Contact Form

 

Gempa Lombok Dirasakan 4 Kali Lebih Kuat, Masyarakat Menangis Panik


Gempa 7 SR di Lombok Utara, NTB diikuti dengan gempa susulan. Ada 14 kali gempa susulan. "Hingga saat ini telah ada 14 kali gempa susulan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan, Minggu (5/8/2018).

Gempa pertama terjadi pada pukul 18.46 WIB dengan kekuatan 7 SR pada kedalaman 15 km. Pusat gempa 18 km Barat Laut Lombok Timur NTB. Gempa berpotensi tsunami. "Gempa dirasakan di Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, Pulau Bali hingga Jawa Timur bagian Timur. Guncangan sangat keras dirasakan di Kota Mataram. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Masyarakat berlalu lalang di jalan dengn kondisi gelap karena listrik padam," papar Sutopo. Berdasarkan laporan BMKG telah ada tsunami dengan ketinggian tsunami yang masuk kedaratan 10 cm dan 13 cm. Diperkirakan maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter. Tonton juga 'Lombok Utara Diguncang Gempa 7 SR': [Gambas:Video 20detik]




JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menceritakan kondisi masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) sesaat setelah gempa bermagnitudo 7 melanda pulau tersebut.

Dalam wawancara di stasiun televisi Metro TV, Sutopo mengatakan, dirinya mendapat informasi bahwa gempa yang terjadi pada 18.46 Wita itu dirasakan 4 kali lebih besar daripada gempa yang sebelumnya terjadi di Lombok timur yang bermagnitud 6,4.

"Empat kali lebih besar dari gempa Lombok timur. Masyarakat menangis, teriak, panik," katanya, Minggu (5/8/2018).

Baca juga: Gempa Bermagnitudo 7 Guncang Lombok, Berpotensi Tsunami

Dia juga mengatakan, gempa susulan masih akan terjadi.

Soal potensi tsunami, Sutopo mengaku belum mendapat laporan. Menurutnya, di Lombok, baik barat dan timur, tidak terdapat sirine peringatan tsunami.

"Tapi apakah ada yang berbasis komunitas, kami belum mendapat laporan," tambahnya.

ANTARA FOTO/Khairun Nisa Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan pers terkait perkembangan dan penanganan erupsi Gunung Agung di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (27/11/2017). Status Gunung Agung dinaikkan dari status SIAGA menjadi AWAS dan menetapkan radius aman bagi masyarakat menjadi 10 kilometer dari puncak kawah.

Sutopo juga menjelaskan mengapa dalam 2 minggu terakhir, gempa terjadi susul menyusul.

Baca juga: Gempa Berpotensi Tsunami, Warga Lombok Barat Mulai Mengungsi ke Dataran Tinggi

Menurutnya, sumber gempa berasal dari sesar Flores yang memanjang dari Sumbawa, Nusa  Tenggara Timur, hingga ke Selat Bali di utara Lombok. Sesar tersebut merupakan sesar aktif.

Dia juga mengatakan, telah terjadi gempa susulan lebih dari 500 kali. Namun, untuk gempa yang terjadi sore ini tidak berasal dari pusat gempa yang terjadi sebelumnya.

"Bukan di pusat (gempa yang bermagnitudo) 6,4 tapi di segmen yang hampir sama," katanya lagi.

Sebelumnya, Lombok dilanda gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,4 mengguncang Lombok, Sumbawa, dan Bali, Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB. Warga yang merasakan guncangan gempa berhamburan ke luar rumah.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 6,4. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.

Baca juga: Pengungsi Gempa Lombok Mulai Diserang Diare

"Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya maka gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," terang Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI), sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI.

Baca juga: BMKG: Kabar Gempa Lombok Picu Gempa Megathrust Hoaks

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 06.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 11 gemp abumi susulan (aftershock) yang paling kuat M=5,7.

Pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Agus menambahkan, tim BMKG akan bergerak ke Bayan, Kabupaten Lombok Utara, untuk melakukan survei gempa menggunakan peralatan TDS.

Kompas TV Warga berharap ganti rugi dari pemerintah untuk rumah warga segera cair secepatnya.




DENPASAR, KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 7 yang berpusat di Lombok utara pada Minggu (5/8/2018) terasa hingga Bali. Gempa terasa di Bali sekitar pukul 19.00 Wita.

Guncangan keras terssa di Denpasar, Gianyar, Karangasem bahkan sampai ke Buleleng. Akibatnya, warga lari berhamburan keluar rumah.  Warga lari berhamburan keluar rumah sambil berteriak, "hidup... hidup... hidup." Hal ini sebagai pertanda bagi tetangga terdekat bahwa kondisinya baik-baik saja.

Sampai pukul 21.00 Wita, warga di Denpasar masih berdiam diri di luar rumah mengantisipasi terjadinya gempa susulan. Pantauan Kompas.com, gempa terasa kurang selama satu menit. Diawali guncangan keras yang semakin lama semakin mengecil.

Selain itu, gempa ini juga menimbulkan kerusakan bangunan warga di sejumlah tempat. Melalui siaran pers Badan meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merelease gempa dengan kekuatan 6,8 SR dengan pusat gempa di darat dengan kedalaman 10 km pada 27 km Timur Laut Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB. Gempa tidak berpotensi tsunami. Selanjutnya, BMKG melakukan pemutakhiran gempa dengan kekuatan 7 SR pada kedalaman 15 km. Pusat gempa 18 km Barat Laut Lombok Timur NTB. Gempa berpotensi tsunami.

Peringatan dini tsunami telah diaktivasi. Potensi tsunami terjadi di pantai Lombok Barat bagian utara dengan status waspada dan pantai Lombok Timur bagian Utara dengan status Waspada. 




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gempa berkekuatan 7.0 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018).

Titik gempa berada di 8.37 Lintang Selatan - 116.48 Bujur Timur tepatnya 18 kilometer barat laut Lombok Timur, NTB dengan kedalaman 15 kilometer.

Baca: Gempa Berkekuatan 5,6 Skala Richter Guncang Mentawai

Dalam websitenya, BMKG pun menuliskan bila gempa tersebut diprediksi memicu tsunami.

Hingga berita ini diturunkan belum ada informasi terkait dampak akibat gempa tersebut .

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa gempa tersebut berpotensi tsunami.

Ia pun mengimbau agar masyarakat mencari lokasi yang aman.

"Gempa berpotensi tsunami dan masih terus berlangsung, (kami imbau masyarakat) agar mencari tempat yang lebih aman," ujar Sutopo dalam program Kompas TV, Minggu malam.

Menurutnya, gempa susulan masih terus terjadi, sehingga ia kembali menekankan imbauannya agar masyarakat yang tinggal di wilayah Lombok Barat bagian Utara dan Lombok Timur bagian Utara segera menjauhi pantai.

"Gempa susulan terus terjadi, Kami imbau kepada warga masyaraksat, terutama yang tinggal di Lombok Barat bagian Utara dan Lombok Timur bagain Utara agar segera menjauhi pantai karena berpotensi tsunami," kata Sutopo.

Sutopo pun meminta agar masyarakat Lombok yang tinggal jauh dari pantai, untuk turut mengungai ke lokasi aman.

Hal itu karena gempa susulan masih terus berlangsung.

"Dan bagi masyarakat yang berada di luar, jauh dari pantai tetap berada di tempat aman, karena gempa susulan terus berlangsung," jelas Sutopo.

Sebelumnya, gempa bumi sempat mengguncang Lombok dan Sumbawa sebesar 6,4 skala richter pada Minggu pagi (29/7/2018).

Gempa tersebut juga menyebabkan kawasan Gunung Rinjani longsor.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply