Contact Form

 

BMKG: Ada 132 Gempa Susulan Terjadi di Lombok


Liputan6.com, Jakarta Korban meninggal dunia akibat gempa lombok terus bertambah hingga pagi hari ini. Wilayah terdampak yang terparah di Lombok Utara.

"Pagi ini sampai pukul 08.25 Wita, jumlah korban meninggal akibat gempa Lombok sudah mencapai 89 orang," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB Agung Pramuja saat dihubungi Liputan6.com, Senin (6/8/2018).

Agung menambahkan, sebelumnya jumlah korban mencapai 82 orang. Penambahan tujuh korban meninggal berasal dari Lombok Utara.

"Tambah tujuh orang, penambahan dari Kecamatan Menggala, Lombok Utara," kata dia.

Dia menambahkan, lokasi yang terparah akibat gempa Lombok tersebut berada di Lombok Utara. Di sana korban meninggal berjumlah 72 orang. Selanjutnya 9 orang di Lombok Barat, 2 orang Lombok Tengah, 4 di kota Mataram, dan 2 orang meninggal di Lombok Timur.

"Pada umumnya korban tertimpa rumah rubuh, tembok. Karena kondisi panik, pada malam hari," ucap dia.

Saat ini, BPDB mengupayakan penanganan korban gempa Lombok dengan segera mungkin. Sejumlah kebutuhan pengungsi akan segera dibangun. "Akan membangun tenda pengungsi dan segalanya kebutuhannya," ujar dia.

Saksikan tayangan video menarik berikut ini: Jalanan dipenuhi kendaraan yang hendak menuju ke arah dataran yang lebih tinggi karena gempa dikabarkan berpotensi tsunami.




- Menteri Kehakiman Selandia Baru , Andrew Little, ikut merasakan langsung gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8) kemarin. Dia menyebut getaran akibat gempa itu 'sangat mengerikan'.Seperti Newshub.co.nz, Senin (6/8/2018), Little sedang berada di Lombok untuk menghadiri konferensi pemberantasan terorisme ketika gempa bumi mengguncang pada Minggu (5/8) sore waktu setempat."Ada getaran yang cukup keras, orang-orang jatuh ke lantai dan getaran dirasakan cukup lama kemudian aliran listrik terputus dan menjadi gelap," tutur Little kepada Radio New Zealand (RNZ).Little tidak menyebut lebih lanjut lokasi rapat pemberantasan terorisme yang dihadirinya. Namun akibat gempa kuat itu, para delegasi terpaksa dievakuasi ke Bandara Lombok."Lantai bawah yang kami datangi mengalami kerusakan yang terlihat lebih jelas dibandingkan lantai atas," ucapnya.Sebagai warga Selandia Baru, Little sendiri ikut merasakan gempa bumi Canterbury tahun 2011 yang mencapai kekuatan 7,1 SR. Saat kembali merasakan getaran di Lombok, Little menyadari bahwa gempa ini tergolong besar."Karena kami ada di lantai atas sebuah gedung, getarannya sangat terasa dan banyak benda terjatuh. Saya sedang duduk saat itu, jadi saya tetap diam di tempat saya," ujarnya."Ketika saya berpikir 'Ini akan terasa sedikit lama' sudah ada terlalu banyak orang berlindung di bawah meja, tapi kemudian getaran berhenti dan kemudian saat memeriksa orang-orang dan keluar dari sana," imbuh Little.Informasi terbaru dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan sedikitnya 82 orang tewas akibat gempa di Lombok . Ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan. Berdasarkan data BNPB, Lombok Utara merupakan kabupaten yang paling terdampak gempa. Dari 82 korban tewas, 65 orang di antaranya berasal dari Lombok Utara.Getaran gempa dirasakan hingga ke Bali dan membuat banyak turis panik.

[Gambas:Video 20detik]


Ervina Anggraini , CNN Indonesia | Senin, 06/08/2018 09:06 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 132 gempa susulan terjadi hingga Senin (6/8) pukul 08.00 WIB, pascagempa berkekuatan 7 Skala Richter mengguncang kawasan Lombok , Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8). "Update Gempa Bumi Lombok M [Magnitudo] 7 sampai pukul 08.00 WIB tercatat sebanyak 132 gempa bumi susulan," ujar keterangan tertulis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (6/8). BMKG telah menyatakan bahwa gempa 7 SR tadi adalah gempa utama ( main shock ) dari rangkaian gempa sebelumnya.

Setelah itu, ada rangkaian gempa yang intensitasnya lebih kecil hingga 132 kali. Rinciannya, pada Minggu (5/7) pukul 20.00 WIB terjadi 18 gempa susulan, pukul 21.00 WIB ada 14 gempa susulan, pukul 22.00 WIB ada 15 gempa susulan, dan pukul 23.00 WIB terjadi 17 gempa susulan. Pada Senin (6/7) pukul 00.00 WIB gempa terjadi sebanyak delapan kali, pukul 01.00 WIB jumlahnya meningkat drastis menjadi 20 kali.

Selanjutnya, frekuensi gempa menurun menjadi delapan kali pada pukul 02.00 WIB, lima kali pada 03.00 WIB, 11 kali pada pukul 04.00 WIB, lima kali pada jam 05.00 WIB, tiga kali pada pukul 06.00 WIB, tiga kali pada jam 07.00 WIB, serta lima kali di pukul 08.00 WIB. Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 82 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Daerah terparah yang terguncang gempa adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. Tonton juga video: Alasan Setelah Gempa Ada Gempa Susulan [Gambas:Video CNN] (arh)




MATARAM, KOMPAS.com — Jumlah korban meninggal akibat gempa bumi di Lombok pada Minggu (5/8/2018) dari informasi terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (6/8/2018) pukul 04.00 Wita berjumlah 82 orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebagian besar korban meninggal dari gempa bumi Lombok akibat tertimpa bangunan yang roboh.

"Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram," kata Sutopo melalui pesannya di Jakarta, Senin dini hari, seperti dikutip dari Antara.

Selain itu, ada ratusan korban yang luka-luka dan kebanyakan dirawat di luar puskesmas dan luar rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak dan kekhawatiran akan gempa susulan.

Ribuan rumah juga mengalami kerusakan dan ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman akibat gempa magnitudo 7 tersebut.

Diperkirakan korban terus bertambah dan jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

Baca juga: Gempa Lombok, Sementara 82 Orang Meninggal Dunia

Selain itu gempa susulan terus berlangsung. Hingga Minggu (5/8/2018) pukul 22.00 Wita terjadi 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) menyatakan bahwa gempa magnitudo 7 tersebut adalah gempa utama ( main shock ) dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya, kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar.

Hingga berita ini diturunkan, tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran.

Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama jajaran BNPB telah tiba di Lombok Utara menggunakan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma.

Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan, sedangkan dua helikopter untuk mendukung penanganan darurat telah dikirimkan.

BNPB terus mendampingi pemeritah, baik provinsi dan kabupaten/kota terdampak dan bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, lembaga swadaya masyarakat, relawan, dan lainnya terus melakukan penanganan darurat.

TNI akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan, yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda, dan alat komunikasi.

Baca juga: Pusat Gempa Lombok Berlokasi di Lereng Gunung Rinjani

Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan, dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing , dan kebutuhan dasar lainnya.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan pada Senin karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa.

Kompas TV Seran, warga Lombok Utara, menyampaikan bagaimana kepanikan yang terjadi di desanya.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply