SERAMBINEWS.COM - Dua video dan dua foto terkait letusan Gunung Soputan Sulawesi Utara, Rabu (3/10/2018) pukul 8.47 Wita, beredar cepat (viral) melalui media sosial dan layanan berbagi pesan dan video.
Pihak BNPB menyatakan memang benar Gunung Soputan meletus pada Rabu (3/8/2018) pukul 08.47 WITA.
Tapi letusan Gunung Soputan itu tidak mengeluarkan lava dari kawah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB , Sutopo Purwo Nugroho , melalui akun twitternya menyatakan beberapa foto dan video yang viral di medsos itu bukan letusan Gunung Soputan, Sulawesi Utara, melainkan erupsi gunung berapi di Amerika Selatan.
"Abaikan dan delete jika menerima video ini di medsos," tulis Sutopo dalam salah satu cuitannya di Twitter.
Penjelasan Sutopo ini sekaligus menjawab isi pesan, video, sekaligus foto-foto erupsi gunung berapi yang beredar viral melalui media sosial, hari ini.
“Gunung Soputan Sulawesi Utara hari ini meletus 8.47 Wita. Mari kita doakan saudara 2 kita selamat dari marabahaya,” demikian bunyi pesan yang beredar cepat melalui grup-grup medsos dan layanan berbagi pesan.
Pesan ini disertai dengan dua video serta dua foto yang memperlihatkan kepulan debu tebal yang membumbung ke angkasa.
Video terlihat direkam oleh orang yang sedang menghindar dari lokasi kejadian dengan kendaraan bermotor.
Ada juga video lahar panas berwarna merah yang mengalir deras ke bawah gunung berapi.
Liputan6.com, Jakarta - Gunung Soputan yang terletak di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara meletus pagi ini pukul 08.47 Wita. Pos Pengamatan Gunung Soputan PVMBG melaporkan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 4.000 meter di atas puncak kawah atau 5.809 m di atas permukaan laut.
"Kolom abu dengan tekanan kuat teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 39 mm dan durasi sekitar 6 menit," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/10/2018).
Sutopo mengatakan, hujan abu vulkanik diperkirakan jatuh di daerah di barat-barat laut Gunung Soputan .
Saat ini Gunung Soputan berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi, masyarakat agar tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan dan di dalam area perluasan sektoral ke arah Barat-Baratdaya sejauh 6,5 km dari puncak yang merupakan daerah bukaan kawah untuk menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas.
KOMPAS.com - Setelah gempa dan tsunami mengguncang Palu dan Donggala pada pekan lalu, hari ini, Rabu (3/10/2018), Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, meletus.
Lava pijar menyeruak dari mulut kawah Gunung Soputan. Semburan kolom abu vulkanik mencapai tinggi hingga 4.000 meter.
Sayangnya, oknum warganet menyebarkan video hoaks terkait bencana letusan gunung berapi tersebut.
Berikut sejumlah fakta yang terungkap saat Gunung Soputan meletus.
1. Meletus dengan semburan abu vulkanik setinggi 4.000 meter
dok. BNPB Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, meletus pada Rabu (3/10/2018 pukul 08.47 Wita.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 4.000 meter di atas puncak kawah atau 5.809 meter di atas permukaan laut.
"Kolom abu dengan tekanan kuat teramati berwarna kelabu hingga cokelat dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 39 mm dan durasi sekitar 6 menit," kata Sutopo dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Sutopo menyebutkan, hujan abu vulkanik diperkirakan jatuh di daerah barat laut Gunung Soputan.
Baca Juga: Gunung Soputan Meletus Keluarkan Abu Vulkanik Setinggi 4 Km
Aplikasi Pesan WhatsApp Beredar foto dan video yang menampilkan dahsyatnya letusan Gunung Soputan melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Rabu (3/10/2018)
Entah apa yang diinginkan penyebar informasi hoaks. Sesaat setelah Gunung Soputan meletus, tersebar video yang menggambarkan peristiwa letusan gunung dan menumpahkan lava pijar di sekitar lereng gunung.
Selain video, banyak foto yang menggambarkan peristiwa letusan gunung berapi sesaat setelah meletusnya Gunung Soputan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memastikan video dan foto tersebut, hoaks.
Hal itu dikatakannya melalui akun resmi Twitter Sutopo Purwo Nugroho, @Sutopo_PN
"Video ini bukan erupsi Gunung Soputan. Ini erupsi gunung di Amerika Selatan. Jika dikatakan erupsi Gunung Soputan, itu HOAX. Abaikan dan jangan ikut menyebarkan di sosial media," tulis Sutopo dalam twitnya.
Baca Juga: Beredar Video dan Foto Meletusnya Gunung Soputan, BNPB Pastikan Hoaks
PVMBG Gunung Soputan meletus dan mengeluarkan abu vulkanik setinggi 4 Km pada Rabu (3/10/2018).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menegaskan, Gunung Soputan berada pada status level III atau Siaga.
"Masyarakat agar tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan," katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (3/10/2018).
Selain itu, warga di wilayah barat dan barat daya juga diminta menjauh sejauh 6,5 kilometer dari puncak Gunung Soputan yang merupakan daerah bukaan kawah untuk menghindari kemungkinan guguran lava atau awan panas.
Warga di sekitar Gunung Soputan juga dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernafasan jika terjadi hujan abu.
Selain itu, potensi ancaman aliran lahar, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan.
Baca Juga: Gunung Soputan Meletus, Warga Diminta Menjauh dari Radius 4 Km
KOMPAS.com/Fery Yoga Saputra Petugas memasang plang bertuliskan jalur pendakian Gunung Lawu ditutup menyusul badai dan kebakaran yang melanda gunung itu sejak, Senin ( 28/8/2017) malam.
Jalur pendakian ke Gunung Soputan ditutup pasca- erupsi yang terjadi pada Rabu (3/10/2018).
"Saat ini jalur pendakian dari berbagai arah dinyatakan ditutup selama erupsi," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minahasa Tenggara, Erick Manaroinsong, di Silian, Rabu (3/10/2018). Sebelumnya, pihaknya juga telah mengeluarkan rekomendasi agar warga tidak mendekat ke arah Gunung Soputan dalam radius 4 kilometer.
"Aktivitas kami batasi di radius empat kilometer untuk aktivitas masyarakat dari puncak gunung," tuturnya.
Masyarakat juga diimbau tidak melakukan penambangan di sekitar gunung.
Baca Juga: Pascaerupsi, Jalur Pendakian di Gunung Soputan Ditutup
KOMPAS.com — Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara , Provinsi Sulawesi Utara, meletus pada Rabu (3/10/2018 pukul 08.47 Wita.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Pos Pengamatan Gunung Soputan, tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 4.000 meter di atas puncak kawah atau 5.809 meter di atas permukaan laut.
"Kolom abu dengan tekanan kuat teramati berwarna kelabu hingga cokelat dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 39 mm dan durasi sekitar 6 menit," kata Sutopo dalam siaran pers yang diterima Kompas.com , Rabu. Sutopo menyebutkan, hujan abu vulkanik diperkirakan jatuh di daerah di barat-barat laut Gunung Soputan.
Baca juga: Gunung Sinabung Berstatus Awas, Soputan dan Karangetang Siaga
Namun demikian, hujan abu vulkanik tidak mengganggu penerbangan. Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado tetap beroperasi normal. Posisi bandara berada di Tenggara dari Gunung Soputan. "BPBD masih melakukan pemantauan. Belum ada laporan dampak letusan Gunung Soputan. BPBD membagikan masker kepada masyarakat," kata Sutopo. Saat ini, Gunung Soputan berada pada Status Level III (Siaga). Sutopo mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Soputan.
Masyarakat juga diimbau tidak masuk ke area perluasan sektoral ke arah barat-barat daya sejauh 6,5 km dari puncak Soputan. Sebab, daerah itu merupakan kawasan bukaan kawah untuk menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas.
"Masyarakat di sekitar Gunung Soputan dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu," imbaunya.
Baca juga: Soputan Kembali Erupsi, Debu Vulkanis Mencapai Ratatotok
Warga juga diminta mewaspadai potensi ancaman aliran lahar yang dapat terjadi setelah terjadinya erupsi. Material erupsi bisa terbawa oleh air, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan, seperti Sungai Ranowangko, Lawian, Popang, dan Sungai Londola Kelewahu.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Ikuti semua rekomendasi PVMBG. Pos pengamatan Gunung Soputan terus memantau aktivitas vulkanik. Masyarakat belum perlu mengungsi karena masih aman. Di dalam radius 4 km tidak ada permukiman. Jadi masih aman," katanya.