Antara , CNN Indonesia | Minggu, 25/03/2018 11:19 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Minggu (25/3) dirayakan umat Katolik sedunia, termasuk di Indonesia sebagai hari Minggu Palma atau Minggu Palem. Minggu Palma sendiri merupakan rangkaian pembuka Pekan Suci jelang Paskah atau Kebangkitan Yesus. Minggu Palma ini merupakan kenangan peristiwa dielu-elukannya Yesus saat masuk ke Yerusalem. Rangkaian perayaan lainnya, yakni Kamis Putih (peringatan perjamuan terakhir Yesus dengan para murid), Jumat Agung (Yesus disalib), dan Minggu Paskah (kebangkitan Yesus dari kematian). Dalam liturgi Minggu Palma, umat Katolik yang menghadiri misa akan dibagikan daun palem. Hal ini terlihat pada sejumlah gereja Katolik di seluruh Indonesia. "Daun palem adalah simbol kemenangan yang digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun palem di antara tempat untuk instrumen dari sebuah kesyahidan," kata Yonas Kamiasi Pr, pastor dari Stasi Yesus Maria Yosep Liliba dikutip dari Antara . "Yesus Kristus kerap kali menunjukkan hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian yang diasosiasikan dengan kejayaanNya memasuki kota suci Yerusalem," tambahnya. Dalam liturgi Minggu Palma ini, umat Katolik tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem melainkan juga mengenang kesengsaraan Yesus. Oleh karenanya, Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu Sengsara, karena pada saat itu umat akan mendengarkan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus dalam Injil. Tak cuma di Kupang, ribuan umat katolik di Keuskupan Timika, Papua juga merayakan Minggu Palma. Misa Minggu Palma dimulai pada pukul 07.00 WIT. Perayaan diawali dengan upacara pemberkatan daun palma oleh Uskup Timika Mgr Jhon Philip Saklil dan Pastor Amandus Rahadat Pr di depan gereja katedral setempat dan dilanjutkan dengan perarakan ke dalam gereja. Sedangkan di Gereja Katedral Jakarta sendiri, Misa Minggu Palma diselenggarakan sebanyak empat kali. Mengutip situs resmi Katedral Jakarta, Misa Minggu Palma ini digelar pada pukul 06.00 WIB, 08.30 WIB, 11.00 WIB, 16.30 WIB, dan 19.00 WIB. Perayaan Misa Minggu Palma di Gereja Katedral Jakarta ini masih dibuka untuk umum dan tidak menggunakan sistem pendaftaran online. Sistem pendaftaran online baru diberlakukan untuk Misa Jumat Agung (30/3), dan Sabtu Suci (31/3). (chs)
tirto.id - Minggu Palma 2018 dirayakan ribuan umat Katolik di Keuskupan Timika, Mimika, Papua pada Minggu (25/3/2018). Menurut pantauan di Gereja Katedral Tiga Raja Timika, ribuan umat memadati gereja dengan membawa daun-daun palem. Perayaan dimulai pukul 07.00 WIT dan diawali dengan upacara pemberkatan daun palem oleh Uskup Keuskupan Timika, Mgr Jhon Philip Saklil Pr dan pastor Amandus Rahadat Pr di depan gereja Katedral dan dilanjutkan dengan perarakan ke dalam gereja. Perayaan Minggu Palma ini juga ditandai dengan pembacaan kisah sengsara Yesus Kristus yang diambil dari Injil Markus. Umat diajak untuk merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus. Mgr Jhon sebagai selebran utama perayaan Minggu Palma tersebut dalam khotbahnya mengajak umat Katolik untuk merayakan suka cita dan kegembiraan seperti yang dirasakan umat Yerusalem ketika menyambut Tuhan Yesus sebagai Raja masuk ke kota Yerusalem. Akan tetapi kegembiraan dan suka cita tersebut tidak membuat umat lupa diri dan kemudian meneriaki Yesus untuk disalibkan. Untuk itu Mgr Jhon mengajak semua umat agar dapat menyerahkan diri untuk dipimpin oleh Yesus sang Raja Abadi dan rendah hati. Minggu Palma ( Palm Sunday ) dalam tradisi umat Kristiani merupakan hari pertama Pekan Suci dan Minggu sebelum Paskah. Minggu Palma merupakan peringatan masuknya Yesus ke Yerusalem yang disambut dengan arak-arakan. Di sejumlah gereja, arak-arakan dilakukan dengan melambaikan daun palem, daun kurma, atau daun dari tumbuhan lokal setempat.
Namun, seperti dilansir dari Britannica , hari pertama Pekan Suci ini lazim disimbolkan dengan daun Palma. Liturgi Minggu Palma dimulai dengan berkat dan penumpangan tangan pada daun palem. Setelah itu, masuk dalam sesi pembacaan surat dalam Alkitab dan khotbah singkat yang diberikan oleh Imam. Daun palem yang tela diberikati Romo seusai misa biasanya akan dibawa pulang untuk dipasang di rumah masing-masing sebagai tanda telah siap untuk memasuki Paskah. Beberapa dari daun palem itu dibakar pada tahun berikutnya untuk diguanakn sebagai abu dalam peringatan Rabu Abu.
Sumber: antara Penulis: Dipna Videlia Putsanra Editor: Dipna Videlia Putsanra
tirto.id - Minggu, 25 Maret 2018 seluruh umat Katolik di dunia akan mendatangi gereja dengan daun palem di tangannya. Perayaan ini dikenal dengan nama Minggu Palma, sebuah peringatan masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum Ia dikorbankan dan bangkit kembali, sesuai kepercayaan umat Kristiani. Mengapa umat membawa daun palem saat Minggu Palma? Menurut Alkitab, pengikut Yesus melambari jalan di Yerusalem dengan daun palem, sebelum Yesus memasuki wilayah tersebut. Seperti dilansir Time , mengalasi jalan dengan daun palem adalah kebiasaan yang dilakukan bagi orang yang berkedudukan tinggi di zaman itu. "Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian. Itulah sebabnya Minggu Palma disebut pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem," kata pastor Paroki Gereja Santo Gregorius Agung Oeleta Romo Kristoforus U Mau Pr ketika memimpin Perayaan Liturgi dan Ekaristi, di Kota Kupang, Minggu (25/3/2018), seperti dilansir Antara . Ia mengatakan dalam tradisi gereja Katolik, perayaan Minggu Palma ini adalah sebuah peristiwa iman yang sangat istimewa karena sebagai pembuka pekan suci sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian-Nya di kayu salib. Perayaan ini, kata Romo yang biasa disapa dengan sebutan Bob itu merujuk kepada peristiwa yang dicatat pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19. Saat itu, kata Romo, umat mengeluk-elukan dengan palem di tangan saat Yesus memasuki kota Yerusalem sebelum disalibkan oleh para serdadu Yahudi, sampai akhirnya wafat dan bangkit pada hari ketiga yang dikenang umat kristiani sejagat sebagai Hari Raya Paskah. Cabang pohon palem juga menjadi tanda kemenangan di zaman Romawi, sehingga mereka melambaikan daun palem untuk merayakan kemenangan. Di beberapa gereja, jemaat membentuk daun palem menjadi bentuk salib. Daun yang digunakan pun, tak hanya palem. Beberapa negara yang tak memiliki palem menggunakan tanaman lokal seperti bunga dan ranting pohon. Yesus tiba di Yerusalem dengan mengendarai keledai, yang dianggap sangat simbolis dengan perdamaian, sementara saat itu kuda identik dengan perang.
Daun palem yang sudah diberkati saat prosesi ibadah akan dibakar dan digunakan untuk perayaan Rabu Abu pada tahun berikutnya. Yang paling penting, Minggu Palma menandakan permulaan Pekan Suci sebelum Paskah. Dalam peringatan Minggu Palma, umat diajak untuk merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus. Liturgi Minggu Palma dimulai dengan berkat dan penumpangan tangan pada daun palem. Setelah itu, masuk dalam sesi pembacaan surat dalam Alkitab dan khotbah singkat yang diberikan oleh Romo. Daun palem yang telah diberkati Romo seusai misa biasanya akan dibawa pulang untuk dipasang di rumah masing-masing sebagai tanda telah siap untuk memasuki Paskah, demikian seperti dilansir dari Britannica .
Reporter: Dipna Videlia Putsanra Penulis: Dipna Videlia Putsanra Editor: Dipna Videlia Putsanra
Umat Katolik dari Paroki Bedono Santo Thomas Rasul ()
Timika (ANTARA News) - Ribuan umat Katolik Keuskupan Timika, Mimika, Papua merayakan hari raya Minggu Palma memperingati Tuhan Yesus masuk ke kota Yerusalem.
Pentauan Antara di Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Minggu, ribuan umat memadati gereja dengan membawa daun-daun palem masing-masing, perayaan dimulai pukul 07.00 WIT.
Perayaan diawali dengan upacara pemberkatan daun Palma oleh Uskup Keuskupan Timika, Mgr Jhon Philip Saklil Pr dan pastor Amandus Rahadat Pr di depan gereja Katedral dan dilanjutkan dengan perarakan ke dalam gereja.
Perayaan Minggu Palma ini juga ditandai dengan pembacaan kisah sengsara Yesus Kristus yang diambil dari Injil Markus. Umat diajak untuk merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus.
Mgr Jhon sebagai selebran utama perayaan Minggu Palma tersebut dalam khotbahnya mengajak umat Katolik untuk merayakan suka cita dan kegembiraan seperti yang dirasakan umat Yerusalem ketika menyambut Tuhan Yesus sebagai Raja masuk ke kota Yerusalem.
Akan tetapi kegembiraan dan suka cita tersebut tidak membuat umat lupa diri dan kemudian meneriaki Yesus untuk disalibkan.
Untuk itu Mgr Jhon mengajak semua umat agar dapat menyerahkan diri untuk dipimpin oleh Yesus sang Raja Abadi dan rendah hati. Pewarta: Jeremias Rahadat Editor: Kunto Wibisono COPYRIGHT © ANTARA 2018