MATARAM, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyebutkan bahwa Pancasila bisa menangkal serangan hoaks yang sudah begitu deras menyerang masyarakat dari segala penjuru.
"Kita sebagai orang berpancasila mengambil manfaat dari keterbukaan informasi untuk tidak menyebarkan hoaks," kata Mahfud MD dalam talk show di Universitas Mataram, Sabtu (7/4/2018) malam.
"Kalau kita menyebarkan berita atau informasi hoaks hukumannya bisa enam tahun penjara dan denda Rp 1 miliar," ujar Mahfud.
Mahfud juga menyebutkan, nilai-nilai Pancasila seolah makin tenggelam, karena generasi muda menghadapi tantangan kehilangan akar identitas kebangsaan. Tantangan ini menyebabkan mereka jauh dari nilai-nilai budaya yang luhur.
(Baca juga: Dua Strategi dalam Memerangi Ujaran Kebencian dan Hoaks di Tahun Politik )
Menurut Mahfud MD, Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, terlebih generasi muda yang lebih dekat dengan tren komunikasi global.
"Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasan. Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara. Pancasila itu ideologi yang mempersatukan," kata profesor hukum tata negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tersebut.
Jika generasi muda saat ini tidak lagi menjadikan Pancasila sebagai pegangan, Mahfud khawatir akan muncul potensi perpecahan. Berbagai paham radikalisme bisa mudah masuk dan mempengaruhi generasi milenial saat ini.
"Radikalisme harus kita tangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu, ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," kata Mahfud.
(Baca juga: Wiranto: Penyebar Ujaran Kebencian dan Hoaks Tak Punya Rasa Memiliki Indonesia )
Selain Mahfud, diskusi ini juga dihadiri pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute, Inayah Wulandari Wahid, serta aktor film Reza Rahadian.
Menurut Inayah, Pancasila adalah perangkat nilai yang menjadi panduan Indonesia untuk meraih kondisi negara yang dicita-citakan. Tanpa Pancasila, bangsa akan kehilangan identitas dan jati diri, terlebih kaum mudanya.
"Saat ini begitu mudahnya kita terjebak untuk menggunakan handphone . Kita mengirim apa pun juga tanpa ada batasan. Jika kita sadar dan selaku berpijak pada ajaran Pancasila, kita tidak akan terjebak menjadi penyebar hoaks," kata Inayah.
(Baca juga: Banyak Hoaks, NU-Muhamadiyah Imbau Umat Perkuat Persatuan NKRI )
Putri bungsu Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid itu menuturkan, ada salah satu negara di Afrika yang hancur karena masyarakatnya terpecah akibat pengaruh hoaks. Negara itu adalah Rwanda.
"Ada dua suku yang besar di sana, saling memaki atau melempar hoaks, negaranya hancur. Mahasiswa bisa membuat perubahan dengan tidak menyebarkan berita hoaks," ucap Inayah.
Sementara itu aktor film Reza Rahadian menyoroti pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu keberagaman suku, agama, dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia.
Reza mencontohkan, dengan melakukan hal sederhana saja, misalnya peduli dengan sesama.
"Dan melihat di sekitar kita, apa yang belum adil, dengan cara kebersamaan. Kita harus peduli pada ketimpangan, itu adalah penerapan nilai Pancasila," kata Reza.
Kompas TV Deklarasi ditujukan untuk menangkal ujaran kebencian di media sosial selama pelaksanaan pilkada tahun ini.
Musyawarah dan mufakat adalah warisan leluhur yang menjadi kelebihan Indonesia dalam menjalankan kehidupan berdemokrasi.
Dalam Pancasila terdapat harmoni tentang kehidupan beragama dan berbudaya yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia, terutama dalam menghadapi serangan
Seorang masiswi Universitas Islam Malang (Unisma) menjadi sorotan dan perbincangan publik, usai videonya yg menangis saat diberi sepeda oleh Presiden
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia telah dirumuskan oleh para pemimpin bangsa kita sejak sebelum negara ini merdeka
kemkominfo mengajak berbagai ormas di Bekasi untuk diskusi bersama tentang undang-undang ini di Ballroom Aston Imperial Hotel Bekasi
Tantangan terhadap 'nasionalisme' adalah kemiskinan, kekurangan gizi, kebodohan, keterisolasian, dan keterbelakangan
Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY menyampaikan ucapan selamat kepada Tribunnews yang tahun 2018
Presiden Joko Widodo akan melantik anggota dan meresmikan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Istana
Politikus Golkar yang akrab dipanggil Bamsoet ini menegaskan, negara Pancasila adalah bentuk ideal dan sudah final bagi bangsa Indonesia.
Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Bagian Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPIP) bersilaturahmi dengan Pimpinan MPR
KB (30 tahun), pria yang menyebarkan konten hoaks melalui berbagai situs berita abal-abal ternyata pernah berprofesi sebagai wartawan.
Anak muda zaman now harus memahami nilai-nilai Pancasila secara serius, bukan sekedar soal metode sosialisasi Pancasila
Ditengah ancaman disintegrasi bangsa, Pancasila harus senantiasa diamalkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal ini dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat yang berdampak pada kerukunan antar umat beragama di Republik Indonesia.
Pers memiliki peran strategis sebagai pilar pendidikan untuk mendorong kebijakan publik bagi kesejahteraan rakyat.
Simposium ini antara lain mengkaji konsep Ekonomi Pasar Pancasila (EPP) yang pada Desember 2017 lalu dipaparkan mantan Presiden RI BJ Habibie
Bamsoet) optimistis Islam akan bangkit dari Indonesia sehingga jadi contoh
Tutur katanya santun namun tegas dan mudah dimengerti. Setiap kalimat yang meluncur dari bibirnya tertata rapi sekaligus memiliki daya magis
Komisi A DPRD DIY berinisiatif menggelorakan Pancasila sebagai jalan untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman.
Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat.
Indonesia harus berbangga karena memiliki segala keberagaman dan kemajemukan yang ada di dunia.
Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi acuan untuk hidup berdampingan
Saksi terdiri dari 3 orang atas nama Noviar Badirani, Muhammad Umar Al-Khatiri, Akhlunazar Hatala.
Nanti akan bekerjasama untuk melakukan legislatif review terutama terhadap UU yang bertentangan dengan Pancasila
Kasus kontroversial ini bukan pertama kalinya yang membuat acara Dahsyat menjadi sorotan baik dari netizen maupun Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
"Akan terjadi persaingan antara negara, dan indonesia menjadi perebutan semua negara," ucap Gatot.
tren individualisme ini karena tidak sesuai dengan Pancasila yang mengutamakan asas gotong royong.
Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan lakon Sesaji Raja Suya.satu agenda rangkaian peringatan HUT PDIP
Inilah 6 info terpenting pendaftaran CPNS 2018, mulai persyaratan, kuota hingga bocoran angka gaji yang cukup asyik!
Sikap politik itu disampaikan dalam penutupan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Derasnya arus informasi saat ini bisa menjadi ancaman jika tak dibentengi Pancasila. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan mahasiswa Universitas Mataram (Unram) menghadiri talkshow bertajuk Pancasila di Zamanku yang digagas Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerja sama dengan Universitas Mataram dan Solidaritas Anak Bangsa (Sabang) di Lapangan Atletik Unram, NTB, pada Sabtu (7/4) malam. Ribuan mahasiswa antusias mendengarkan pemaparan pandangan Pancasila oleh pakar hukum tata negara yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Muhammad Mahfud MD, pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute Inayah Wulandari Wahid, dan aktor film Reza Rahadian.
Menurut Mahfud MD, Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, terlebih generasi muda yang lebih dekat dengan tren komunikasi global. Menurut Mahfud, terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya. "Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara. Pancasila itu ideologi yang mempersatukan," ujar Profesor Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tersebut. Mahfud mengingatkan kembali tentang potensi perpecahan jika generasi muda saat ini tidak lagi merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari. "Radikalisme harus kita tangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," lanjut Mahfud. Hal senada diungkapkan Inayah Wahid. Putri bungsu Presiden Indonesia keempat KH Abdurrahman Wahid ini mengatakan, Pancasila adalah perangkat nilai yang menjadi panduan bangsa Indonesia untuk meraih kondisi negara yang dicita-citakan. Tanpa Pancasila, bangsa ini akan kehilangan identitas dan jati diri, terlebih kaum mudanya. "Kita perlu menerjemahkan nilai-nilai Pancasila dalam praktik sehari-hari. Bantu generasi muda untuk memahami apa sebenarnya Pancasila, mengapa penting untuk menghidupi Pancasila, sehingga akan terbangun rasa memiliki," ujar Inayah. Sementara aktor film Reza Rahadian menyoroti tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu keberagaman suku, agama, dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Sebagai seniman, pria bernama lengkap Reza Rahadian Matulessy ini memandang keanekaragaman yang dimiliki Indonesia sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan. "Tuhan sudah memberikan anugerah kepada Indonesia berupa kekayaan alam dan aneka ragam suku dan budaya. Sebagai generasi muda, ini yang harus kita jaga. Caranya bagaimana, contoh sederhana adalah menanamkan rasa cinta dan menghargai perbedaan," kata Reza. Tumbuh di lingkungan keluarga yang majemuk, Reza sejak kecil terbiasa menghargai perbedaan. Reza bersyukur hidup dalam keluarga yang menjunjung toleransi meski berbeda keyakinan. "Toleransi telah menjadi bagian dalam hidup saya. Dengan saling menghormati dan menghargai, seperti nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila, kita bisa hidup dalam kedamaian," ungkap Reza. Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Laksmi Lestari mengatakan, tema Pancasila harus terus digiatkan kepada generasi muda saat ini. Derasnya arus informasi saat ini bisa menjadi ancaman jika tidak dibentengi Pancasila sebagai landasan. "Kami mendorong kaum muda menguatkan wawasan kebangsaan, bersikap dan bersuara dengan kuat tentang pentingnya mengokohkan keutuhan Indoesia. Kesadaran akan makna dan hakekat bangsa dan kebangsaan juga dasar kepercayaan diri dan rasa hormat diri sebagai bagian dari bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia," ucap Laksmi. Laksmi juga mendorong peranan kaum muda di Mataram dan NTB pada umumnya mengembangkan anugerah potensi sumber daya alam yang dimilikinya. Laksmi menilai, generasi muda perlu visi yang kuat untuk menjaga dan memberdayakan kekayaan alamnya, khususnya di Indonesia Timur. "Untuk itu, saatnya anak-anak muda di Mataram untuk mengembangkan bekal diri dengan pencapaian akademik yang diperoleh di kampus disertai pengembangan wawasan keterampilan lunak. Tujuannya, agar mereka di kemudian hari menjadi manusia yang cakap secara inteligensi dan emosional dan siap berkarya nyata menjaga keutuhan bangsa," ungkap Laksmi.
PAKAR hukum tata Negara Mahfud MD mengatakan anak-anak muda sekarang ini harus disadarkan tentang kebesaran Negara Indonesia, bagaimana mereka bisa menjadi besar dan sukses di Indonesia dengan menjaga dasar ideologi Negara Pancasila secara bersama dari golongan agama, suku, ras, dan daerah manapun.
"Bersatulah sehingga Pancasila ini benar-benar bisa dirasakan sebagai ideologi terbuka. Artinya menerima berbagai penafsiran yang baik itu dari setiap perkembangan zaman, apakah itu zaman reformasi, globalisasi atau zaman milenial," katanya kepada wartawan usai bertemu Rektor Universitas Mataram (Unram) Lalu Husni, Sabtu (704) malam.
Mahfud menyebut anak muda juga harus bisa menerima gaya hidup yang secara artificial itu mungkin agak off tetapi secara substansial itu Indonesiawi, seperti main Twitter, pakai celana jeans, tetapi tetap salat bagi yang islam, berpikir kemanusiaan jangan sampai menyebarkan berita-berita hoaks apalagi sampai bertengkar melalui media sosial.
"Anak muda sekarang harus tahu itu, negara ini akan memberi kepada mereka. Buktinya saya bisa menjadi Menteri, bisa menjadi ketua Mahkamah Konstitusi, bisa anggota DPR, bisa Guru Besar," katanya.
Mahfud mengatakan hal itu melihat era keterbukaan informasi seperti sekarang, nilai-nilai Pancasila seolah makin tenggelam dengan hingar bingarnya dunia anak muda milenial.
Generasi muda menghadapi tantangan semakin kehilangan akar identitas kebangsaan dan jauh dari nilai-nilai budaya yang luhur. Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan Pancasila dipandang perlu dibumikan kembali di tengah-tengah kaum muda untuk menguatkan kembali wawasan kebangsaan.
Hal itu menjadi pembahasan dalam talkshow bertajuk Pancasila di Zamanku yang diselenggarakan Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerja sama dengan Universitas Mataram (Unram), dan Solidaritas Anak Bangsa (SABANG) di lapangan atletik Universitas Mataram, NTB, pada Sabtu (7/4).
Selain Mahfud, juga hadir pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute Inayah Wulandari Wahid, dan aktor film Reza Rahadian. Dipandu jurnalis senior Rosiana Silalahi, talkshow ini diikuti tidak kurang dari 10.000 mahasiswa yang datang dari berbagai jurusan di Universitas Mataram.
Mahfud mengatakan, Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, terlebih generasi muda yang lebih dekat dengan tren komunikasi global.
Menurut Mahfud, terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya.
"Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara. Pancasila itu ideologi yang mempersatukan," kata profesor Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.
Ia mengingatkan kembali tentang potensi perpecahan jika generasi muda saat ini tidak lagi merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari.
"Radikalisme harus kita tangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," ujar Mahfud.
Hal senada diungkap Inayah Wahid. Putri bungsu Presiden keempat Indonesia KH Abdurrahman Wahid itu mengatakan Pancasila adalah perangkat nilai yang menjadi panduan Bangsa Indonesia untuk meraih kondisi negara yang dicita-citakan. Tanpa Pancasila, bangsa ini akan kehilangan identitas dan jati diri, terlebih kaum mudanya.
"Kita perlu menerjemahkan nilai-nilai Pancasila dalam praktik sehari-hari. Bantu generasi muda untuk memahami apa sebenarnya Pancasila, mengapa penting untuk menghidupi Pancasila, sehingga akan terbangun rasa memiliki," ujar Inayah.
Sementara itu, aktor film Reza Rahadian menyoroti tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu keberagaman suku, agama, dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia.
Sebagai seniman, pria bernama lengkap Reza Rahadian Matulessy ini memandang keanekaragaman yang dimiliki Indonesia sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan.
Tuhan sudah memberikan anugerah kepada Indonesia berupa kekayaan alam dan aneka ragam suku dan budaya. Sebagai generasi muda, ini yang harus kita jaga. Caranya bagaimana, contoh sederhana adalah menanamkan rasa cinta dan menghargai perbedaan," ujar aktor berdarah Maluku ini.
Tumbuh di lingkungan keluarga yang majemuk, Reza sejak kecil terbiasa menghargai perbedaan. Ia bersyukur hidup dalam keluarga yang menjunjung toleransi meski berbeda keyakinan.
"Toleransi telah menjadi bagian dalam hidup saya. Dengan saling menghormati dan menghargai, seperti nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila, kita bisa hidup dalam kedamaian," katanya.
Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Laksmi Lestari mengatakan, tema Pancasila harus terus digiatkan kepada generasi muda saat ini. Derasnya arus informasi bisa menjadi ancaman jika tidak dibentengi Pancasila sebagai landasan.
Karena itu, ia mendorong kaum muda agar menguatkan wawasan kebangsaan, bersikap dan bersuara dengan kuat tentang pentingnya mengokohkan keutuhan Indonesia.
"Kesadaran akan makna dan hakekat bangsa dan kebangsaan juga dasar kepercayaan diri dan rasa hormat diri sebagai bagian dari bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia," kata Laksmi.
Ia juga mendorong peranan kaum muda di Mataram dan NTB pada umumnya untuk mengembangkan anugerah potensi sumber daya alam yang dimilikinya. Generasi muda perlu visi yang kuat untuk menjaga dan memberdayakan kekayaan alamnya, khususnya di Indonesia Timur.
Untuk itu, saatnya anak-anak muda di Mataram untuk mengembangkan bekal diri dengan pencapaian akademik (hard skills) yang diperoleh di kampus yang disertai pengembangan wawasan keterampilan lunak (soft skills), "Tujuannya, agar mereka di kemudian hari menjadi manusia yang cakap secara inteligensi dan emosional dan siap berkarya nyata menjaga keutuhan bangsa," kata Laksmi. (OL-3)