Contact Form

 

Kartini Masa Kini, Ibu Hebat bagi Anaknya : Okezone News


Liputan6.com, Rembang - Raden Ayu (R.A.) Kartini Djojo Adhiningrat atau R.A Kartini , lahir 21 April 1879 di Kabupaten Jepara dan wafat pada 17 September 1904 di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah tepatnya di Desa Mantingan, Kecamatan Bulu.

Akses menuju lokasi makam atau pesareannya cukup mudah karena banyak sekali angkutan umum maupun masyarakat setempat yang dapat mengantarkan dan memberikan petunjuk menuju lokasi.

Di pesarean ini, menjelang hari lahir R.A. Kartini selalu ada para tokoh pengemuka dan para masyarakat ibu-ibu dari berbagai lintas berdatangan melakukan ziarah.

"Saya ziarah bersama anak dan istri saya ke sini. Hampir tiap tahun saya datang. Biasanya sebelum 21 April,” kata Bandriyo asal Magetan kepada Liputan6.com saat usai ziarah pada Minggu 14 April 2019.

Senada dengan Bandriyo, pasangan suami istri Akbar dan Ike asal Jakarta mengatakan bahwa kedatangan mereka ke pesarean RA Kartini untuk mengenang dan berziarah ke tokoh nasional pelopor kebangkitan perempuan.

"Kami baru pertama kali ini ikut ziarah di makam R.A. Kartini. Saya penasaran dan ingin mendoakan,” kata Ike nur ikasari, nama lengkapnya. Salah satu petugas kebersihan komplek makam, Suparmo mengatakan, kunjungan dari berbagai wisatawan daerah sudah mulai ramai sejak awal April kemarin.

Seharinya itu biasanya ada tiga bus yang datang mengangkut peziarah. Ramai-ramainya wisatawan biasanya 21 April, pengunjung membludak. "Mengingat ada kitabnya dan malamnya ada wayang yang digelar." Kata Suparmo.

Di halaman pintu masuk sebelah kanan kompleks pasarean ini terdapat patung R.A Kartini yang menjadi simbol tersendiri dari kompleks pesarean.

Menurut catatan yang tertulis di prasasti pasarean, RA. Kartini Djojo Adhiningrat mulai ditetapkan sebagai salah satu tokoh nasional sejak 2 Mei 1964 oleh Presiden RI ke-1 Soekarno.

Pada 21 April 1979, tepat 100 tahun hari lahir Ibu R.A. Kartini, pemugaran pesarean ini juga pernah dilakukan dan diresmikan oleh ibu Tien Soeharto, istri presiden RI ke-2 Soeharto.

Di pesarean ini secara keseluruhan terdapat 65 makam keluarga. 44 makam terletak di bangunan sebelah kanan bertuliskan 'Makam Ageng' dan 21 makam terletak dibangunan sebelah kiri bertuliskan 'Makam Alit'.

Makam R.A. Kartini Djojo Adhiningrat, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat (suami) dan Soesalit Djojoadhiningrat (putranya) berada di sebelah kanan. Tepatnya terletak di tengah-tengah yang dipagar khusus di area makam. Raden Ajeng Kartini sempat protes atas pengajaran Islam. Aksi tokoh emansipasi perempuan itu memicu peningkatan kualitas penyebaran ajaran islam di tanah air




Berikut ini 21 ucapan dan kutipan Hari Kartini, cocok untuk update status WhatsApp, Instagram dan Facebook. Simak selengkapnya di sini!

TRIBUNNEWS.COM- Setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.

Hari Kartini diperingati sebagai bentuk penghormatan pada tokoh Raden Ajeng Kartini yang telah berjuang untuk mendapatkan kesetaraan hak perempuan dan laki-laki di masa lalu.

Raden Ajeng Kartini juga disebut sebagai tokoh emansipasi wanita.

Berkat perjuangannya, kini wanita dan pria memiliki kesetaraan yang sama di masyarakat.

Baca: Spesialnya Hari Kartini, Pakai Kebaya Dapat Diskon Spesial di Hotel Santika Premiere Bintaro

Baca: Istri Menpora Dampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Mufida Jusuf Kalla Lepas Kartini Run 2019

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk dapat memperingati Hari Kartini, salah satunya dengan berbagi ucapan inspiratif.

Dengan kecanggihan teknologi masa kini, kita bisa dengan mudah membagikan ucapan tentang Hari Kartini di media sosial seperti Twitter, Instagram, WhatsApp dan Facebook.

Berikut 13 ucapan dan kutipan tetang Hari Kartini 2019 yang telah dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber pada Sabtu (20/4/2019).

1.Thanks for helping us until this time, because if there is no woman like you, I think I can not be the one who like now. Happy Kartini's Day.

(Terimakasih telah menolong kami sampai sekarang. Karena jika tidak tidak ada wanita seperti kamu, Aku pikir aku tidak akan menjadi seseorang seperti sekarang. Selamat Hari Kartini)


JAKARTA - Perempuan adalah ujung tombak pendidikan anak, yang melahirkan dan membesarkan generasi dari rumah. Peran ibu sangat penting sebagai pendidik dalam keluarga, sehingga seorang Ibu perlu tahu bagaimana pendidikan anak usia dini, karena banyak orang tua yang saat ini lebih mengandalkan sekolah untuk urusan belajar anak, dan mereka sendiri sibuk dengan pekerjaan sehari-hari.

Menjadi wanita karir tentu bukan hal tabu saat ini, namun wanita tidak boleh melupakan peran pentingnya terhadap anak di keluarga. Hal inilah yang coba disampaikan dalam sebuah acara yang digagas Akademi Indonesia Sekolah Darurat Kartini, bertajuk “Kartini, Dulu dan Kini.”

Pemerhati Pendidikan Anak Usia Dini, Mira Kusumo Astuti mengatakan, setiap ibu adalah rumah bagi anak sebelum dilahirkan, dan seorang pengajar yang memberikan nasihat tentang petunjuk hidup.

“Ketika seorang anak membutuhkan petunjuk dan bimbingan dalam kehidupannya, seorang ibu harus muncul sebagai sosok siap, siaga, dan serba bisa,” kata Mira di Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (20/4/2019).

Sementara itu, pembicara lain Dr. Adjat Wiratma, jurnalis yanng juga praktisi pendidikan ini menambahkan, bahwa wanita saat ini telah banyak mengambil peran penting dalam masyarakat, ada banyak sosok wanita inspiratif yang dapat menjadi teladan.

Dengan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya, sambung dia, wanita Indonesia harus punya rasa peduli, memiliki komitmen dan integritas, sehingga lahir Kartini-Kartini baru kekinian.

“Pintar saja tidak cukup, peduli saja juga tidak cukup, Keduanya harus ada, sebelum melakukan karya, mengambil peran penting sesuai bidang masing-masing,” kata Adjat.

Perlu diketahui, acara ini dilaksanakan memperingati Hari Kartini yang diisi dengan berbagai kegiatan menarik yang melibatkan peserta didik PAUD dan TK Sekolah Gratis yang didirikan Ibu Guru Kembar Rian dan Rossy. Selain sebagai pembelajaran bagi siswa tentang nilai-nilai kepahlawanan, acara ini juga ajang bagi anak menampilkan kebisaanya untuk lebih percaya diri,

“Sekolah Darurat Kartini selalu mengadakan kegiatan peringatan hari-hari besar nasional yang berkaitan dengan semangat kepahlawanan, ini penting bagi anak-anak agar mereka tumbuh menjadi generasi yang cinta NKRI,” ujar Rian.

Acara dihadiri puluhan mahasiswa dari Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan RSPAD Gatot Subroto, perwakilan sejumlah organisasi perempuan, seperti Persit KCK, Jalasenastri, PIA Ardhya Garini, perwakilan pengurus Dharma Pertiwi dan Dharma Wanita Persatuan, serta pengunjung umum Perpustakaan Nasional.




Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghadirkan empat perempuan peneliti untuk menginspirasi Kartini Indonesia menjadi agen perubahan bagi dunia ilmu pengetahuan dan riset Tanah Air. Mereka adalah Myrtha Karina Sancoyorini, Djunijanti Peggie, Sri Yudawati Cahyarini, dan Anne Kusumawaty. 

"Selain menjadi peringatan atas jasa RA  Kartini , momentum Hari Kartini juga menegaskan kembali kiprah nyata peran perempuan masa kini dalam mengatasnamakan ilmu pengetahuan bagi masyarakat dan bangsa serta peran sebagai istri dan ibu," kata Sekretaris Utama LIPI Nur Tri Aries Suestiningtyas, dilansir dari Antara , Jakarta, Sabtu (20/4/2019).

LIPI jelas Nur juga memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk berkarya dan berkontribusi bagi bangsa lewat ilmu pengetahuan. Di antaranya lewat empat orang peneliti perempuan yang dihadirkan LIPI untuk menginspirasi perempuan Indonesia.

Myrtha Karina Sancoyorini, seorang Profesor Riset yang juga peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI. Dia mengkaji lignoselulosa untuk bahan yang ramah lingkungan, salah satunya bioplastik dari limbah fermentasi air kelapa.

"Dalam kondisi kering, nata yang merupakan fermentasi air kelapa bersifat sangat kaku sehingga sangat sesuai untuk plastik yang bersifat kaku. Untuk aplikasi yang memerlukan elastisitas tinggi dan transparan, nata dapat di rekayasa menggunakan modifier," kata Myrtha.

Kedua, Djunijanti Peggie. Dia merupakan peneliti sistematika kupu-kupu dari Pusat Penelitian Biologi LIPI yang mengajak masyarakat mengenali dunia kupu-kupu dalam perspektif yang berbeda.

“Kita dapat belajar berbagai hal dari kupu-kupu. Dari hal yang tidak mungkin dan tidak terbayangkan, dapat terjadi ternyata sungguh dialami oleh kupu-kupu,” kata Peggie yang merupakan doktor kupu-kupu pertama di Indonesia lulusan perguruan tinggi luar negeri, tepatnya Cornell University, Amerika Serikat.

Sosok Kartini lainnya adalah peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Sri Yudawati Cahyarini. Dia mengingatkan tentang perubahan iklim melalui bidang paleoclimate.

“Paleoclimate penting untuk semakin memahami fenomena iklim melalui pengetahuan kondisi iklim di masa lampau lewat data parameter iklim dalam waktu yang panjang yang tidak terjangkau oleh data pengukuran,” ujar Yudawati.

Untuk mendapatkan data-data tersebut, dirinya mengaku melakukan penelitian arsip-arsip iklim seperti koral, sedimen laut dan danau.




Kegelisahan Kartini terjawab saat dia bertemu seorang ulama dari Darat, Semarang, Jawa Tengah. Ulama itu adalah Kiai Sholeh Darat.

Keduanya bertemu dalam acara pengajian di rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat, paman Kartini. Saat itu, Kiai Sholeh sedang memberikan pengajaran tentang tafsir surat Al Fatihah, surat pembuka dalam Alquran. Satu hal yang sangat baru ditemui dan didengar Kartini.

Pertemuan Kartini dan sang ulama dituturkan cucu Kiai Sholeh, Fadhila Sholeh. Fadhila memaparkan hal ini lewat tulisan dalam bentuk selebaran yang terdapat di makam Kiai Sholeh di Semarang.

"Kartini memang tak pernah tahu apa arti dan makna dari surat Al Fatihah meski ia sering membacanya. Kartini benar-benar terpukau dan tersedot perhatiannya," tutur Fadhila dalam tulisannya.

Begitu pengajian usai, Kartini segera menemui pamannya. Ia menyampaikan keinginan bertemu Kiai Sholeh untuk berguru. Perempuan kelahiran Rembang 21 April 1879 itu bahkan sampai mendesak pamannya untuk menemani dirinya menemui sang ulama.

Usahanya tak sia-sia. Pamannya yang terenyuh melihat Kartini pun mengantarnya.

"Kiai, perkenankan saya bertanya bagaimana hukumnya apabila seorang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?" tutur Kartini membuka dialog dengan Kiai Sholeh Darat setelah berbasa-basi lazimnya orang Jawa.

Kiai Sholeh malah balik bertanya, "Mengapa Raden Ajeng mempertanyakan hal ini? Kenapa bertanya demikian?"

Dijawab oleh Kartini, "Kiai, selama hidupku baru kali ini saya berkesempatan memahami makna surat Al Fatihah, surat pertama dan induk Alquran. Isinya begitu indah, menggetarkan sanubariku."

Kartini lalu menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah diberi kesempatan memahami Al Fatihah. Kyai Sholeh tertegun. Kiai kharismatik itu tak kuasa menyela.

"Namun, saya heran mengapa selama ini para ulama melarang keras penerjemahan dan penafsiran Alquran ke dalam bahasa Jawa. Bukankah Alquran adalah bimbingan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?" ucap Kartini.

Dialog berhenti, Kiai Sholeh tak bisa berkata apa-apa kecuali bertasbih, "Subhanallah."

Kartini telah menggugah kesadaran Kiai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar, menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa.




KARTINI pada zaman teknologi digital ini memiliki ‘rasa’ yang berbeda. Perbedaan jelas terlihat dari kasat mata. Kartini saat ini jauh lebih dinamis, pintar dan mendudukan diri sejajar dengan pria. Kalau saja Ibu Kartini melihat perempuan-perempuan zaman now pasti geleng-geleng kepala. Kemajuan yang diraih oleh perempuan sangatlah pesat.

Ibu Kartini memperjuangkan agar perempuan-perempuan memiliki tingkat pendidikan yang baik paling tidak dapat membaca. Pemikiran dan perjuangannya ternyata lebih dari hanya sekedar mampu membaca saja. Perempuan-perempuan saat ini sudah tampil sebagai pemikir, penganalisa dan pengambil keputusan. Kartini di zaman ini bukan hanya sebagai pengikut saja, lebih dari itu mampu memimpin pria.

Dian Sastro memerankan Kartini dalam film Kartini. (Foto: Instagram@therealdisastr)

Sebagai perempuan tentunya Kartini sekarang tak melupakan yang sudah menjadi suratan di tangannya. Peran sebagai ibu dan istri tak pernah dilupakan, hanya saja sekarang bertambah nilainya dengan karier. Kartini-Kartini milenial tak hanya berdiam diri di rumah, melainkan menjadi pejuang-pejuang bagi keluarganya. Tak sedikit yang memiliki usaha yang maju pesat atau karier tinggi dalam pekerjaannya.

Apakah ini semacam pembuktian diri? Bukan sama sekali. Mereka memang memiliki semangat dari Ibu Kartini yang terus maju untuk meraih mimpi-mimpinya namun bukan untuk membuktikan apapun. Mereka memperjuangkan apa yang menjadi keyakinan mereka bahwa yang dilakukan adalah baik. Semangat Kartinilah yang kemudian mereka bawa dalam kehidupan.

Rania Putri Sari bermain dalam film berjudul Surat Cinta untuk Kartini. (Foto: Instagram@raniaps)

Kehidupan merekalah yang memberikan arti bukan hanya pada lingkungan terdekatnya, melainkan meluas hingga menyentuh ranah publik. Nilai-nilai Ibu Kartini masih mereka bawa dalam dirinya. Tak melupakan akar budaya yang menjadi kearifan mereka dalam bersikap dan bertindak.

Hari Kartini pada zaman digital ini bukan hanya melulu tentang menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini yang merupakan hasil gubahan WR. Supratman. Bukan sekedar berdandan seperti Ibu Kartini. Bukan sekedar menunjukan diri sebagai bagian dari Kartini. Bukan hanya itu, Hari Kartini adalah semangat para perempuan untuk terus maju tanpa merisaukan gender. ( psr )




TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA -  Sosok Ibu Kartini telah dikenal setiap perempuan, termasuk bagi Ayu Ulvia Usman. Baginya Ibu Kartini merupakan seorang perempuan yang tegas dan tegar.

"Sosok Kartini menurut saya  bisa jadi kiblat bagi perempuan yang tegas dan tegar dalam segala hal.

Kartini masa kini adalah sebutan yang paling cocok disandang oleh wanita Indonesia saat ini.

Kartini masa kini adalah orang yang mandiri, baik secara finansial maupun dalam kepribadian.

Ayu Ulvia Usman (Tribunkaltim.co / Nevrianto Hardi Prasetyo)

Serta mereka memiliki kecerdasan dan daya guna. Yang artinya, mampu memberikan manfaat, baik itu untuk diri mereka sendiri maupun untuk lingkungannya," ungkapnya. Mengenai olahraga bersepeda menurut wanita yang akrab dipanggil Vivi penting.

"Sebenarnya selain gowes bersepeda, olahraga apapun sangat penting bagi perempuan agar menjaga kesehatan biar fit dan tetap awet muda.

Saya biasanya bersepeda , tapi tidak setiap hari," lanjut ibu 3 anak ini. (*)

Ayu Ulvia Usman (Tribunkaltim.co / Nevrianto Hardi Prasetyo)

BIOFILE Nama : Ayu Ulvia Usman Tempat Tanggal Lahir: Makassar , 22 Desember 1985 Ayah : H Usman Ibu : Hj Darma Anak ke 6 dri 6 saudara Hobi : Olahraga Makanan : Segala yg enak Minuman : Air Mineral Prinsip: Ingin Menjadi bermanfaat bagi orang banyak Pendidikan: S1 Hukum, UNMUL

VIDEO - Kartini Day, Usung Semangat Kebersamaan, Begini Asyiknya Gowes Berkebaya, Ini Taktiknya

Peringati Hari Kartini, Besok Plaza Balikpapan Gelar Lomba Fashion Show

Hari Kartini 2019: Sisi Lain RA Kartini, Kisah Cinta, serta Kontroversi soal Poligami & Kematiannya

10 Kumpulan Kutipan Kartini yang Bisa Memotivasi Kaum Hawa, Jangan Mengeluh hingga Harus Mandiri

Rayakan Hari Kartini, Astra Motor Balikpapan Beri Promo Service Untuk Kartini Masa Kini




Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.

Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu–satunya hal yang benar–benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.

Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.




Pataka berupa gambar dan kata-kata mutiara milik Raden Ayu (RA) Kartini, dikirab malam ini. Kirab yang menempuh jarak hingga 22 kilometer ini diiringi dengan parade lampion yang dihias beragam jenis. Kirab dimulai dari museum RA Kartini yang lokasinya berada tak jauh dari Alun-alun kota Rembang, menuju makam RA Kartini yang berada di Desa Bulu Kecamatan Bulu, Rembang. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang Dwi Purwanro mengatakan, pataka diiringi rombongan kirab yang terdiri dari jajaran dinas OPD kabupaten Rembang, komunitas, dan sejumlah sekolah yang ada di Kabupaten Rembang.

"Para peserta yang berjumlah puluhan menggunakan baju kanung. Apalagi tahun ini kita buat meriah karena ada pula parade lampion. Nanti mereka akan berjalan dari museum sampai makam RA Kartini. Sepanjang jalur itu ada beberapa pos pemberhentian," kata Edi. Edi menjelaskan, selama ini pataka RA Kartini tersebut disimpan dalam sebuah kotak di museum RA Kartini. Pataka baru dikeluarkan pada Jumat (19/4) pukul 00.00 WIB dengan prosesi selametan dan tumpengan. Kirab Pataka RA Kartini di Rembang. Foto: Arif Syaefudin/detikcom Nantinya, pataka yang telah dikirab dan tiba di makam RA Kartini akan disemayamkan di samping pusara makam. Baru akan dikembalikan lagi di museum RA Kartini setelah prosesi upacara peringatan hari RA Kartini. "Setelah sampai di makam RA Kartini, pataka diinapkan semalam. Dan di komplek makam juga digelar pertunjukan seni wayang kulit semalam suntuk. Pagi harinya, pataka kembali dikirab menuju Alun-alun Rembang untuk dimasukkan kembali ke peti oleh ibu Hasiroh Hafidz selaku istri Bupati Rembang," terangnya. Kirab Pataka RA Kartini di Rembang. Foto: Arif Syaefudin/detikcom Sementara Bupati Rembang Abdul Hafidz menyebut terselenggaranya kegiatan tersebut sebagai upaya pemerintah Kabupaten Rembang mengenang jasa pahlawan emansipasi wanita RA Kartini. "Beliau telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional, dan makamnya ada di Rembang. Sehingga ini sebagai wujud kita bersama nguri-uri jasa-jasanya," kata Hafidz.




TRIBUNKALTIM.CO - "Ibu kita Kartini, putri sejati.. Putri Indonesia, harum namanya" .

Ya, seperti itulah salah satu bait dari lirik lagu Ibu Kita Kartini.

Setiap tanggal 21 April, kita selalu memperingatinya sebagai Hari Kartini .

Hari Kartini diperingati setiap tahunnya tepat pada 21 April sebagai peringatan hari lahir Raden Adjeng Kartini atau RA Kartini.

Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia .

Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Ada banyak cara yang dilakukan berbagai kalangan khususnya kaum wanita untuk memperingati Hari Kartini.

Bagi kaum wanita, Kartini merupakan sosok yang patut dikagumi.

Kartini mampu memotivasi diri banyak wanita untuk bangkit dan maju sejajar dengan kaum pria.

Dikenal dengan kutipan "Habis Gelap Terbitlah Terang", ternyata tak hanya itu kutipan Kartini yang bisa dibagikan para kaum hawa di Hari Kartini .



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply