Contact Form

 

Cantiknya Hamparan Bunga Celosia di Gunungkidul


tirto.id - Gunung Merapi meletus freatik hari ini, Jumat (11/5/2018), sekitar pukul 07.32 WIB hingga mengeluarkan abu vulkanik setinggi 5.500 meter dari puncak kawah. Sebaran abu ini berada di sebagian besar wilayah Kabupaten Sleman dan terbawa angin sampai daerah selatan di Bantul. Karena peristiwa ini, Bandara Adisutjipto Yogyakarta sempat ditutup sementara pukul 10.42 WIB sampai dengan 11.10 WIB. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Namun, dari perkembangan terbaru dilaporkan bahwa penerbangan di Bandara Adisutjipto kembali ditutup sore ini hingga pukul 16.30 WIB sebagai dampak erupsi freatik Merapi. "Penutupan Bandara Adisutjipto ini sesuai NOTAM B3567/2018. Penutupan ini merupakan dampak dari hasil letusan Gunung Merapi pagi tadi," kata Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait, seperti dikutip Antara . Dinyatakan pula, AirNav Indonesia bersama seluruh pihak terkait akan terus memonitor perkembangan status Gunung Merapi dan dampaknya terhadap penerbangan. Sementara itu, dampak penutupan penerbangan per pukul 11.48 WIB yakni delapan penerbangan tertunda. Di antaranya meliputi Silk Air SLK 151 Jogja-Singapura, Express Air XN 830 Jogja-Pontianak, dan Lion Air JT 276 Jogja-Pekanbaru. Selain itu, pesawat terdampak penutupan tersebut yakni Nam Air IN 080 Jogja-Palembang, Citilink QG 783 Jogja-Halim Perdanakusuma, Wings Air IW 1844 Jogja-Surabaya, Lion Air JT 565 Jogja-Cengkareng, dan Sriwijaya Air SJ 231 Jogja Cengkarang. “Sedangkan untuk pesawat yang return to based yakni Batik Air ID 7531 Halim Perdanakusuma," katanya menambahkan.

Menyusul terjadinya erupsi freatik Gunung Merapi, PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Surakarta hingga saat ini belum menerima pengalihan penerbangan dari Jogja. "Sementara belum, tapi kalau ada pengalihan dari Jogja kami siap menerima. Memang Bandara Jogja sempat ditutup, ada penerbangan kembali ke Jakarta dan tidak jadi mendarat," kata Airport Operations and Service Department Manager PT Angkasa Pura (AP) I Bandara Adi Soemarmo Purwanto di Solo, Jumat. Ia mengatakan saat ini Bandara Adi Soemarmo masih terus berkomunikasi dengan Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, Komite Airport Emergency Plane, dan pihak-pihak pemangku berkepentingan terkait alternatif pengalihan penerbangan. "Dalam hal ini PT AP I juga mempertimbangkan bandara yang aman dan memungkinkan untuk penerbangan," jelasnya. Sementara itu, hingga saat ini penerbangan rute Solo masih aman dan tidak ada pengalihan ke bandara lain.

Sumber: antara Penulis: Yuliana Ratnasari Editor: Yuliana Ratnasari




TRIBUNJOGJA.COM - Saat Gunung Merapi erupsi tadi pagi, sebanyak 160 pendaki yang tercacat secara resmi di pos pendakian tengah berada di area lereng Gunung yang lekat dengan namanya Mbah Maridjan ini.

Menurut kesaksian dua pendaki asal Surabaya  Afri Nanda Dwi Utomo dan Hendry Dwiki Ramadhan, sesaat setelah mengabadikan pemandangan Gunung Merapi di pos 1, mereka baru sadar ternyata asap dari puncak Gunung terus membumbung tinggi.

Bersamaan dengan itu, suara gemuruh terdengar semakin kencang dari arah puncak gunung.

Menyadari Gunung tengah erupsi, keduanya pun berusaha menyelamatkan diri dengan lari ke bawah sembari masih mencoba merekam fenomena yang baru saja mereka saksikan.

"Saya sama Hendry langsung lari ke bawah. Orang orang juga berlarian. Kami niatnya sehabis naik dari Merbabu mau melanjutkan naik ke Merapi, tapi baru sampai pos 1 ternyata meletus, " ujar Afri saat dihubungi Tribun Jogja, Jumat (11/5/18) malam.

Afri mengaku perasaannya tak karuan antara takut dan takjub melihat fenomena erupsi gunung berapi yang seumur hidup baru ia saksikan sekali dan dari jarak yang cukup dekat.

Sembari terus lari tunggang langgang, kedua pendaki yang baru pertama kali ingin mendaki Gunung Merapi ini terus merekam dengan kamera ponselnya.

"Sampai tulisan New Selo semua orang yang ada di situ terus saja lari ke bawah sambil berteriak mengingatkan yang lain untuk segera menjauh. Kami berdua juga lari terus sampai merasa aman. Lalu kami memutuskan untuk pulang ke Surabaya," ujar Afri. (tribunjogja)




Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL -  Menikmati hamparan bunga warna-warni, sekarang tak perlu jauh-jauh hingga luar negeri.

Sekarang di Gunungkidul hadir Taman Bunga Celosia  yang tepatnya berada di Padukuhan Nglaos, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari.

Kebun ini dikembangkan oleh warga Tanjungsari, yaitu Eko Hardiyanto.

Untuk mewujudkan taman ini, ia harus rela merogoh kocek hingga jutaan rupiah guna membeli bibit Bunga Celosia.

Ia mengaku sudah mempunyai ide membuat taman bunga sejak lama.

Sudah banyak dana yang sudah digunakan untuk membuatnya, tetapi pada waktu itu gagal karena banyak bunga yang mati.

"Pertama kali membuat taman bunga matahari menghabiskan Rp 5 juta, tetapi selang tidak berapa lama bunga mati," terang Eko saat ditemui Tribun Jogja (11/5/2018).

Namun kegagalan tersebut tidak membuatnya menyerah.




Also show Hotels Restaurants

Also show

Map Satellite Map updates are paused. Zoom in to see updated info. Reset zoom Updating Map...

Your filters are still active.

There are no pins in your viewport. Try moving the map or changing your filters.

Thank you for your interest.

This feature is coming soon.

Return to Map

Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply