Contact Form

 

Tanggal 1 Juni Hari Lahir Pancasila, Ini yang Perlu Diketahui tentang Hari Lahir Pancasila


TRIBUNJOGJA.COM - Jumat, 1 Juni 2018, merupakan hari libur nasional untuk memperingati hari lahir Pancasila.

Sudah dua tahun ini atau tepatnya dimulai tahun 2017 lalu, setiap tanggal 1 Juni yang merupakan hari lahir Pancasila, ditetapkan sebagai hari libur secara nasional.

Penetapan ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan pidato pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, di Gedung Merdeka, Bandung, pada 1 Juni 2016.

Baca: Pancasila sebagai Sumber Etika dalam Era Revolusi Industri

Libur hari lahir Pancasila baru terealisasi di era Jokowi.

Putri Soekarno, Megawati Soekarno Putri, sebenarnya sudah mengusulkan agar 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila dan menjadi hari besar nasional, sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Oleh karena itu, ia sangat mengapresiasi pemerintahan Jokowi yang berani mengambil keputusan itu.

Sebelum keputusan hari libur nasional untuk memperingati hari lahir Pancasila ini diketok, Jokowi pernah mengungkapkan harapannya agar Pancasila tak hanya sekadar diperingati saja.

Namun, ia berharap agar Pancasila diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca: Slank Akan Ramaikan Konser Indonesia Damai #PancasilaRumahKita di Grha Sabha Pramana UGM

"Tanpa perjuangan, pesan dalam Pancasila tak akan menjelma jadi realitas. Presiden Jokowi mengajak rakyat bersatu padu dan bergotong royong mewujudkan cita-cita itu," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengutip pidato Presiden Jokowi saat peringatan Hari Lahir Pancasila di Alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur, 1 Juni 2015.




Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tamu undangan, Jumat (1/6/2018) telah berdatangan ke Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat untuk mengikuti upacara memperingati hari lahirnya Pancasila.

Presiden Jokowi, sejumlah menteri dan pimpinan lembaga negara sendiri dijadwalkan menghadiri upacara tersebut.

Pantauan Tribunnews.com, sejumlah tokoh agama seperti Uskup Agung Mgr Ignatius Suharyo, anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD dan politisi PPP, Muhammad Romahhurmuziy atau Romi.

Mgr Ignatius menggunakan pakaian putih, Mahfud MD menggunakan kemeja batik lengan panjang dan ‎Romi mengenakan pakaian adat berwarna hijau.

Baca: Istana Bantah Ada Kepentingan Politik di Balik Pertemuan dengan Aktivis Kamisan

‎Rata-rata, para peserta dan tamu undangan yang hadir memang menggunakan pakaian adat mulai dari batik untuk kaum pria dan kebaya untuk perempuan.

Saat ini, upacara peringatan hari Kesaksian Pancasila‎ sudah dimulai dipimpin oleh Inspektur Upacara, Joko Widodo.




RMOL. Menjelang 73 tahun lahirnya pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2018, dengan bantuan dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Duta Arsip Nasional sekaligus politikus PDIP Rieke Diah Pitaloka dituntun untuk bertemu dengan satu arsip otentik pidato Muhammad Yamin.

Pidato ini disampaikan di depan Rapat Rakyat, yang dihadiri Bung Karno dan para menteri. Peristiwanya terjadi pada perayaan ke-13 lahirnya Pancasila, 5 Juni 1945, di Istana Negara, Jakarta. Namun, pada arsip otentik tanggal 5 Juni 1958, Yamin secara eksplisit, di hadapan Rapat Rakyat, mengakui memang Bung Karno yang pertama mengucapkan pidato yang berhubungan langsung dengan ajaran Pancasila. Dalam kesempatan yang sama, nantinya akan diluncurkan buku berjudul 'Tjamkan Pantja Sila' seri pertama. "Buku ini memuat secara utuh pidato Muhammad Yamin pada tanggal 5 Juni 1958. Saya sengaja menampilkan arsip otentik Muhammad Yamin, arsip ANRI Nomor.545, agar pembaca dapat menjadi bagian dari pengungkapan sejarah bangsa. Sejarah adalah jati diri suatu bangsa. Suatu bangsa yang tidak tahu jati dirinya sendiri adalah bangsa yang limbung. Tidak bisa berdiri ajeg karena alas tempat berdirinya pun tidak pance ," kata Rieke di Museum Filateli Jakarta, Kamis (31/5). Kami sebagai penyusun melakukan digital scanning dan tidak dilakukan proses edit dan ejaan yang disempurnakan. Buku ini merupakan rangkaian seri 'Tjamkan Pantja Sila', modul kursus Bung Karno di Istana Negara. [rry]




JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) bekerjasama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) meluncurkan Prangko bergambar Bung Karno saat sidang BPUPK. Selain itu melalui sinergi, keduanya juga meluncurkan sampul hari pertama peringatan 73 tahun lahirnya Pancasila.

Turut hadir dalam acara tersebut Mantan Presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarno Putri. Selain itu turut hadir pula para anggota dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka serta jajaran Direksi PT Pos Indonesia (Persero).

Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W Setijono mengatakan, peluncuran prangko bergambar Bung Karno ini bertujuan mengenang jasa jasa beliau dalam menyatakan Pancasila kepada seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya sengaja melakukan peluncuran pada satu hari menjelang perayaan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni 2018.

"Dalam momentum 73 tahun Indonesia meluncurkan prangko 73 tahun Pancasila. Mudah-mudahan akan berlanjut kolaborasi ini dalam masa masa berikutnya," ujarnya dalam acara peluncuran prangko Bung Karno di Museum Filateli, Jakarta, Kamis (31/5/2018).

Gilarsi mengaku merasa tersanjung bisa dilibatkan. Apalagi secara khusus diizinkan untuk membuat perangkat bergambar Bung Karno yang merupakan salah satu tokoh nasional bahkan disebut sebagai bapak negara.

"Atas perbuatannya (Bung Karno) sekarang sudah 73 tahun Pancasila. Sungguh kehormatan bagi kami yang dilibatkan sebagai tuan rumah. Kami ucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara," ucapnya.

Apalagi lanjut Gilarsi, PT Pos Indonesia juga menjadi saksi bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam kemerdekaan. Termasuk juga dalam perumusan ideologi negara yakni Pancasila.

"Sejak pertama didirikan 26 Agustus di Batavia oleh Gubernur Jenderal Belanda saat itu mulailah. Kami boleh dengan bangga mengatakan pos Indonesia miniatur Indonesia. Di dalam menjaga NKRI mempunyai peran signifikan multifisik lihat dari tuguprasasti. Dan membangun kantor pos," jelasnya.

Lebih lanjut Gilarsi mengatakan, nantinya prangko ini akan dicetak selama 500 pcs setiap harinya selama 4 hari sebagai souvenir. Souvenir sendiri hanya akan diberikan kepada siapa saja masyarakat yang mengunjungi pameran di Museum Filateli pada periode 31 Mei hingga 4 Juni 2018 mendatang.

Seperti diketahui, pada peringatan ini pula dilakukan beberapa kegiatan lainnya seperti Pameran Arsip Otentik Pidato Muhammad Yamin 5 Juni 1958, peluncuran buku 'Tjamkan Pantja Sila'. Khusus pameran nantinya akan berlangsung selama empat hari yakni dari mulai hari Kamis hingga Minggu.

"Perayaan 73 tahun Pancasila sangat penting bagi pembinaan . Kolaborasi bisa memberikan (mengenalkan) ideologi (Pancasila) kepada masyarakat," ucapnya.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply