Contact Form

 

Pekik Istighfar Para Pendaki Gunung Merapi ! Astaghfirullahaladzim . . . Berlindung . . Berlindung!


TRIBUNJOGJA.COM - Terjadi letusan freatik di puncak Gunung Merapi pada Jumat (11/5/2018) pagi.

Meskipun sempat dirasakan getaran oleh warga, tetapi status gunung tersebut masih normal.

Dijelaskan di akun Twitter @infomitigasi, letusan freatik merupakan sesuatu yang wajar pada sebuah gunung berapi.

Baca: Jumat Pagi, Terlihat Kolom Asap Vertikal dari Gunung Merapi

"KONDISI #MERAPI AMAN DAN NORMAL, letupan yang baru saja terjadi merupakan letupan freatik. kondisi tersebut adalah normal pada sebuah gunung berapi. pantauan seismogram aman normal. masyarakat diharap tetap tenang dan beraktifitas seperti biasa," kicau @infomitigasi.

Beberapa menit sebelumnya, BPPTKG juga masih mencatat aktivitas yang normal di Merapi.

"Visual kawah #merapi pagi ini teramati asap putih tebal tekanan lemah. Status aktivitas Normal," tulis BPPTKG.










tirto.id - Hujan abu mulai terjadi di sebagian wilayah di Yogyakarta pasca-letusan tipe freatik Gunung Merapi pada Jumat (11/5/2018) pukul 07.32 WIB pagi ini. Warga yang bertempat tinggal di Jalan Kaliurang dari Km.1 hingga Km.6 mulai merasakan hujan abu sejak pukul 10.00 WIB. "Ini belum lama sih hujan abunya, baru sekitar jam 10.00 WIB tadi. Tapi ini juga udah agak terang. Ini mah mending enggak kaya erupsi yang beberapa tahun lalu itu sampai tebal, " kata Ika salah satu pejalan kaki yang ditemui Tirto di Jalan Kaliurang Km.6. Berdasarkan pantauan Tirto , hujan abu mulai terasa di Jembatan Janti sekitar pukul 09.30 WIB dan makin tampak tebal hingga ke daerah Jalan Kaliurang. Di sepanjang jalan, warga menyiram aspal dengan air agar jalanan tak terlalu berdebu karena tumpukan abu. Sejumlah apotek di sepanjang jalan juga membagikan masker gratis bagi pengendara dan pejalan kaki yang tidak membawa masker. Masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa meski hujan abu terus turun. Jalanan tetap padat kendaraan dan toko-toko juga tetap buka, meski sebagian besar warga beraktivitas menggunakan masker. Komandan Tim Reaksi Cepat BPBD DIY Wahyu Pristiawan menjelaskan bahwa letusan freatik terjadi akibat adanya uap air bertekanan tinggi yang terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke tanah dalam kawah dan bersentuhan dengan magma. Letusan itu menimbulkan hujan abu tipis di beberapa wilayah lereng Gunung Merapi. "Saat ini hujan abu sudah mulai berkurang," kata dia, seperti diberitakan Antara. "Insyaallah bukan seperti erupsi yang membahayakan. Itu disebabkan tekanan uap air, yang hanya terjadi sesekali," kata dia. Meski demikian, menurut dia, Tim Reaksi Cepat BPBD saat ini telah mengevakuasi warga yang ada di lereng Gunung Merapi ke Pos Pengungsian yang ada di tiga titik yakni di Cangkringan, Glagaharjo, dan Umbulharjo, Sleman. "Upaya evakuasi ini bukan berarti bahwa kondisi di kawasan merapi genting. Upaya itu adalah reaksi biasa sesuai mitigasi bencana yang selama ini dibangun," kata dia. Dia meminta masyarakat tidak panik saat mengetahui informasi seputar Merapi yang beredar di media sosial. Saat ini, kata dia, beberapa jajaran instansi terkait masih mengkaji dan memperhitungkan dampak peristiwa tersebut. "Tidak perlu panik. Nanti akan diinformasikan secara kelembagaan," kata dia.

Reporter: Dipna Videlia Putsanra Penulis: Maya Saputri Editor: Maya Saputri



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply