Contact Form

 

Ratusan Rumah di Jabar dan Banten Rusak Akibat Gempa 6,1 SR


Gempa 6,1 skala Richter yang mengguncang wilayah selatan Banten dan Jakarta, Selasa (23/01) siang, mengakibatkan kerusakan terparah di Lebak, lokasi yang terdekat ke pusat gempa. Pusat gempa lepas tengah hari, terletak di Samudera Hindia, sekitar 61 km dari kota Lebak, Banten, dan 43 km dari Kota Muarabinuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Propinsi Banten, di kedalaman 61 km di bawah laut. Lebih dari seratus bangunan di sekitar Lebak mengalami kerusakan ringan. Sejauh ini tidak ada laporan jatuhnya korban jiwa. Ketua bidang gempa dan tsunami BMKG Mochamad Riyadi mengatakan bahwa ini merupakan gempa tektonik. "Namun ini merupakan gempa biasa. Dan gempa ini tak berpotensi tsunami," katanya kepada para wartawan. Gempa diikuti guncangan susulan sebanyak dua kali, "Namun masyarakat tidak perlu panik, tenang saja." Beberapa laporan menyebut, terjadi kerusakan di Lebak, yang berdekatan dengan pusat gempa. Rinciannya masih ditelusuri. Namun laporan-laporan menyebutkan, lebih dari 100 bangunan mengalami kerusakan ringan. Ubaidillah Mochtar, kepala Museum Multatuli di Rangkasbitung, mengatakan, di Kota Rangkasbitung "gempanya terasa kuat, namun tidak ada kerusakan yang berarti dan tidak ada korban jiwa". "Ada beberapa gedung yang retak, tapi kecil, hanya retak rambut," katanya kepada BBC Indonesia.

Ketika terjadi gempa, katanya lagi, "orang-orang keluar dari kantor dan rumah. Sempat menimbulkan kepanikan, terutama di beberapa tempat yang gedungnya terdiri dari dua hingga tiga lantai. Ada beberapa barang yang berjatuhan, namun tidak begitu banyak." "Sebagian orang menuju tanah lapang. Lima menit setelah gempa, orang-orang yang berkumpul di luar kembali beraktivitas seperti semula."Kota Rangkasbitung adalah ibu kota Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang terdekat dengan pusat gempa. Di Kabupaten Cianjur sebanyak enam pelajar luka berat dan dua pelajar luka ringan akibat tertimba genteng yang runtuh di SMK Tenggeung, Kecamatan Tanggeung, kata Sutopo Purwo Nugroho, kepala Pusat Data Informasi dan Humas, BNPB. Di Jakarta, kendati terasa getaran kuat, sejauh ini tidak dilaporkan adanya kerusakan serius.

Gempa 6,1 SR, karyawan dievakuasi lewat tangga darurat

Getaran terasa keras di Jakarta, termasuk di kantor BBC Indonesia di lantai 15 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Lantai bergoyang cukup keras, menimbulkan kepanikan. Seluruh wartawan dan karyawan segera dievakuasi melalui tangga darurat. Begitu pun seluruh karyawan kantor lain di gedung Deutsche Bank ini. Juga para karyawan dan penghuni gedung-gedung tinggi lain di sekitar Jakarta. Di Gedung KPK, dilaporkan tersangka kasus korupsi e-KTP Setya Novanto pun diungsikan keluar gedung.

Ini merupakan gempa kedua dalam waktu yang berdekatan. Desember lalu terjadi gempa berpusat di Sukabumi, Jawa barat, yang getarannya sampai di Jakarta juga. Namun menurut Mochamad Riyadi dari BMKG, itu juga hal yang normal.

"Gempa kecil di Indonesia terjadi 4.500 kali setahun. Sedang yang kekuatannya di atas 5 skala Richter, terjadi 365 kali per tahun, jadi setiap hari terjadi gempa. Ada pun gempa yang merusak, terjadi dua kali setahun," katanya. Berdasarkan peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG, kata Riyadi, "dampak gempabumi berupa guncangan berpotensi dirasakan di daerah Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor." "Gempa bumi selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi berkedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia," tambahnya.




Ketika gempa mengguncang Jakarta, Banten dan sekitarnya, Selasa (23/01) siang, dunia maya juga ikut terkena 'guncangan'. Berbagai foto 'editan', meme dan bahkan foto-video hoaks terkait gempa beredar deras di lini massa. Misalnya foto seorang lelaki yang berpakaian pegawai negeri sipil (PNS), yang melindungi diri dengan bersembunyi di bawah meja, sambil makan pecel lele. "Tips saat gempa. Jangan panik. Pecel lele Jangan lupa dibawa", ungkap Dahnil Anzar, Ketua Pemuda Muhammadyah, melalalui akun Twitter @Dahnilanzar.

Yang lebih 'heboh' tersebar adalah foto editan Patung Dirgantara atau yang dikenal dengan nama Patung Pancoran, yang seakan melompat dari landasannya, "kaget karena gempa".

"Meme' patung dirgantara melompat ini memang merupakan daur ulang. Sebelumnya, sudah banyak digunakan untuk lucu-lucuan dalam berbagai kesempatan sejak bebrapa tahun lalu. Tidak hanya Patung Dirgantara, ikon ibukota, Monumen Nasional (Monas), juga ikut diedit meliuk-liuk, seakan karena terkena getaran, jadi berubah bentuk.

'Kurang sensitif' Namun, salah satu unggahan terkait gempa yang paling banyak dicuit ulang, berasal dari TNI Angkatan Udara. Tulisan di akun Twitter @_TNIAU yang menyerukan agar tidak menjadikan gempa sebagai "alasan menyapa dan bertanya kabar mantan/gebetan", sempat dikritik warganet. Misalnya @naldodisya, yang menyebut cuitan akun yang punya 254 ribu pengikut itu "gak lucu".

Pengamat media sosial Enda Nasution menilai cuitan akun TNI Angkatan Udara itu "kurang sensitif". Meskipun akun @_TNIAU "tidak terlalu menganggap dirinya serius, tetapi karena ini akun resmi, harusnya bisa menahan diri". Dia mengakui masyarakat Indonesia memang suka bercanda, "tetapi, kalau terkait bencana alam, apalagi ada risiko korban jiwa, harusnya jangan terlalu cepat kita berkomentar."

Gempa 6,1 skala Richter yang mengguncang wilayah selatan Banten dan Jakarta, dan berpusat sekitar 61 km dari kota Lebak, Banten, menimbulkan kerusakan sejumlah rumah di Banten, "meskipun hanya retak kecil". Dari foto Yogya hingga video Gilimanuk Tidak hanya itu, foto dan video hoaks juga ramai menghiasi media sosial menyusul gempa ini. Misalnya foto jalan beraspal retak-retak yang semula disebutkan sebagai foto akibat gempa di Lebak. Sebenarnya bisa segera kelihatan bahwa ini tidak otentik: foto itu beredar hanya beberapa menit setelah gempa, tetapi jalanan di foto sudah dibatasi garis polisi.

Foto jalan Yogya-Wonosari yang retak sempat diedarkan sebagai foto akibat Gempa Jakarta-Banten.

Dan para netizen pun cepat 'bertindak'. Apalagi setelah banyak yang mempertanyakan apakah foto itu benar-benar foto akibat gempa, Selasa (23/01), di Jakarta-Banten. Sejumlah orang akhirnya menyelidiki melalui mesin pencari Google, dan terungkap bahwa foto itu adalah foto jalan retak Yogya-Wonosari, Senin (22/01). Netizen kemudian ramai meralatnya.

Begitu juga dengan video truk yang berayun-ayun di dalam sebuah kapal feri, yang ternyata adalah video saat badai menghantam di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, yang sudah diunggah di Youtube sejak Juni 2017. Koreksi dan ralat soal kebenaran informasi video, yang sempat diputar di Breaking News gempa sebuah kanal TV swasta itu, juga dilakukan oleh warganet.

Video truk dihantam badai di Gilimanuk, sempat diedarkan sebagai video saat gempa terjadi, Selasa (23/01).

Pengamat media sosial Enda Nasution menilai penyebaran foto dan video hoaks itu "tidak tampak terencana". Karenanya ia menganggap penyebar hoaks hanya sekedar "iseng". "Ada orang yang puas sendiri kalau melihat meme atau hoaks mereka beredar jauh."

Ralat soal kebenaran video truk yang dilakukan salah satu pengguna media sosial.

Namun, dia menganggap masyarakat Indonesia sekarang sudah cerdas: bisa membedakan dan mengecek, seperti yang terlihat di atas. Foto dapat dikonfirmasi ulang dengan menggunakan Image Reverse di Google. Sementara, video bisa dicek lewat detail lokasi dan bahasa yang digunakan orang di video, serta menunggu konfirmasi lewat media massa.

Fenomena meme dan penyebaran video saat bencana, memang kerap terjadi di Indonesia. Ketika bencana menimpa, orang tidak jarang sibuk dengan handphone. Tampaknya kita harus lebih ingat soal keselamatan diri. Seperti yang diungkap meme bergambar Susilo Bambang Yudhoyono di atas.




JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan ratusan rumah di Provinsi Jawa Barat dan Banten rusak akibat gempa 6,1 skala richter yang terjadi, Selasa (23/1/2018). BNPB melaporkan pusat gempa terjadi di Samudera Hindia dengan kedalaman 64 kilometer, berjarak 43 kilometer barat daya Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Selasa, pukul 13.34 WIB. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan data sementara, di Kabupaten Cianjur sebanyak 6 pelajar luka berat dan 2 pelajar luka ringan akibat tertimpa genteng yang runtuh di SMK Tenggeung Kecamatan Tanggeung Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Satu rumah juga rusak berat di Desa Tanggeung sementara satu rumah lainnya di Desa Pagermaneuh juga mengalami hal yang sama.

Baca juga : Gempa di Banten, Kok Bisa Terasa Sampai Jakarta? "Di Kabupaten Sukabumi terdapat 9 rumah rusak ringan, 1 rumah rusak sedang, 1 masjid rusak berat, dan 2 fasilitas umum kesehatan rusak ringan," kata Sutopo, melalui siaran pers, Selasa sore. Di Kabupaten Bogor, lanjut Sutopo, terdapat beberapa rumah dan bangunan rusak di Kecamatan Sukajaya, Kecamata Nanggung, Kecamatan Megamendung, Kecamatan Caringin, dan Kecamatan Cijeruk. Sebanyak 7 rumah di antaranya rusak berat dan 5 rumah rusak ringan. "Data akan bertambah karena diperkirakan masih terdapat bangunan yang rusak," ujar Sutopo.

Baca juga : BMKG: Sampai Saat Ini Telah Terjadi Gempa Susulan Sebanyak 20 Kali Kemudian di Pandeglang terdapat Aula SMA CMBBS Pandeglang roboh dan beberapa rumah mengalami kerusakan. Namun, lanjut Sutopo, hal itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Sementara di Banten, terdapat 115 rumah rusak, 1 masjid rusak, dan 1 puskesmas rusak. Sutopo mengatakan, BPBD bersama unsur lainnya masih melakukan pendataan dari dampak kerusakan akibat gempa tersebut. Dampak kerusakan kemungkinan akan bertambah seiring dengan pendataan yang dilakukan. Guncangan gempa ini, lanjut dia, dapat dirasakan di wilayah Jakarta, Banten, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Gempa dirasakan sangat kuat di Banten selama 10 detik. Masyarakat panik berhamburan keluar rumah. Beberapa rumah dan bangunan mengalami kerusakan.

Baca juga : Gempa Banten, 105 Rumah di Lebak Rusak Kemudian gempa juga dirasakan kuat di wilayah Jakarta, khususnya masyarakat yang berada di gedung bertingkat. Guncangan gempa dirasakan 10-15 detik. Masyarakat panik dan berhamburan keluar bangunan. Di Jawa Barat, gempa juga dirasakan kuat selama 5-10 detik. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Sementara di Jawa Tengah, gempa dirasakan lemah hingga sedang selama 5 detik. Namun, tidak ada kepanikan. Masyarakat tetap beraktivitas normal. Sementara di Lampung bagian selatan, gempa dirasakan lemah hingga sedang. Masyarakat dilaporkan tetap beraktivitas normal. BNPB mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan bahwa akan terjadi gempa susulan yang lebih besar. Sebab, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belum mampu memprediksi gempa secara pasti. "Wilayah Selatan Jawa memang rawan gempa dan sepi terjadi gempa-gempa besar, sehingga harus diwaspadai. Saat merasakan guncangan gempa, segera keluar rumah atau mencari tempat-tempat yang aman," ujar Sutopo.

Kompas TV Di KPK, karyawan dengan tertib keluar gedung setelah merasakan gempa dan berkumpul di seberang jalan gedung.




KOMPAS.com - Para karyawan di gedung-gedung tinggi di Jakarta berhamburan keluar setelah merasakan gempa 6,1 magnitudo yang berpusat di Lebak, Banten , Selasa siang (23/1/2018).

Padahal, jarak Banten ke Jakarta cukup jauh, kurang lebih 140 kilometer dengan waktu tempuh sekitar empat jam. Namun, mengapa warga Jakarta juga harus berhamburan keluar rumah dan kantor saat pusat gempa ada di Banten?

Menurut Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Selasa (23/1/2018), dampak gempa dapat diibaratkan seperti kerucut terbalik.

Baca Juga:  Gempa di Tasikmalaya, Kok Getarannya Terasa Sampai Jakarta?

"Analoginya seperti kerucut yang terbalik, semakin dalam pusat gempa, maka wilayah yang terkena dampaknya akan semakin luas. Tetapi kekuatannya berkurang seiring cakupan wilayahnya yang luas. Gempa itu merembet melalui kerak bumi, gempa tadi juga sampai ke Yogyakarta dan Lampung," kata Daryono, Selasa (23/1/2018).

"Semakin dangkal pusat gempa, cakupan wilayah terdampak akan semakin kecil," tambah Daryono.

Seperti diketahui, gempa tektonik 6,1 mengguncang Banten, Jawa Barat dan Jakarta pada hari Selasa pukul 13:34 WIB dengan titik gempa di wilayah Samudera Hindia.

Koordinat episenter gempa 7,23 LS dan 105,9 BT atau 67 kilometer arah barat daya kota Bojonghaur, Sukabumi, Jawa Barat dengan kedalaman 61 kilometer.

"Hingga saat ini, sudah ada gempa susulan 11 kali dan kekuatannya cenderung berkurang. Kecil kemungkinan akan terjadi gempa lebih besar," jelas Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Selasa (23/1/2018).



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply