Contact Form

 

Inilah Detik-detik Terakhir Dr. Muhammad Mursi Sebelum Meninggal di Persidangan


tirto.id - Presiden pertama yang terpilih secara demokratis di Mesir, Muhammad Mursi meninggal dalam usia 67 tahun setelah pingsan di pengadilan Kairo saat diadili atas tuduhan spionase. Mursi lahir 20 Agustus 1951 di Al-Sharqiyyah, di sisi timur delta Nil. Dia belajar teknik di Universitas Kairo, mendapatkan gelar sarjana pada tahun 1975 dan gelar master dalam bidang teknik metalurgi pada tahun 1978. Dikutip dari Britannica , kemudian melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya, mendapatkan gelar Ph.D. dalam bidang teknik dari University of Southern California pada tahun 1982. Setelah menerima gelar doktor, ia mengajar teknik di California State University, Northridge, hingga 1985. Selama waktu itu ia juga bekerja untuk Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) pada pengembangan mesin untuk program pesawat ulang-alik. Pada tahun 1985 ia kembali ke Mesir dan menjadi profesor teknik di Universitas Zagazig, posisi yang ia pegang hingga 2010. Morsi juga aktif dalam politik sebagai anggota Ikhwanul Muslimin.

Sebelumnya Mursi pernah ditangkap pada 2006 dan dipenjara selama tujuh bulan setelah berpartisipasi dalam protes yang menyerukan pembentukan pengadilan independen di Mesir. Dia juga ditangkap saat protes pada Januari 2011 yang memaksa Mubarak untuk mundur sebagai presiden. Pada 2012 ia terpilih menjadi presiden Mesir. Namun insinyur tersebut dilengsengkan dalam kudeta militer pada Juli 2013, setelah demonstrasi besar-besaran menentang pemerintahannya. Bagaimana Mursi Ditahan? Morsi merupakan pemimpin gerakan Islam yang sekarang dilarang, Ikhwanul Muslimin. Dia terpilih sebagai presiden satu tahun setelah pemberontakan mengakhiri kekuasaan 30 tahun Hosni Mubarak. Dikutip dari BBC , ketika berkuasa, Morsi dipandang oleh banyak orang Mesir sebagai orang yang sibuk membangun kontrol politik daripada menangani masalah ekonomi dan sosial. Satu tahun memimpin Mesir, para penentang Mursi mengorganisir demonstrasi menuntut Mursi untu mundur. Tiga hari kemudian, militer bersama Abdul Fattah al-Sisi (presiden saat ini) berhasil menggulingkan Mursi. Pihak berwenang kemudian melancarkan penumpasan terhadap para pendukung Mursi dan Ikhwanul Muslimin yang mana ratusan orang terbunuh dan puluhan ribu orang ditahan. Mursi dan penasihat utamanya ditahan tanpa komunikasi oleh militer selama beberapa bulan sebelum jaksa mulai mengajukan tuntutan terhadap mereka. Dia pertama kali ditahan di sebuah penjara dengan keamanan tinggi di dekat kota Alexandria, dan kemudian pindah ke penjara Tora di luar Kairo.

Morsi dijatuhi hukuman 20 tahun kerja paksa pada April 2015. Ia dinyatakan bersalah memerintahkan penahanan ilegal dan penyiksaan terhadap demonstran oposisi selama bentrokan dengan pendukung Ikhwanul Muslimin di luar istana kepresidenan di Kairo pada Desember 2012. Pada Juni 2015, Morsi juga dijatuhi hukuman 25 tahun penjara karena "memimpin sebuah kelompok yang didirikannya untuk melawan hukum" dan "memfasilitasi bocornya dokumen rahasia ke Qatar". Para jaksa menuduh bahwa para pembantu Mursi telah dibayar 1 juta dolar AS untuk membocorkan dokumen kepada intelijen Qatar dan jaringan TV Al Jazeera milik Qatar. Namun ia dibebaskan pada 2017 terkait kasus kebocoran dokumen negara. Mursi kembali dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada Desember 2017 dengan tuduhan menghina pengadilan dengan menunjuk hakim dalam pidato publik. Guardian melaporkan, pada Senin (17/6/2019), Mursi meninggal saat menghadiri sidang atas tuduhan spionase terkait organisasi Islam Palestina, Hamas. Ia sempat pingsan lalu dilarikan ke rumah sakit. Namun bebera saat kemduian ia dinyatakan meninggal dunia.




KIBLAT.NET – Abdul Mun’im Abdul Maqsud, pengacara mantan presiden Mesir Muhammad Mursi, mengungkapkan rincian detik-detik terakhir dalam kehidupan kliennya.

Muhammad Mursi meninggal dunia, setelah dia jatuh pingsan selama persidangannya dalam tuduhan berkomunikasi dengan intelijen Qatar.

“Mursi berbicara selama 7 menit sebelum sidang ditunda, dan semenit kemudian kami mendengar suara di dalam kotak kaca pengadilan. Kami bisa mendengar para terdakwa berteriak: ‘Dr. Mursi jatuh’,” ungkapnya.

Berdasarkan kesaksian Abdul Mun’im yang hadir di persidangan, Mursi berbicara tentang proses persidangannya, dan mengatakan dia tidak akan pernah membicarakan apa pun yang membahayakan keamanan negara.

Ia menambahkan, “Dia tidak diizinkan menemui pengacaranya atau berkomunikasi dengan dunia luar, atau keluarganya, dan ditahan di sel isolasi.”

Mursi mengakhiri pidatonya dengan sebuah syair. Semenit setelah siding ditunda, ada keributan besar di dalam kotak kaca, dan beberapa dokter bergegas untuk melakukan pemeriksaan terhadap Dr. Mursi.

“Kami mengerti dari tengah keributan bahwa ia (Dr. Mursi) telah meninggal,” ungkap pengacara itu.

Para terdakwa lain yang juga dihadirkan dalam persidangan, memberi tahu dengan isyarat bahwa Mursi telah meninggal dunia. “Satu jam kemudian aku melihatnya di atas tandu sekitar pukul 4.30.”

Abdul Mun’im juga menjelaskan bahwa kotak kaca telah mengisolasi suara Dr. Mursi dan para terdakwa lainnya. “Tetapi kami bisa mendengar suara itu karena tangisan para terdakwa sangat tinggi,” kata dia.




KAIRO, KOMPAS.com  — Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi dilaporkan meninggal setelah sebelumnya dilarikan ke rumah sakit akibat pingsan tatkala hadir dalam persidangan.

Baca juga: Pengadilan Banding Mesir Batalkan Hukuman Mati atas Morsi Sumber dari gedung pengadilan dikutip AFP Senin (17/6/2019) menerangkan, Morsi sedang berbicara kepada hakim selama 20 menit ketika dia tiba-tiba roboh. "Saat itu, dia tengah bersemangat sebelum jatuh pingsan. Morsi segera dilarikan ke rumah sakit tempat dia kemudian dinyatakan meninggal dunia," kata sumber itu. Situs berita Al Ahram juga memberitakan Morsi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis pada 30 Juni 2012. Namun, dia hanya berkuasa selama setahun. Masa pemerintahannya berakhir pada 3 Juli 2013 menyusul aksi kudeta yang dilakukan Abdel Fattah el-Sisi buntut aksi protes yang terjadi di Mesir.

Baca juga: Disasar Pakai Bom, Hakim Perkara Presiden Morsi Lolos dari Maut




KIBLAT.NET, Kairo – Syaikh Abu Qathadah Al-Filistini mengucapkan belasungkawa atas wafatnya Dr. Muhammad Mursi, presiden Mesir yang dikudeta, dalam persidangan. Ia pun menyeru umat Islam di seluruh dunia memintakan ampun atas berbagai kesalahan Mursi.

“Semoga Allah memberimu rahmat wahai doktor Muhammad. Kami ucapkan bela sungkawa kepada keluarganya, dan kami katakan kepada mereka inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga Allah memberi balasan besar kepada kalian,” tulis Syaikh Al-Filisthini dalam Channel Telegram-nya pada Senin (17/06/2019).

Ia menunjukkan bahwa Mursi meninggal dalam keadaan terzalimi. Mursi merupakan orang yang memiliki hati tulus untuk agamanya dan umatnya.

Selain menyeru umat Islam untuk memintakan ampun kepada Mursi, ulama kelahiran Palestina itu juga mengimbau menyertakan doa untuk kehancurkan musuh-musuh Islam. Bahkan, ia berdoa kematian Mursi mendatangkan laknat bagi orang-orang yang melampaui batas dan murtad.

“Ya Allah, jadikanlah kematiannya laknat bagi orang-orang yang melampau batas dan murtad. Semoga Allah melaknat orang-orang yang mendukung musuh Islam meskipun dengan satu kalimat menyerang umat Islam,” ucap Syaikh Al-Filistini.

“Ya Allah, jadikanlah kematiannya muka terhadap seluruh tentara thaghut,” sambuya.

Mursi dilaporkan meninggal sesaat setelah berbicara 20 menit di persidangan. Ia sempat pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.




Mursi dianggap sebagai seorang pemimpin yang memiliki keberanian. REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Para pejabat pemerintahan Turki mengungkapkan rasa belasungkawa atas meninggalnya mantan presiden Mesir Muhammad Mursi. Dia dianggap sebagai seorang pemimpin yang memiliki keberanian.

"Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis Muhammad Mursi yang digulingkan melalui kudeta berdarah di depan mata seluruh dunia meninggal di ruang sidang. Semoga dia beristirahat dalam damai," kata Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun melalui akun Twitter -nya, Senin (17/6), dikutip laman Anadolu Agency. Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul turut mengutarakan rasa duka atas meninggalnya Mursi melalui Twitter pribadinya. "Saudaraku, kamu bebas! Semoga Anda beristirahat dalam damai! Semoga Allah mengistirahatkan jiwamu!" ujarnya. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan memori tentang perjuangan Mursi tidak akan pudar dengan kepergiannya. "Kudeta menyeretnya pergi dari kekuasaan, tapi ingatan tentangnya tidak akan dihapus dari hati kita. Umat tidak akan melupakan sikap tegasnya. Beristirahatlah dengan tenang Mursi," kata Cavusoglu. Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop juga menyatakan kesedihan mendalam atas mangkatnya Mursi. "Belasungkawa kepada rakyat Mesir, dunia Islam, dan semua orang yang tertindas. Saya yakin perjuangannya dan hidupnya akan membimbing mereka yang mengikutinya," ucapnya. "Mursi adalah pemimpin hebat yang memiliki keberanian berdiri di sisi legitimasi. Mursi dipenjara, tapi lebih bebas daripada mereka yang memenjarakannya," kata Sentop. Mursi meninggal saat sedang menjalani persidangan pada Senin lalu. Di ruang sidang, dia sempat pingsan. Beberapa saat kemudian, dia dinyatakan meninggal. Terdapat enam dakwaan yang harus dihadapi Mursi dalam persidangan itu, antara lain pembunuhan dan mata-mata untuk Qatar, Hizbullah serta Hamas. Dia juga dituduh terlibat terorisme. Semua dakwaan itu diyakini banyak pihak bermotif politik.




KIBLAT.NET, Jakarta – Ketua Komisi Dakwah MUI, Kyai Cholil Nafis memberikan tanggapan soal wafatnya Mantan Presiden Mesir, Muhammad Mursi. Ia mengatakan bahwa orang yang berjuang di jalan Allah akan meninggal saat ia berjuang.

“Orang akan meninggal sesuai dengan kebiasaan hidupnya. Orang yang berjuang di jalan Allah akan meninggal saat ia berjuang,” katanya dalam akun twitter pribadinya pada Selasa (18/06/2019).

Ia lantas mendoakan agar Allah mengampuni segala kesalahan Mursi. Selain itu, ia juga berharap agar Mursi diterima sebagai syuhada.

“Semoga Allah mengampunimu duhai muhammad mursi dan semoga surga tempat kembalimu. Semoga Allah mencatatmu sebagai syuhada dan dimasukkan ke surga Firdaus,” tulisnya dengan bahasa Arab.

Hingga berita ini dibuat, postingan tersebut mendapat seribu lebih like dan ratusan retweet. Tak sedikit netizen yang mengamini doa Kyai Cholil.




MoeslimChoice | Syaikh Abu Qatadah Al-Filistini mengucapkan belasungkawa atas wafatnya Dr. Muhammad Mursi, Presiden Mesir yang dikudeta, dalam persidangan.

Ia pun menyeru umat Islam di seluruh dunia memintakan ampun atas berbagai kesalahan Mursi.

“Semoga Allah memberimu rahmat wahai doktor Muhammad. Kami ucapkan bela sungkawa kepada keluarganya, dan kami katakan kepada mereka inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga Allah memberi balasan besar kepada kalian,” tulis Syaikh Al-Filisthini dalam Channel Telegram -nya pada Senin (17/6/2019).

Ia menunjukkan bahwa Mursi meninggal dalam keadaan terzalimi. Mursi merupakan orang yang memiliki hati tulus untuk agamanya dan umatnya.

Selain menyeru umat Islam untuk memintakan ampun kepada Mursi, ulama kelahiran Palestina itu juga mengimbau menyertakan doa untuk kehancurkan musuh-musuh Islam.

Bahkan, ia berdoa kematian Mursi mendatangkan laknat bagi orang-orang yang melampaui batas dan murtad.

“Ya Allah, jadikanlah kematiannya laknat bagi orang-orang yang melampau batas dan murtad. Semoga Allah melaknat orang-orang yang mendukung musuh Islam meskipun dengan satu kalimat menyerang umat Islam,” ucap Syaikh Al-Filistini.

“Ya Allah, jadikanlah kematiannya muka terhadap seluruh tentara thaghut,” sambungnya.

Mursi dilaporkan meninggal sesaat setelah berbicara 20 menit di persidangan. Ia sempat pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. [yhr]







MEDIAHARAPAN.COM , Yerusalem – Shalat ghaib untuk Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis Muhammad Mursi, digelar di masjid Aqsha, setelah meninggalnya Mursi di persidangan, pada Senin (17/6). Shalat ghaib itu digelar setelah shalat Isya di masjid di Kota Tua Yerusalem Timur yang diduduki. Sementara itu, gerakan perlawanan Palestina Hamas mengeluarkan pernyataan terima kasih kepada Mursi atas upayanya “dalam melayani cita-cita perjuangan Palestina” dan sikapnya terhadap Jalur Gaza, menyusul kematian mendadaknya. Kelompok yang memerintah Gaza itu, pada Senin mengatakan, mereka mengingat “posisi Mursi yang tak terlupakan dan berani serta usahanya untuk menghilangkan pengepungan atas Gaza.” Israel dan Mesir memberlakukan blokade terhadap Gaza setelah Hamas mengambil kendali pada 2007. Selama pemerintahan Mursi, Kairo meringankan pembatasan perjalanan dan perdagangan dari pihaknya secara signifikan. Direktorat Urusan Agama Turki juga mengumumkan bahwa shalat ghaib akan diadakan pada hari Selasa di masjid-masjid di seluruh negara untuk menghormati kehidupan Mursi dan perjuangannya. Mursi terpilih sebagai presiden pada tahun 2012, tetapi digulingkan dalam kudeta militer setahun kemudian. Militer menghancurkan gerakan Ikhwanul Muslimin dalam penumpasan besar-besaran, menangkap Mursi dan banyak pemimpin kelompok lainnya, yang telah berada di penjara menjalani berbagai pengadilan sejak kudeta. Mursi pingsan di pengadilan dalam salah satu persidangan dan meninggal pada Senin malam. (dailysabah/bilal) Comments comments




Flera medier uppger att Muhammed Mursi, som avsattes som president i Egypten 2013, dog efter att ha fallit ihop när han hördes i domstol.

Bland andra statlig tv i Egypten och nyhetssajten al-Ahram uppger att Mursi är död. Han blev 67 år gammal.

Han ska ha förlorat medvetandet i rättssalen efter att ha talat från den bur där han hölls under rättegången.

Enligt försvarsadvokaten var talet mellan tre och fem minuter långt.

- Mursi var mycket lugn och organiserad. Han höll på att summera våra argument, säger försvarsadvokaten om stunden strax innan Mursi kollapsade.

Mursi fördes till ett sjukhus och strax före klockan sex på eftermiddagen (finsk tid) dödförklarades ex-presidenten.

Mursis kropp har undersökt och enligt allmänna åklagaren har man inte hittat några skador som skulle ha kunnat orsaka dödsfallet.

Mursi stod åtalad för spionage. Åtalet var bara ett av många åtal han har fått emot sig efter och före sin presidentperiod.

När han dog höll han på att avtjäna flera långa fängelsestraff, bland annat för att ha kopplingar till ett fall där flera demonstranter greps och torterades under Mursis tid som president.

Från andrahandsval till president med knapp marginal

Muhammed Mursi var Egyptens president under endast ett drygt år, från juni 2012 till juli 2013.

Redan innan presidentskapet fick han mycket kritik för att han tillhörde Muslimska brödraskapet, en formellt förbjuden organisation som Nationalencyklopedin beskriver som “en politisk-religiös islamisk organisation”.

Det var aldrig självklart att han skulle bli president. Frihets- och rättvisepartiet (Muslimska brödraskapets parti) valde ursprungligen en annan person, Khairat el-Shater, som kandidat i presidentvalet.

Presidentvalet blev en spännande historia där Mursi fick 51,73 procent av rösterna, motståndaren Ahmed Shafiq fick 48,27 procent.

Han blev den första demokratiskt valda presidenten i Egypten.

Mursi tillträdde alltså på sommaren 2012, men snart började problemen.

Han fick kritik för att låta islamister och Muslimska brödraskapet styra och för att han inte klarade av att hantera landets ekonomi.

Jämlikheten, eller avsaknaden av den, blev också ett ok för Mursis presidentkarriär.

De riktigt intensiva protesterna tog fart senast när Mursi drev igenom en ny grundlag. Lagen fick kritik för att den var diskriminerande, men den godkändes ändå efter en folkomröstning.

Stora protester tog vid och i juli 2013 tog militären saken i egna händer och avsatte Mursi från sin post.

Största delen av de följande sex åren satt Mursi åtalad för diverse brott. Det har handlat bland annat om att han ska ha läckt statliga hemligheter, uppviglat till mord och lett en förbjuden organisation (Muslimska brödraskapet).

Artikeln uppdaterad kl. 20.44 med uppgifter av försvarsadvokaten och allmänna åklagaren.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply