Liputan6.com, Jakarta - Hari ini Google Doodle merayakan hari lahir Guillermo Haro . Pria kelahiran Kota Meksiko ini memiliki kisah yang terbilang 'ajaib'. Sebab, awalnya ia adalah seorang ahli filsafat dan hukum yang kemudian menjadi ahli bintang alias astronom.
Di era 1940-an, Haro menginvestigasi konstelasi Orion dari Observatorium Tonantzintla untuk menemukan bintang-bintang muda. Di sana juga, ia menemukan sebuah objek angkasa yang ganjil.
Richard Schwartz dari Universitas Missouri akhirnya mengungkap objek langit yang ditemukan Haro adalah gelombang kejut interstellar .
Secara teori ilmiah, gelombang-gelombang kejut tersebut dikeluarkan dari bintang-bintang muda, dan bergerak ratusan kilometer per detik dari mereka. Butuh puluhan tahun bagi para ahli untuk menjelaskan fenomena itu.
Penemuan Haro mengejutkan kalangan ahli bintang, sebab mereka tidak menyangka akan memberikan pergerakan keluar ( outflow motion) dari bintang itu.
Berkat penemuan Haro, para peneliti pun dapat mempelajari kelakuan unik dari para bintang-bintang muda di angkasa luar
Objek itu kemudian dinamakan Herbig-Haro. Herbig sendiri adalah ahli astronomi yang juga mempelajari objek itu di California, bersamaan dengan Haro di Meksiko.
Selain itu, ada juga Galaksi Haro, yakni sebuah tipe galaksi yang mengeluarkan emisi yang sangat kuat di wilayah spektrum biru dan violet mereka.
Galaksi Haro seringnya berbentuk eliptis dan lentikular. Sang penemu menemukan galaksi ini pada 1956 di Observatorium Tonantzintla.
Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, Rabu (21/3/2018), ketika kamu membuka laman pencarian Google akan tampak langit di malam hari yang dihiasi oleh bintang-bintang yang membentuk merek perusahaan untuk Google Doodle -nya.
Namun bila diperhatikan lebih dekat, kamu bakal melihat sosok wajah pria berkacamata dengan kumisnya.
Saat kursor mouse diletakkan di atas Google Doodle , maka muncul tulisan "Guillermo Haro' 105th Birthday" atau "Ulang Tahun Guillermo Haro ke-105".
Siapa Guillermo Haro yang nongol di laman pencarian utama milik Google tersebut?
Dikutip dari laman Google, Guillermo Haro, adalah astronom asal Meksiko yang berhasil menemukan tipe planet nebula yang diberi nama Herbig-Haro.
Tak hanya itu, ia juga menemukan bintang suar ( flare star )--bintang terang berwarna merah dan biru--di wilayah rasi bintang Orion.
Berkat kontribusinya ini, Haro menjadi orang Meksiko pertama yang terpilih masuk ke dalam Royal Astronomical Society pada 1959.
Berkat kontribusinya, Google pun menghormati Guillermo Haro yang saat ini berulang tahun ke 105 dengan Google Doodle yang cukup unik.
TRIBUNNEWS.COM - 21 April 1913 Menjadi hari yang cukup bersejarah bagi rakyat Meksiko .
Tepat pada hari itulah, astronom terkemuka mereka lahir.
Tumbuh dan besar di Mexico City, Guillermo lahir di masa-masa revolusi Meksiko .
Ketika dirinya mulai tumbuh dewasa, Guillermo memutuskan untuk menempuh pendidikan filsafat di Universitas Meksiko .
Di kampus inilah, Guillermo justru mulai tertarik untuk mendalami seluk beluk alam semesta.
Hal ini bisa terlihat dengan mantapnya sosok Guillermo untuk beralih pada ilmu astronomi sejak menjadi asisten di Observatorio Astrofisico de Tanantzintla.
Karena pekerjaanya di observatorium tersebut, pada tahun yang sama dia kemudian bekerja di Harvard College Observatory mulai dari 1943-1944.
Pada tahun 1945, ia kembali ke Meksiko untuk bekerja kembali di Observatorio Astrofísico de Tonantzintla di mana dia bertanggung jawab dalam penggunaan alat baru mereka yakni Kamera yang ditemukan Benhard Schmidt dengan lensa 24-31 inci.
Melalui alat tersebut, Guillermo kemudian terlibat dalam studi terkait bintang yang baru bisa di-explore melalui alat tersebut.
Berbeda dari bintang yang sudah ia lihat sebelumnya, bintang ini berwana sangat merah dan juga sangat biru.
Described as one of the greatest Mexican astronomers and hailed as the "priest of the telescope", Guillermo Haro would have been 105 years old on Tuesday.
Haro grew up during the Mexican Revolution and while he was a recognised astronomer, he didn't always want to be one, he studied philosophy at the National Autonomous University of Mexico and intended to go into law, but later his path changed.
This is his story:
Mexican Revolution
Guillermo Haro was born on March 21, 1913. Growing up during the Mexican Revolution and concerned over his country and the changes that were taking place, he decided to study philosophy.
However, during his time as a student he met Luis Enrique Eroz, a Mexican astronomer and politician who encouraged him to change his path. Haro started working as Erro's assistant at the Tonantzintla Observatory.
Between 1943 and 1947, he went on to train at observatories in the US, including the Harvard College Observatory and the Case Institute of Technology, embarking upon a career in astronomy.
"He was a passionate man ... and he had character and decisiveness. He went to Harvard ... and convinced the director of Harvard University," Julieta Fierro, a Mexican astronomer, narrates.
Astronomy
Later Haro returned to his natal land, and in 1945 started working in Tonantzintla again.
During this time he met his wife, the pre-eminent Mexican writer Elena Poniatowska. She said she was drawn to his intellect.
In interviews she narrated how in his childhood Haro discovered, thanks to his mother, on a trip to Cuautla, that behind the mountains there were other mountains, and that behind them, others. He realised the world didn't end in those mountains. According to Poniatowska, this was fundamental in his decision to follow the path of astronomy.
"Before Guillermo Haro, astronomy was in a stagnant state in Mexico," Arcadio Poveda, a Mexican astronomer told local media.
Before Guillermo Haro, astronomy was in a stagnant state in Mexico. Dr Arcadio Poveda
Red and blue stars
Among his biggest contributions was the discovery of a type of planetary nebulae named Herbig-Haro objects.
He also discovered flare stars - red and blue blight stars - in the region of the Orion constellation.
Haro listed 8,746 blue stars. In 1956 he listed 44 blue galaxies, and discovered T Tauri stars, a supernova, more than 10 novae, and a comet.
"Haro did not lower his guard, he always wanted to do more, he wanted to go further, he wanted the country to be transformed," Manuel Peimbert, one of his students, told local media.
These contributions led to Haro becoming the first Mexican elected to the Royal Astronomical Society in 1959, alerting the rest of the world to the emergence of serious astronomy in Mexico.
He was one of the founders of the Mexican Academy of Sciences and served as its first president in 1960. He was also recognised for establishing the National Institute of Astrophysics, Optics and Electronics to help support science students in their careers.
He wanted the country to be transformed. Manuel Peimbert, one of Haro's students