Contact Form

 

Megawati Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Jokowi


Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau yang terkenal dengan nama Jokowi , hari ini, Jumat (21/62019) bertambah umur menjadi 58 tahun.

Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo.

Jokowi adalah anak pertama dari empat bersaudara. Pagi ini Twitter dipenuhi dengan berbagai ucapan yang diungkapkan oleh warganet melalui #HBD Jokowi, #HDB58PRESIDENJOKOWI, dan Selamat Ulang Tahun.

Tagar ini menjadi trending topic di berbagai media sosial bahkan dunia, salah satunya Twitter, pagi ini. Penasaran seperti apa ucapan untuk Jokowi?

Berikut cuitan para warganet yang dihimpun Tekno Liputan6.com, Jumat (21/6/2019).

Mr. president Jokowi, I don't even have any idea to write beautiful words. But may God always bless you, always bless our country. And like what you have said, who can help solve problems are patient and solution, then don't be tired of doing it. ❤#HBDJokowi pic.twitter.com/LFuuAC4q1S


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri beserta segenap keluarga besar partai mengucapkan selamat ulang tahun ke-58 bagi Presiden Joko Widodo, Jumat (21/6/2019).

"Selamat ulang tahun Pak Jokowi. Tanggal 21 Juni bertepatan dengan wafatnya Bung Karno. Dalam perspektif, spiritualitas bangsa, hal itu bukan kebetulan," ujar Megawati melalui siaran pers dari Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, Jumat pagi.

"Dalam ulang tahun Pak Jokowi ke 58, kami mendoakan agar Beliau mendapatkan rahmat kesehatan, panjang umur, dan semangat yang menyala-nyala untuk terus berdedikasi bagi rakyat, bangsa, dan negara," lanjut dia.

Baca juga: Presiden Jokowi Ulang Tahun ke-58 Hari Ini

Megawati berharap, kepemimpinan Jokowi pada periode kedua kelak tidak hanya menyelesaikan soal-soal mendasar berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan, mendorong keadilan serta membangun kebudayaan bangsa.

Jokowi juga diharapkan membawa kemajuan pada seluruh lini kehidupan.

PDI-P berharap agar kepemimpinan Jokowi mendorong semangat persatuan dan pembangunan dunia.

Baca juga: Ulang Tahun Jokowi Hari Ini Jadi Trending Topic di Twitter

Hasto menambahkan, Indonesia mampu menjadi "light star" bagi bangsa-bangsa di Asia, Afrika dan Amerika Latin dengan menggelar Konferensi Asia Afrika di Bandung.

Sejak saat itulah proklamator Ir Soekarno terus membangun tata dunia baru berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Setelah banyak negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin yang merdeka, Bung Karno melihat negara baru itu menghadapi dua blok kekuatan dunia, blok barat Amerika Serikat dan blok timur Uni Sovyet yang keduanya memiliki nilai-nilai imperialisme.

Maka, Bung Karno dengan konsistensinya untuk melawan kapitalisme dan imperialisme, ia menggagas lahirnya Gerakan Non Blok di Beograd, Yugoslavia.

"GNB berpihak pada perdamaian dunia. Itulah kepeloporan Indonesia membangun persaudaraan dunia," ujar Hasto.

Kini, PDI-P percaya kepemimpinan Jokowi juga akan menjadi light star melalui tata pemerintahan yang baik.

"Kepemimpinan Pak Jokowi tidak hanya visioner. Namun juga menghadirkan kekuasaan langsung di rumah rakyat, kepemimpinan yang merakyat, andalan bagi kemajuan negeri," ujar Hasto.




Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini genap berumur 58 tahun. Wakil Ketua DPR Fadli Zon turut memberikan harapan dan pesan untuk Jokowi ke depan. "Ya mudah-mudahan di usia ke-58, beliau bisa melihat bahwa keadaan bangsa ini masih sangat memprihatinkan dan masih banyak anak bangsa seperti hari ini yang menuntut keadilan," ucap Fadli di kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2019).

Dia pun kembali mengkritik pemerintahan Joko Widodo. Fadli mengatakan, selama Jokowi menjabat, belum ada kebijakan yang bisa dikenang. Fadli pun memberi contoh terkait utang negara. "Saya kira seorang pemimpin itu dinilai ketika berkuasa, itu apa yang dia lakukan, legacy . Legacy -nya apa? Dia mau dikenang sebagai apa? Mau dikenang sebagai pemimpin yang banyak utang atau pemimpin yang berhasil membawa pembangunan atau pemimpin yang betul-betul dicintai rakyat atau tidak?" ujar dia. Dia juga membandingkan pemerintahan Jokowi dengan pemimpin Uni Soviet kala itu, Mikhail Gorbacev. Pada intinya, dia berpesan kepada Jokowi agar bisa memperhatikan setiap langkah kebijakannya agar bisa dikenang baik oleh rakyat. "Coba lihat di Uni Soviet yang namanya Gorbachev dia mengatakan, dia orang yang dianggap disanjung-sanjung di luar, tapi di dalam negeri nggak ada, mungkin orang lewat nggak ada yang negor dia. Karena dia yang telah membuat Uni Soviet terpecah-belah, hancur, disintegrasi. Seorang pemimpin mau dikenang karena legacy- nya, apa yang ditinggalkannya? Yang ditinggalkan apakah suatu kejayaan atau yang ditinggalkan itu suatu misery , penderitaan, misalnya utang, hidup makin susah, cari pekerjaan susah," sebut Fadli. "Itulah seorang pemimpin, keberhasilannya dinilai dari apa yang ditinggalkannya. Kalau sekadar mau berkuasa, orang bisa berkuasa, dengan cara curang saja orang bisa berkuasa kok. Dengan dulu rezim-rezim diktator, dengan senjata dia berkuasa bisa. Jadi inilah pesan ulang tahun saya untuk Pak Jokowi," pungkasnya. Simak Juga "Ucapan Selamat Ulang Tahun untuk Jokowi dari Sederet Artis": [Gambas:Video 20detik]




JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo, Jumat (21/6/2019), menyampaikan rasa duka cita kepada Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali yang baru kehilangan sang putra, Mohammad Irfan.

Presiden mendatangi kediaman Hatta Ali yang terletak di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, sebelum blusukan ke proyek runway Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Berdasarkan siaran pers resmi Istana, Presiden datang didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Ia tiba di rumah duka sekitar pukul 09.30 WIB. Kedatangannya disambut oleh Hatta Ali beserta keluarga.

Beberapa tokoh tampak sudah terlebih dahulu tiba di ruang tengah kediaman Hatta Ali, salah satunya Wakil Presiden ke-11 RI Boediono.

Presiden ikut bergabung serta duduk bersila di samping Hatta Ali.

Usai bertakziah, Jokowi kemudian berpamitan dengan pihak keluarga dan para tamu yang tengah melayat.

Mohamad Irfan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan tunggal sepeda motor di Namibia Rabu, 19 Juni 2019.

Almarhum lahir pada 12 November 1978 dan merupakan putra kedua Hatta Ali dari dua bersaudara.

Jenazah almarhum rencananya tiba di Tanah Air pada Jumat sore ini, kemudian disemayamkan di rumah duka.

Selepas magrib akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak.




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Presiden Jokowi ternyata mengetahui adanya warga yang berteriak meminta sistem zonasi terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dihapus.

Peristiwa ini terjadi Kamis (20/6/2019) saat Jokowi menyapa warga usai menghadiri pernikahan putri Rais Am PB NU Kiai Miftachul Achyar di Surabaya, Jawa Timur.

"Sudah saya perintahkan kepada menteri untuk dievaluasi. Karena antara kebijakan dan lapangan bisa berbeda. Setiap daerah memiliki karakter yang berbeda-beda. Sudah saya perintahkan dievaluasi," ujar Jokowi saat meninjau infrastruktur di Bandara Soekarno Hatta, Jumat (21/6/2019).

Kejadian bermula saat Jokowi sudah berada di dalam mobil dan akan meninggalkan lokasi acara.

Di tengah jalan, Jokowi dipanggil oleh puluhan warga yang hendak menyapanya.

Baca: Sidang Baru Dimulai, Bambang Widjojanto Sudah Ditegur Hakim

Jokowi lalu turun dari mobilnya dan warga saling dorong untuk mendekati, sekedar berswafoto serta bersalaman.

Ketika itulah, sejumlah ibu-ibu kompak beberapa kali berteriak meminta Jokowi segera menghapus sistem Zonasi PPDB jenjang SMP tahun ini.

"Pak, hapus sistem zonasi, hapus sistem zonasi pak," teriak ibu-ibu tersebut.

Sebelumnya kisruh PPDB di Surabaya sempat terjadi.‎ Ratusan wali murid mendatangi Kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya pada Rabu (19/6/2019) malam.

Para wali murid ini mendesak sistem PPDB melalui zonasi tingkat ‎SMP dihapuskan.

Selain itu, wali murid juga meminta penonaktifan Server PPDB, penambahan rombongan pelajar, sampai me-reset ulang pendaftaran zonasi umum yang sudah berjalan.




Saksi yang dihadirkan tim hukum Jokowi-Ma'ruf , Anas Nashikin, diperingatkan hakim Saldi Isra dalam persidangan di MK gegara keterangan soal 'slide Moeldoko'. Bagaimana ceritanya? Awalnya, tim hukum Jokowi, Ade Irfan Pulungan, bertanya kepada Anas apakah Ketua Harian TKN dalam training of trainers hari kedua pada Februari lalu menyampaikan materi menggunakan slide atau tidak. Anas menjawab 'tidak'. "Di hari kedua, Anda bilang ada materi Moeldoko. Apakah Pak Moeldoko menggunakan slide ?" kata Ade Irfan dalam sidang di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (21/6/2019).

"Beliau tidak. Orasi memberikan semangat dan motivasi-motivasi," jawab Anas. Giliran bertanya kemudian dialihkan hakim yang memimpin pemeriksaan Anas, Manahan Sitompul, ke Christina Ariyani. Christina bertanya soal materi-materi yang dijelaskan Anas tadi. "Tadi kan ada beberapa materi ya, saksi, salah satunya materi kawal kemenangan 01 dengan jaminan koordinator dan jaminan saksi. Itu siapa yang membawakan, apa saksi ingat?" sebut Christina. "Kalau tidak salah disampaikan Pak Moeldoko," jawab Anas. "Jadi ini bukan materi apa materi?" tanya Christina. "Materi," balas Anas. Christina lalu bertanya soal slide materi tersebut. Menurut Anas, ada slide di materi kawal kemenangan 01 . "Kawal kemenangan ada slide- nya," ucap Anas. Jawaban tersebut membuat Anas ditegur hakim Saldi Isra . Menurutnya, keterangan Anas berubah-ubah. "Sebelum dilemparkan, ini Saudara Saksi ini beda-beda. Tadi katanya Pak Moeldoko tidak berikan slide , sekarang berikan slide . Mana yang benar ini?" tanya Saldi. "Maaf, maksud saya bukan Pak Moeldoko, mohon maaf salah. Pak Moeldoko tidak memberikan slide ," jawab Anas. Saldi Isra mencecar Anas untuk mencari jawaban yang pasti. Anas pun meralat nama Moeldoko saat menjawab pertanyaan Christina Ariyani tadi. "Jadi yang memberikan slide yang ditanya terakhir siapa?" tanya Saldi. "Yang kawal kemenangan tadi Pak Hasto," Anas menjawab. "Ini saya ingatkan lagi ya, Saudara ini di bawah sumpah. Kalau memberikan keterangan yang tidak benar itu bisa dikategorikan memberikan keterangan palsu," sebut Saldi. Anas mengakui kesalahannya. Dia mengaku salah menyebut nama saat menjawab pertanyaan Christina Ariyani. "Siap, Yang Mulia, siap salah, Yang Mulia. Jadi salah sebut tadi, Yang Mulia," kata Anas. "Itu penegasan kepada saksi, saya lupa mengingatkannya bahwa ada ancaman kalau keterangan Saudara itu palsu ya," timpal hakim Manahan. Simak Juga 'Seberapa Kuat Daya 'Magis' dari Saksi Prabowo di MK': [Gambas:Video 20detik]




Jakarta, CNN Indonesia -- Kuasa hukum paslon 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra, menunggu arahan Jokowi untuk menyeret saksi paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam sidang sengketa Pilpres 2019  di Mahkamah Konstitusi ( MK ) ke jalur pidana. Yusril menyebut beberapa saksi Prabowo-Sandi memberikan keterangan palsu. Ia mencontohkan Beti Kristiana yang membawa amplop surat suara diduga palsu. "Ini serius ya masalah amplop ini karena diduga palsu. Kemudian ada kemungkinan selesai sidang ini, kami mewakili Jokowi-Ma'ruf apakah beliau ingin saksi ini ditindaklanjuti secara pidana ya. Nanti kami konsultasikan ke beliau," kata Yusril saat ditemui di Gedung MK, Jakarta, Jumat (21/6). Selain itu, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu juga berniat memolisikan saksi Prabowo-Sandi yang memberikan identitas palsu saat bersaksi di MK pada Rabu (19/6) lalu. Yusril menyebut ada beberapa saksi yang mengaku bukan bagian dari paslon 02. Namun tim hukum 01 menemukan fakta berbeda. "Misalnya mengaku tidak ada kaitan dengan paslon 02, tapi ternyata dia adalah timses 02. Kita tunjukkan juga nanti, ada dua kategori ini, ada yang palsu keterangannya, ada yang palsukan identitas," tutur dia. Sebelumnya, saksi Prabowo-Sandi, Beti Kristiana, membawa beberapa lembar amplop surat suara ke sidang MK pada Rabu (19/6). Ia mengaku mendapatkannya berserakan di Juwangi, Kabupaten Boyolali. Namun tim kuasa hukum KPU menduga amplop itu palsu. Hari ini, Mahkamah Konstitusi (MK) melanjutkan agenda keempat sidang sengketa Pilpres 2019. Hari ini dijadwalkan majelis hakim konstitusi akan mendengarkan ketarangan saksi dan ahli dari kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf sebagai pihak terkait. Ada dua saksi fakta, dan dua ahli yang diajukan tim Jokowi-Ma'ruf untuk didengarkan keterangannya dalam sidang sengketa pilpres di MK hari ini. (dhf/kid)




Suara.com - Akun Instagram hari ini ramai dengan ucapan selamat ulang tahun kepada Presiden Joko Widodo yang ke-58. Begitu saya buka, teman-teman dan kenalan, hingga para artis memberi ucapan dan doa.

Salah satunya akun @dr_tompi. Buat saya, unggahan-unggahannya seputar Jokowi sangat menginspirasi, sehingga saya langsung membuka akunnya.

Di situ, dokter yang sukses dengan dunia tarik suara ini menulis, "Happy Bday Mr President @jokowi."

Sejumlah foto (yang pastinya merupakan) hasil karyanya, ikut dipajang di sana dalam suasana hitam putih. Kelihatannya dibidik saat Jokowi tengah melakukan kampanye presiden beberapa waktu lalu, sebab ia berada dalam kerumuman masyarakat;

Presiden Jokowi di tengah pendukungnya, hasil bidikan dr Tompi. (@dr_tompi/instagram) @rahmanasa29; Biaroun dikerumunan banyak orang,aku langsung bisa menemukanmu presidenku @jokowi.

Bukan cuma ucapan selamat ulang tahun, warganet juga mengirimkan doa. Semoga dipanjangkan umurnya, dipanjangkan sabarnya, dipanjangkan belas kasihnya, dipanjangkan kesehatannya; @mrsantariksa; Hormat dan cinta sepenuh hati utk presidenku.

@indrati.1259; HBD yg ke 58th untuk pak de Jokowi,, semoga Allah SWT selalu melindungi nya, dan selalu diberi kesehatan, kekuatan, kesabaran dan kejujuran yg tiada batas dlm segala upaya utk memajukan bangsa nya diantara negara2 dunia,, amiin, allohuma amin.

@yulianasianipar; Koq terharu liat photo2nya....happy Ultha Bapak Rakyat Indonesia @jokowi dipanjangkan umurnya, dipanjangkan sabarnya, dipanjanhkan belas kasihannya, dipanjangkan kesehatannya yang terbaik buat bapak God Bless You Bapak.

Jika boleh, saya menambahkan, agar amanah Pak Jokowi juga dipanjangkan untuk bisa memimpin negeri ini dan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, seperti cita-cita para Bapak Bangsa.

Yoursay adalah tulisan, foto atau video karya warganet. Isi tanggungjawab penulis.




View this post on Instagram

Selamat ulang tahun Pak @jokowi yang ke 58 tahun. Semoga selalu diberikan kesehatan dan tetap semangat untuk terus membumikan Pancasila di NKRI.

A post shared by Basuki T Purnama (@basukibtp) on Jun 20, 2019 at 11:57pm PDT


Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) telah memerintahkan menteri dan PT Angkasa Pura II untuk mempersiapkan rencana pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Jokowi mengatakan dengan penambahan terminal itu nantinya Bandara Soetta akan mampu menampung sebanyak 110 juta penumpang setiap tahunnya. Jokowi mengatakan perintah untuk persiapan itu telah dia berikan sejak dua tahun lalu. Saat ini desain untuk Terminal 4 itu telah dibentuk dan akan dikerjakan mulai tahun 2021. "Ini sudah mulai gambar-gambar desain sudah. Kita harapkan di 2021 terminal keempat juga sudah dibangun lagi," kata Jokowi di Bandara Soetta, Cengkareng, Tangerang, Jumat (21/6/2019).

Jokowi menargetkan pembangunan terminal tersebut akan memakan waktu selama 3 tahun. Terminal itu nantinya akan mampu menampung sebanyak 35 juta penumpang. "Sehingga total nantinya kita harapkan di sini (Bandara Soetta) bisa menampung 110 juta penumpang dengan plus terminal keempat. Ini memang pertumbuhan penerbangan kan cepat sekali," katanya. "Kalau pembangunan runway dan pembangunan East Cross Taxiway ngga dikejar, pembangunan terminal nggak dikejar, sama saja nanti keduluan lagi. Infrastruktur harus mendahului dari pertumbuhan yang ada," imbuhnya. Dia juga menambahkan saat ini akses pendukung menuju bandara juga sudah disiapkan. Bahkan ada kemungkinan akses moda transportasi akan ditambah. "Sekarang sudah ada kereta bandara. Bisa saja nanti ditambah LRT sampai sini atau kereta cepatnya diteruskan sampai ke Soetta. Kita ini berburu dengan sebuah kecepatan pertumbuhan," ujar Jokowi. Simak Juga Ucapan Selamat Ulang Tahun untuk Jokowi dari Sederet Artis: [Gambas:Video 20detik]



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply