KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pemimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan, Mahathir Mohamad , menyatakan bakal meminta pengampunan untuk Anwar Ibrahim. Pernyataan tersebut dilontarkan setelah koalisinya mendapat kemenangan dalam Pemilihan Umum ( Pemilu ) Malaysia Rabu (9/5/2018). Anwar Ibrahim adalah mantan wakil Mahathir pada 1 Desember 1993 hingga 2 September 1998. Mahathir memecatnya setelah dia tersandung tuduhan sodomi . Kemudian di 2013, dia mendapat vonis penjara selama lima tahun atas tuduhan yang sama. Dia bakal bebas pada 8 Juni mendatang.
Baca juga : Setelah 18 Tahun, Mahathir dan Anwar Ibrahim Berjabat Tangan Lagi Meski bebas, hak berpolitik Anwar dibekukan hingga lima tahun ke depan, kecuali dia menerima pengampunan dari Yang di-Pertuan Agong Muhammad V dari Kelantan. "Ketika dia resmi mendapat pengampunan, maka dia bisa kembali menjadi perdana menteri," kata Mahathir seperti dilansir Malaysia Kini Kamis (10/5/2018). Namun, lanjut pemimpin 92 tahun tersebut, Anwar harus memulai dari bawah. Setidaknya sebagai senator sebelum bertarung di level yang lebih tinggi. Pada konvensi Pakatan Harapan di Januari, koalisi setuju untuk mencalonkan Mahathir sebagai calon PM, sementara Anwar menjadi penerusnya. Dalam hasil hitung cepat tidak resmi, Pakatan Harapan memperoleh 115 kursi parlemen dari total 222 kursi yang diperebutkan. Kemudian koalisi Barisan Nasional (BN) pimpinan Perdana Menteri Petahana, Najib Razak, mencatat perolehan 79 kursi. Ini adalah kekalahan perdana Barisan Nasional yang telah menguasai Malaysia selama lebih dari enam dekade terakhir. "Kami tidak membalas dendam. Kami hanya ingin memulihkan hukum," kata Mahathir dalam konferensi pers pukul 02.45 dini hari waktu setempat.
Baca juga : Mahathir Mohamad Klaim Kemenangan di Pemilu Malaysia
RMOL. Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad akhirnya benar-benar kembali memimpin negara itu setelah Pakatan Harapan yang dipimpinnya memenangkan pemilihan umum.
Dalam keterangan yang disampaikan beberapa saat lalu, Mahathir mengatakan dirinya akan membentuk pemerintahan baru di Malaysia setelah kemenangan bersejarah ini. Selanjutnya, Mahathir akan mengampuni kesalahan Anwar Ibrahim yang sampai kini masih berada di penjara. Anwar adalah mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia di era Mahathir. Anwar Ibrahim dipenjara karena tuduhan perbuatan asusila. Belakangan, setelah meninggalkan Barisan Nasional, Mahathir bersekutu dengan Anwar Ibrahim. Koalisi keduanya inilah yang memungkinkan Pakatan Harapan memperoleh kemenangan. Pakatan Harapan memperoleh kemenangan di enam wilayah kunci di Malaysia, yakni Penang, Selangor, Melaka, Negeri Sembilan, Johor dan Kedah. "Jadi praktis seluruh semenanjung sudah dimenangkan oleh Pakatan Harapan," kata Mahathir dalam jumpa pers sebeleumnya, Rabu malam (9/5). "Kami percaya bahwa dari penghitungan resmi kami bahwa mereka tertinggal jauh di belakang. Kemungkinannya adalah mereka tidak akan membentuk pemerintah," kata Mahathir lagi. [nes]
Mahathir Janji Segera Minta Pengampunan Anwar Ibrahim
Hanna Azarya Samosir , CNN Indonesia | Kamis, 10/05/2018 14:04 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana menteri terpilih Malaysia, Mahathir Mohamad , berjanji akan meminta pengampunan untuk pejuang reformasi mantan musuh bebuyutannya, Anwar Ibrahim, agar dapat kembali terjun ke dunia politik dan mengambil alih jabatannya kelak. "Kami sepakat bahwa hal pertama yang akan kami lakukan adalah meminta bukan hanya pembebasannya, tapi juga pengampunan raja agar dia bisa ambil bagian dalam politik," ujar Mahathir dalam jumpa pers di Hotel Sheraton Petaling Jaya, Malaysia, Kamis (10/5). Mahathir mengatakan bahwa permintaan pengampunan ini pasti akan dilakukan sesuai dengan perjanjian dengan Pakatan Harapan, koalisi yang mengusungnya sebagai calon perdana menteri dalam pemilu Malaysia pada Rabu (9/5).
Dalam perjanjian itu, Pakatan Harapan sepakat jika memenangkan pemilihan umum, Mahathir akan ditunjuk sebagai perdana menteri interim yang bakal menyerahkan takhtanya kepada Anwar setelah pendiri koalisi oposisi itu bebas dari tahanan.
Anwar dibui oleh rezim Najib Razak atas kasus sodomi, tuduhan sarat politik yang juga pernah digunakan oleh Mahathir untuk membungkam Anwar saat ia berkuasa satu dekade silam. Ia akan bebas pada Juni ini.
Namun, dalam konstitusi Malaysia , seorang narapidana dilarang berpolitik dalam jangka waktu lima tahun setelah dibebaskan, kecuali mendapatkan pengampunan dari Yang Dipertuan Agong. Setelah mendeklarasikan kemenangan pada Kamis dini hari, Mahathir pun sudah memastikan akan memenuhi janji itu. Pemilu kali ini pun menjadi tonggak sejarah bagi Malaysia, bukan hanya karena persatuan kubu Mahathir dan Anwar, tapi juga kali pertama koalisi Barisan Nasional digulingkan sejak negara itu merdeka. (has)
Mahathir Mohamad, 92, incoming prime minister of Malaysia, ruffled plenty of feathers during his prior stint in power, when he governed the country for more than two decades.
While he steered Malaysia through the Asian financial crisis of the late 1990s and presided over periods of strong economic growth, he was also a vocal critic of currency traders and institutions like the International Monetary Fund. And he was never shy about calling out other countries, including neighbor Singapore.
Financial Markets
“Currency trading doesn’t create any jobs or spin off any business. What we should do is stop this silly thing called currency trading." -- November 2010 interview with Bloomberg. "This idea that the market should fix the exchange rate is a new thing."
“There’s no point in treating a currency like a commodity, devaluing it artificially and causing a lot of poverty among poor countries." -- July 2017 interview with Bloomberg
A “moron" who epitomized the “self-serving rogues” who would suck Southeast Asian economies dry. -- In 1997 about Hungarian-born investor George Soros, who rose to fame as the man who broke the Bank of England in 1992, netting $1 billion with a bet that the U.K. would be forced to devalue the pound.
Islam
"We are actually very strong. 1.3 billion people cannot be simply wiped out. The Europeans killed 6 million Jews out of 12 million. But today the Jews rule the world by proxy. They get others to fight and die for them." -- October 2003, in a speech to a summit of Islamic countries
"The Jews are not merely hook-nosed, but understand money instinctively." -- Mahathir’s 1970 book "The Malay Dilemma"
"I am glad to be labeled anti semitic." -- Writing on his blog in 2012
Anwar Ibrahim Photographer: Goh Seng Chong/Bloomberg
On Foe-Turned Ally Anwar Ibrahim
"I cannot have a person who is like that in my cabinet who may succeed and become the prime minister. Imagine having a gay prime minister. Nobody would be safe." -- September 2005
"The belief that I dismissed him because I was afraid he would oust me is without basis. I dismissed him for two reasons only: he was unsuitable to continue serving in the Government and he was unsuitable to succeed me as Prime Minister." -- Mahathir’s 2011 book "A Doctor in the House," on his sacking of Anwar as his deputy during the Asian financial crisis. "I may have made many mistakes, but removing Anwar was not one of them."
Race Relations at Home
“The Malays are spiritually inclined, tolerant and easy-going. The non-Malays, and especially the Chinese, are materialistic, aggressive and have an appetite for work. For equality to come about, it is necessary that these strikingly contrasting races adjust to each other.” -- in "The Malay Dilemma"
"I achieved too little result from my principal task, the task of making my race a race that is respected, a race that is honourable, a race that is highly regarded." -- June 2002 speech
Singapore
"We can skin a cat in many ways. To skin Singapore, there is not just one method." -- Quoted from the Berita Harian (Malaysia) report, May 3, 2002
“He’s not democratic at all! You see, he goes through the formalities, but if there are any opposition politicians elected, he makes sure that they will be incapacitated, and the suits will be settled with huge payments, compensation and all that; or the opposition will come in and be very quiet and not say anything." -- On late Singapore leader Lee Kuan Yew, in his book "Conversations With Mahathir Mohamad"
Mahathir Mohamad during press conference following the general elections on May 10. Photographer: Fazry Ismail/EPA-EFE
China
“Lots of people don’t like Chinese investments. We are for Malaysians. We want to defend the rights of Malaysians. We don’t want to sell chunks of this country to foreign companies who will develop whole towns” -- in an interview in early April
“We have to ensure our voice is heard because Malaysia does have islands in the area and this we must uphold" -- the same interview, on China and Malaysia’s competing claims in the South China Sea
Australia
“This country stands out like a sore thumb trying to impose its European values in Asia as if the good old days when people can shoot Aborigines without caring about human rights.” -- December 2002
Australia “talks down to Asia -- it tells the Asians how to behave themselves, even when the Australians themselves are not very well behaved." -- in 1993 to reporters after then-Australian Prime Minister Paul Keating called him a recalcitrant