Begadang di malam jelang Pilkades, 3 warga Trenggalek ini justru meninggal setelah menenggak minuman keras (miras). Sementara empat korban lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit. Minggu (10/2), RSUD dr Soedomo Trenggalek dikejutkan dengan dua pasien yang diduga mengalami overdosis miras. Dua pasien tersebut yakni HR (45), warga Kecamatan Watulimo dan ES (35), warga Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan, Trenggalek. "Untuk ES datang ke rumah sakit langsung, saat datang kondisinya masih sadar, namun berselang beberapa jam kondisinya terus menurun dan saat ini kritis dirawat di ruang ICU (Intensive Care Unit)," kata Sujiono, Minggu (10/2).
Sedangkan HR menjalani perawatan di yellow zone IGD. Kondisinya sadar, namun mengalami gangguan penglihatan dengan jarak pandang hanya dua meter. Sehari berselang, Kasatnarkoba Polres Trenggalek, AKP Hariyanto mengungkapkan dugaan sementara bahwa, HR dan ES merupakan dua korban overdosis minuman keras. Pesta miras tersebut berlangsung di sebuah rumah warga di warga di Kecamatan Watulimo. "Dugaannya sementara akibat miras, namun kami masih belum bisa memastikan apa yang diminum dan campurannya apa saja, ini masih dalam penyelidikan. Korban kedua itu alamatnya Gembleb, tapi aslinya juga dari Watulimo," kata Hariyanto, Senin (11/2). Foto: Adhar Muttaqin Pesta miras tersebut berlangsung Jumat (8/2) malam. Malam menjelang Pilkades serentak di 132 desa di Trenggalek keesokan harinya. "Alasan mereka untuk jaga malam jelang pilkades," ujarnya. Tidak hanya HR dan ES, ada nama-nama lain yang juga ikut menenggak miras tersebut dan mengalami over dosis. Salah satunya NM (30). Bahkan, NM menjadi korban pertama yang menghembuskan napas terakhir pada Minggu (10/2). Di hari yang sama ES juga menutup mata untuk selama-lamanya, seperti yang disampaikan pihak rumah sakit. "Yang bersangkutan meninggal dunia sekitar jam 11 tadi malam, dia sebelumnya datang ke rumah sakit kondisinya masih sadar, namun beberapa jam kemudian langsung drop dan kami rawat di ICU," kata Sujiono. Tidak sampai di situ, HR yang dirawat bareng ES juga pada akhirnya tidak kuasa melawan maut. Sujiono mengumumkan jika HR telah menghembuskan napas terakhir pada Senin (11/2) sekitar Pukul 12.00 WIB setelah menjalani perawatan di IGD. "Sehingga untuk yang neninggal dunia di RSUD Trenggalek ada dua yakni ES (30) warga Gembleb Kecamatan Pogalan tadi malam dan HR ini tadi. Sedangkan satunya lagi tidak meninggal di RSUD tapi di Puskesmas Watulimo," kata Sujiono, Senin (11/2). Selain tiga korban yang sudah berpulang, ada empat orang lainnya yang masih menjalani perawatan. Dua korban dirawat di Puskesmas Watulimo, satu korban di Puskemas Slawe dan satu korban lagi di RSUD dr Iskak, Tulungagung.
Ryuji berkeyakinan Persija mampu mengimbangi permainan Newcastle Jets. Bek Persija Jakarta Ryuji Utomo, tak mau perjalanan timnya ke Australia sia-sia. Ia menginginkan Macan Kemayoran meraih kemenangan dari kandang Newcastle Jets pada lanjutan kualifikasi Liga Champions Asia, di Stadion Jones McDonald, Selasa (11/2).
Eks PTT Rayong tersebut menyadari meraih kemenangan atas Newcastle Jets bukan hal yang mudah. Akan tetapi, ia percaya Persija mampu melakukan itu karena sudah melakukan persiapan maksimal.
Selain itu, Ryuji menyebutkan kemenangan juga bisa membuat bangga masyarakat Indonesia dan khususnya suporter Persija, The Jakmania. Lantaran, Ismed Sofyan dan kawan-kawan merupakan satu-satunya wakil tanah air yang bertanding pada ajang tersebut. Pilihan Editor
"Kami datang sangat jauh dari Jakarta namun kami siap menghadapi laga besok. Apalagi tim kami dalam kondisi bagus dan kami akan lakukan terbaik untuk dapatkan hasil bagus juga besok hari," kata Ryuji.
"Persija adalah klub asal daerah saya. Tentunya seperti rumah maka dari itu saya akan berikan terbaik untuk Jakmania suporter kami dan juga untuk daerah asal kami. Tentunya ke Australia sangat bagus untuk tim saya maupun saya sendiri. Kami akan lakukan yang paling baik di sini."
Saya pikir sepakbola banyak orang Indonesia suka, maka dari itu alasan kami juga motivasi kami untuk laga besok. Suporter selalu dihati kami meskipun nanti datang atau tidak kami akan lakukan terbaik untuk besok," tambahnya.
jpnn.com , JAKARTA - Hingga hari ini, pendaftaran PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) belum bisa dilakukan honorer K2. Menurut Pengurus Pusat Forum Hononer K2 Indonesia (FHK2I) Nur Baitih, hal itu sudah diprediksi sejak awal bahwa rekrutmen PPPK tahap satu bakal bermasalah. "Harusnya KemenPAN-RB dan BKN belajar dari pengalaman penyelenggaraan CPNS jalur umum. Segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan matang. Dihitung plus minusnya. Jangan asal membuat kebijakan yang sia-sia,” kata Nur Baitih kepada JPNN, Selasa (12/2). Seorang juru masak saja, lanjutnya, jika ingin menyajikan makanan terbaik dan bergizi pasti melalui proses persiapan yang matang. Menyiapkan bahan bahan yang berkualitas. “Itu hanya masak loh ya. Apalagi ini pembukaan rekrutmen PPPK. Sudah heboh ke mana-mana, eh payung hukumnya yang berbentuk PermenPAN-RB malah belum ada. Sementara di lapangan honorer K2 yang mau daftar sudah ramai. Takut tertinggal lagi," bebernya. BACA JUGA: Pendaftaran PPPK Sudah Dibuka tapi Payung Hukum Belum Ada, Alamaak! Dia menilai, pemerintah hanya ingin terlihat bekerja pascaraker dengan Komisi II dan Komisi X DPR RI. Apalagi MenPAN-RB Syafruddin dan Mendikbud Muhadjir Effendy sudah koar-koar akan membuka rekrutmen PPPK pada Februari. Hal senada diungkapkan Ketum FHK2I Titi Purwaningsih. "Prediksi saya kembali tepat. Tidak mungkin rekrutmen PPPK sesuai jadwal pertama. Apalagi banyak daerah yang menolak. Selain itu sejak dari awal, petunjuk teknis belum ada jadi apa mungkin dilaksanakan sebuah rekrutmen kalau tanpa juknis," tuturnya.
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Maskapai regional Singapore Airlines (SIA), SilkAir , memilih Thompson Aero Seating untuk meningkatkan kualitas kursi di Kelas Bisnis (Business Class) pada armada Boeing 737 MAX 8.
“Peningkatan ini merupakan bagian dari program investasi yang signifikan menjelang bergabungnya SilkAir dengan SIA,” tulis Manager Public Relations Singapore Airlines, Glory Henriette, dalam siaran pers yang diterima Tribunjogja.com, Senin (11/2/2019).
Penggantian kursi ini rencananya akan dimulai pada bulan Mei 2020 dengan menghadirkan kursi terbaru yang dapat direbahkan pada Kelas Bisnis dengan tampilan menghadap ke depan – sesuai dengan Kelas Bisnis regional milik SIA yang disediakan pada armada A350-900 jarak menengah (medium-haul) dan Boeing 787-10.
SilkAir memiliki lima pesawat 737 MAX 8 dalam armadanya saat ini, serta 32 pesawat 737 MAX 8 yang masih dalam pesanan.
Kursi-kursi terbaru ini akan dipasang pada pesawat yang saat ini sudah berada dalam layanan, serta pada pesawat-pesawat lain pada saat kedatangan mereka di Singapura, untuk pesawat-pesawat yang masih dalam pemesanan.
Rencana untuk peningkatan (upgrade) ini telah diumumkan pada bulan Mei 2018 sebagai bagian dari usaha untuk menyesuaikan produk dan layanan SilkAir dalam proses persiapan penggabungannya dengan SIA.
Baca: Terbang ke Singapura Mulai dari Rp. 1.800.000 Hanya di SilkAir Travel Fair
Penggabungan ini nantinya akan mencakup re-branding maskapai SilkAir sepenuhnya menjadi SIA, dengan pengecatan ulang pesawat serta adopsi layanan SIA.
Program peningkatan ini juga akan mencakup proses pemasangan sistem hiburan terbaru di belakang kursi Kelas Bisnis dan Kelas Ekonomi.
Pengumuman mengenai pemasok (supplier) untuk sistem hiburan ini akan dilakukan segera.( tribunjogja.com )
Last week was officially announced the launch of the Goobox Alpha platform, an encrypted file storage and sharing service based on the decentralized cloud storage network, Sia.
The announcement, posted on Sia’s blog, refers to the tool based on two fundamental features: its end-to-end encryption and zero knowledge, which alludes to the privacy of stored information, considered central in the proposal….
Here is a guide about SIA coin.
Goobox also intends to be a competition of services such as Google Drive, Dropbox and WeTransfer, privileging the issue of privacy as its main benefit with respect to these.
Privacy as focal point
The creators of Goobox chose Sia as their base on the premise that this cloud space is one of the most decentralized to date, which fits their privacy policy. Sia highlights as an advantage the fact that there are no intermediaries between the users’ information and the users themselves, as this system is not controlled by a central entity.
The sending process is described in the following steps: First, the file is fragmented and encrypted locally. Then the system sends the fragments to different servers that host them in Sia; these arrive at a database and a download link is generated.
Then, when a download link is provided to the system, it retrieves the metadata from the server in the receiver’s browser; it downloads the fragments, and recomposes the encrypted files from them. Finally, it regenerates the file(s) and downloads them to the recipient’s device.
What are the best cryptocurrency portfolio trackers?
The creators of the tool point out that it uses several sub-processes in parallel, in order to speed up upload and download times. The Goobox team is distributed in different geographical areas, such as Holland, Canada, Portugal, United States, Thailand and Malaysia.
In March 2018, they announced through their Twitter account that the file transfer service now known as Goobox Alpha would be the first in a series of cloud-based platforms and block chain technology that they would develop in the months and years to come.
The file sharing service is intended to be a secure alternative to weTransfer and will be the first step towards a long line of services on top of decentralized blockchain cloud storage platforms that we'll be developing in the coming months and years as these technologies mature — Goobox (@GooboxCloud) March 15, 2018
Likewise, in their presentation note via blog they have made it known that this year they are planning to launch a fuller version of the service, called Goobox Pro, as well as the API, aimed at facilitating and improving the processes of their service.
SINGAPORE - SilkAir, the regional arm of Singapore Airlines (SIA), will work with Irish aircraft-seat maker Thompson Aero Seating to upgrade its cabins, ahead of a merger with SIA.
The works will start from May 2020, the airline said on Monday (Feb 11).
The upgrades on SilkAir's Boeing 737 MAX 8 fleet will feature new lie-flat business class seats in a forward-facing staggered layout. This is in line with SIA's regional business class offering on its Airbus A350-900 medium-haul and Boeing 787-10 fleets.
SilkAir currently has five 737 MAX 8s, with another 32 on order. The new seats will be retrofitted in the existing aircraft and installed in the new aircraft when they arrive in Singapore.
In May 2018, SIA announced a more than $100 million programme to upgrade SilkAir's products.
The investment is part of a move to more closely align SilkAir's products and services with those of SIA in preparation for the merger.
The merger will eventually encompass a full rebranding of SilkAir as SIA, with repainting of aircraft and adoption of SIA's service delivery. No date has been announced yet for the merger.
The upgrade programme will also see the installation of new seat-back in-flight entertainment systems in both business and economy classes.
The Straits Times first reported on a possible merger between the two carriers in August 2017 when part of SilkAir's finance operations went to SIA. It was said then that this would likely pave the way for further consolidation and, eventually, a full merger.
The merger follows a similar consolidation between the SIA group's budget carriers. In July 2017, Tigerair was folded into Scoot to drive commercial and operational synergies between the two airlines.
TRIBUNSTYLE.COM - Agar tak memiliki penyesalan dimasa tua nantinya, hendaklah kamu memaksimalkan masa mudamu dengan berusaha.
Selagi masih memiliki cukup energi, jangan mau jadi pribadi yang hanya berdiam diri dan tak berusaha.
Hidup menjadi orang sukses memang merupakan pilihan.
Agar tak sia-sia, ikuti 4 cara dibawah ini agar kamu bisa menjadi pribadi yang beruntung dan sukses yang berhasil TribunStyle.com kutip dari cewekbanget.id:
• Cara Sukses Memotret Pesta Kembang Api Sambut Tahun Baru 2019, Hasil Foto Ciamik Hanya Pakai Ponsel
Kita pengin jadi orang sukses dengan keberuntungan.
Namun, keberuntungan itu enggak bakal bisa datang kalau kita cuma males-malesan di rumah dan enggak melakukan apapun!
Orang yang beruntung adalah orang yang membuat, menyadari, dan melakukan aksi terhadap setiap kesempatan yang datang padanya!
Intinya, lakukan berbagai macam kegiatan, apapun itu sehingga kita bisa menemukan keberuntungan kita secepatnya!
• Tips Sukses Kencan - Ini Cara Bikin Doi Happy, Topik Bahasan Kaya Begini Bisa Membuatnya Illfeel
Around twenty pilots from Indian airline Vistara will undergo training and operational experience with Singapore Airlines and Scoot.
In Jan 2019, 12 qualified pilots from Vistara have already begun their training for the Boeing 787.
The pilots are expected to train for 12 months with SIA and Scoot.
Vistara aims to expand its domestic routes and soon launch international flights.
A spokesperson for Vistara described that the pilots will go through a”vigorous selection process and meet all Singapore regulatory licensing requirements” for the training.
They assured that, even though Vistara pilots will be flying with SIA, SIA’s fleet expansion would not affect the flying hours of existing officers of the airline.
Vistara is an airline 49 percent owned by SIA and by the Indian conglomerate Tata and Sons.
In 2017, SIA invested $100m into Vistara although profits for the airline are not expected until 2020.
A shortage of pilots
It was reported in 2018 that SIA lost around 180 of its homegrown pilots to Chinese and Middle Eastern airlines.
Sources say that SIA pilots left for other airlines offering a better salary and benefits.
Other pilots have retired and were not yet replaced by newcomers.
Netizens bemoaned this recent development.
Some argued that hiring foreign pilots and airline staff was how SIA tries to cut costs.
Others say that Singaporean pilots must be given primary consideration before hiring foreign nationals.
While some netizens expressed borderline xenophobic remarks regarding the Vistara pilots, others chose to focus on the growing labour issue among Singaporeans.
tirto.id - Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati membantah kelangkaan BBM jenis Premium di SPBU. Menurut dia, pasokan BBM nonsubsidi itu tetap sama dengan tahun lalu. Pernyataan Nicke merupakan tanggapan atas pertanyaan anggota Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian yang mengeluhkan sulitnya menemukan BBM Premium di lima SPBU yang terdapat di daerah pemilihanya yakni Jawa Tengah x meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen. Ramson menilai penurunan harga Premium sebanyak Rp100 per liter merupakan kebijakan yang sia-sia saat masyarakat tak bisa membelinya.
“Tidak ada kebijakan untuk mengurangi premium di SPBU. Kuota premium sama dengan tahun lalu,” ucap Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Senin (11/2/2019). Nicke mengatakan, Pertamina menjamin tidak ada pengurangan pasokan. Ia meminta masyarakat untuk melaporkannya ke call center Pertamina saat ada kekurangan pasokan Premium. “Kalau memang ada [kekurangan pasokan] ya dilaporkan saja. Pasokan aman. Gak ada pengurangan,” ucap Nicke. Mengenai klaim Ramson, Menteri ESDM, Ignasius Jonan yang juga hadir dalam RDP menjelaskan, tidak ditemukannya BBM Premium bukan akibat karena pengurangan pasokan, tapi imbas dari kebijakan pemerintah yang sempat menarik Premium dari peredaran. Jonan melanjutkan, saat pemerintah kembali mewajibkan penyaluran Premium, tidak semua SPBU menerimanya. “Tidak semua [SPBU] ada penyaluran Premiumnya,” ucap Jonan. Dalam RDP itu, penurunan harga Premium sebagai salah satu BBM nonsubsidi dikeluhkan oleh Ramson. Ia mengklaim Premium tidak ditemukan pada 5 SPBU yang tersebar di Pemalang dan Pekalongan, Jawa Tengah. “Pemerintah menurunkan harga Premium, tapi tidak ada di SPBU. Kalau turun tapi gak ada barangnya ya sia-sia,” ucap Ramson.
Reporter: Vincent Fabian Thomas Penulis: Vincent Fabian Thomas Editor: Zakki Amali
tirto.id - Salah satu program kerja Jokowi dalam empat tahun terakhir adalah mempercepat pembangunan infrastruktur perdesaan dan pemberdayaan masyarakat desa. Biaya yang dikeluarkan untuk program ini disebut Dana Desa. Ratusan triliun rupiah dikucurkan untuk membiayai puluhan ribu desa di seluruh Indonesia. Pelbagai klaim keberhasilan dari pemerintah, korupsi yang menggerogoti aliran dana, partai politik yang berebut pengaruh, serta sejumlah persoalan lainnya berkelindan mengiringi program kerja ini. Di luar beberapa masalah tersebut, program kerja ini adalah upaya untuk menjadikan desa tidak hanya sebagai residu pembangunan. Dalam skala yang lebih kecil dan keberhasilannya dicatat dalam ingatan banyak orang, upaya seperti ini pernah juga dilakukan Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta yang menjabat dari 1966 sampai 1977. Ali Sadikin memperbaiki kampung-kampung busuk yang ada di sekujur ibu kota. Program ini dinamakan Proyek Muhammad Husni Thamrin (MHT), lalu dikenal juga sebagai Kampung Improvement Project (KIP). Di masa kolonial, proyek serupa pernah dilakukan pemerintah Hindia Belanda pada 1930-an. Namanya kampongverbetering.
“Tetapi saya pun minta izin kepada sidang ini untuk menceritakan apa yang diharapkan oleh ibu saya almarhumah yang sederhana. Beliau mengharapkan saya menjadi orang pandai, agar dapat memikirkan kehidupan bersama di sekeliling saya,” tulis Anhar Gonggong dalam Muhammad Husni Thamrin (1985). M.H. Thamrin menyampaikan hal itu dalam pidato pada 27 Oktober 1919 saat ia diangkat menjadi anggota Gemeenteraad (Dewan Kota) Batavia. Tokoh asal Betawi ini banyak memperjuangkan kehidupan yang layak bagi warga Betawi, salah satunya adalah penanggulangan banjir yang kerap melanda Batavia. Persahabatannya dengan Daan van der Zee, Sekretaris Gementeraad, membuat gagasannya menjadi bahan pembahasan Dewan Kota. “Ternyata usaha [Thamrin dan] van der Zee tidak sia-sia. Akhirnya gubernur jenderal setuju untuk mengusahakan agar air Sungai Ciliwung tidak lagi mendatangkan suatu bencana. Dia melaksanakan suatu proyek untuk maksud itu,” imbuh Anhar Gonggong. Selama menjabat sebagai anggota Dewan Kota, M.H. Thamrin juga mengupayakan perbaikan perkampungan orang Betawi yang kondisinya jauh berbeda dengan gedung-gedung yang megah. “Batavia masih tetap seperti lukisan dengan pigura bagus, dihiasi dengan villa yang luas dengan jalan lebar, sementara kampung-kampung terwakili pada kanvas tak berharga,” ungkapnya.
Untuk membangun Jakarta sebagai ibu kota negara, Sukarno membutuhkan orang yang tegas dan sedikit keras kepala. Setelah menolak tiga orang jenderal yang disodorkan Johannes Leimena (Wakil Perdana Menteri), pilihan akhirnya jatuh kepada Ali Sadikin, purnawirawan KKO (sekarang Marinir). Pada hari pertama berkantor, seperti dicatat Wardiman Djojonegoro dalam biografinya yang bertajuk Sepanjang Jalan Kenangan: Bekerja dengan Tiga Tokoh Besar Bangsa (2016), Ali Sadikin bertanya kepada semua pejabat senior yang umumnya masih didikan Belanda. “Apa tugas gubernur?” Djoemadjitin Sasmitadipradja S.H., Sekretaris Daerah Pemda DKI, menjawab bahwa tugas gubernur adalah mengurus rakyat dari lahir sampai mati. Kepada Wardiman Djojonegoro yang saat itu menjadi stafnya (pada 1993-1998 pernah menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), Ali Sadikin berkata, “Man, sekarang jelas bahwa tugas gubernur itu mengayomi rakyatnya, mengurus dan peduli kepada rakyatnya dari lahir sampai mati. Jadi program kita adalah meningkatkan kehidupan penduduk dari bayi sampai meninggal. Itulah yang akan menjadi pusat perhatian kita.” Ali Sadikin kemudian blusukan ke kampung-kampung, dan ia mendapati banyak sekali perkampungan yang kondisinya mengenaskan. Ia teringat saat masih menjadi siswa Sekolah Pelayaran Tinggi. Jika hari libur tiba ia sering berkunjung ke rumah pamannya di Bukit Duri, Jatinegara. Kampung tempat pamannya tinggal itu bersih, jalannya bagus dan teratur. Ia pun tergerak untuk memperbaiki kampung-kampung kumuh di Jakarta. Seperti dikisahkan dalam biografinya yang bertajuk Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977 (1992) karya Ramadhan K.H., mula-mula Ali Sadikin menemui Widjojo Nitisastro, pimpinan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Namun, ternyata perbaikan kampung yang diusulkannya bukan menjadi prioritas Bappenas. Menurutnya, Bappenas melihat perbaikan kampung tidak akan mendatangkan uang, secara ekonomi tidak bagus. Padahal, menurut Ali Sadikin, perbaikan kampung justru akan berefek luas: mendorong kebersihan dan meningkatkan kualitas kesehatan warga, atau setidaknya tidak akan sekumuh seperti kondisi saat itu. “Di mata saya, perbaikan kampung itu menyangkut juga perbaikan ekonominya. Saya jadi kecut melihat sikap dia (Widjojo Nitisastro) begitu,” ungkapnya. Meski gagasannya ditolak Bappenas, ia tak patah arang. Ali Sadikin mencari jalan lain untuk mewujudkan cita-citanya. Bahkan setiap kali ia melewati kampung kumuh, ia merasa ditantang untuk segera memperbaikinya. “Ali Sadikin blasak-blusuk masuk ke kampung-kampung yang masih kumuh. Blusukan sebagai model kepemimpinan dalam pengelolaan kota itu otentik kepribadian Ali Sadikin sehari-hari, bukan dibuat-buat,” tulis Wardiman Djojonegoro.
Film dokumenter tentang Jakarta tahun 1971 berjudul Wet Earth, Warm People karya sineas Australia Michael Rubbo. Pada menit 45:00 hingga 51:50 terlihat Ali Sadikin mengunjungi kampung-kampung di Jakarta. Film ini merupakan koleksi National Film Board of Canada .
Perbaikan kampung dilakukan dengan memprioritaskan kampung-kampung yang paling jelek alias kondisinya sangat memprihatinkan, seperti tidak punya jalan yang layak untuk orang dan kendaraan, kesulitan air bersih, tidak mempunyai MCK yang layak, dan becek karena digenangi rawa dan empang. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah kampung-kampung yang bentuk dan rupanya semrawut, seperti pintu depan rumah yang berhadap-hadapan dengan kakus, dinding-dinding rumah berimpitan, dan berpenduduk padat yang penghuninya rata-rata para pekerja dan buruh kasar. “Akhirnya saya bergerak. Saya melancarkan perbaikan kampung, yakni di tempat-tempat tinggal orang Jakarta. Sementara itu, Jakarta yang dulu bernama Betawi, sudah bertambah mekar sambil mengidap beberapa penyakit kota besar yang kronis,” imbuhnya. Perbaikan kampung yang bernama Proyek Muhammad Husni Thamrin sering diidentikkan dengan hanya perbaikan jalan. Hal tersebut tegas dibantah Ali Sadikin. Dalam biografinya ia mengatakan, perbaikan kampung lebih luas dari sekadar perbaikan jalan, sebab meliputi juga saluran pembuangan air, pembuatan jembatan, rehabilitasi rumah, perbaikan saluran penghubung, mendirikan atau memperbaiki MCK, membangun sekolah, puskesmas, dan penyediaan tempat sampah. Selain memperbaiki kondisi fisik kampung, ia juga melakukan perbaikan mental masyarakat. Ia memberi contoh kampung Menteng Wadas. Semula, di kampung tersebut banyak orang mencuri listrik seenaknya. Namun setelah perbaikan kampung kejadian itu dapat berkurang karena masyarakat mulai sadar dan bangga akan kampungnya. “Dengan ini (proyek perbaikan kampung) saya pacu penduduk Jakarta untuk sadar bernegara, sadar bermasyarakat,” terang Ali Sadikin.
Perbaikan kampung yang dilakukan Ali Sadikin tentu bukan hanya didorong kenangannya pada kampung pamannya yang bersih dan rapi. Itu hanya setapak nostalgia. Dorongan secara politis adalah karena ia berpikir bahwa jika kampung-kampung tersebut tidak diperhatikan, maka akan menjadi bom waktu yang sangat rentan. Warga yang tinggal di kampung-kampung di kota besar adalah mereka yang juga mesti menikmati hasil pembangunan. Mereka bukan ampas pembangunan yang harus tersisih dan diabaikan. Proyek tersebut banyak diapresiasi media dan sejumlah pihak. Dan yang paling gembira adalah warga kampung yang tempat tinggalnya menjadi lebih baik.
Wardiman Djojonegoro mencatat sebuah cerita saat Ali Sadikin meninjau proyek tersebut. Menurutnya, seorang perempuan tua datang menghampiri Ali Sadikin dan berkata, “Bapak gubernur yang peduli pada kita, semoga amal Bang Ali diterima Tuhan.” Kisah Ali Sadikin memperbaiki kampung-kampung di Jakarta bisa menjadi teladan bagi pembangunan infrastruktur zaman Jokowi. Bahwa membangun infrastruktur tak melulu soal fisik, tapi juga mental rakyat agar perbaikan itu tidak sia-sia. Bukankah Jokowi juga pernah mendengungkan visi ideologis bernama Revolusi Mental?