SERAMBINEWS.COM - Mungkin sebagian dari Anda masih asing mendengar nama Ali Banat.
Namun jangan salah, sosok miliarder Muslim asal Australia ini dikenal karena kedermawanannya.
Maka tak mengherankan bila kematiannya membuat banyak umat Muslim bersedih.
Ya, Ali Banat menghembuskan napas terakhir pada Selasa (39/5/2018).
Adapun penyebab kepergian miliarder tampan itu karena penyakit kanker yang dideritanya sejak tiga tahun lalu.
Baca: Ini Jawaban Fisikawan Tentang Kenapa Manusia tak Pernah Jumpa Alien
Baca: Sebelum Meninggal, Ali Banat Minta Didoakan, Tak Bisa Bicara Hanya Memberi Isyarat Tangan
Dilansir TribunJabar.id dari metro.co.uk, Ali Banat adalah seorang pria yang begitu sukses.
Hartanya melimpah, hidup mewah, dan koleksi barang branded-nya pun membuat orang-orang melongo.
Dalam sebuah video berjudul Gifted with Cancer, Ali terlihat memamerkan barang-barang berkelasnya.
Kamar tidur Ali 'dipagari' sepatu merek Luis Vuitton. Gelangnya seharga 800 juta dan mobil Ferrari Spider yang harganya Rp 8 miliar.
SERAMBINEWS.COM - Miliarder sekaligus pendiri Muslims Around The World (MATW) Project, Ali Banat, meninggal dunia pada, Selasa (29/5/2018).
Kabar meninggalnya Ali Banat ini disampaikan secara resmi melalui laman Facebook milik Kabar meninggalnya Ali Banat ini disampaikan secara resmi melalui laman Facebook milik Muslims Around The World (MATW) Project, Selasa (29/5/2018) pukul 15:35.
“Innalillahi wainna ilayhiraji'un. Saudara Ali Banat telah kembali ke haribaan-Nya tepat sebelum maghrib. Harap memahami bahwa ini adalah waktu yang sulit bagi kita semua dan kami meminta Anda termasuk Ali, keluarganya dan MATW, mengirimkan doa Anda dalam bulan Ramadhan ini.”
MATW adalah sebuah lembaga amal yang didirikan Ali Banat pada Oktober 2015, untuk membantu mereka yang kurang beruntung di daerah miskin di Togo, Afrika.
Kabar meninggalnya pemuda Muslim kaya raya yang berasal dari Greenacre di barat daya Sydney, Australia, ini menyebar luas melalui jejaring media sosial.
Itu karena sosok Ali Banat yang hidupnya bergelimang kemewahan, berubah drastis dalam dua tahun terakhir.
Dua perusahaan miliknya sendiri terus berkembang serta hidup dalam kemewahan, layaknya sebuah mimpi bagi banyak anak muda.
Dalam sebuah serial video produksi komunitas Muslim Australia, yang ditayangkan di Facebook pada November 2015 lalu, Ali yang diwawancari oleh Syeikh Mohamed Hoblos menunjukkan beberapa barang koleksi barang mewahnya.
Sebagian barang milik Ali telah didonasikan kepada warga yang membutuhkan di beberapa negara Afrika.
(Baca: Misteri Penerbangan MH370, 4 Tahun Menghilang dan Pencarian Dihentikan, Ini 12 Faktanya)
(Baca: Sebelum Meninggalkan Rumah untuk Mudik, Letakkan Koin di Dalam Freezer Kulkas, Ini Kegunaannya)
Di antara harta yang dimiliki Ali adalah mobil Ferrari Spider yang harganya 600 ribu US dollar, gelang berlian seharga 60 ribu US dollar, sejumlah sepatu Louis Vuitton seharga 1,300 US dollar, dan banyak lainnya.
Merdeka.com - Ali Banat, seorang pria Muslim dari Sydney, Australia, melakukan hal mulia sebelum meninggal dunia. Miliarder Muslim yang mengelola sebuah bisnis itu menyumbangkan harta kekayaannya setelah dokter menyatakan bahwa hidupnya tak akan lama lagi.
Ali Banat terbiasa menjalani gaya hidup mewah dan dikelilingi barang-barang mahal mulai dari pakaian buatan desainer ternama hingga mobil-mobil yang mencolok. Namun tiga tahun lalu, dia didiagnosis mengidap kanker. Hal tersebut membuatnya mengambil keputusan untuk berbuat baik selama sisa hidupnya.
Ali membuat sebuah video bertajuk 'Gifted With Cancer' yang menjadi viral setelah kematiannya. Dalam video tersebut, dia menunjukkan kamar tidur mewahnya, beberapa sepatu dari Louis Vuitton, perhiasan senilai puluhan dolar, dan salah satu Ferrarinya yang bernilai USD 60.000.
Namun semua kekayaan itu, kata Ali, tidak ada artinya setelah dia dinyatakan sakit. Dia pun memutuskan untuk menyumbangkan kekayaannya melalui sebuah organisasi Muslim di Seluruh Dunia (MATW).
"Saat Anda tahu sedang sakit dan tidak punya banyak waktu untuk hidup, hal terakhir inilah yang ingin Anda kejar. Berbuat baik kepada semua orang, begitulah cara kita menjalani kehidupan sehari-hari," kata Ali dalam video tersebut, dikutip dari metro.co.uk, Kamis (31/5).
Sebelumnya Ali didiagnosis hanya memiliki waktu tujuh bulan untuk hidup. Tetapi Ali masih diberi umur hingga tiga tahun. Selama itulah Ali berusaha untuk melakukan kebaikan sebanyak mungkin sebelum akhirnya meninggal dunia kemarin.
Hingga saat ini, organisasi MATW yang dikelolanya sudah membantu ribuan orang di sejumlah negara termasuk Togo, Ghana, dan Burkina Faso. Bahkan, Ali pernah melakukan kunjungan ke Afrika untuk memberikan bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan.
Ali sendiri bekerja keras untuk mencari sponsor agar 100 persen donasi bisa diberikan ke berbagai proyek untuk mensejahterakan warga miskin.
Dengan uang tersebut, Ali telah berhasil membangun rumah bagi lebih dari 200 janda, masjid, sekolah, rumah untuk 600 anak yatim piatu, rumah sakit atau pusat medis, hingga membantu pengembangan bisnis warga setempat. [ian]