Contact Form

 

Peringatan Dini BMKG Hari Ini : Wilayah yang Berpotensi Hujan Petir dan Angin Kencang


BMKG informasikan gempa susulan di Cilacap , berkekuatan M 3,9. Sebelumnya, gempa telah melanda Cilacap pada Minggu siang dan sore.

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan terjadinya gempa susulan di Cilacap , Jawa Tengah.

Pada Minggu (9/6/2019), gempa ketiga melanda Cilacap pada pukul 17.41 WIB.

Lewat Twitter, BMKG DI Yogyakarta menginformasikan gempa ketiga yang melanda Cilacap berkekuatan M 3,9.

Pusat hempa diketahui berada di 288 km barat daya Cilacap dan di kedalaman 20 km.

Baca: Info BMKG : Gempa M 5,2 Melanda Nusa Dua, Bali pada Minggu Sore

" Info Gempa Mag:3.9 SR, 09-Jun-19 17:41:29 WIB, Lok:10.30 LS,108.64 BT (288 km BaratDaya CILACAP-JATENG), Kedlmn:20 Km ::BMKG-PGR VII ."

Sebelumnya, Cilacap telah dilanda gempa sebanyak dua kali sejak Minggu siang.

Yang pertama, gempa terjadi pada Minggu pukul 11.51 WIB dnegan kekuatan M 3,7.

Pusat gempa berada di 266 km barat daya Cilacap dengan kedalaman 10 km.

" Info Gempa Mag:3.7 SR, 09-Jun-19 11:51:47 WIB, Lok:10.10 LS,108.68 BT (266 km BaratDaya CILACAP-JATENG), Kedlmn:10 Km ::BMKG-PGR VII ."




Simak peringatan dini BMKG hari ini, Minggu, 9 Juni 2019. Tujuh provinsi berpotensi hujan petir dan angin kencang .

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini di sejumlah provinsi di Indonesia hari ini, Minggu (9/6/2019).

Peringatan dini tersebut disampaikan pada situs resmi BMKG , bmkg.go.id .

Pada Sabtu (1/6/2019), terdapat tujuh belas provinsi yang mendapat peringatan dini .

Tujuh provinsi berpotensi hujan petir dan angin kencang.

Baca: Gempa Magnitudo 5,7 Guncang Cilacap, Terasa hingga Bandung, Ini Penjelasan Lengkap BMKG

Baca: Gempa Hari Ini - Gempa M 5,7 Guncang Barat Daya Cilacap, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Sementara itu, sejumlah provinsi dan daerah lainnya berpotensi hujan petir, hujan sedang-lebat dan petir, hujan sedang-lebat, hujan lebat dan petir, hujan sedang-lebat disertai guntur dan angin kencang .

Ada pula wilayah yang berpotensi angin kencang dan wilayah berpotensi gelombang tinggi.

Berikut daftar peringatan dini BMG Hari ini, Minggu 9 Juni 2019, dilansir bmkg.go.id :

Wilayah berpotensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang :




Prakiraan cuaca BMKG 33 kota besok Senin 10 Juni 2019. Wilayah Ambon dilanda hujan sepanjang hari.

TRIBUNNEWS.COM- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi prakiraan cuaca di seluruh wilayah Indonesia termasuk 33 kota besar Indonesia besok, Senin (10/6/2019).

Memasuki awal Juni 2019 cuaca di Indonesia mulai memasuki musim panas.

Hal ini terlihat dari sejumlah wilayah seperti Surabaya, Semarang dan Bengkulu akan cerah.

Jangan lupa gunakan tabir surya jika hendak menghabiskan waktu di luar ruangan agar kulitmu terhindar dari sinar UV.

Sedangkan untuk wilayah Ambon sebaiknya waspada, karena diprediksi akan terjadi hujan sepanjang hari.

Sediakan payung dan jas hujan jika hendak bepergian di luar ruangan.

Baca: Viral Video Warga Petobo Temukan Uang Berserakan di Tanah, Diduga Milik Korban Gempa Palu

Dikutip Tribunnews dari situs resmi BMKG , berikut prakiraan cuaca 33 kota besok Senin 10 Juni 2019 :

Pagi: Berawan Siang: Berawan Malam: Cerah Berawan Dini hari: Cerah Berawan




CILACAP, iNews.id - Ketinggian gelombang di Laut Selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berpotensi mencapai 6 meter pada 9-12 Juni 2019. Berkenaan dengan hal itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meterologi Cilacap mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi. Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, berdasarkan citra satelit cuaca, saat ini terpantau adanya pola sirkulasi di Pulau Kalimantan. Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari timur-tenggara dengan kecepatan 4-15 knot. Sementara di wilayah selatan ekuator umumnya dari timur-tenggara dengan kecepatan 4-25 knot. Dia mengungkapkan, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Pulau Enggano hingga selatan Pulau Jawa, Pulau Sawu hingga Pulau Rote, Laut Timor, Perairan Sulawesi Tenggara dan Laut Banda. Kecepatan angin yang tinggi itu mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang. "Karena itu kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku sejak tanggal 9 Juni pukul 07.00 WIB hingga 12 Juni pukul 07.00 WIB. Dalam hal ini, tinggi gelombang di wilayah Perairan Selatan, Cilacap hingga Yogyakarta maupun Samudra Hindia Selatan yang berpotensi mencapai kisaran 4 sampai 6 meter," ujar Teguh di Cilacap, Minggu (9/6/2019). BACA JUGA: BMKG Aceh Ingatkan Potensi Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi Teguh mengimbau wisatawan yang berkunjung ke pantai untuk berhati-hati dan tidak berenang atau mandi. Terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, semua pihak yang melakukan aktivitas di laut diimbau untuk memperhatikan risiko angin kencang dan gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Yakni nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil agar mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter. Operator tongkang juga harus mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Kapal feri diminta waspada kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Sementara kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau pesiar waspada kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter. "Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir dan sekitar area berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat agar tetap selalu waspada. Kami akan terus memantau perkembangan gelombang tinggi dan segera menginformasikannya kepada masyarakat jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.




BATAM, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Kantor Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau ( Kepri ) kembali mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem yang sedang melanda wilayah Kepri. Dalam pantauan satelit peramal cuaca (forecaster) BMKG Hang Nadim, terungkap cuaca di Kepri sedang tidak bersahabat, sehingga masyarakat diharapkan tetap mewaspadai potensi terjadinya awan hitam pekat atau awan cumulonimbus dan untuk segera mungkin menghindar. Selain itu juga diketahui adanya penumpukan massa udara akibat perlambatan kecepatan angin (daerah belokan angin) di sekitar wilayah Kepri, hingga menyebabkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif. Untuk tiga hari ke depan hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan angin kencang akan terus terjadi. Bahkan dapat menyebabkan kurangnya daya pandang untuk pelaku jasa tranportasi laut. "Kami imbau waspadai potensi hujan yang disertai petir dan angin kencang. Bila menemui awan hitam pekat atau awan cumulonimbus untuk segera dihindari," kata Prakirawan cuaca dari BMKG Hang Nadim, Riza Juniarti melalui sambungan telepon, Sabtu (8/6/2019).

Baca juga: BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem di Perairan Kepri, Gelombang Tinggi hingga Berkurangnya Jarak Pandang Gelombang laut juga tinggi khususnya di perairan Natuna dan Anambas yang mencapai 1,5 meter di wilayah perairan Natuna dan Anambas, bahkan berpotensi lebih dari itu di Laut China Selatan. Tidak saja di Natuna dan Anambas, di Laut Kabupaten Lingga dan Kabputen Bintan, tinggi gelombang sewaktu-waktu juga bisa saja terjadi hingga 1 meteran. Untuk arah angin, Riza mengatakan saat ini bertiup dari utara-timur laut dengan kecepatan angin 05-35 km per jam dengan suhu 23-32 °C dan kelembapan udara 65-98 persen. "Tentunya jelas dengan hal ini kami mengingatkan kepada para nelayan dan pengguna jasa laut untuk selalu waspada karena tranportasi laut saat ini benar-benar mengkhawatirkan," jelasnya.

Baca juga: BMKG Imbau Warga Waspadai Potensi Cuaca Buruk Pekan Ini Untuk arus bawah laut di Laut Natuna dan Laut Anambas, juga terbilang cukup kencang. Arus bawah Laut Natuna mencapai 40 sentimeter per detik dan 25 sentimeter per detik untuk Laut Anambas. "Arus bawa Laut Batam, Tanjungpinang dan Bintan saat ini masih stabil, yakni hanya mencapai 20 cm per detik," ungkapnya. Lebih jauh Riza mengatakan untuk transportasi laut dan aktivitas kelautan dihimbau agar waspada terhadap potensi adanya hujan lebat dan angin kencang yang dapat menyebabkan kenaikan tinggi gelombang laut pada pagi, siang hari hingga malam hari. Untuk transportasi darat dan udara agar waspada berkurangnya jarak pandang mendatar saat terjadi hujan lebat.




TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Badan Metorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Kabupaten Bantaeng bakal hujan, Minggu (9/6/2019).

Informasi prakiraan cuaca itu dirilis melalui web resmi BMKG lewat situs bmkg.go.id. Akhir pekan ini.

Mendadak Mahfud MD Tiba-tiba Komentari Gaya Pakaian Atta Halilintar, Ini Terjadi Kemudian

Saat siang, wilayah Bantaeng bakal diguyur hujan lokal , dengan suhu udara 27 derajat celcius.

Suhu udara hari ini minimum 23 derajat, dan maksimum 27 derajat celcius.

Dengan kelembaban udara mencapai 80 persen, dan kecepatan angin 19 km perjam.

Tapi malam nanti, daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto dan Bulukumba ini bakal berawan.

Suhu udara 25 derajat celcius, dengan kelembaban udara 85 persen dan kecepatan angin 19 km perjam.

Pantauan TribunBantaeng.com, pagi ini cuaca di sekitar ibukota Bantaeng terpantau sedang cerah.

Selama musim mudik, ada dua posko pelayanan yang disiapkan pada operasi ketupat 2019 di Bantaeng .

Pos pelayanan ini bisa dimanfaatkan oleh pemudik, yang melintas di Bantaeng untuk beristirahat.




Malam Ini, BMKG Prediksi Hujan Petir di Kapuas Hulu

KAPUAS HULU - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi malam ini, Minggu (9/6/2019) sejumlah wilayah Kabupaten Kapuas Hulu akan terjadi hujan petir.

Dimana 95 persen diperkirakan akan terjadi hujan, dengan suhu 25 derajat Celcius dan kecepatan angin 3.7 kilometer perjam. Sedangkan cuaca siang ini 60 persen diprediksi hujan lokal.

Dengan suhu 32 derajat Celcius dan kecepatan angin 3.7 kilometer perjam. Untuk cuaca pagi ini, terlihat cerah tapi berawan.

Dimana tadi dini hari atau subuh, sempat terjadi hujan ringan wilayah Putussibau dan sekitarnya.

Baca: Pj Sekda Pastikan 10 Juni 2019 ASN Sudah Masuk Kerja

Baca: Pererat Silaturahmi, Puluhan Band Lokal Gelar Halal Biihalal di Museum Kalbar

Untuk cuaca dini hari atau subuh, Senin (10/6/2019) udara kabut tapi 100 persen diperkirakan akan terjadi hujan di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu . Dengan suhu 23 derajat Celcius dan kecepatan angin 3.7 kilometer perjam.

Sedangkan cuaca besok pagi diperkirakan cerah berawan dengan suhu 24 derajat Celcius dan kecepatan angin 3.7 kilometer perjam. Tapi 100 persen diprediksi akan terjadi hujan wilayah Kabupaten Kapuas Hulu .




YOGYAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata pantai selama libur Lebaran di Daerah Istimewa Yogyakarta mewaspadai tinggi gelombang laut selatan.

Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta Etik Setiyaningrum mengatakan, berdasarkan prakiraan pada 7 Juni 2019, tinggi gelombang laut selatan mencapai 2,0-3,0 meter.

"Kalau di atas 2,5 meter termasuk kategori cukup tinggi. Kami mengimbau wisatawan yang mau mandi berhati-hati serta memperhatikan peringatan pengawas pantai," kata Etik.

Menurut dia, berdasarkan prakiraan saat ini gelombang perairan selatan DIY memiliki pergerakan dari tenggara menuju barat laut.

Sementara itu, lanjut Etik, secara umum iklim di DIY telah memasuki musim kemarau sehingga selama Juni curah hujan sudah memasuki kategori rendah antara 0-20 mm.

Puncak musim kemarau diperkirakan berlangsung pada Juli-Agustus dengan curah hujan menjadi 0-10 mm.

"DIY sudah akan masuk semua ke dalam awal musim kemarau. Kemarau ini secara periodik akan menguat setiap bulannya," kata Etik.




Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi ada potensi cuaca buruk di sejumlah wilayah di Indonesia saat arus balik berlangsung. Masyarakat diminta waspada. Informasi ini disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo dalam keterangan resminya, Kamis (6/6/2019). Mulyono menjelaskan, berdasarkan pantauan kondisi atmosfer terkini, terdapat indikasi fase basah dari aktivitas gelombang atmosfer Madden Jullian Oscillation (MJO). Ini dapat disertai dengan perlambatan angin serta pembentukan pusaran dan belokan angin di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Kalteng, Kaltim, Kaltara, Sulteng, Sulbar, Malut, Maluku, Papua Barat, dan Papua, yang dapat berdampak pada peningkatan kondisi cuaca signifikan di beberapa wilayah di Indonesia. Mulyono memperkirakan, pada periode 6-10 Juni 2019, potensi terjadi hujan lebat dapat terjadi beberapa wilayah, antara lain:

Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kep Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Selain potensi hujan lebat, Mulyono memperkirakan ada potensi angin kencang di beberapa wilayah, yaitu: Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku, dan Papua. Terkait juga dengan aktivitas kemaritiman, Mulyono memperkirakan ketinggian gelombang akan mengalami peningkatan hingga di atas 2,5 meter di beberapa wilayah, yaitu: Ketinggian gelombang 2,5-4,0 meter: Samudra Hindia Barat Aceh hingga Samudra Hindia Selatan NTT, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa Barat hingga Jawa Timur, Selat Sunda bagian selatan, perairan Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Bali bagian selatan, Laut Timor Selatan NTT, Laut Arafuru barat hingga timur, perairan Kep Sermata - Kep Leti, perairan Kep Babar, perairan Kep Tanimbar, Laut Banda Timur Sulawesi Tenggara, perairan selatan Ambon, Laut Banda bagian utara, perairan Kep Kai, perairan Kep Aru, dan Laut Banda bagian selatan. "Masyarakat diimbau waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem tersebut, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, serta potensi gangguan transportasi laut akibat angin kencang dan gelombang tinggi," jelas Mulyono. Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui website dan media sosial resmi BMKG.




TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wilayah Karangsem pagi ini, Sabtu, (8/62019) pukul 06.51.01 WITA, wilayah diguncang gempa bumi tektonik.

Kepala Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Drs.M. Taufik Gunawan, Dipl SEIS menjelaskan, berdasarkan hasil analisa BMKG menujukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan M=4,1.

Episenter gempa ini, kata dia, terletak pada koordinat 8,43 LS dan 115,77 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 29 km tenggara Karangasem , Bali pada kedalaman 26 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas sesar aktif," kata Taufik dalam keterangan tertulisnya.

Taufik menjelaskan, berdasarkan laporan masyarakat dampak gempa bumi berupa guncangan yang dirasakan di wilayah Lombok Barat II SIG-BMKG (III MMI) dan Amlapura, Klungkung, Mataram I SIG-BMKG (II MMI).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," imbuhnya lagi.

Taufik menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.

Ia meminta masyarakat untuk memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi seperti Instagram dan Twitter @infoBMKG.

Bisa juga melalui website http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), serta melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user pemda ,pwd pemda-bmkg) atau infobmkg. (*)



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply