Hingga saat ini, 355 kali gempa susulan terjadi sejak gempa bumi berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya pada Minggu, 5 Agustus 2018.
"Hingga Kamis pukul 08.00 Wita, tercatat 355 kali gempa susulan," kata Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Hary Tjatmiko, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dari lebih 300 kali gempa susulan tersebut, gempa yang dirasakan cukup kuat tercatat sebanyak 17 kali.
Periode gempa bumi susulan yang terjadi juga semakin jarang, tercatat sejak Kamis dini hari pukul 00.00 Wita hingga pukul 08.00 Wita gempa terjadi enam kali, yaitu masing-masing tiga kali pada pukul 02.00 dan 03.00 Wita.
Hingga Rabu, 8 Agustus 2018, BNPB dan BPBD Nusa Tenggara Barat menyebut korban meninggal 131 orang, ratusan lainnya luka-luka, dan ribuan rumah rusak.
Kepala BMKG mengatakan gempa susulan skala kecil akan terus terjadi hingga empat minggu ke depan. "Tiga hingga empat minggu ke depan gempa kecil masih akan terjadi. Kita harus menerimanya, ini proses alam," kata Dwikorita.
Ia menjelaskan, masyarakat harus bersama-sama dalam menghadapi cobaan tersebut, sebab posisi Pulau Lombok memang berada pada patahan batu besar di bumi.
Gempa yang akan terjadi, menurutnya, hanya pada kisaran 5.0 SR maksimal, atau tidak memiliki efek merusak. Bagi masyarakat yang rumahnya sudah retak akibat gempa besar 7.0 SR pada Minggu, 5 Agustus 2018, diimbau tetap waspada.
Ia menjelaskan juga Pulau Lombok berdekatan dengan batu bumi yang patah dan disebut sebagai Sesar Flores.
Bentang patah sesar Flores ini dari Bali hingga utara Laut Flores. Ketika patah terjadi akan memunculkan energi yang sangat besar, patahan terbesar muncul pada 200 tahun silam dan kali ini pengulangan kembali.
Energi tersebut keluar secara berangsur dengan dua kali energinya memiliki efek merusak di Lombok. Daya kekuatan energi tersebut akan terus berasa setelah titik puncaknya, yang biasa disebut gempa susulan.
Saksikan video pilihan berikut ini: Gempa Lombok mengguncang pulau Kombok, NTB. Rumah pelari cepat Indonesia, Lalu Muhamad Zohri juga ikut terguncang gempa. Apakah rumahnya roboh?
Liputan6.com, Jakarta - Gempa yang terus menerus mengguncang Lombok akhir-akhir ini mengakibatkan terjadinya sejumlah perubahan terhadap alam di Pulau Seribu masjid itu. Gempa Lombok dengan kekuatan 7 Skala Ritcher yang terjadi pada Minggu, 5 Agustus lalu, menyebabkan liquifaksi (luquefaction) yaitu tanah yang kaku berubah menjadi gembur dan muncul lumpur.
"Terjadi di Desa Selengen Kecamatan Kayangan Lombok Utara," demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitternya, Jumat (10/8/2018).
Sutopo menjelaskan, liquifaksi banyak menyebabkan bangunan roboh karena bangunan berdiri di atas tanah gembur dan pondasi patah.
Liquifaksi (luquefaction) yaitu tanah yang kaku berubah menjadi gembur dan muncul lumpur akibat tekanan gempa 7 SR terjadi di Desa Selengen Kecamatan Kayangan Lombok Utara. Liquifaksi banyak menyebabkan bangunan roboh karena bangunan berdiri diatas tanah gembur dan pondasi patah. pic.twitter.com/Wfu1NhSkJW
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) August 9, 2018
Guncangan gempa yang terus menerus di Lombok juga memicu terjadinya tanah longsor.
Longsor terjadi di Dusun Dompu Indah, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Longsor di Lombok Utara ini diduga menimbun 4 orang, setelah petugas mendapat informasi dari seorang istri yang menyatakan suami, anak dan tetangganya hilang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: Gempa bumi masih terjadi di Lombok. Dengan kekuatan 6,2 skala Richter (SR), gempa mengguncang tanah seribu masjid.Gempa bumi masih terjadi di Lombok. Dengan kekuatan 6,2 skala Richter (SR), gempa mengguncang tanah seribu masjid.
Liputan6.com, Jakarta - Gempa kembali mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gempa terjadi di wilayah Lombok Timur dengan kekuatan 4,8 Skala Ritcher pada Jumat (10/8/2018) sekitar pukul 03.33 WIB.
Laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa terjadi di lokasi 8,44 Lintang Selatan, 116,5 Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer (km).
Pusat gempa berada di darat dengan kedalaman 10 kilometer barat laut Lombok Timur.
#Gempa Mag:4.8, 10-Agu-18 03:33:06 WIB, Lok:8.44 LS, 116.50 BT (Pusat gempa berada di darat 10 km Baratlaut Lombok Timur), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) II Mataram, II Lombok Timur #BMKG pic.twitter.com/4xLjBeeJpa
Namun BMKG memastikan, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: Gempa berkekuatan 6,2 SR mengguncang Lombok Utara, NTB, Kamis (9/9). Suasana kepanikan terjadi di jalan-jalan besar dan pemukiman warga.
MATARAM, KOMPAS.com — Gempa bumi kembali mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018) sekitar pukul 12.25 WIB. Menurut analisis BMKG, gempa bumi bermagnitudo 6,2.
Warga yang kaget akan guncangan gempa berhamburan ke luar rumah.
Baca juga: BMKG: Hingga Kamis Pagi, Tercatat Ada 344 Kali Gempa di Lombok
BMKG melaporkan, lokasi pusat gempa berada di 8.36 LS,116.22 BT, sekitar 6 km ke arah barat laut Lombok Utara. Pusat gempa berada di kedalaman 12 kilometer.
Baca juga: Kami Saling Berpelukan, Baru Kali Ini Rasakan Gempa Sebesar Ini di Lombok...