Contact Form

 

Fadli Zon Pastikan Prabowo Datang Reuni Aksi 212


Genset Meledak di Area Reuni Aksi 212, Massa Tetap Tenang

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah ledakan terjadi di sekitar areal Monumen Nasional ( Monas ) yang menjadi lokasi gelaran Aksi Reuni 212 . Ledakan terjadi sekitar pukul 19.20 WIB, Sabtu (1/12). Ledakan tersebut terdengar cukup keras dan sempat membuat terkejut warga yang berada di sekitar Monas. Namun, tidak sampai membuat kepanikan karena diketahui bahwa ledakan berasal dari salah satu genset yang berada di belakang panggung utama. Kapolsek Gambir AKBP Johaness Kindangen mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan atas ledakan tersebut. Dugaan awal, kata dia, terjadi korsleting listrik.

"Malam hari ini dengan adanya Genset terjadi korsleting, untuk selanjutnya masih kami selidiki dan kami cek untuk barang bukti," kata Johaness di Monas, Jakarta Pusat. Ia mengatakan sejumlah barang bukti telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut. Seperti sejumlah serpihan akibat ledakan tersebut dan juga unit handphone. Selain itu, pihaknya juga meminta keterangan orang-orang yang ada di sekitar lokasi kejadian serta pihak-pihak yang mengamankan genset tersebut.

Saat ini, kata Johaness, pihaknya juga tengah mencari tahu siapa pemilik hanphone yang ada didekat lokasi. "Masih kami lidik siapa pemilik handlhone, kami lagi cari siapa pemiliknya. Ledakan faktor korsleting, pemilik handphone dan genset," ujarnya. Pantauan CNNIndonesia.com massa aksi yang sudah berada di areal monas tengah asyik menikmati gelaran musik yang tampil di panggung utama. Massa terus berdatangan ke lokasi ini.

Mereka mengenakan pakaian muslim. Bagi para pria, mengenakan baju gamis yang rata-rata berwarna putih. Sementara perempuan mengenakan pakaian hitam disertai cadar. Massa juga membawa atribut seperti bendera atau ikat kepala bertuliskan kalimat tauhid. (fhr/lav)




Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon  memastikan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto  akan menghadiri  Reuni Aksi 212 yang berlangsung besok, Minggu (2/12), di kompleks Monas, Jakarta. Informasi itu disampaikan Fadli Zon lewat cuitannya di Twitter. "Tadi pagi saya sarapan bareng Pak @prabowo. Beliau sampaikan Insyaallah akan hadir besok acara silaturrahim Reuni 212," tulis Fadli Zon dalam aku Twitter pribadinya @fadlizon, Sabtu (1/12). Dalam acara tersebut, Prabowo akan datang sebagai tamu kehormatan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 sekaligus penanggung jawab acara Reuni Aksi 212 Slamet Maarif.

Slamet menuturkan pihaknya telah mengundang secara lisan kepada Prabowo Subianto. Jika datang, Prabowo akan menjadi tamu kehormatan di acara tersebut. "Tamu kehormatan, posisinya sama dengan Ketua DPR dan MPR," kata Maarif. Di sisi lain, pihaknya memutuskan tidak mengundang Presiden RI Joko Widodo di acara Reuni 212. Panitia juga menyarankan Jokowi tak hadir. Ia menyebutkan sejumlah pertimbangan yang diklaimnya berkaitan dengan kenyamanan Jokowi sebagai kepala negara.

"Masukan dari para ulama. Serta arahan dari Imam Besar. Panitia memutuskan tidak mengundang secara tertulis ke Pak Jokowi dengan berbagai pertimbangan yang ada," ujarnya usai acara diskusi yang dilakukan di Jakarta Pusat, Sabtu (1/12). Rencananya, Reuni Aksi 212 akan dimulai sejak Minggu pukul 03.00 dini hari. Acara akan dimulai dengan cara salat tahajud berjemaah, dilanjutkan dengan salat subuh dan melantunkan zikir hingga acara berikutnya. Kegiatan Reuni Aksi 212 akan diisi tausiyah dari sejumlah ulama hingga berakhir pukul 12 siang. Rencananya, imam besar Front Pembela Islam (FPI) akan ikut memberikan tausiyah lewat video elektronik yang dipasang di lokasi acara.




Jakarta, CNN Indonesia -- Gelombang massa terhitung ratusan ribu kepala, berbaris rapi santun menyeruduk masuk halaman Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Pada pagi 2 Desember 2016, massa berbalut nuansa putih bertakbir. Shalawat pun menggema tanpa terputus. Kala itu umat Muslim menyuarakan aksi prihatin, marah, hingga murka ketika Alquran dianggap dinista oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok . Gubernur DKI saat itu berpidato menyinggung Surat di dalam Alquran, Al-Maidah ayat 51 tentang pedoman memilih pemimpin. Konten pidatonya kemudian divonis hakim menghinakan Alquran.

Pidato Ahok yang disampaikan kepada masyarakat Pulau Seribu di 27 September 2016 itu tersebar lewat video melalui media sosial Facebook pada 6 Oktober 2016. Akun yang menyebarkan adalah milik Buni Yani. Tak lama setelah video itu viral , Ahok kemudian dilaporkan oleh seseorang bernama Habib Novel Chaidir Hasan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama. (AFP PHOTO / POOL / Miftahul HAYAT)

Pidato Ahok, video Buni Yani, dan pelaporan ke polisi itu menjadi titik awal massa dalam hitungan ratusan ribu itu berkumpul atas nama Aksi 212 . Angka 212 merupakan penjelasan dari aksi yang dilakukan pada tanggal 2 Desember. Ahok sempat meminta maaf atas yang ia sebutkan dalam pidatonya, namun hal ini justru menuai reaksi yang lebih besar. Pada 7 November 2016, ia datang ke Bareskrim untuk memberikan klarifikasi. Penjelasan Ahok tak meredam kemarahan. Gerakan yang mengklaim atas nama pembelaan agama Islam digalang sekelompok ormas Islam, yang menamakan diri Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).

GNPF-MUI diketuai oleh Bachtiar Nasir. Dia lah menjadi salah satu sosok sentral dalam aksi 212. Sesuai namanya, GNPF-MUI dibentuk tak lama setelah MUI meluncurkan sikap keagamaan terkait ucapan Ahok. MUI menyatakan sikap keagamaan, bahwa pernyataan Ahok termasuk menghina Alquran dan atau menghina ulama. Fatwa juga meminta, aparat penegak hukum wajib menindak tegas yang bersangkutan. Sikap dan pernyataan ini kemudian jadi landasan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI. Momen-momen Penting Seputar Aksi 212 4 November 2016 Ratusan ribu masyarakat muslim berkumpul di depan Masjid Istiqlal, Jakarta untuk melakukan aksi yang disebut Aksi Bela Islam. Aksi hari itu pun juga disebut Aksi 411, yakni penyingkatan aksi 4 November. Di sini benih gerakan 212 mulai ditabur. 15 November 2016 Polisi melalui Bareskrim menggelar gelar perkara, di tengah tensi atas aksi umat yang eskalasinya meningkat. Gelar perkara dihadiri juga oleh saksi yang salah satunya adalah Pemimpin FPI Rizieq Shihab. Ahok pun menjadi tersangka penistaan agama pada 16 November 2016. 12 Desember 2016 Gelombang aksi kian membesar. Momen inilah yang disebut Aksi 212, atau dikenal juga Aksi Bela Islam Jilid 3. Aksi tersebut dimaksudkan untuk menuntut pemenjaraan Ahok.

Ilustrasi aksi 212. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Aksi 212 pun bukan tanpa tudingan politisasi. Bahkan sejumlah aktivis ditangkap, diduga terlibat dalam upaya makar memboncengi Aksi 212. Petugas Polda Metro Jaya mengamankan Ahmad Dhani, dan menangkap beberapa orang lain atas tuduhan makar yaitu Mayor Jenderal Purn Kivlan Zein, Rachmawati Soekarnoputeri, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas, Eko, Adityawarman, Firza Huzein, dan Jamran. Tiga orang yang ditahan itu adalah Sri Bintang Pamungkas serta kakak-adik, Jamran dan Rizal. Sri Bintang dijerat dengan Pasal 107 KUHP juncto 110 juncto 87 tentang Permufakatan Jahat dan Pasal 28 ayat 2 juncto 45 ayat 2 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE. Sedangkan Jamran dan Rizal dikenakan Pasal 28 ayat 2 juncto 45 ayat 2 UU 1998 tentang ITE karena terbukti kerap mem-posting ujaran kebencian dan menyebarluaskan informasi yang bernuansa permusuhan. Polisi mengklaim penangkapan ini didasari bukti kuat. Merupakan hasil monitoring dalam kurun waktu 3-4 minggu terakhir sebelum Aksi 212 digelar. Meski demikian, aksi 212 yang digelar pada 2 Desember 2016 pun tak tergembosi. Ratusan ribu massa hadir memadati halaman Monas. Presiden Jokowi pun hadir dalam acara, mengikuti salat Jumat yang digelar dengan khatib Rizieq Shihab, imam besar Front Pembela Islam.

Ilustrasi aksi 212. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Tujuan memenjarakan Ahok tak terlaksana saat itu, namun Aksi 212 terbilang sukses sebagai ajang konsolidasi umat. Sejumlah momen terabadikan, menunjukkan umat Islam yang santun menyampaikan tuntutan kepada pemerintah. Hingga pada akhirnya, Ahok dinyatakan bersalah pada 9 Mei 2017. Ia pun dijerat Pasal 156a KUHP, yaitu, secara sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama. Ahok divonis dua tahun penjara. Aroma Pilpres Tahun ini, aksi 212 juga akan dilaksanakan kembali di tempat yang sama, lingkaran Monumen Nasional pada 2 Desember mendatang. Namun, di tahun 2018 mendekati Pemilu 2019 ini, sejumlah tokoh alumni 212 memutuskan untuk keluar dari pergerakan tersebut.

Hal ini dimotivasi oleh perubahan arah gerakan yang mengarah ke politik praktis. Soal aroma politik ini juga dirasakan pengamat politik Populi Center Usep S Ahyar. Dia menyoroti relevansi aksi tersebut.  Usep mengatakan pada mulanya aksi 212 merupakan salah satu rangkaian aksi menuntut Ahok dihukum dalam kasus penistaan agama, 2016 silam.  Jika melihat semangat awal pergerakan tersebut, kemudian dilakukan kembali saat ini meski dengan embel-embel 'reuni' maka menjadi tidak relevan. Usep menilai hal itu lantaran apa yang dicita-citakan oleh massa saat itu sudah tercapai.  Reuni Aksi 212 justru memunculkan pertanyaan mengenai tujuan aksi tersebut saat ini. "Sekarang aksi buat apa?" kata Usep saat dihubungi CNNIndonesia.com .  Menurut Usep, aksi yang akan dilakukan nanti justru bernuansa politik, terutama terkait Pilpres 2019. Meski hal itu sudah dibantah oleh sejumlah tokoh Persaudaraan Alumni 212 yang menggagas Reuni Aksi 212, Usep masih meyakini kentalnya unsur politik dalam Reuni Aksi 212 berdasarkan narasi-narasi yang dilontarkan para tokoh di dalamnya selama ini.  Usep menilai narasi kelompok yang menggagas Reuni Aksi 212 kerap mengkritik pemerintah yang berkuasa. Misalnya soal kriminalisasi terhadap ulama. Selain itu, tokoh-tokoh yang menggagas aksi pun didominasi oleh tokoh yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, lawan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Reuni Aksi 212 tinggal hitungan waktu. Bagaimana pun arah dari gerakan tersebut, masyarakat yang nanti menilai. (ain/dea)




Tokoh Lintas Agama Mengaku Akan Hadir di Reuni Aksi 212

Jakarta, CNN Indonesia -- Perwakilan tokoh lintas agama memastikan datang ke acara  Reuni Akbar Mujahid 212 yang akan dilaksanakan di Monas, Minggu (2/12).  Pendeta Butjesewu dari Komunitas Kristen Katolik Indonesia (KKKI) mengatakan mereka akan datang ke acara tersebut sebab tema yang diusung menyangkut masalah persaudaraan dan kebangsaan.

"Reuni ini adalah temanya menyangkut masalah persaudaraan dan kebangsaan Indonesia. Tentunya, untuk hilangkan rasa takut dan rasa tidak nyaman," ucap Butjesewu saat jumpa pers tokoh lintas agama di Hotel Alia Cikini, Jakarta, Sabtu (1/12). Konferensi pers tokoh lintas agama ini juga dihadiri Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) Yusuf Muhammad Martak dan Ketua PA 212 Slamet Maarif. Butje mengatakan acara Reuni Akbar Mujahid 212, akan dihadiri umat Kristiani dan agama lain. Menurut dia, hal itu menandakan bahwa seluruh masyarakat Indonesia cinta Tanah Air dan cinta damai. Senada dengan Butje, Pendeta Etika Hia dari Gereja Orahua Niha Keriso Protestan (ONKP) mengatakan acara Reuni Akbar Mujahid 212 sebagai ajang doa bersama untuk kemanusiaan yang adil dan beradab.

"Karena tema relevan, bagaimana bangun persaudaraan sejati tanpa sekat agama ras antar golongan. Biarlah gerakan bersama ini bahwa Indonesia milik bersama. Indonesia bingkai NKRI, rumah bersama," kata Etika. Dalam konferensi pers yang dihadiri perwakilan agama Kristen, Katolik, dan Hindu itu, Etika mengaku tidak ada unsur politik di acara reuni aksi 212 esok hari karena bersifat doa.  "Doa untuk kebangsaan lebih baik ke depan. Biarlah pileg ini berjalan baik dan kampanye yang disampaikan Jokowi adalah suka cita. Maka, ada keceriaan bersama di situ," tutur Etika. Ketua Umum Badan Musyawarah Umat Nasrani Jon Lokolo menganggap reuni 212 juga sebagai ajang untuk mencari solusi agar bangsa dan agama selalu tentram. 

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Reuni Akbar 212 Sobri Lubis mengatakan panitia aksi 212 kali ini membuka pintu bagi umat nonmuslim yang ingin bergabung. Mereka juga mengundang tokoh lintas agama. "Kami akan berusaha untuk kalangan nonmuslim silahkan untuk hadir dan nanti akan diumumkan tempatnya oleh panitia. Reuni 212 ini bukan hanya milik Islam, tapi persatuan NKRI," ucap Sobri Lubis.  (din/dea)



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply