Contact Form

 

Siapa Gabriel García Márquez? Berikut Daftar Karya Monumentalnya dan Penyakit Diderita Sebelum Wafat


Liputan6.com, Jakarta - Google hari ini merayakan ulang tahun penulis asal Kolombia, Gabriel García Márquez yang ke-91 melalui Google Doodle.

Dalam doodle yang tampil di laman pencarian tersebut, ia tampil dengan kumis khasnya didampingi ilustrasi yang penuh dengan warna.

Gabo, begitu ia dikenal oleh banyak orang, lahir di Aracataca, Kolombia pada 6 Maret 1927. Ia meninggal dunia di kota Meksiko, Meksiko, 17 April 2014, saat berusia 87 tahun.

Raksasa mesin pencari ini memperingati hari kelahiran Gabo karena dianggap sebagai salah satu penulis paling penting di abad ke-20, dan salah satu penulis berbahasa Spanyol terbaik.

Semasa hidupnya, Gabo berhasil membawa pembaca novelnya ke dalam dunia realisme yang penuh magis di dalam novel pertamanya, yakni Leaf Storm (1955).

Berawal dari novel tersebut, Gabo mampu menuturkan kisah yang tak hanya menceritakan kisah fiksi dan gaib semata, ia juga mencampurnya dengan keadaan di dunia nyata.

Selama hidupnya, Garcia Marquez telah menulis tujuh novel, di mana judul tambahannya termasuk The General in the Labyrinth (1989), dan Of Love and Other Demons (1994).


TRIBUN-TIMUR.COM - Situs mesin pencarian Google pada Selasa (6/3/2018) menampilkan doodle Gabriel García Márquez.

Seperti biasanya, doodle tokoh yang ditampilkan sedang diperingati hari kelahirannya.

Ya, pada Selasa hari ini adalah hari lahir Marquez ke-91, namun beliau meninggal dunia pada usia 87 tahun, 17 April 2014 lalu.

Dikutip dari Wikipedia.org , Gabriel José de la Concordia García Márquez, nama lengkap Marquez, adalah seorang novelis, jurnalis, penerbit, dan aktivis politik Kolombia.

Ia dilahirkan di kota Aracataca di departemen Magdalena, namun hidupnya kebanyakan dijalaninya di Meksiko dan Eropa.

Baca: Pelakor - Detik-detik Istri Oknum Polisi Ngamuk dan Labrak Oknum Pegawai Puskesmas Perebut Suaminya

Baca: Baru 3 Tahun Usai Juara DAcademy, Lihat Cara Evi Masamba Perlakukan Neneknya, Foto Ini Jadi Bukti

Baca: Ternyata Tak Hanya Pengacara, Diam-diam Inilah Daftar 2 Bisnis Rahasia Lain Hotman Paris Hutapea

Semasa hidupnya, ia banyak menghabiskan hidupnya di Meksiko.




Peraih Nobel Sastra pada 1982, Gabriel Garcia Marquez memang mumpuni dalam menulis fiksi dan nonfiksi. Kemampuan Garcia Marquez dalam menyajikan tulisan-tulisannya selalu menarik perhatian. Dalam beberapa karyanya, García Marquez juga memasukkan realitas yang ditemuinya sebagai jurnalis.

Tak heran jika dunia ikut berduka saat Garcia Marquez meninggal 17 April 2014 lalu. Karya-karya sastranya memuat potret sosial, politik, dan berbagai persoalan lainnya. Kemampuannya sebagai jurnalis juga berpengaruh pada tulisan-tulisannya yang tajam. Dikutip dari The Guardian, ada lima novelnya yang wajib dibaca.

One Hundred Years of Solitude 1967

One Hundred Years of Solitude mencatat tujuh generasi keluarga Buendía di desa Macondo. Novel ini berkisah tentang gipsi kenabian dan pasangan kekasih yang melanggar adat desa itu. Novel ini merupakan buku yang paling cepat laris dalam waktu sekejap. Buku ini pula yang meluncurkan Garcia Marquez pada ketenaran di seluruh dunia. Novel ini pula yang memicu perkembangan pesat literatur Amerika Latin.

The Autumn of the Patriarch 1975

Gabriel Garcia Marquez menghabiskan sepuluh tahun untuk meneliti kediktatoran Pinilla hingga Trujillo dan dari Franco hingga Peron. Kemudian dia mencoba untuk melupakan semua yang telah dia dengar dan baca untuk menciptakan kisah yang dia buat dengan gayanya sendiri, "Sang Jenderal Semesta Alam".

Novel ini dibuka dengan ditemukannya jenazah tiran yang tewas di lantai istana kepresidenan. Tiran ini lebih tua dari semua pria tua dan semua hewan tua di darat atau lautan. Garcia Marquez mengeksplorasi rusaknya moral dan lumpuhnya politik. Dia menyebutnya dengan "puisi tentang kesendirian kekuasaan" (poem on the solitude of power).

Love in the Time of Cholera 1985

Terinspirasi dari masa pacaran orang tuanya sendiri, Love in the Time of Cholera menceritakan bagaimana cinta antara Florentino Arizo dan Fermina Daza. Hubungan keduanya digagalkan oleh pernikahan Fermina dengan seorang dokter yang mencoba membasmi kolera.

The General in his Labyrinth 1989

Novel ini mengisahkan masa-masa dalam bulan terakhir kehidupan Simon Bolívar. Simon Bolivar orang yang membebaskan Kolombia dari Spanyol pada awal abad ke-19. Novel ini menyebabkan badai di Amerika Selatan ketika pertama kali diterbitkan.

Garcia Marquez memetakan perjalanan pemimpin revolusioner dari Bogota ke pantai Kolombia. Dia melukiskan potret seorang pria yang kelelahan secara fisik dan mental. Potret ini mencerminkan kenangan akan konflik dan perjuangannya.

News of a Kidnapping 1996

García Marquez terus bekerja sebagai jurnalis. Alasannya pekerjaan ini membuatnya tetap berhubungan dengan dunia nyata. Dalam novelnya ini pula, Garcia Marquez melihat kembali serentetan penculikan yang dilakukan kartel Medellín Cartel Kolombia Pablo Escobar pada 1990-an.***


LAMAN utama Google hari ini diisi oleh sebuah gambaran kota fiksi Macondo. Kota tersebut merupakan kota yang diciptakan oleh penulis asal Kolombia, Gabriel García Márquez, dalam novel terpopulernya yang berjudul One Hundred Years of Solitude.

Márquez menjadi salah satu penulis terbesar di abad ke-20. Namun, di balik kesuksesannya menjadi seorang penulis, ternyata ada beberapa hal tentang penulis tersebut yang tidak banyak diketahui orang.

Seperti dikutip dari huffingtonpost.co.uk, inilah 11 hal yang jarang orang ketahui tentang Gabriel García Márquez.

1. Sempat belajar hukum

Ia mulai berkuliah hukum di Bogotá, tetapi sebelum ia lulus, ia memutuskan untuk mengejar keinginan sebenarnya.

2. Ia memulai karier sebagai seorang jurnalis

Ketika menjadi jurnalis, ia lebih suka mencatat jawaban dari narasumber yang diwawancarai, daripada merekamnya dengan alat perekam. “Ketika seseorang tahu bahwa ia sedang direkam, maka sikapnya dalam berbicara akan berubah,” kata Márquez.

Selain itu, ia juga menambahkan cara terbaik untuk mewawancarai narasumber adalah dengan tidak mencatat apalagi merekam apa yang dibicarakan oleh narasumbernya.

Cukup dengarkan saja jawaban dari narasumber hingga wawancara selesai. Setelah itu, kita bisa mengingatnya sendiri dan menuliskannya lagi tanpa harus menggunakan kata-kata yang persis sama.

Márquez juga menjelaskan bahwa alat perekam itu tidak akan cocok dengan orang yang sedang diwawancarai. Hal ini dikarenakan alat perekam akan merekam semuanya, bahkan ketika narasumber mengucapkan hal-hal yang memalukan atau bodoh.

3. Márquez terinspirasi dari neneknya

Suatu hari ketika Gabriel García Márquez sedang menyetir mobil setelah pulang dari berlibur, ia mendapatkan sebuah wahyu. “Saya harus mendongengkan cerita saya sama seperti nenek saya mendongengkan ceritanya,” kata Márquez.

Sesampainya di rumah, ia tidak pernah melewatkan sehari pun tanpa menulis, hingga novelnya pun berhasil diselesaikan.

4. Márquez dicintai oleh rekan-rekannya

Menjadi eksponen terbesar aliran ‘realisme magis’ membuat Márquez dipuji oleh rekan-rekan sastranya. Penyair asal Chile, Pablo Neruda pun mengatakan One Hundred Years of Solitude adalah wahyu terbesar dalam bahasa Spanyol setelah novel Don Quixote karya Cervantes.

5. Satu dari delapan

Ia menjadi satu dari delapan orang Amerika Latin yang memenangkan penghargaan Nobel untuk sastra.

Setelah menerima telepon bahwa ia mendapatkan Nobel, penulis asal Kolombia ini ketakutan bahkan hingga gemetar. Ia yang saat itu sedang sendiri di rumah langsung berlari ke rumah temannya, Alvaro Mutis.

Mutis kaget dan menyangka temannya itu bertengkar dengan istrinya. “Ini lebih buruk dari itu, mereka memberiku Nobel,” kata García Márquez.

6. Perselisihan hebat

Márquez mengalami perselisihan hebat dengan peraih Nobel Amerika Latin Mario Vargas Llosa

Penulis asal Peru, Mario Vargas Llosa menghampiri García Márquez di bioskop Mexico City dan meninju wajahnya. Banyak yang beranggapan keduanya pernah berteman baik dan berjuang di ranah politik.

Namun, Rodrigo Moya, seorang fotografer yang memotret Márquez ketika ia menyeringai, mengatakan pertengkaran kedua penulis besar itu disebabkan oleh istri Vargas Llosa. Sejak saat itu, keduanya dikabarkan tak pernah saling berbicara lagi.

7. Sahabat Fidel Castro

Terlepas dari kritiknya terhadap otoritarianisme, Gabriel García Márquez merupakan teman baik dari diktator Kuba, Fidel Castro.

8. Márquez dilarang di Amerika Serikat selama beberapa dekade

Pemerintah Amerika Serikat menolak memberikan visa kepada Márquez selama lebih dari tiga dekade. Hal ini mungkin karena dukungannya terhadap pemerintahan sayap kiri yang ditentang oleh Washington, serta karena pertemanannya dengan Fidel Castro.

Mantan Presiden Bill Clinton membatalkan larangan tersebut pada pertengahan tahun 1990-an.

9. Níspero atau buah lokal adalah rasa es krim favoritnya

Ketika Márquez mengunjungi Cartagena, ia senang makan di sebuah restoran bernama Ohlala. Untuk hidangan penutup, ia memesan es krim dengan rasa buah lokal dari Gelateria Paradiso tak jauh dari restoran tersebut.

10. Pernikahan setengah abad lebih

Gabriel García Márquez menikahi istrinya, Mercedes Barcha, pada tahun 1958. Hingga ia meninggal pada tahun 2014, pernikahannya terhitung telah berumur 56 tahun.

11. Ia mengalahkan semua orang kecuali Tuhan

Karya Gabriel García Márquez telah terjual melebihi karya penulis Spanyol lain. Namun, penjualannya ini tetap tidak bisa melebihi penjualan dari Alkitab dalam bahasa Spanyol. (Annisa Fauziah)***

Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply