Contact Form

 

Kecelakaan Maut di Tol Cipali, 12 Orang Tewas


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga dari enam orang korban jiwa kecelakaan maut Tol Cipali yakni Rivan (22), Rafi (22) dan Dava (19) dibawa ke rumah duka yang berada di sekitar Jalan Nangka, Jatinegara, Jakarta Timur.

Kedatangan jenazah Rivan dan Rafi yang dibawa ke rumah duka keluarganya disambut dengan gemuruh tangis pada kerabat beserta keluarga.

Begitu pula Dava yang tinggal tak jauh dari keduanya. Jenazah ketiganya tiba pada pukul 17.00 WIB.

Mereka langsung dibawa masuk untuk dipertemukan dengan para keluarga di rumah duka masing-masing.

Kemudian tak lama setelah itu, mereka akan disolatkan di masjid terdekat.

Dian yang merupakan sepepu Rafi dan Rivan menyatakan keduanya akan disemayamkan di TPU Prumpung pada sore ini.

"Langsung kami kebumikan sore ini juga di TPU Prumpung," ungkap Dian di lokasi, Senin (17/6/2019).

Baca: Korban Kecelakaan Tol Cipali Sempat Video Call Sebelum Peristiwa Terjadi

Kecelakaan beruntun di jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 150.900 B mengakibatkan 12 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.

Kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun yaitu Bus Safari H-1469-CB, Mitsubishi Expander, Toyota Innova B-168-DIL, dan Mitsubishi Truk R-1436-ZA.

Empat dari enam orang penumpang di mobil Expander atas nama Heruman (59), Reza (22), Rivan (22) dan Rafi (22) merupakan satu keluarga.

Sedangkan Dava merupakan tetangga Rafi. Sementara itu, Radit merupakan teman dekat Rivan.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Gemuruh Isak Tangis Pecah Kala Menyambut Kedatangan Tiga Jenazah Korban Kecelakaan Maut Tol Cipali , https://wartakota.tribunnews.com/2019/06/17/gemuruh-isak-tangis-pecah-kala-menyambut-kedatangan-tiga-jenazah-korban-kecelakaan-maut-tol-cipali?page=all. Penulis: Rangga Baskoro Editor: Gede Moenanto




BEKASI , KOMPAS.com  — Heruman (59) dan Reza (22), korban meninggal dunia asal Bekasi dalam kecelakaan maut di Km 150 ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, baru pulang liburan dari kawasan wisata Dieng. Heruman dan Reza berada di mobil Xpander bersama empat korban tewas lain yang ditabrak bus Safari pada Senin (17/6/2019) pukul 01.00 WIB. "Dari wisata di Dieng Kamis (13/6/2019) sore, pulang ke Jakarta tadi malam. Sebenarnya rombongan dua mobil, tapi satu mobil lain alhamdulillah selamat," kata Febri Dwi Prayudi, kakak kandung Reza di kediamannya, Perumahan Taman Wisma Asri, RW 016, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin.

Baca juga: Polisi Periksa Penumpang yang Serang Sopir dalam Kecelakaan Maut di Tol Cipali Febri menjelaskan, enam penumpang dalam mobil Xpander tersebut merupakan saudara kandungnya yang sedang libur kuliah dan berwisata ke Dieng, Jawa Tengah. "Bapak (Heruman) yang nyupirin temenin adik saya (Reza) dan sepupu-sepupu saya kan masih kuliah, lagi libur ya ke Dieng. Saya baru dapat info kecelalakaan tadi pagi jam 06.30," ujar Febri. Pantauan Kompas.com di rumah duka pukul 13.30 WIB, rumah tampak dipenuhi saudara dan kerabat korban. Adapun jenazah belum tiba di rumah duka karena masih berada di Rumah Sakit Cideres, Kabupaten Majalengka, Jawa Tengah.

Baca juga: Identitas 12 Korban Meninggal dalam Kecelakaan Maut di Tol Cipali "Yang tinggal di sini bapak sama adik saya saja. Sepupu-sepupu saya tinggal di Jakarta. Jenazah mungkin sorean sampai di sini," ujar Febri. Sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di Kilometer 150 ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) menewaskan 12 orang dan melukai 45 orang, Senin dini hari, yang disebabkan sopir bus mengantuk. Kecelakaan melibatkan empat kendaraan, yaitu bus Safari (sebelumnya disebutkan Bus Safari Dharma Raya) dengan nomor polisi H 1469 CB, Mitsubishi Xpander nomor polisi B 8137 PI, Toyota Innova bernomor polisi B 168 DIL, dan truk Mitsubishi dengan nomor polisi R 1436 ZA. Kejadian bermula dari bus Safari datang dari arah Jakarta menuju Cirebon. Setibanya di Kilometer 150, pengemudi bus diduga mengantuk sehingga kendaraannya masuk median dan menyeberang ke jalur lawan arah Jawa Tengah menuju Jakarta dan menabrak tiga mobil lainnya. Adapun 12 korban tewas meliputi 6 penumpang mobil XPander, 3 orang dari mobil Innova, dan 2 penumpang bus Safari. Sebanyak 45 orang mengalami luka-luka. Satu luka parah dan 2 luka ringan dari penumpang mobil Innova serta 10 luka berat dan 32 luka ringan yang merupakan penumpang bus Safari. Enam orang dikabarkan selamat. Para korban dirawat di dua rumah sakit, yakni Rumah Sakit Mitra Plumbon Cirebon dan Rumah Sakit Cideres Majalengka. Polisi masih mendalami kejadian ini dan memeriksa sejumlah saksi mata kejadian.




MAJALENGKA, KOMPAS.com  — Tabrakan beruntun yang melibatkan empat kendaraan terjadi di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Kilometer 150 jalur B, Majalengka, Jawa Barat, Senin (17/6/2019) dini hari.

Kasatlantas Polres Majalengka AKP Atik Suswanti mengatakan, kejadian terjadi saat kendaraan atau Bus Safari (sebelumnya disebutkan Bus Safari Dharma Raya) datang dari arah Jakarta menuju Cirebon .

Diduga pengemudi mengantuk atau kurang antisipasi sehingga bus menyeberang ke jalur lain.

"Selanjutnya bus tersebut menabrak kendaraan (Toyota) Innova, menabrak kendaraan (Mitsubishi) Xpander dan truk yang sedang melaju di jalur lain," ujar AKP Atik Suswanti, dalam keterangan tertulis, seperti dilansir dari Tribunnews.com , Senin.

Update terkini Kecelakaan Maut di Tol Cipali :

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Cipali karena Sopir Bus Diserang Penumpang

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut yang Menewaskan 12 Orang di Tol Cipali

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Cipali Disebabkan Penumpang Coba Rebut Kemudi Bus

Baca juga:  Identitas12 Korban Meninggal dalam Kecelakaan Maut di Tol Cipali

Akibat kecelakaan tersebut, sebanyak 12 orang meninggal dunia dan belasan lain mengalami luka berat dan ringan.

"Luka berat ada dua orang dan luka ringan 10 orang," kata Atik.

Baca juga: Cerita Pemudik yang Tak Sengaja Tinggalkan Istri dan Mertua di Rest Area Tol Cipali

Sementara itu, korban yang terluka dibawa ke Rumah Sakit Plumbon, sedangkan yang meninggal dunia dibawa ke Rumah Sakit Cideres, Majalengka.

Atik mengatakan, pihaknya masih mengidentifikasi korban, mencatat saksi-saksi.

"Saat ini kendaraan belum dievakuasi dan kami masih menangani korban, juga olah TKP," ujar dia.

Catatan: Pihak kepolisian Jawa Barat hingga siang ini menyebutkan bahwa bus yang terlibat dalam kecelakaan maut ini adalah Bus Safari Dharma Raya. Sementara itu, Wakil Dirut LMS selaku pengelola Tol Cipali menyebutkan, bis yang terlibat kecelakaan adalah Bus Safari.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: " BREAKING NEWS: Tabrakan Beruntun di Tol Cikopo-Palimanan, 12 Orang Dipastikan Tewas "




Kecelakaan beruntun terjadi di Tol Cipali KM 151 mengarah ke Jakarta. Kecelakaan mengakibatkan 12 orang meninggal dunia. "Memang ada yang meninggal di arah Cipali. 11 Laki-laki, 1 perempuan menurut informasi dari RS Cideres," kata Petugas Call Center NTMC Polri, Novi, saat dihubungi detikcom, Senin (17/6/2019). Novi mengatakan kecelakaan melibatkan 4 kendaraan di antaranya bus, dua minibus, dan truk muatan ayam. "Informasi kendaraan bus, dua mini bus dan truk muatan ayam," sebut Novi,

Novi menyebut masih ada kemacetan di sekitar lokasi. Kepadatan terpantau 1 kilometer. "Sekitar 1 kilometer jelang lokasi kecelakaan," sebutnya.




Liputan6.com, Jakarta Top 3 hari ini berisi kabar dari kecelakaan beruntun yang terjadi di ruas jalan tol Cipali hingga membuat 12 orang meninggal, hasil MotoGP Katalunya, hingga peresmian Dataran Tinggi Trump.




Liputan6.com, Jakarta - Tabrakan beruntun kembali terjadi di Tol Cikopo Palimanan ( Cipali ), Senin (17/6/2019) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB tadi. Kecelakaan maut yang melibatkan Bus Safari, Mitsubishi Xpander, Toyota Innova, serta truk terjadi di KM 150 arah Jakarta. Akibatnya, 12 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

Sejatinya, jika berbicara kasus kecelakaan di jalan tol saat dini hari, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menegaskan pengemudi masih kurang waspada. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi tubuh pengemudi.

"Kalau dilihat dari waktunya jam 1 pagi, kita bicara lelahnya tubuh manusia. Karena harusnya istirahat itu mulai Maghrib, sehingga pengemudi harus waspada apabila dipaksakan mengemudi," kata Sony kepada Liputan6.com , Senin (17/6/2019).

Meski demikian, pengemudi transportasi umum harusnya lebih memperhatikan kondisi tubuh saat bekerja. Karena sebetulnya mengemudi dini hari sudah tak memenuhi syarat.

"Sebetulnya sudah tak memenuhi syarat apalagi transportasi umum biasanya dia bekerja berdasarkan waktu sehingga seperti dipaksa untuk cepat sampai. Lemahnya pengawasan pemerintah karena tidak melakukan pengecekan kepada pengemudi di jalan raya juga harus diperhatikan, meski sosialisasi sudah dilakukan," ujarnya.




Kecelakaan Maut Cipali Gegara Bus Masuk Jalur Arah Berlawanan

Kecelakaan di Tol Cipali KM 150.900 arah Jakarta menewaskan 12 orang. Insiden itu terjadi dipicu penumpang serang sopir bus sehingga bus masuk jalur yang berlawanan




Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri masih melakukan penyelidikan terkait kecelakaan beruntun di Tol Cipali, Jawa Barat. Kakorlantas Polri berharap setidaknya dalam 2 x 24 jam polisi sudah bisa menentukan faktor penyebab kecelakaan tersebut.




Kecelakaan beruntun terjadi di Tol Cipali KM 151 pada dini hari. Akibat insiden ini 12 orang tewas, 43 lainnya luka-luka.




Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Raharja (Persero) memastikan memberikan santunan kepada para korban tabrakan beruntun Tol Cipali yang terjadi pada Senin dini hari tadi. Santunan diberikan baik kepada korban meninggal maupun korban luka-luka.

Direktur Utama Jasa Raharja Budi Rahardjo menjelaskan, setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan santunan dari Jasa Raharja, apabila mengalami kecelakaan lalu lintas.

"Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 15 dan 16 tahun 2017, bagi seluruh korban meninggal dunia, masing-masing ahli warisnya berhak menerima santunan sebesar Rp 50 juta," jelas dia dikutip dari Antara, Senin (17/6/2019).

Sedangkan untuk korban luka-luka, Jasa Raharja telah menerbitkan surat jaminan biaya perawatan kepada rumah sakit dimana korban dirawat dengan biaya perawatan maksimum Rp 20 juta.

Selain itu, kata Budi, Jasa Raharja juga menyediakan manfaat tambahan biaya P3K maksimum Rp 1 juta dan ambulans maksimum sebesar Rp 500 ribu terhadap masing-masing korban luka luka.

Bagi korban meninggal dunia, santunan akan diserahkan kepada masing-masing Ahli Waris sesuai domisili korban.

“ Jasa Raharja  telah memiliki sistem pelayanan yang terintegrasi dengan IRSMS Korlantas Polri, Dukcapil dan Rumah Sakit sehingga proses penyelesaian santunan dapat diserahkan dalam kurun waktu kurang dari 24 Jam," kata Budi.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply