Contact Form

 

Abraham Ortelius, Pencipta Atlas Modern yang Muncul di Google Doodle Hari Ini


JAUH sebelum kita bisa memetakan dunia dan menggunakannya secara daring, Abraham Ortelius berhasil mengumpulkan berbagai informasi dari para ilmuwan, ahli geografi, dan kartografer untuk kemudian mengubahnya menjadi apa yang sekarang dikenal dunia sebagai atlas modern.

Abraham Ortelius adalah tokoh kunci dalam sejarah pengetahuan manusia. Selain dikenal sebagai penemu atlas modern, Abraham Ortelius, juga merupakan orang pertama yang menemukan pergeseran benua. Atlas yang diciptakannya menjadi warisan geografi yang manfaatnya bisa dirasakan hingga saat ini.

Lahir di Antwerp pada 14 April 1527, Abraham Ortelius yang menutup usia pada tahun 1598, juga seorang humanis yang mempelajari sastra klasik dan sejarah, serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

Selama abad ke-16 peta dunia adalah instrumen yang paling tepat untuk menunjukkan penemuan, serta mengkomunikasikan bentuk dunia yang diduga. Pada saat itu, peta masih merupakan campuran fakta, spekulasi, dan fantasi murni.

Abraham Ortelius membuat kumpulan peta yang lebih modern untuk pertama kali. Karyanya ini berjudul Theatrum Orbis Terrarum atau The Theatre of the World. Karya ini memuat 53 peta yang mencakup negara-negara di dunia pada saat itu. Atlas yang menjadi representasi dunia ini memiliki dampak budaya yang sangat besar, karena Abraham Ortelius berhasil menyatukan semua pengetahuan terkini pada zamannya yang terkait dengan ukuran dan bentuk benua.

Atlas modern Theatrum Orbis Terrarum dari Abraham Ortelius ini pertama kali diterbitkan hari ini 20 Mei pada 1570. Diperbanyak dan terus diperbarui dalam edisi berturut-turut, Theatrum Orbis Terrarum menjadi atlas paling populer pada masanya. Edisi terakhir berasal dari tahun 1622 dan memiliki 167 peta. Jasanya ini menggiring Abraham Ortelius diangkat menjadi ahli geografi ke Philip II dari Spanyol (1575).

Penerbitan atlas, berjudul Theatrum Orbis Terrarum (Teater Dunia) pada 20 Mei 1570 ini secara signifikan menandai perkembangan ilmu pengetahuan salah satunya bidang geografi. Sebagai bentuk penghargaan terhadap penemu atlas ini, Google Doodle pun merayakan momen berhagra penerbitan atlas pertama ini sebagai doodle-nya pada hari ini.

Ini adalah bukti pertama dari seseorang yang membayangkan pergeseran benua - teori bahwa benua-benua bergabung bersama sebelum berjajar ke posisi hari ini. Membalik-balik halaman, dan mungkin juga melihat monster laut di air - makhluk mitos ini adalah subjek daya tarik dalam generasi Abraham Ortelius, dan sering muncul di samping lanskap peta atlas yang terus berubah.***


TEPAT 3 Mei, 106 tahun lalu, pesulap atau ilusionis sekaligus sutradara besar asal Perancis Georges Méliès merilis mahakaryanya yang berjudul À la conquête du pôle (The Conquest of the Pole).


TRIBUNNEWS.COM - Ada yang unik jika kita membuka mesin pencarian Google hari ini.

Google Doodle hari ini (20/5/2018) menghadirkan sosok Abraham Ortelius.

Bagi yang belum tahu, Abraham Ortelius alias Flemish Abraham Ortels adalah sosok yang berjasa menemukan peta atlas dunia modern atau disebut juga cartographer.

Nah, di Google Doodle edisi hari ini kita bisa melihat animasi sebuah buku yang berisi lembaran atlas peta dunia dan ilustrasi gambar Abraham Ortelius.

Abrham Ortelius adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam bidang pemetaan dunia.

Berkat dirinya semua orang di zaman sekarang bisa melihat peta dunia dengan jelas dan lengkap.




VIVA  – Google Doodle mengenang penemu atlas yang legendaris sepanjang masa, Abraham Ortelius, pada Minggu, 20 Mei 2018. Selain dikenal sebagai penemu atlas modern, Ortelius juga merupakan orang pertama yang menemukan pergeseran benua. Salah satu karya terbesar Ortelius adalah Theatrum Orbis Terrarum (Teater Dunia) yang diakui dunia sebagai atlas modern pertama pada hari ini 448 tahun silam. Ortelius lahir di Antwerp, Belgia pada 20 April 1527. Ia meninggal dunia di kota yang sama pada 28 Juni 1598. Ia tinggal dan dibesarkan oleh pamannya setelah ayah Ortelius meninggal dunia.

Ia bekerja sebagai pembuat peta di tempat asalnya dan hidup dari menjual peta dan buku. Peta pertamanya dipublikasikan pada 1564. Ortelius melakukan perjalanan ke penjuru Eropa selama hidupnya. Salah satu perjalanannya bersama Kartografer terkenal masa itu, Gerardus Mercator. Tokoh ini juga yang dianggap telah menjadi inspirasi Ortelius menjadi seorang pembuat peta. Diperbanyak dan terus diperbarui dalam edisi berturut-turut, Theatrum Orbis Terrarum menjadi atlas paling populer pada masanya. Bahkan, edisi terakhir berasal dari 1622 dan memiliki 167 peta.  (mus)



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply