TRIBUNNEWS.COM - Seorang perawat Palestina dilaporkan tewas terbunuh pasukan Israel.
Saat itu perawat berusia 21 tahun tersebut sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza.
Wanita muda berparas cantik tersebut segera bergegas ke area berbahaya untuk menolong korban terluka.
Sebagai pertugas media darurat sukarela, ia mengatakan bahwa dirinya ingin membuktikan bahwa perempuan memiliki peran dalam masyarakat konservatif Gaza.
"Menjadi tenaga medis bukan hanya pekerjaan untuk seorang pria, tetapi untuk wanita juga," ungkap Razan al-Najjar seperti yang dikutip Grid.ID dari New York Times.
Pada hari Jumat tersebut, merupakan terakhir kalinya dia bisa membantu seorang demonstran untuk terluka.
TRIBUNJATENG.COM - Kematian perawat Palestina, Razan Al Najjar semakin menambah panjang jumlah korban akibat konflik yang terjadi.
Terlebih lagi, Razan adalah seorang tenaga medis yang berasal dari Kementerian Kesehatan Palestina.
Menangani pasien luka akibat serangan tentara Israel sudah menjadi tugasnya sehari-hari.
Seperti yang terlihat dalam potret, dilansir dari laman CIR_Palestine, Razan tampak sigap saat menolong korban luka.
Meski korban terlihat dalam kondisi mengenaskan dengan darah memenuhi tubuhnya, Razan tetap cekatan untuk menolongnya.
Wajah cantiknya tampak khawatir dan sedih saat melihat korban luka yang ditanganinya.
Namun ia tetap serius menangai Pasien yang juga saudara satu negaranya itu agar lekas membaik.
Bahkan dalam salah satu potret, Razan terlihat berlari.
Hal itu konon dilakukannya pada saat ingin menolong korban luka di perbatasan Gaza.
Rentetan serangan roket dan mortir yang menghujani langit Palestina seolah tak menyurutkan semangat Razan dalam menolong korban.
Usiamu masih belia, tapi keberanianmu luar biasa. Selamat jalan Razan, keberanianmu adalah ketakutan terbesar bagi pasukan Israel.
SERAMBINEWS.COM - Kerusuhan yang terjadi antara Israel dan Palestina kembali menelan korban.
Tentara Israel seolah tak henti-hentinya memberikan serangan demi serangan kepada warga Palestina.
Mulai dari orang tua, orang-orang dewasa hingga anak-anak kecil bahkan bayi yang tak berdosa pun turut menjadi korban kekejaman Pasukan Israel.
Dan baru saja, kerusuhan Israel-Palestina kembali menelan korban jiwa.
Seorang paramedis wanita Palestina ditembak mati pada hari jumat oleh pasukan Israel di Jalur Gaza.
Dia adalah Razan al Najjar (21), gadis cantik yang bekerja sebagai paramedis dan telah membantu orang Palestina yang terluka oleh tembakan Israel selama protes.
Baca: Israel Tolak Turis dari Indonesia, Akankah Masjid Aqsa Semakin Sulit Dikunjungi?
Baca: Mulai 9 Juni 2018, Turis Berpaspor Indonesia Dilarang Masuk Wilayah Israel
Pembunuhan Najjar terjadi di sebelah timur Khan Younis selama protes hari Jumat saat warga Palestina melanjutkan demonstrasi besar March of Return mereka.
Para demonstran menyoroti hak pengembalian bagi para pengungsi Palestina yang terlantar pada 1948 dari kota-kota dan desa-desa mereka yang kini menjadi Israel.
TRIBUN- MEDAN.COM - Seorang wanita Palestina, Razan al-Najjar yang masih berusia 21 tahun ditembak mati oleh tentara Israel, IDF.
Razan al-Najjar menjadi sukarelawan sebagai tenaga medis bersama kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.
Kementerian mengatakan bahwa penembakan itu terjadi selama serangkaian kerusuhan di sepanjang perbatasan Gaza pada hari Jumat (1/6/2018) yang juga membuat 100 orang terluka.
Palestina mengidentifikasi wanita yang tewas itu sebagai Razan al-Najjar yang berusia 21 tahun.
Baca: Menyayat Hati, Perawat Cantik Warga Palestina Ditembak Mati Tentara Israel dan Cuitan Maher Zain
Dia ditembak di dekat Khan Yunis di selatan wilayah itu, kata juru bicara kementerian kesehatan Ashraf al-Qudra.
Menurut Qudra, Razan adalah seorang sukarelawan dengan kementerian, yang mengenakan seragam putih seorang medis ketika dia ditembak di dada.
Orang-orang Palestina mengatakan dia tewas ketika menghampiri seorang pengunjuk rasa yang terluka di dekat pagar perbatasan.
Seorang rekan medis mengatakan bahwa tindakan Razan untuk menghampiri korban sangat berbahaya, namun Razan berkata bahwa dia tidak takut mati dan ingin membantu pemuda itu.
Baca: Video 3 ABG Goyang Tik Tok Dikecam dan Dituding Lecehkan Agama, Satu Wanita Minta Maaf
Berikut ini adalah potret pejuang medis Razan al-Najjar dari saat dia bertugas hingga akhir hayatnya:
Razan menggendong seorang bayi (twitter.com/YousefMunayyer)