Contact Form

 

Govt scraps MRT 3 project - Nation


PUTRAJAYA: The Government has decided to scrap the MRT 3 rail transit project for now, says Prime Minister Tun Dr Mahathir Mohamad.

Speaking at a press conference after a Cabinet meeting on Wednesday, Dr Mahathir noted that Pakatan Harapan is reviewing all projects after taking over Putrajaya.

The MRT 3 or MRT Circle Line, initiated by the administration of former prime minister Datuk Seri Najib Razak, was meant to be the 13th rail transit line.

The fully automated and driverless rail system, once implemented, was to form the loop line of the Greater KL/Klang Valley Integrated Transit System.

It was meant to cover hotspots surrounding Bandar Malaysia, Ampang, KL Ecocity, Bukit Kiara and Sentul.

It was targeted for completion by 2025.

More to come


Putrajaya, CNBC Indonesia - Pemerintah Malaysia telah memutuskan membatalkan proyek kereta transit MRT 3 untuk saat ini, kata Perdana Menteri Mahathir Mohamad dalam konferensi pers setelah rapat kabinet hari Rabu (30/5/2018), The Star melaporkan. Mahathir, yang baru saja dilantik sebagai perdana menteri pertengahan bulan ini, menggarisbawahi bahwa partai koalisinya, Pakatan Harapan, sedang meninjau ulang semua proyek pemerintah setelah mengambil alih kepemimpinan dari Najib Razak.

Proyek MRT 3 atau MRT Circle Line, yang diinisiasi pemerintahan Najib, awalnya dimaksudkan untuk menjadi jalur kereta transit ke-13 negara itu. Bila telah beroperasi, jalur kereta otomatis dan tanpa masinis itu akan membentuk jalur melingkar ( loop line ) Greater KL/ Klang Valley Integrated Transit System. Jalur itu dimaksudkan untuk mencakup daerah-daerah penting yang mengelilingi Bandar Malaysia, Ampang, KL Ecocity, Bukit Kiara, dan Sentul. Proyek itu ditargetkan akan rampung pada tahun 2025. Sebelumnya, Mahathir telah membatalkan proyek kereta cepat Malaysia-Singapura sepanjang 350 kilometer. Ia beralasan proyek itu tidak menguntungkan negaranya karena membuat Malaysia membayar dalam jumlah yang besar untuk proyek yang diharapkan selesai tahun 2026. Dia berkata Malaysia tidak akan menghasilkan satu sen pun dari proyek itu karena relnya yang pendek.

Menurut perhitungan UOB Kay Hian Malaysia Research, kereta cepat membutuhkan dana sekitar 40 juta ringgit per kilometer, sudah termasuk sistem dan rel. (roy)



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply