Contact Form

 

Google Doodle Maria Walanda Maramis, Berikut Jasa dan Kehebatan Beliau yang Patut Dikenang


TRIBUN-TIMUR.COM - Google Doodle menampilkan sosok Maria Walanda Maramis pada Sabtu (1/12/2018).

Siapa sosok Maria Walanda Maramis yang jadi Google Doolde pada hari ini?

Dikutip dari Wikipedia.org, Maria Walanda Maramis adalah sosok Pahlawan Nasional kita.

Maria Walanda Maramis memiliki nama lahir Maria Josephine Catherine Maramis dan lahir di Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872.

Beliau menghembuskan nafas terakhir di di Maumbi, Sulawesi Utara, 22 April 1924 pada usia 51 tahun.

Beliau jadi Pahlawan Nasional karena usahanya untuk mengembangkan keadaan wanita di Indonesia pada permulaan abad ke-20.

Setiap tanggal 1 Desember, masyarakat Minahasa memperingati Hari Ibu Maria Walanda Marami yang dianggap sebagai sosok pendobrak adat, pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan.

Menurut Nicholas Graafland, dalam sebuah penerbitan "Nederlandsche Zendeling Genootschap" tahun 1981, Maria Walanda Maramis ditahbiskan sebagai salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki "bakat istimewa untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk memperkembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelaki".

Untuk mengenang jasanya, telah dibangun Patung Maria Walanda Maramis yang terletak di Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang, sekitar 15 menit dari pusat Kota Manado yang dapat ditempuh menggunakan angkutan darat.

Baca:   Penyebab KPI Hentikan Pagi Pagi Pasti Happy Selama 3 Hari, Gimana Nasib Nikita Mirzani dkk?

Baca:   Danlanud Hasanuddin Diganti dari Marsma TNI Bowo Budiarto ke Marsma TNI Hendrikus Haris Haryanto

Baca:   Deretan Kehebatan Mayjen TNI Maruli Simanjuntak Sang Komandan Paspampres Baru, Termasuk soal Mertua

Di sini, pengunjung dapat mengenal sejarah perjuangan seorang wanita asal Bumi Nyiur Melambai ini.




Bengaluru, Dec 1: Search giant Google dedicated Doodle in honour of Maria Walanda Maramis, a National Hero of Indonesia who fought tirelessly for the advancement of women in her home country at the beginning of the 20th century.

Born in a small village in North Minahasa Regency on this day in 1872, Maramis was the youngest of three children. Orphaned at an early age, she was raised by an uncle along with her siblings. Maramis and her sister were offered only basic schooling because of their gender.

After moving to Manado, the capital city of North Sulawesi province, she began writing an op-ed column in a local newspaper, Tjahaja Siang. Her writings emphasized the importance of mothers as caretakers of their family's well-being, health care, and education.

Also read: Google dedicates doodle to 'Day of the Dead'

Based on these principles, she founded the organization PIKAT, an Indonesian acronym for "Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya," which translates as "The Love of a Mother Toward her Children." PIKAT members learned essential household skills like cooking and sewing and caring for their children's health. The organization expanded as far away as to Java where local women organized their own branches.

Turning her attention to politics, Maramis fought for women's right to vote in choosing their representatives. Her efforts paid off in 1921 when the government allowed women to participate in elections. PIKAT's work went on, aided by Maramis' daughter Anna Matuli Walanda.

In 1969, in appreciation of her accomplishments on behalf of Indonesian women, the government decreed Maramis a National Hero. Her work towards the emancipation of women is celebrated on her birthday and a statue stands in her honor in the village of Komo Luar.

Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply