Perempuan berambut sebahu itu mengarahkan telepon genggamnya ke sederetan sayuran-buah di hadapannya. Ia pun memindai kode barang yang tertera di sana. Menggunakan aplikasi Taobao milik Alibaba Group, dia memindahkan barang-barang tersebut ke daftar keranjang belanjaannya. Dengan aplikasi tersebut, dia juga mengetahui perkembangan harga. Promosi yang ditawarkan oleh supermarket Freshippo -masyarakat Tiongkok lebih akrab menyebutnya Hema- ini langsung terbaca. Setelah itu, ia bisa melakukan pembayaran sendiri melalui sebuah anjungan kasir mandiri. (Baca juga: Dalam Satu Jam, Penjualan Online Alibaba Tembus Rp 149 Triliun ) Dari daftar belanjaannya yang terkumpul di gawainya, ia tinggal men- scan kembali di anjungan tadi. Tak perlu uang tunai. Semua pembayaran diambil dari dompet elektroniknya atau e-wallet melalui platform Alipay. Barang pun tinggal dijinjing keluar dari supermarket yang terletak di Yinxiang Road 609, Jidiang Distric, Shanghai, Cina itu. (Katadata | Muchamad Nafi) Lalu, bagaimana jika dia tak sempat membawanya ke rumah karena satu-dua hal? Kepada Katadata.co.id yang ikut dalam kunjungan ke Freshippo kemarin, petugas Alibaba menjelaskan bahwa pihak toko bisa membantu mengantarkan ke rumahnya. Hal ini layaknya ketika pelanggan membeli secara online . Bagi konsumen yang tinggal dalam radius tiga kilometer, mereka akan menerima belanjaannya sekitar setengah jam kemudian. (Baca juga: Perjalanan Alibaba Memanjakan Para Jomblo dengan Pesta Diskon ) Freshippo di Yinxiang Road 609 ini merupakan satu dari sekitar 90-an supermarket serupa di seluruh Cina yang tersebar di 16 kota. Selain di Shanghi, Hema bisa ditemui seperti di Beijing, Hangzhou, Guiyang, Shenzen, dan Ningbo. Hema merupakan salah satu terobosan yang dilakukan oleh Alibaba dalam mengawinkan toko tradisional dan digital. Raksasa digital dan e-commerce Cina ini pertama kali memperkenalkannya tiga tahun lalu. Mereka menyebutnya sebagai “new retail”. (Katadata | Muchamad Nafi) Dengan konsep ini, Alibaba ingin mendefinisakan ulang cara untuk berdagang dengan menggabungkan pengalaman belanja secara online dan offline . “Kami bukan masuk ke bisnis retail fisik, namun untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan dan mengubah kegiatan operasional ke platform digital,” demikian Alibaba menyampaikan maksudnya. (Baca juga: Strategi Perdagangan Global Alibaba di Pameran Impor Internasional ) Transkasi digital Alibaba tersebut cukup beralasan jika melihat pangsa pasar yang masih begitu luas di segmen tradisional. Saat ini, baru 20 persen transaksi di Cina menggunakan paltform e-commerce . “Kami mendorong transformasi digital di industri retail tradisional dengan mengubah sistem operasional.” Karena itulah Alibaba akan terus memperluas Freshippo pada tahun depan. Restoran dengan Pelayanan Robot Di Freshippo Yinxiang Road 609 ini, para pengunjung tidak hanya bisa berbelanja aneka kebutuhan sehari-hari. Pengelola Freshippo menyediakan salah satu bagiannya sebagai restoran. Di sini, semua menu “fresh” yang diambil dari supermarket tersebut, mulai dari sayur dan buah-buahannya hingga aneka menu ikan, kepiting, dan udang yang masih dalam keadaan hidup. Seperti ketika belanja barang-barang, pengunjung pun tinggal menggunakan aplikasi Freshippo yang ada di Taobao untuk memesan. Setelah itu, mereka tinggal duduk manis di meja yang tersedia dan menunggu hidangannya. (Katadata | Muchamad Nafi) Di sini, layanan pengantaran tidak dilakukan pramuniaga melainkan oleh robot. Di samping meja mereka memang dilalui jalur “tol” untuk hilir mudik robot-robot tersebut. “Makanan sudah sampai. Silakan menikmati,” demikian kata si robot ketika mengantarkan hidangan. Bagi yang telah berbelanja namun ingin makan di restoran terlebih dahulu, Freshippo menyediakan tempat penyimpanan. Dengan fasilitas ini, semua barang yang telah mereka beli akan terjaga dalam keadaan segar. (Katadata | Muchamad Nafi) Semuanya juga dilakukan secara robotik. Alibaba menyebutnya dengan Robot He, yang bekerja di dalam satu ruang kaca untuk memberi kepastian kesegaran atas barang-barang belanjaan tadi. Email sudah ada dalam sistem kami, silakan coba dengan email yang lainnya. Maaf Telah terjadi kesalahan pada sistem kami. Silahkan coba beberapa saat lagi
Ajang penjualan online terbesar yang digelar Alibaba Group dimulai pukul 00.00, Minggu (11/11). Katadata.co.id yang mengikuti langsung ajang itu di Shanghai, Tiongkok, mencatat, hanya dalam satu jam, total transaksi di merchandise atau Gross Merchandise Value (GMV) masyarakat di berbagai penjuru dunia yang berbondong-bondong menyerbu ajang “11.11 Global Shopping Festival” ini mencapai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 149 triliun.
Dalam satu jam ini, angka tersebut sudah melampaui total GMV tahun 2016 sebesar RMB 120,7 miliar. Bahkan, hingga pukul 09.00 Minggu pagi, jumlahnya mencapai RMB 126,72 miliar atau US$ 18,27 miliar. Bila ditilik penjulan per menit dini hari tadi, total GMV US$ 1 miliar (RMB 6,9 miliar) tercapai hanya dalam tempo 1 menit 25 detik melalui transaksi Alipay.
(Baca: Satu Dekade Pesta Diskon 11.11, Alibaba Optimistis Cetak Rekor Lagi).
Para pembeli dari penjuru dunia itu berbelanja melalui semua jaringan e-commerece Alibaba, terutama Tmall yang berbasis di Cina. Di negara lain, seperti Indonesia, mereka bertansaksi melalui Lazada. Ada pula yang berbelanja di market place retail lainnya seperti AliExpress. Menurut keterangan resmi Alibaba, semua nilai tersebut sudah termasuk biaya pengiriman yang dibayarkan jika tersedia.
Dengan pergerakan begitu cepat ini, target untuk melewati rekor tahun lalu kemungkinan tercapai. Pada 2017, total GMV US$ 25,3 miliar. Masih ada waktu 15 jam menuju penutupan pesta diskon belanja ini, yang dahulu diperingati sebagai “Single's Day”, sebuah perayaan yang digelar para pemuda-pemudi di Cina yang masih menyendiri atau jomblo.
Bila di tengok ke belakang, Festival 11.11 pertama di 2009 meraup transaksi di merchandise atau Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$ 7,8 juta. Jumlahnya terus melejit setiap tahun seiring dengan pengguna internet di Tiongkok yang meningkat menjadi 802 juta dalam 10 tahun terakhir, dan 98 persen di antaranya mengakses internet melalui telepon genggam.
(Baca: Perjalanan Alibaba Memanjakan Para Jomblo dengan Pesta Diskon)
Dalam ajang kali ini, ada lebih dari 180 ribu merek yang diperdgangkan. Jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat. Untuk pertama kalinya, sejumlah merek produk Indonesia turut terpampang pada pesta belanja online terbesar di dunia yang digelar setiap 11 November.
Ada lima merek Tanah Air yang mejeng di platform Tmall Global tersebut. Kelimanya yaitu Kapal Api, biskuit Richeese, sarang burung walet Yan Ty Ty, kerupuk udang Papatonk, dan Indomie. Pada 2 November kemarin, Alibaba meluncurkan Paviliun Indonesia di mal online itu, tempat produk-produk Indonesia diperjualbelikan secara elektronik.
Bagi Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok Djauhari Oratmangun, masuknya produk Indonesia dalam jaringan raksasa Tmall merupakan langkah penting dalam menjangkau konsumen Tiongkok. Dia berharap inisiatif ini semakin menarik minat konsumen Negeri Panda itu untuk menikmati cita rasa Indonesia.
(Baca: Kapal Api - Indomie Hiasi Paviliun Indonesia di Pesta Belanja Alibaba).
Sebaliknya, kata dia, bisa menarik minat lebih banyak produk terbaik Indonesia untuk memanfaatkan peluang tersebut. “Ini sebagai proses pembelajaran juga bagi kita. Sudah ada lima produk, mudah-mudahan ada produk lain yang masuk,” kata Djauhari sesudah pembukaan hitung mundur 11.11 Global Shopping Festival di kawasan Mercedes Benz Arena, Shanghai, Minggu dini hari, (11/11/2018).
Gala hitung mundur ini juga bisa disaksikan dalam platform streaming video milik Alibaba, Youku, yang digelar untuk keempat kalinya dalam perayaan 11.11 Global Shopping Festival. Para penonton juga dapat menyaksikan melalui duastasiun TV di Tiongkok. Acara tersebut dimeriahkan oleh penampilan artis-artis internasional seperti Miranda Kerr, Mariah Carey, dan atraksi dari Cirquedu Soleil.
Liputan6.com, Shanghai - Berkunjung ke Kota Shanghai di China tak lengkap rasanya jika tidak menyempatkan waktu mengunjungi Starbucks Reserve Roastery Shanghai. Gerai ini merupakan gerai kopi milik Starbucks yang terbesar di dunia.
Perusahaan kopi asal Seattle, Amerika Serikat ini menyebut gerai tersebut sebagai tempat mencoba pengalaman minum kopi multi sensoris pertama di Asia.
Bekerjasama dengan New Retail milik Alibaba Group, Starbucks memperlihatkan kepada pengunjung sebuah pengalaman digital tersendiri, yakni dengan menyaksikan sistem kerja pembuatan kopi lewat layar sentuh di telepon genggam.
Liputan6.com mendapat kesempatan untuk mencoba pengalaman tersebut. Saat masuk ke Starbucks Reserve Roastery Shanghai, penikmat kopi langsung disambut dengan langit-langit ruangan berbentuk heksagonal buatan tangan. Desain tersebut terinspirasi oleh sistem penguncian espresso shot pada mesin pembuatan espresso.
Beranjak lebih ke dalam, pengunjung akan merasakan konsep roastery yang Starbucks usung di gerai tersebut. Dengan mata telanjang, peminum kopi bisa melihat langsung melihat proses pengolahan biji kopi hingga menjadi sebuah sajian minuman.
Konsep ini sendiri hanya Starbucks tawarkan di tiga kedai milik mereka. Selain di Shanghai, dua lainnya berada di kota asalnya, Seattle, Amerika Serikat dan di Milan, Italia.
Tak hanya itu, pengunjung juga dapat mengaktifkan perangkat mobile untuk coba merasakan pengalaman Augmented Reality (AR). Lewat aplikasi Taobao, pelanggan bisa mendapatkan informasi seputar kopi atau fasilitas roastery di sana lewat sebuah sajian tiga dimensi.
HONG KONG, KOMPAS.com – Pesta belanja online terbesar di dunia Single’s Day atau 11.11 kembali hadir. Hanya dalam waktu 1 menit 25 detik dimulainya Singles Day , penjualan raksasa e-commerce China Alibaba dilaporkan telah menembus 1 miliar dollar AS.
Dikutip dari Bloomberg, Minggu (11/11/2018), penjualan Alibaba mencapai angka 1,44 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 21 triliun.
Sementara itu, CNBC mewartakan, gelaran pesta diskon Singles Day jauh lebih besar dalam hal penjualan ketimbang Black Friday dan Cyber Monday di AS bila digabungkan. Penjualan ini dibukukan di tengah tekanan yang berasal dari perlambatan ekonomi China.
Selain itu, ada pula kondisi munculnya pesaing-pesaing baru di industri e-commerce dan perang dagang dengan AS. Pada bulan ini, Alibaba mengoreksi proyeksi pendapatannya sebesar 6 persen untuk tahun ini.
Baca juga: 4 Gaya Milenial Sambut Festival Belanja Online 11.11
“Kemungkinan akan ada perlambatan pertumbuhan pada penjualan Singles Day, karena mereka telah mengalami pertumbuhan eksponensial sebelumnya. Sejalan dengan festival (belanja) ini semakin terbentuk kuat, kita bisa mengekspektasikan bahwa tingkat pertumbuhannya akan melambat,” sebut Xiaofeng Wang, analis dari biro riset Forrester.
Singles Day adalah hari besar tak resmi di China untuk merayakan mereka yang jomblo alias tak memiliki pasangan. Tanggal 11 bulan 11 dimaksudkan untuk menyimbolkan para jomblo yang sendirian.
Alibaba mulai menawarkan diskon pada Singles Day pada tahun 2009. Sejak saat itu, Singles Day jadi pesta belanja online terbesar di china.
Beberapa platform e-commerce asal China lainnya juga turut serta dalam Singles Day, seperti JD.com. Pesta belanja online tersebut pun mulai merambah ke luar China.
Lini bisnis Alibaba di Asia Tenggara, Lazada, juga menawarkan diskon Singles Day di Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapura, dan Vietnam.