juli 2003.

5. Dari 23 pemain yang mendapat panggilan terkini untuk gabung Timnas Vanuatu proyeksi Pasific Games 2019, sembilan di antaranya bermain di luar Vanuatu. Mereka yang berkiprah di luar Vanuatu itu gabung klub Selandia Baru (2 pemain), Papua Nugini (2), Fiji (1), Kepulauan Solomon (2), Australia (1), dan Kaledonia Baru (1).




JawaPos.com – Timnas Indonesia bakal berhadapan dengan Vanuatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sabtu (15/6) malam. Meski asing di telinga pecinta sepak bola Indonesia, Vanuatu bukan tim sembarangan. Banyak yang tak mengetahui soal Vanuatu. Tapi faktanya, tim asal Oseania itu punya peringkat tak jauh berbeda dengan Indonesia. Per Juni 2019, Vanuatu berada di urutan 163, sedang Indonesia 160. Negara yang dahulu bernama Hebrides Baru itu cukup punya sejarah dalam sepak bola kawasan kepualuan laut Pasifik. Mereka pernah jadi semifinalis OFC Nations Cup pada 1973, 2000, dan 2002. Pada Oceania Nations Cup 2004, Vanuatu bahkan memutus jalan Selandia Baru ke Piala Dunia setelah menang 4-2 pada babak grup. Akan tetapi, dalam 10 tahun terakhir, Vanuatu tak mencetak prestasi membanggakan. Mereka cuma mentok pada fase grup pada dua edisi OFC Nations Cup 2012 dan 2016. Mereka juga tidak bisa berbicara banyak di ajang Pacific Games dengan hanya bisa melaju sampai penyisihan grup edisi 2011 dan 2015. Satu-satunya prestasi yang bisa dibanggakan Vanuatu ada pada ajang Wantok Cup, di mana mereka menjadi juara pada 2008 dan 2011. Wantok Cup sendiri cuma diikuti tiga negara, yakni Vanuatu, Kepulauan Solomon, dan Papua Nugini. Dalam lima pertandingan terakhir, pasukan yang dibesut Paul Munster itu juga tak terlalu cemerlang. Mereka hanya meraih satu kemenangan saja kala melawan Tahiti pada pertandingan persahabatan 4 Juni lalu. Berikut 5 Pertandingan Terakhir Vanuatu: 10/06/2019 – Vanuatu 0-0 Fiji (Pertandingan Persahabatan)

04/06/2019 – Vanuatu 2-0 Tahiti (Pertandingan Persahabatan)

08/03/2019 – Kepulauan Salomon 3-1 Vanuatu (Pertandingan Persahabatan)

17/11/2018 – Vanuatu 2-2 New Caldonia (Pertandingan Persahabatan)

14/11/2018 – Vanuatu 0-1 New Caldonia (Pertandingan Persahabatan) Editor : Banu Adikara Reporter : Indra Eka Setiawan




Bola.com, Jakarta - Timnas Vanuatu mungkin masih asing bagi pencinta sepak bola Indonesia. Tak salah, karena timnas dari negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan itu sangat jarang melakoni partai tandang di luar konfederasi mereka.

Vanuatu Football Federation (VFF) tergabung dalam Konfederasi Sepak Bola Oceania (OFC). VFF berdiri pada 1934 dan gabung FIFA pada 1988.

Selama ini Timnas Vanuatu lebih senang bertanding dengan tim sesama negara anggota OFC di kawasan Oseania saja. Sangat jarang mereka keluar dari kawasan itu, apalagi melawan tim dari luar anggota OFC.

Sekali waktu, mereka bertanding melawan timnas dari Eropa Utara, yakni Estonia. Bisa ditebak, Estonia yang mendatangi Timnas Vanuatu.

Pertandingan ini berlangsung pada 24 November 2017 di stadion kebanggaan Vanuatu, Port Vila. Estonia dipaksa bekerja keras sebelum akhirnya memenangi laga ini dengan skor tipis 1-0.

Setelah itu, sepanjang 2018 hingga awal 2019 ini, Vanuatu kembali menghadapi tim-tim tetangga, semisal Kaledonia Baru, Tahiti, dan Fiji. 

Jika mendengar sepak bola di kawasan Oseania, yang terbayang dalam benak pencinta sepak bola Indonesia mungkin adalah: lemah, bisa jadi lumbung gol.

Hal itu tak sepenuhnya salah. Mengacu pada ranking FIFA per 4 April 2019, dari 11 anggota OFC yang terdaftar di FIFA, hanya dua negara yang ada di posisi 140 besar, yakni Selandia Baru (119) dan Kepulauan Solomon (139).

Sisanya tersebar di ranking lebih rendah, bahkan ada menduduki posisi paling buncit, yakni ke-203, yang dihuni Tonga.

"Kualitas" sepak bola di kawasan OFC sempat "diselamatkan" Australia sebelum negara itu memilih pergi dan gabung AFC pada 2006. Kini posisi terkuat di OFC diambil alih Selandia Baru.

Lantas di mana posisi Vanuatu, calon lawan Timnas Indonesia? Masih dari data sama, tak selayaknya Indonesia memandang rendah lawan dari negara kepulauan indah ini. 

Vanuatu, per 4 April 2019, menduduki ranking FIFA ke-166 dengan poin 991. Indonesia? Hanya tujuh peringkat lebih baik di atas Vanuatu. Tim Garuda menduduki peringkat ke-159 dengan poin 1008.

Jadi, mengalahkan Timnas Vanuatu bukan semudah membalikkan telapak tangan, apalagi menang telak. Meski, pertandingan nanti digelar di tempat sakral bagi Timnas Indonesia, Stadion Utama Gelora Bung Karno. Indosiar Tayangkan Laga Uji Coba Timnas Indonesia U-23 vs Bali United




TEMPO.CO , Jakarta - Timnas Vanuatu akan menjadi lawan Timnas Indonesia dalam laga uji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu, 15 Juli 2019. Sebelumnya, Vanuatu pernah membantai Timnas Mikronesia 46-0 yang berbuntut aduan ke FIFA. Pembantaian sadis tersebut terjadi saat turnamen Pasific Games 2015. Kompetisi tersebut sekaligus menjadi ajang kualifikasi bagi negara Oceania untuk berlaga di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, pada 2016. Laga tersebut berlangsung di Ibukota Papua Nugini yakni Port Moresby. Tim yang dibantai Vanuatu dengan skor 46-0 tersebut bukanlah tim senior. Mikronesia saat itu menurutnkan tim U-23. Vanuru adalah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan. Sedangkan Mikronesia tertelak di Samudra Pasifik bagian barat dan hanya memiliki populasi kurang lebih seratus ribu jiwa (data pada tahun 2013). Seusai laga yang berakhir 45-0 tersebut, pelatih Timnas Mikronesia Stan Foster mengadu ke FIFA. Tujuannya? Lebih mirip kelihan dan rayuan. Mikronesia ingin agar federasi olahraga tertinggi di dunia ini mengakui mereka menjadi anggota resmi. Mereka berharap bisa menerima bantuan teknis dari luar dan sepak bola di negara kepulauan tersebut semakin maju.

Selain kemenangan 64-0, Vanuatu juga pernah menang 18-0 atas Kiribati. Namun, mereka juga pernah dihajar Selandia Baru 0-9. Sementara itu, laga Timnas Indonesia vs Vanutu akan berlangsung Sabtu malam, mulai 18.30 WIB, dan disiarkan Indosiar. Indonesia harus bangkit di laga ini setelah sebelumnya ditekuk Yordania 1-4. INDOSPORT




Bisnis.com, JAKARTA - Pelatih tim nasional Republik Vanuatu Paul Munster mengatakan, pertandingan melawan Indonesia di laga persahabatan FIFA pada Sabtu (15/6) di Jakarta, merupakan salah satu persiapan skuatnya untuk mengikuti Pacific Games 2019 pada 7-20 Juli 2019 di Samoa. "Laga ini menjadi persiapan menuju Pacific Games. Sebelumnya, kami juga sudah menjalani beberapa pertandingan persahabatan," kata Munster dalam konferensi pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (14/6/2019). Menurut Munster, bertanding di stadion sebesar SUGBK yang mampu menampung lebih dari 75 ribu penonton, menjadi pengalaman yang bagus bagi para pemainnya. Apalagi, mereka akan bermain di bawah riuh dukungan ribuan suporter untuk timnas Indonesia. "Banyak pemain kami yang belum pernah berlaga di stadion seperti itu. Tentu laga tersebut akan menjadi pengalaman bagus untuk mereka," tutur pelatih berusia 37 tahun tersebut. Sementara terkait timnas Indonesia, Munster mengaku tidak terlalu banyak mengetahuinya. Namun, secara pribadi, dia kenal dengan Simon. Pelatih asal Irlandia tersebut pun yakin rekannya itu menyiapkan para pemain terbaik untuk pertandingan menghadapi timnya. "Populasi penduduk di Indonesia sangat banyak dan level liga Indonesia sudah cukup bagus. Jadi saya rasa besok akan menjadi pertandingan yang menarik," kata Munster. Sementara kapten timnas Vanuatu Kency Tangis menyebut dia dan teman-temannya sudah siap untuk laga kontra Indonesia. "Kami sudah tidak sabar," tutur Tangis. Timnas Vanuatu terlibat di turnamen sepak bola pesta olahraga multi cabang negara-negara Samudera Hindia Pacific Games tahun 2019 yang berlangsung di Apia, Samoa, 7-20 Juli 2019. Dalam kompetisi tersebut, Vanuatu bergabung di Grup A bersama Selandia Baru, Papua Nugini, Tonga dan tuan rumah Samoa. Sebelum menghadapi Indonesia, Vanuatu sudah menjalani tiga pertandingan persahabatan internasional sejak Maret hingga Juni 2019 dengan hasil satu kali menang, satu seri dan satu kalah. Mereka menang dengan skor 2-0 atas Tahiti, seri 0-0 dengan Fiji dan kalah 3-1 dari Kepulauan Solomon.




Skuat timnas Vanuatu yang akan berhadapan dengan timnas Indonesia.

INDOSPORT.COM – Vanuatu akrab dengan laga sepak bola yang berakhir dengan skor tak masuk akal. Sejak tahun 2000, negara asal benua Oseania ini tercatat pernah memenangkan beberapa pertandingan dengan selisih tujuh gol atau lebih.

Meski tergolong negara yang sangat lemah dalam kancah sepak bola dunia, mereka ternyata bisa menghabisi lawannya tanpa ampun.

Kemenangan Vanuatu melawan Mikronesia pada 2015 menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah. Oleh karenanya, calon lawan laga uji coba Timnas Indonesia pada Sabtu (15/6/19) ini perlu diwaspadai.

Berikut ini, redaksi berita olahraga  INDOSPORT akan mengulas singkat bagaimana proses skor ‘gila’ Vanuatu bisa terjadi.

Skor tak masuk akal ini terjadi dalam laga terakhir fase grup A ajang Pacific Games pada 7 Juli 2015. Striker Jean Kaltack menjadi bintang Vanuatu dalam laga ini dengan torehan 16 golnya. Namun, Timnas Vanuatu sendiri tidak lolos ke babak semifinal setelah tak meraih kemenangan melawan Fiji dan Tahiti.

Kepulauan Mikronesia sendiri menjadi bulan-bulanan pada ajang ini. Turun dengan tim U-23, mereka dibantai Tahiti (0-30) dan Fiji (0-38) secara berurutan. Usai ajang ini, mereka sampai mengadu ke FIFA agar diakui secara resmi sebagai negara anggota. Mereka menginginkan bantuan teknis agar perkembangan sepak bola di sana bisa berjalan.

Kemenangan ini diperoleh pada 30 Agustus 2007, tepatnya dalam babak grup Kualifikasi Piala Dunia 2010 zona Oseania. Vanuatu yang bertandang ke American Samoa berhasil mempermalukan tuan rumah dengan 15 gol tanpa balas. Namun, meski Vanuatu menang dengan skor fantastis, mereka tak lolos ke Piala Dunia 2010.

American Samoa pun bernasib sama dengan Mikronesia yang kalah 0-46. Mereka hanya tampil untuk menjadi bulan-bulanan negara lainnya dalam grup yang sama. Mereka kebobolan 37 gol dan hanya berhasil mencetak satu gol dalam empat laga.

Masih dengan negara yang sama, pembantaian ini terjadi tiga tahun sebelumnya, yakni pada 12 Mei 2004. Ini juga terjadi kala Vanuatu bertandang ke American Samoa pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2006 zona Oseania grup 2. Vanuatu berhasil mencetak sembilan gol meski pada babak pertama hanya unggul 3-1.

Kemenangan ini terjadi pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2002, tepatnya pada 6 Juni 2001. Laga yang diadakan di QBE Stadium, Cook Island, ini sempat berlangsung ketat pada 13 menit pertama setelah kedudukan imbang 1-1. Namun, Vanuatu malah menggelontorkan delapan gol dan membuat malu publik tuan rumah.

Di sisi lain, Vanuatu juga menjadi lumbung gol negara lain di ajang ini. Mereka kalah dari Selandia Baru (0-7), Tahiti (1-6), dan Kepulauan Solomon (2-7). Oleh karenanya, tak ada harapan bagi mereka untuk lolos ke Piala Dunia 2002 yang diadakan di Korea Selatan dan Jepang.






Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply