Madrid - Zinedine Zidane memainkan anaknya, Luca Zidane , saat Real Madrid mengalahkan Huesca. Ada unsur nepotisme? Menghadapi Huesca di Santiago Bernabeu, Senin (1/4/2019) dini hari WIB, Zidane memainkan Luca di bawah mistar gawang Madrid. Thibaut Courtois tidak masuk line up, sementara Keylor Navas hanya duduk di bangku cadangan. Luca, yang merupakan anak kedua Zidane, akhirnya menjalani debutnya di LaLiga. Whoscored mencatat, kiper berusia 20 tahun itu cuma membuat sekali penyelamatan dan gawangnya kebobolan dua kali, yang mana Madrid menang 3-2 di akhir pertandingan.
Keputusan Zidane memainkan Luca pun disorot. Ia menjelaskan, keputusannya memainkan kiper ketiga itu itu bukan karena unsur nepotisme alias selaku bapak bisa memainkan anaknya. "Saya senang dengan debut dan kemenangannya. Luca adalah penjaga gawang ketiga Madrid, Thibaut Courtois tidak dalam kondisi yang fit, dan kami ingin mengistirahatkan Keylor setelah bermain untuk tim nasional," tutur Zidane di situs resmi klub. "Saya ingin memberinya kesempatan hari ini dan itu berjalan dengan baik. Ketika saya memainkannya, itu bukan karena dia anak saya, itu karena dia pemain Real Madrid." "Dia memiliki karakter, kualitas dan kepribadian, dan dia juga cukup dewasa. Secara teknis, dia adalah pemain yang tidak kenal takut. Dia telah berada di akademi Madrid selama 16 tahun dan punya banyak arti baginya," Zidane menjelaskan. Simak juga video Efek Positif Zidane, Madrid Menang Lagi: [Gambas:Video 20detik] (yna/ran)
AS
End of content
No more pages to load
NAMA Zinedine Zidane terkenal sebagai seorang pesepakbola andal yang telah meraih semua trofi bergengsi baik di level klub ataupun Tim Nasional (Timnas)Prancis. Kendati demikian, tidak ada jaminan jika kegemilangan Zidane di dunia sepakbola akan menular kepada anak-anaknya.
Zidane memiliki empat anak hasil pernikahannya dengan Veronique Fernandez Lentisco. Kempat anak Zidane bernama Enzo Fernandez, Luca Zidane, Theo Zidane dan Elyaz Zidane. Mereka mengikuti jejak sang ayah dengan aktif bermain sepakbola, tetapi dalam hal kemampuan dan prestasi belum terlihat tanda-tanda bahwa keempatnya akan mampu menyamai Zizou –sapaan akrab Zidane.
Sang anak tertua, Enzo, merupakan didikan asli dari akademi Real Madrid pada 2012-2015. Pada 2015, Enzo naik kelas dan membela Real Madrid Castilla yang saat itu dibesut oleh Zidane. Tak lama kemudian, Enzo masuk dalam tim utama Madrid meskipun hanya jadi penghangat bangku cadangan.
Pada 2016, Enzo dilatih lagi oleh sang ayah ketika Zidane ditunjuk menggantikan Rafael Benitez. Kendati demikian, nasib pemain berusia 23 tahun itu tetap tak mengalami perubahan. Semasa Zidane menjabat sebagai pelatih, Enzo hanya satu kali bermain untuk tim utama Madrid yakni di Copa del Rey. Pada penampilannya itu Enzo mencetak gol, tetapi itu tak cukup untuk mempertahankan kariernya di Santiago Bernabeu.
Enzo akhirnya harus dijual Madrid ke Deportivo Alaves pada musim panas 2017. Semusim di Alaves, Enzo kembali harus hijrah sebagai secara permanen ke klub kasta kedua Liga Swiss, Lausanne-Sport, pada musim dingin 2018. Namun, setengah musim kemudian Enzo harus menerima nasib dilego sebagai pemain pinjaman ke klub kasta kedua Liga Spanyol, Rayo Majadahonda, hingga saat ini.
Berbeda dengan Enzo, nasib Luca masih jauh lebih baik karena hingga saat ini ia masih menjadi bagian dari Madrid. Luca adalah penjaga gawang ketiga Madrid pada musim ini. Meskipun begitu, sulit untuk membayangkan karier Luca akan berkembang lebih pesat dari sekarang.
Pasalnya, Luca harus melewati Thibaut Courtois dan Keylor Navas untuk menjadi penjaga gawang utama Madrid. Sementara itu, dua anak terakhir Zidane yakni Theo dan Elyaz masih berada di Madrid. Theo bermain untuk Madrid U-18 sedangkan sang adik masih belajar di akademi Los Blancos –julukan Madrid.
Menilik pada fakta tersebut, maka harapan Zidane untuk melihat anak-anaknya sesukses dia dalam dunia sepakbola kini berada di pundak Theo dan Elyaz. Waktu yang akan membuktikan apakah Theo dan Elyaz bisa meneruskan kegemilangan sang ayah di dunia sepakbola atau mengikuti jejak dua kakaknya.
VERONIQUE Fernandez Lentisco lahir 10 November 1971 di Aveyron, Spanyol. Wanita yang kini berusia 47 tahun itu merupakan istri dari legenda sepakbola dunia Zinedine Zidane. Veronique menjadi saksi hidup yang menyaksikan perjalanan Karier Zidane dari pemain hingga menjadi Pelatih Real Madrid seperti saat ini.
Veronique pertama kali bertemu dengan Zidane di sebuah klub malam di Paris pada 1989. Saat itu Zidane telah membela Cannes sebagai pesepakbola profesional. Setelah pertemuan singkat itu keduanya pun saling jatuh cinta sehingga hubungan mereka meningkat ke jenjang yang lebih serius, yakni pernikahan pada 1994.
Setelah menikah dengan Zidane, Veronique pun harus rela meninggalkan dunia tari dan model yang sebelum ini digelutinya. Profesi Zidane yang kerap berpindah-pindah tempat membuat Vernique harus memilih antara pekerjaan dan sang suami. Akan tetapi, Veronique tetap memilih Zidane sebagai yang utama.
Wanita berdarah Spanyol itu pun mengikuti perjalanan karier Zidane sejak di Cannes, Girondins Bordeaux, Juventus dan akhirnya Madrid pada musim panas 2001. Bersama Madrid, karier sepakbola Zidane mencapai puncaknya dengan meraih berbagai trofi dan penghargaan individu bergengsi hingga akhirnya pensiun pada 2006.
Kesuksesan yang didapatkan sang suami juga dirasakan oleh Veronique. Wanita berdarah Spanyol itu merasa senang karena bisa kembali ke kampung halaman sekaligus membesarkan keempat anaknya di sana.
Rumah tangga Veronique dan Zidane dikaruniai empat orang anak yakni Enzo Fernandez, Luca Zidane, Theo Zidane dan Elyaz Zidane. Sama seperti sang ayah, keempat anak Zidane pun turut menggeluti dunia si kulit bundar sebagai pesepakbola.
Meskipun begitu, mereka tidak ingin didompleng dengan nama besar sang ayah sebagai legenda sepakbola dunia. Alhasil, keempat anak Zidane berusaha keras untuk meraih prestasi masing-masing dengan jerih payahnya sendiri.
Sementara keempat anaknya sedang berusaha menjadi pesepakbola profesional berprestasi, Zidane tengah menikmati pekerjaannya sebagai Pelatih Madrid. Ini merupakan era kedua Zidane di Madrid setelah sebelumnya juga menjabat sebagai pelatih pada 2016-2018. Kemudian untuk kehidupan di luar lapangan, Zidane menjalaninya dengan damai bersama sang pujaan hati, Veronique.
TEMPO.CO , Jakarta - Real Madrid bersusah payah untuk mengalahkan tim juru kunci Huesca 3-2 dalam laga pekan ke-29 Liga Spanyol di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, Senin dini hari WIB. Kemenangan itu dipastikan lewat gol Karim Benzema pada menit ke-89, setelah sebelumnya Madrid bangkit dari ketertinggaln yang sempat di awal laga, demikian catatan laman resmi Liga Spanyol. Pelatih Zinedine Zidane mengambil langkah berani dengan menurunkan putranya Luca Zidane di bawah mistar gawang. Ironisnya, hanya butuh tiga menit buat pemain Huesca menjebol gawang Luca. Berawal dari aksi Ezequiel Avila di sisi kiri, ia menyodorkan bola yang segera disambar Cucho Hernandez untuk menjebol gawang Luca dan membawa Huesca unggul.
Madrid berhasil menyamakan kedudukan ketika Isco dengan mudah menyontek bola sodoran Brahim Diaz yang memperoleh bola muntah hasil tendangannya sendiri pada menit ke-25. Lantas Madrid bisa berbalik unggul pada menit ke-62 saat Dani Ceballos melepaskan tembakan voli menyudahi kerja sama satu dua sentuhan dengan Benzema. Akan tetapi keunggulan itu juga tak bertahan lama, sebab Huesca berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-74 saat Xabier Etxeita berhasil menanduk umpan silang kiriman Moi Gomez. Beruntung Benzema bisa memastikan kemenangan semenit jelang waktu normal berakhir saat ia menyelesaikan umpan kiriman Marcelo. Susunan pemain: Real Madrid (4-3-3): Luca Zidane; Alvaro Odriozola, Nacho Fernandez, Sergio Ramos, Marcelo; Isco (Federico Valverde), Marcos Llorente (Mariano Diaz), Dani Ceballos; Gareth Bale, Karim Benzema, Brahim Diaz (Lucas Vazquez) Pelatih: Santiago Solari Huesca (5-3-2): Roberto Santamaria; Yangel Herrera (Alex Gallar), Xabier Etxeita, Martin Mantovani, Jorge Pulido, Javier Galan; Christian Rivera (Juanpi Anor), Damian Musto, Moi Gomez; Ezequiel Avila (Enric Gallego), Cucho Hernandez Pelatih: Francisco Rodriguez
Luca Zidane handed surprise start for Real Madrid against Huesca LaLiga Santander Father and coach gives him chance to impress
Luca Zidane was the shock inclusion in Real Madrid's starting line-up to face Huesca on Sunday evening.
Los Blancos coach Zinedine Zidane opted to give his son the chance to impress in an experimental eleven against LaLiga Santander's bottom side.
At just 20 years of age, Luca will play his first match at the Estadio Santiago Bernabeu in a season where he had not been given a look-in by previous coaches Julen Lopetegui or Santiago Solari.
The youngster's Real Madrid future is still in the air given that there are two top quality goalkeepers ahead of him in Keylor Navas and Thibaut Courtois.
Continuing at Real Madrid Castilla is also unlikely as he has already played for the reserves for two years, but his performance against Huesca could change all that.
More surprises
Luca was not the only surprise addition to the starting eleven for the visit of Huesca, with Brahim Diaz returning to the team for the first time since January.
Luca Zidane: I am proud to make Bernabeu debut
By Football Espana staff
Real Madrid goal keeper Luca Zidane has spoken of his pride at playing his first senior game at the Santiago Bernabeu.
The 20 year-old was handed his first start of the 2018-19 season by father Zinedine, after first team goal keepers Thibaut Courtois and Keylor Navas were not fit to start for Los Blancos.
"I am very proud to play here at the Bernabeu.
"I have come through the youth team at the club, and after many years of hard work I am pleased to make my home debut."
The French U20 international conceded two goals as Real Madrid came from behind to beat bottom of the table Huesca, and Zidane Snr confirmed that Luca would remain as third choice.
Titulaire contre Huesca ce dimanche soir, Luca Zidane est-il sur le point de quitter le Real Madrid ? C’est possible d’après le site espagnol Bernabeu Digital. Le média madrilène croit savoir que le FC Bâle suit de très près la situation du gardien de 20 ans. Troisième dans la hiérarchie des portiers de la Maison Blanche, le fils de Zizou n’a joué que deux matchs chez les professionnels dans sa carrière. Et pour en jouer plus, il risque de devoir quitter le club où il a été formé. Certaines écuries françaises ou italiennes auraient déjà fait des offres pour un joueur qui arrive en fin de contrat cet été. Le FC Bâle, qui compte recentrer son projet sur la jeunesse, serait particulièrement intéressé. Une piste qui pourrait être convaincante. Luca Zidane aurait alors plus de chance de jouer au sein d’une équipe participant aux compétitions européennes chaque année. Surtout, dans le championnat suisse, il pourrait croiser la route de son frère Enzo. Actuellement prêté en Espagne, son aîné de quatre ans appartient à Lausanne, une formation bien partie pour être promue dans l’élite helvète.
A voir aussi
>>> Toute l’actualité du Mercato
Luca Zidane, toda una vida en blanco... un futuro en el aire Real Madrid El portero disputó su primer encuentro de Liga en el Bernabéu
Luca Zidane vivió este domingo su debut en el Bernabéu con el primer equipo, una noche inolvidable para el segundo hijo de los Zidane Fernández, él, que tantos partidos ha visto desde la grada de Chamartín. Desde la tarde en la que su padre se despidió del equipo de su vida como jugador a otras cuantas en las que siguió los encuentros desde la grada, con su progenitor muchos de ellos, desde los palcos con Zizou como entrenador. Diez años separan las fotos que encabezan este texto.
Un pase que quita el hipo
Lo dijo Zinedine en sala de prensa. "Luca lleva 16 años en las categorías inferiores del Madrid, tiene personalidad". De eso no hay duda. De otra manera un hijo de uno de los futbolistas más grandes de la historia del fútbol no hubiera escogido ser portero y no jugador, aunque talento en los pies siempre ha tenido. Su pase medido a Brahim lanzando una contra da fe de ello.
El segundo hijo (por detrás de Enzo, hoy en el Majadahonda) lleva en la cantera blanca desde 2004 (con seis añitos) y ha pasado por todos los escalones, salvo por el Juvenil C, dando el salto de Cadete a Juvenil B. Luca ingresó en el prebenjamín e hizo cima en el primer equipo, casi siempre acompañado de un amigo inseparable, Achraf.
Una vida en blanco
De la mano se hicieron un hueco con los mayores la temporada pasada. Lleva toda la vida en La Fábrica y es indiscutible en el Castilla. Las dudas del pasado han desaparecido. Este año se ha confirmado como un portero que da puntos. Ni Moha, ni Belman amenazan su puesto. Y en el vestuario, a pesar de sus 20 años, ya es peso pesado.
No obstante, el futuro de Luca está en el aire. Si el Castilla asciende, seguirá. Una temporada de rodaje en Segunda es ideal para él. Si no, existe la opción de ascender al primer equipo como tercer portero sin bajar al filial para jugar, ya que una tercera temporada es demasiado para un portero del Castilla; más remoto es el escenario de ser segundo portero, con Keylor y Courtois con contrato y Lunin de vuelta del Leganés, más allá de que si tiene nivel para ser suplente de un Madrid está por verse; y completa las posibilidades una salida, que ya se intentó este verano tras la marcha de su padre pero que no se concretó.
10:57h CEST
Courtois is injured. He returned following games for Belgium having tendonitis in his right quadricep. He has not been able to train and yesterday Zidane made his injury official. It's bad luck. It seems it never rains but it pours. Courtois is sad, as was clearly seen the other day when appearing on El Transistor, so far as believing that people turn on their TVs in order to see you make mistakes, just like with Morata. Zidane announced that his three goalkeepers will all play in the upcoming games and perhaps today it would have been Courtois, to resuscitate him. But we already know that it will not be, leaving it between either Keylor or the manager's second son, Luca. I'll return to this decision.
Stop it | Belgium's Thibaut Courtois. FRANCOIS LENOIR (REUTERS)
Courtois replaced a beloved Keylor
But first, I want to focus on Courtois, who feels he is being viewed badly. The point is that he has not played well, something he has to admit himself. The other issue is that he arrived in order to take the place of Keylor, a beloved and respected goalkeeper, one of the protagonists of the phenomenal triple consecutive Champions League run. Everyone was happy with Keylor, except Florentino, who had already tried to fill his shoes (gloves) with De Gea, then Kepa, and finally managed it with Courtois. Keylor was the victim of an injustice that Courtois did not create, but he was the tool used for it. Thereafter, he needed to perform like Oblak or Ter Stegen, but it has not been like that, and now he gets these looks.
It's time | Luca Zidane warming up. JUAN AGUADO (DIARIO AS)
Delicate Zidane-Zidane balance
And today? Keylor or Luca? Keylor returns from national duty across the pond. The match is at home and is against Huesca. It wouldn't be strange to see Zidane taking advantage of this to give some experience to his third choice goalkeeper, his son. He already gave him this chance on the final LaLiga game of last season, in La Cerámica. There Madrid drew 2-2 and the boy did neither good nor bad. But Zidane rejected Kepa at that time, and while Courtois arrived in his absence, there seems to be no doubt that the manager sees Luca as a Madrid goalkeeper of the future. Right now the youngster is playing very well for Castilla [as well as this]. However, relationships of father as coach to a playing son are delicate. The history of football is full of cases where it went wrong.