Contact Form

 

Pusing Isi PPDB Online, Ortu di SMAN 38 Jakarta Dibantu Operator


Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta Jalur Zonasi melalui online untuk SMP dan SMA dibuka mulai hari ini. Apa saja fakta-faktanya? Tentu banyak hal yang harus dipersiapkan dan tanggal-tanggal penting untuk diingat. Agar pendaftar dan orang tua tidak kebingungan, lihat dulu yuk fakta-fakta seputar pendaftaran ini.

1. Jadwal Pendaftaran Sesuai jadwal yang telah diumumkan, PPBD DKI Jalur Zonasi untuk SMP dan SMA dilakukan bersamaan secara online dan dibuka pada 24-26 Juni 2019 pukul 08.00 WIB. Pendaftaran jalur zonasi untuk SMP dibuka untuk 285 sekolah di DKI Jakarta dan tersedia 36.657 bangku untuk siswa. Sedangkan pendaftaran jalur zonasi untuk SMA dibuka untuk 115 sekolah dan tersedia 15.311 bangku untuk siswa. 2. Persyaratan Pendaftaran Ada sejumlah persyaratan yang harus dipersiapkan oleh pendaftar dan orang tua untuk mengikuti PPDB DKI Jalur Zonasi SMP-SMA. Seperti dilansir dari situs PPDB DKI, berikut adalah persyaratan yang harus dilengkapi: Jenjang SMP: - Memiliki SKHUN SD/MI, DNUN Paket A atau SKYBS; - Berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun pada tanggal 1 Juli 2019; dan - Memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan memperlihatkan Kartu Keluarga (KK). Jenjang SMA: - Memiliki SKHUN SMP/SMPLB/MTs, DNUN Paket B atau SKYBS; - Berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada tanggal 1 Juli 2019; dan - Memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan memperlihatkan Kartu Keluarga (KK). 3. Formulir Pendaftaran Selain persyaratan tersebut, ada juga formulir pendaftaran untuk PPBD online DKI Jalur Zonasi yang harus dilengkapi pendaftar. Formulir SMP: - Formulir B1 yang ditujukan untuk siswa lulusan SD yang berada di dalam wilayah DKI Jakarta dan berdomisili di dalam wilayah DKI Jakarta. - Formulir B3 yang ditujukan untuk siswa lulusan SD yang berada di luar wilayah DKI Jakarta dan berdomisili di dalam wilayah DKI Jakarta. - Formulir B5 yang ditujukan untuk siswa yang menempuh pendidikan Paket B, lulusan sekolah asing atau lulus sebelum tahun 2019 dan berdomisili di dalam wilayah DKI Jakarta. Formulir SMA: - Formulir A1 yang ditujukan untuk siswa lulusan SMP yang berada di dalam wilayah DKI Jakarta dan berdomisili di dalam wilayah DKI Jakarta. - Formulir A3 yang ditujukan untuk siswa lulusan SMP yang berada di luar wilayah DKI Jakarta dan berdomisili di dalam wilayah DKI Jakarta. - Formulir A5 yang ditujukan untuk siswa yang menempuh pendidikan Paket B, lulusan sekolah asing atau lulus sebelum tahun 2019 dan berdomisili di dalam wilayah DKI Jakarta. 4. Dasar dan Cara Seleksi Walaupun ini merupakan pendaftaran jalur zonasi, tetap ada beberapa indikator yang menjadi acuan untuk proses seleksi. Seleksi PPDB dilakukan dengan urutan langkah sebagai berikut: - Nilai rata-rata hasil US/M-BN untuk Calon Peserta Didik Baru lulusan SD/Madrasah atau nilai rata-rata hasil UN/UNPK untuk Calon Peserta Didik Baru lulusan SMP/Madrasah - Urutan pilihan sekolah; - Usia Calon Peserta Didik Baru; - Waktu mendaftar 5. Pemilihan Sekolah Patut diperhatikan bahwa saat PPDB online untuk SMP dan SMA, pendaftar bisa memilih maksimal tiga sekolah. 6. Alur Pendaftaran Alur pendaftaran PPDB online dimulai dengan penyerahan dan verifikasi berkas persyaratan yang dapat dilakukan di sekolah tujuan. Tapi untuk menghindari antrean, calon peserta didik baru (CPDB) tidak wajib untuk mendaftar di sekolah tujuan dan bisa mendaftar di sekolah terdekat. Setelah verifikasi berkas, pendaftar akan menerima token untuk aktivasi akun. Akun ini digunakan untuk melengkapi pendaftaran secara online dan memilih sekolah secara mandiri. Setelah menyelesaikan pendaftaran secara online, CPDB dapat mencetak tanda bukti pendaftaran online mandiri. Selanjutnya CPDB tinggal menunggu pengumuman hasil seleksi yang dijadwalkan pada tanggal 26 Juni 2019 pukul 17.00 WIB yang bisa dilihat di sekolah tujuan maupun secara online. Pendaftar PPDB DKI Jalur Zonasi SMP dan SMA online yang telah lolos dapat melapor pada tanggal 27-28 Juni 2019 di sekolah tujuan. Jika sudah diterima tapi tidak lapor diri pada PPDB Jalur Zonasi, CPDB dapat mengikuti PPDB Jalur Non Zonasi Tahap Kedua yang akan dimulai pada 10-11 Juli 2019. Cara SMA 8 Jakarta Hindari Antrean Panjang PPDB Zonasi: [Gambas:Video 20detik]




Ada orang tua yang pusing dan kesulitan memilih sekolah di laman PPDB DKI 2019 karena pendaftaran dilakukan secara online . Di SMAN 39 Jakarta, ada operator yang disiapkan panitia untuk membantu orang tua mengakses PPDB online . "Ini bantuan dari operator sekolah membantu sekali buat saya yang masih belum paham caranya milih sekolah tujuan lewat ' online '," ujar salah seorang orang tua calon peserta didik baru (CPDB), Ridwan, kepada Antara , Senin (24/6/2019). Operator tersebut mendampingi Ridwan saat melakukan proses pemilihan sekolah melalui komputer jinjing yang disediakan di ruang aula sekolah. Awalnya, Ridwan sempat khawatir akan sistem PPDB online karena dia jarang menggunakan komputer. Berkat bantuan operator, dia dapat mendaftarkan sang anak dengan lancar.

"Dari rumah saya sudah pusing kan, aduh... harus masukin data secara daring, tapi untung ada petugas yang bantu akhirnya selesai juga," ucap Ridwan. Pendaftaran PPDB di Jakarta (Foto: Rengga Sancaya/detikcom) Hal senada disampaikan oleh orang tua CPDB lainnya, Rudi. Dia mengaku cukup terbantu dengan keberadaan operator saat melakukan input sekolah tujuan untuk sang anak. Menurut dia, keberadaan operator tersebut dapat mempercepat proses pendaftaran, terutama bagi orang tua yang belum terlalu mengerti dengan metode daring. Sementara itu, Kepala SMAN 39 Jakarta Timur, Maknawiyah, mengatakan bantuan operator memang sengaja disediakan untuk orang tua yang masih bingung tentang bagaimana proses pemilihan sekolah tujuan secara daring mandiri. Operator tersebut, kata dia, bertugas mendampingi orang tua pada saat memilih sekolah tujuan sang anak. "Jadi fungsinya mendampingi. Yang mengisi tetap orang tua atau calon siswa yang bersangkutan. Kami hanya menjelaskan langkah-langkahnya," kata Maknawiyah. Simak Juga "Cara SMA 8 Jakarta Hindari Antrean Panjang PPDB Zonasi": [Gambas:Video 20detik]




Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) DKI Jalur Zonasi untuk SMP dan SMA menuai pro dan kontra. Ada orang tua yang berharap pendaftaran bisa dilakukan dari rumah karena sistem PPDB online . Salah satu orang tua murid, Yulian Indrawati, mendaftarkan anaknya ke SMPN 115 Jakarta. Dia menyebut penerapan zonasi dirasa belum efektif. Yulian mengatakan sistem zonasi harus diikuti dengan infrastruktur setiap sekolah yang merata. "Belum (efektif) sih, karena nggak diikuti dengan infrastruktur yang sama antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Jadi mestinya pemerintah itu menyiapkan infrastruktur merata dulu dari semua sekolah, baru sistem zonasi diterapkan," ujar Yulian di SMPN 115 Jakarta, Jl KH Abdullah Syafei, Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2019).

Foto: Orang tua pendaftar PPDB jalur zonasi di SMPN 115 Jakarta (Farih/detikcom) Yulian menilai penerapan sistem zonasi kali ini terbilang masih setengah-setengah. Yulian menyayangkan pendaftaran yang sudah terintegrasi secara online pun masih tetap harus mengantre datang ke sekolah. "Kemudian untuk pengambilan token atau username kayak gini mestinya udah bisa dilakukan dari rumah, misalnya kita bisa memasukan password kita, nomor KK kita dari rumah. Jadi ya sudah antre, kayaknya kurang efektif," kata Yulian. Hal senada diungkap oleh orangtua murid bernama Kurniawan Ekarullah. Dia menilai dengan sistem zonasi, jumlah murid yang mendaftar di sekolah akan terjadi ketimpangan. Kurniawan menilai sekolah favorit akan menjadi buruan orangtua siswa untuk bisa mendaftar tapi nasib berbeda dialammi sekolah yang tidak favorit. "Belum ideal soalnya kan tergantung dilihat dari kapasitas, jumlah yang masuk ke sekolah akan ada yang lebih sedikit, dan tidak merata," kata Kurniawan. Imbas Sistem Zonasi, SMP di Tulungagung Cuma Dapat 5 Siswa: [Gambas:Video 20detik]







PPDB Online 2019 SD Sleman via ppdb.slemankab.go.id , Pengisian Formulir dan Cara Mendaftar Didampingi Operator

TRIBUNJOGJA.COM - PPDB Online 2019 SD di Sleman via ppdb.slemankab.go.id berlangsung hingga Selasa 25 Juni 2019. Pendaftaran PPDB di Kabupaten Sleman memang dilakukan secara online untuk tahun ini.

Berikut ini penjelasan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman terkait prosedur dan cara pendaftaran PPDB Online 2019 jenjang SD, di mana operator siaga untuk membantu orangtua yang mendaftarkan anak-anaknya.

Sebagaimana sudah berlangsung, pendaftaran siswa melalui sistem online ini membuat sebagian orangtua kebingungan karena belum paham caranya.

Meski demikian, pihak dinas menyatakan orangtua tidak perlu khawatir karena operator akan membantu orangtua dalam proses PPDB Online 2019 jenjang SD di Kabupaten Sleman .

Informasi dihimpun reporter Tribun Jogja, penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sleman , untuk pertama kalinya menerapkan sistem pendaftaran secara online.

Meskipun demikian, tidak semua orangtua calon peserta didik memahami prosedurnya.

Hal tersebut Tribunjogja.com temukan saat memantau Posko PPDB di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman pada Jumat (21/06/2019) lalu.

Suasana Posko PPDB di Kantor Dinas Pendidikan Sleman, Jumat (21/06/2019) (Tribun Jogja/ Alexander Ermando)

Pada hari pertama pendaftaran tersebut, sejumlah orang tua datang untuk berkonsultasi mengenai sistem baru ini.

Meskipun demikian, Kasubbag Perencanaan dan Evaluasi Disdik Sleman , Reni Tri Pujiastuti, mengatakan para orangtua tidak perlu khawatir, sebab nantinya akan ada operator yang mendampingi proses pendaftaran.




Selamat Datang di

medcom.id

SIGN IN

Don't have an account yet? Sign up here


Orangtua siswa mengantre saat Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jalur zonasi di SMP 115, Jakarta, Senin (24/6/2019). (Sumber foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja) GenPI.co — Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jalur zonasi untuk SMP dan SMA di Jakarta dibuka Senin, 24 Juni 2019, dan dipenuhi oleh orang tua yang mendaftarkan anaknya melalui jalur PPDB online. Orang tua siswa ini rela antre dari pukul 04.30 WIB demi sekolah anak di SMP 115, Jakarta Selatan. ”Saya sudah datang tadi jam 04.30 WIB pagi, karena katanya pendaftaran nomor antrean dari jam 04.00 pagi," kata salah satu orangtua siswa, Dewi saat dijumpai di Jakarta, Senin.  Dewi menambahkan bahwa sejak pukul 04.00 WIB, sudah sampai nomor urut 67 calon pendaftar. Baca juga: Mendikbud Nilai Sistem Zonasi PPDB Lebih Adil, Ini Penjelasannya Jalur Pendaftaran PPDB Online, Ini Kuota Penerimaan Siswa di DKI Hal serupa juga disampaikan oleh orangtua siswa yang bernama Rini yang multi datang ke SMP 115 sejak pukul 06.00 WIB. "Kalau saya datang sejak pukul 06.30 WIB, itu aja saya dapat nomor antrean 240," ujar Rini. Hal itu mereka lakukan demi mendapatkan salah satu sekolah negeri favorit untuk sekolah anak-anak mereka. "Ya, mau gimana lagi demi sekolah anak biar bisa di negeri dan favorit," kata Rini sambil menunggu antrean calon pendaftar PPDB online. (ANT) Simak juga video ini: VIDEO




Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah (Jateng) menggandeng PT Telkom untuk menyiapkan aplikasi dan jaringan internet agar proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online SMA/SMK Negeri 2019 berjalan lancar. Senior Account Government Manager Telkom Regional-4 Jateng dan DIY, M. Ikhwan, menyampaikan pihaknya berupaya membantu suksesnya penyelenggaraan PPDB online di Jateng. Upaya itu dilakukan dengan menyiapkan aplikasi yang sesuai kebutuhan hingga infrastruktur internet. Untuk infrastuktur internet, Ikhwan mengatakan pihaknya akan menyediakan 114 server , dengan 536 CPU sebagai pengolah data. Kapasitas jaringan yang disediakan 3G, cukup untuk mengantisipasi lonjakan pengakses saat pendaftaran online. "Dari pengalaman tahun lalu, kami menggunakan server yang bisa meng- handle ribuan akses yang masuk saat pendaftaran online. Tahun ini kami bahkan menggunakan banyak server dan CPU untuk menghindari antrean agar aksesnya tidak lambat,” ujarnya. Tak hanya itu, pihak Telkomsel juga menyiagakan personel 24 jam. Hal itu untuk mengantisipasi agar sistem server tidak terputus dan segera teratasi begitu ada gangguan. Pihaknya juga memperkuat jaringan internet di daerah. Bagi warga yang tidak memiliki akses internet atau kesulitan mengoperasikan internet, dapat memanfaatkan WiFi Corner Telkom, atau layanan di seluruh kantor cabang Telkom se-Jateng. "Kami sudah siapkan satgas yang menangani infrastruktur internet, termasuk di Dinas Pendidikan dan sekolah-sekolah. Sehingga PPDB SMA/ SMK Negeri di Jateng bisa berjalan lancar,” ujarnya. Kendati begitu, dia meminta agar para penggiat atau pemerhati teknologi informasi, ikut membantu menyukseskan PPDB, dengan tidak menggangu sistem yang ada. "Kami Telkom menyadari bahwa sistem itu tidak bisa 100% sempurna. Untuk itu maka kami mengajak rekan-rekan penggiat IT atau pemerhati IT, kami mohon  untuk sama-sama membantu menyukseskan PPDB online Jateng demi anak bangsa. Istilahnya tunggal guru tunggal ilmu, jangan saling mengganggu," pintanya. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jateng, Riena Retnaningrum, mengatakan pihaknya juga siap mengawal kelancaran akses internet selama PPDB SMA/ SMK Negeri berlangsung. "Kami terus menjalin sinergi dengan Disdikbud dan Telkom untuk memfasilitasi kelancaran PPDB. Seluruh tenaga teknis di Diskominfo, dan admin media sosial, kami siagakan 24 jam demi suksesnya PPDB SMA/SMK tahun 2019," ujar Riena. KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya




Sistem PPDB Online Setengah Hati, Wali Murid Antre Sejak Pagi Tritus Julan Senin, 24 Juni 2019 - 11:34 WIB Ratusan orang tua wali murid melakukan pengumpulan berkas pendaftaran di SMPN 1 Sooko, Mojokerto.Foto/SINDONews/Tritus Julan. MOJOKERTO - Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2019 di Kabupaten Mojokerto dikeluhkan para orang tua wali murid. Bagaimana tidak, kendati menggunkan sistem online, namun para orang tua wali murid masih tetap harus mengantre agar bisa mendaftarkan anaknya ke sekolah. Utamanya di sekolah-sekolah yang dianggap favorit. Para orang tua wali murid harus rela menunggu lama untuk mengikuti verifikasi berkas siswa. Lantaran, mekanisme pendaftaran yang tak sepenuhnya menggunakan sistem online. Orang tua wali murid tetap harus mendatangi sekolah untuk mengumpulkan berkas pendaftaran dan penunjang. Seperti yang terlihat di SMP Negeri 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto. Ratusan wali murid terpaksa mengantre sejak subuh. Hanya untuk mendapatkan nomor antrean untuk mengumpulkan berkas verifikasi pendaftaran anaknya di sekolah tersebut. Kendati sebelumnya mereka sudah melakukan pendaftaran secara online. Salah satunya, Jinaga (35) orang tua calon peserta didik baru asal Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Ia rela mengantre sejak subuh untuk bisa mengambil nomor antrean pengumpulan berkas tambahan. Lantaran berkas itu tak bisa dikirimkan melalui online seperti saat mendaftar. "Saya datang subuh tadi sekitar pukul 04.00 WIB. Karena khawatir tidak kebagian nomor urut. Soalnya sekolah ini kan pilihan pertama dan favorit juga. Sehingga saya khawatir tidak kebagian nomor antrean," katanya saat ditemui di SMPN 1 Sooko, Senin (24/6/2019). Dikatakan Jinaga, sistem yang digunakan dalam PPDB tahun 2019 ini lebih ribet dari. Selain harus mendaftar melalui online, calon peserta didik baru harus mengumpulkan berkas lain berupa Surat Keterangan Lulus (SKL), NUN, Surat ferivikasi dari Dinas Pendidikan, Kartu Keluarga, serta formulir yang didapat saat melakukan mendaftar online. "Selain itu juga karena jarak zonasi. Rumah saya 3,5 kilometer dari sekolah. Saya khawatir anak saya tidak masuk sekolah ini. Karena saat simulasi menggunakan sistem zonasi, jarak 1,6 kilometer saja sudah penuh kuotanya," imbuhnya. Tak hanya itu, keluhan lain juga diutarakan Jinaga. Dia mengatakan, penggunaan sistem zonasi dalam PPDB tahun 2019 membuat siswa kecewa. Sebab, dengan adanya zonasi, siswa tak leluasa untuk memilih sekolah yang diinginkan. "Ini anak saya belum tentu diterima di sekolah ini. Karena sistem zonasi itu. Meskipun sudah daftar dan verifikasi berkas, jika ada anak yang rumahnya lebih dekat, ya tetap saja yang lebih dekat diprioritaskan," pungkasnya. Sementara itu, Kepala SMPN 1 Sooko Sayuti tak menampik jika jumlah wali murid yang mengumpulkan berkas pendaftaran cukup banyak pada hari pertama dibuka. Bahkan ada yang rela mengantre sejak pagi buta. Kendati sejatinya, proses penerimaan berkas verifikasi baru dibuka pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. "Benar. Animo orang tua wali murid hari ini cukup tinggi. Tapi semua akan tetap dilayani untuk yang sudah mengambil antrean. Jadi tidak ada pembatasan, kita layani sampai habis," ujar Sayuti. Ditanya soal kekhawatiran orang tua siswa yang takut jika besok tak bisa lagi mendaftar karena kuota sudah penuh, Sayuti menyatakan jika sekolah masih tetap akan membuka pendaftaran sesuai dengan juknis yang ditentukan. Yakni sejak 24-27 Juni 2019. "Sampai saat ini, (pukul 08.30 WIB) sudah ada 30 orang yang mendaftar dan diverifikasi berkasnya. Kami mengimbau kepada orang tua siswa agar tidak khawatir, karena pendaftaran tetap akan kita buka sesuai juknisnya, yakni sejak 24-27 Juni 2019," pungkas Sayuti. ( msd ) KOMENTAR (pilih salah satu di bawah ini)




Jombang (beritajatim.com) – Hari pertama PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) online di Jombang dikeluhkan wali murid, Senin (24/6/2019). Pasal, server jaringan untuk pendaftaran murid baru tersebut mengalami gangguan.

Praktis, proses pendaftaran satu siswa yang seharusnya bisa selesai 5 menit, kini memakan waktu 15 hingga 20 menit. Selain lemotnya proses pendaftaran, orang tua siswa juga dibingungkan adanya penentuan lokasi peta rumah yang berbeda dengan data.

Tentu saja, kondisi itu mengganggu proses PPDB online dengan sistem zonasi. Karut marut pendaftaran itu seperti yang terlihat di SMP Negeri 1 Tembelang, Jombang.

“Untuk mengakses pendaftaran online butuh waktu 15 sampai 20 menit. Ini karena servernya lemot. Padahal, sedianya bisa lima menit saja,” kata Maisaroh, salah satu wali murid usai mendaftarkan anaknya.

Maisaroh menambahkan, kendala lainnya adalah penentuan lokasi peta rumah yang berbeda dengan data. Dia lalu mencontohkan, pada hasil sementara, anaknya kini berada di urutan 95.

Padahal siswa lain yang berada lebih jauh dari lokasi rumahnya justru pada peringkat 3. “Sehingga ini bisa mempengaruhi penerimaan siswa yang mendaftar melalui sistem zonasi,” ujar Maisaroh.

Koordintor PPDB online SMP Negeri Tembelang, Ajeng, membenarkan adanya kelambatan proses pendaftaran tersebut. Menurut Ajeng, keterlambatan itu terjadi karena server digunakan secara bersamaan.

“Jika ada salah input data, kami menghimbau agar orang tua siswa bisa mendatangi panitia PPDB untuk membenarkan alamat sesuai dengan tempat tinggal,” pungkas Ajeng. [suf]



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply