Dijelaskan, erupsi Gunung Sinabung pertama terjadi pukul 07.27 WIB dengan tinggi kolom abu 1.000 meter, amp 20 mm dan lama gempa 130 detik, angin lemah ke arah barat-barat daya. Erupsi kedua terjadi pukul 07.37 WIB dengan tinggi kolom abu 3.000 meter, amp 34 mm dan lama gempa 545 detik, angin lemah ke arah barat daya.
Erupsi ketiga, terjadi pukul 08.03 WIB dengan tinggi kolom abu 700 meter, amp 21 mm dan lama gempa 137 detik, angin lemah ke arah barat daya. Semburan keempat terjadi sekitar pukul 08.34 WIB dengan tinggi kolom abu 1.000 meter, amp 23 mm dan lama gempa 141 detik, angin lemah ke arah barat daya.
Kelima terjadi sekitar pukul 08.37 WIB dengan tinggi kolom abu 700 meter disertai guguran lava sejauh 500 meter ke arah sektor timur tenggara, amp 25 mm dan lama gempa 131 detik, angin lemah ke arah barat daya.
"Erupsi keenam, terjadi sekitar pukul 08.41 WIB dengan tinggi kolom abu 1.000 meter, amp 25 mm dan lama gempa 125 detik, angin lemah ke arah barat daya," sebut Armen.
Saksikan video pilihan berikut ini: Gunung Sinabung kembali meletus besar hari ini.
MEDAN, KOMPAS.com - Kepala Pos Pengamatan Gunung Sinabung Armen Putra menginformasikan bahwa berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pengamatan Gunung Sinabung, tepatnya pukul 08.53 WIB, telah terjadi awan panas letusan Gunung Sinabung dengan tinggi kolom 5.000 meter, amplitudo 120 milimeter, dan lama gempa 607 detik.
Padahal, sekitar dua jam sebelumnya, lebih kurang pukul 06.00 WIB, menurut laporan Moh Nurul Asrori, petugas di pos pengamatan Gunung Sinabung, cuaca di sekitar wilayah Gunung Sinabung cerah dan mendung.
Saat itu angin bertiup lemah ke arah selatan dan barat dengan suhu udara 16-17 derajat celsius. Sesuai pengamatan, ada 19 guguran dengan jarak luncur 500 sampai 2.000 meter mengarah ke tenggara dan selatan.
"Jarak luncur sektoral selatan-tenggara sejauh 4.900 meter dan sektoral tenggara-timur sejauh 3.500 meter. Angin lemah ke barat dan selatan. Tingkat aktivitas Gunung Sinabung masih di level IV atau Awas. Kami imbau semua orang, khususnya warga sekitar, untuk menjauhi zona merah," kata Armen, Senin (19/2/2018). Zona merah atau wilayah larangan adalah area tanpa aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak, dalam jarak 7 kilometer untuk sektor selatan-tenggara, dalam jarak 6 kilometer untuk sektor tenggara-timur, serta dalam jarak 4 kilometer untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung.
Baca juga: Tidak Ada Kepanikan karena Setiap Hari Gunung Sinabung Meletus
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung juga wajib waspada terhadap potensi bahaya lahar. "Sudah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai agar tetap waspada karena bendungan sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir," ucap Armen. Luncuran awan panas turun menutupi pancaran sinar matahari ke beberapa desa di kaki Gunung Sinabung sehingga membuat gelap gulita seperti malam hari. Hal itu terjadi di Desa Sigarang-garang, Desa Payung, Selandi Baru dan Laukawar.
Sementara hujan abu dan pecahan material vulkanologi melanda hampir seluruh kawasan sekitar gunung, terutama di Desa Gurki, Payung, dan Sukandebi. Bahkan warga Desa Naman sudah mengungsi ke Desa Ndeskati. "Dari jam 08.30 pagi hingga saat ini masih seperti jam 12 malam. Awan panas masih berlangsung terus. Abu pun semakin tebal, Desa Gurki dan Payung butuh masker," kata Hasan Tarigan, warga Desa Perbaji, yang dikonfirmasi Kompas.com , Senin (19/2/2018). Petugas gabungan yang terdiri dari BPBD Karo, Koramil 04 dan 05, serta kepolisian sudah berkoordinasi untuk menempatkan titik mobil Damkar dan water cannon . Petugas juga sudah membagi-bagikan masker untuk semua warga yang terdampak. Sampai berita ini diturunkan, erupsi masih berlangsung.
Baca juga: Senang Kali Aku, Pengungsi Sinabung Bisa Salaman dengan Pak Presiden Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho membenarkan mengenai erupsi besar Gunung Sinabung hari ini. Namun, dia belum bisa memberikan keterangan resmi dan tambahan terkait peristiwa tersebut. "Iya betul, kami sedang koordinasi dengan PVMBG dan BPBD. Sampai saat ini belum ada informasi ada korban jiwa. Masyarakat harap tetap tenang dan tidak panik," ucap Sutopo. Diberitakan sebelumnya, saat ini tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 kepala keluarga berada di delapan pos pengungsian. Namun, hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos, sedangkan warga lain memilih tinggal di luar area pengungsian.
Kompas TV Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi.
MEDAN, KOMPAS.com - Awan panas letusan Gunung Sinabung dengan tinggi kolom 5.000 meter dengan jarak luncur 500 sampai 2.000 meter mengarah ke tenggara dan selatan sampai juga ke Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Veryanto Sitohang, warga Jalan 45, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, mengatakan, debu Sinabung sampai membuat kota penghasil kopi ini tertutup kabut tebal sejak pagi. "Sampai ke sini abunya, jadi kayak (seperti) ditutupi kabut, terganggu pandangan. Abunya terasa, tampak menempel di jemuran, makanya cepat kuangkat jemuranku," kata Very saat dikonfirmasi Kompas.com via ponselnya, Senin (19/2/2018). Saat ditanya apakah sudah sering dirinya mengalami hal seperti ini, dia bilang, untuk 2018 baru pertama kali ini terjadi. Kalau tahun sebelumnya sering terjadi. "Baru ini terjadi, tapi tampaknya masyarakat harus sudah memakai masker karena abunya tebal. Sekarang ini kabutnya makin tebal, kayak mau hujan, tapi enggak hujan," ucapnya. Untuk masyarakat sekitar Gunung Sinabung, Very berharap agar tetap waspada dan menjaga kesehatannya. "Jangan sampai mengorbankan jiwa seperti peristiwa-peristiwa sebelumnya. Lebih awas dan rajin mencari informasi seputar apa yang terjadi. Pemerintah juga harus proaktif memfasilitasi dan membagikan informasi, juga membagikan masker gratis. Sebaiknya kurangi dulu aktivitas di luar rumah," ujarnya.
Baca juga: Gunung Sinabung Mengamuk, Beberapa Desa Gelap Gulita dan Berabu Tebal
Di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Barat, Sumatera Utara, seorang petani kopi bernama Saut juga merasakan dampak erupsi Gunung Sinabung. Saat dikonfirmasi ketika sedang berada di ladangnya mengatakan, situasi saat ini gelap dan berawan hitam tebal. "Aku enggak tahu ini kabut apa enggak, tapi mulai tadi pagi kabut hitam di sini. Seluruh pegunungan tertutup kabut, tapi belum beraroma. Kalau sudah parah kali kayak kemarin, ada aromanya. Tapi situasi sekarang gelaplah memang," kata Saut. Dia merasa heran karena saat ini di Pakpak Barat sedang dilanda musim kemarau, seharusnya cuaca cenderung cerah tanpa kabut, tetapi kali ini tidak. Meski tidak mengganggu jarak pandang, tetapi dalam jarak tiga kilometer sudah ditutupi kabut.
Saut mengatakan, kalau memang kabut ini akibat debu Gunung Sinabung, seharusnya masyarakat di daerahnya sudah mengenakan masker. "Kalau ini kabut, harusnya udah pakai masker ini. Aku posisinya di atas gunung, jarak satu kilometer dari kantor bupati. Dari pandanganku, kantor bupati sudah berkabut itu. Kalau ini memang kabut Sinabung, harusnya udah pakai masker ini," ucapnya.
Baca juga: Tidak Ada Kepanikan karena Setiap Hari Gunung Sinabung Meletus Pada Senin pagi tadi, gunung api Sinabung setinggi 2.460 mdpl yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, erupsi dengan semburan awan panas letusan gunung api Sinabung dengan tinggi kolom 5.000 meter dengan amplitudo 120 milimeter dan lama gempa 607 detik.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Sinabung Armen Putra mengatakan, jarak luncur sektoral selatan-tenggara sejauh 4.900 meter dan sektoral tenggara-timur sejauh 3.500 meter. Angin lemah ke barat dan selatan. Tingkat aktivitas Gunung Sinabung masih di Level IV atau Awas.
Kompas TV Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi.
Merdeka.com - Gunung Sinabung meletus hari ini sekitar pukul 09.00 WIB. Gunung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara ini hingga saat ini masih menunjukkan aktivitasnya. Akibat dari letusan atau erupsi Gunung Sinabung, sejumlah desa menjadi gelap gulita lantara tertutup abu vulkanik.
"Gunung Sinabung meletus pagi ini dengan tinggi kolom abu mencapai kurang lebih 5.000 meter," tulis Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam akun twitternya, @Sutopo_PN, Senin (19/2/2018).
Dia menambahkan, dalam letusan tersebut terdengar suara yang bergemuruh. Selain itu, juga disertai awan panas dengan jangkauan ke arah timur laut.
"Sejauh 3,5-4,9 km dan ke arah selatan sejauh 4.900 m. Tidak ada korban jiwa," lanjut dia.
Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra sebelumnya mengatakan, dalam waktu lebih kurang satu jam setengah, Sinabung enam kali menyemburkan abu vulkanik pada Sabtu 20 Januari 2018.
Semburan paling tinggi terjadi sejauh 3.000 meter atau 3 kilometer (km). Erupsi Gunung Sinabung terjadi sejak pukul 07.27 WIB hingga 08.41 WIB.
"Gunung Sinabung erupsi sebanyak enam kali pagi tadi. Rentang waktunya sangat berdekatan," kata Armen.
Dijelaskan, erupsi Gunung Sinabung pertama terjadi pukul 07.27 WIB dengan tinggi kolom abu 1.000 meter, amp 20 mm dan lama gempa 130 detik, angin lemah ke arah barat-barat daya. Erupsi kedua terjadi pukul 07.37 WIB dengan tinggi kolom abu 3.000 meter, amp 34 mm dan lama gempa 545 detik, angin lemah ke arah barat daya.
Erupsi ketiga, terjadi pukul 08.03 WIB dengan tinggi kolom abu 700 meter, amp 21 mm dan lama gempa 137 detik, angin lemah ke arah barat daya. Semburan keempat terjadi sekitar pukul 08.34 WIB dengan tinggi kolom abu 1.000 meter, amp 23 mm dan lama gempa 141 detik, angin lemah ke arah barat daya.
Kelima terjadi sekitar pukul 08.37 WIB dengan tinggi kolom abu 700 meter disertai guguran lava sejauh 500 meter ke arah sektor timur tenggara, amp 25 mm dan lama gempa 131 detik, angin lemah ke arah barat daya.
"Erupsi keenam, terjadi sekitar pukul 08.41 WIB dengan tinggi kolom abu 1.000 meter, amp 25 mm dan lama gempa 125 detik, angin lemah ke arah barat daya," sebut Armen.