Sekadar informasi, padma raksasa atau yang juga dikenal sebagai bunga bangkai ini adalah tumbuhan parasit obigat yang karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan disebut sebagai bunga terbesar di dunia.
Bunga ini tumbuh merambat dan tak berdaun sehingga tak mampu berfotosintesis. Bunganya tampak dan berbau seperti daging membusuk, lantaran itu disebut "bunga bangkai".
Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma.
Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong.
Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik, bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga.
Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam seminggu. Itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.
Peneliti bunga Rafflesia dari Universitas Bengkulu, Agus Setyanto, menyebutkan parasit langka itu dikategorikan tumbuhan unik. "Bunga ini memiliki siklus hidup mencapai lima tahunan dan cuma memiliki masa mekar dari 3 hari hingga 8 hari," ujar Agus.
Bunga Rafflesia yang mekar umumnya akan mengeluarkan aroma bangkai seperti daging busuk. Aroma inilah yang kemudian memancing lalat dan serangga lainnya untuk penyerbukan. Setelah itu, mahkota bunga pun membusuk.
Bagian dasarnya akan membentuk buah dan biasanya ini akan menjadi benih yang kemudian dimakan oleh sejumlah binatang hutan seperti musang, tupai atau landak. "Sebab itu, bunga ini begitu unik dan mengagumkan," ujar Agus.
JAKARTA, KOMPAS.com - Halaman Google hari ini, Selasa (9/1/2018), menampilkan doodle berupa tiga bunga Rafflesia arnoldii berwarna merah dengan berbagai ukuran. Doodle bunga Rafflesia arnoldii bergerak dan lalu mengeluarkan efek gas.
Ketika doodle diklik akan membawa ke situs hasil pencarian tentang bunga bangkai dengan kata kunci teratas Rafflesia arnoldii . Lalu, mengapa Google menampilkan doodle bunga Rafflesia arnoldii di laman utama mereka?
Dikutip dari laman Google, ternyata hari ini merupakan tahun ke-25 ditetapkannya bunga Rafflesia arnoldii sebagai bunga nasional Indonesia. Penetapan itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional yang ditandatangani Presiden Soeharto.
Sesuai Keppres tersebut, ada tiga jenis bunga dinyatakan sebagai Bunga Nasional, yakni melati ( Jasminum sambac ) sebagai puspa bangsa, anggrek bulan ( Palaonopsis amabilis ) sebagai puspa pesona, dan padama raksasa atau Rafflesia arnoldii sebagai puspa langka.
Rafflesia arnoldii merupakan salah satu puspa langka berukuran besar dengan ukuran diameter sekitar 1 meter. Hal itu menyebabkan Rafflesia arnoldii disebut sebagai padma raksasa.
KOMPAS/ADHITYA RAMADHAN Bunga Rafflesia arnoldii mekar di hutan Cagar Alam Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, Rabu (15/5/2013). Setiap kali ada bunga rafflesia yang mekar di hutan yang dibelah Jalan Raya Bengkulu-Kepahiang itu selalu menarik perhatian wisatawan dan warga yang melintas. Diperlukan upaya perlindungan habitat rafflesia yang serius dari pemerintah agar bunga terbesar di dunia itu tidak punah. Bunga Rafflesia arnoldii tumbuh merambat dan tak berdaun sehingga tak mampu melakukan fotosintesis seperti bunga lainnya. Rafflesia arnoldii disebut bunga bangkai lantaran bunganya berbau seperti daging membusuk.
Kelopak bunganya yang merah montok dan dihiasi bintik-bintik putih hanya muncul dari Tetrastigma , tanaman mirip pohon anggur yang menjadi inangnya, saat siap bereproduksi. Di tempat terbuka, Rafflesia arnoldii bisa tumbuh dengan diameter 1 meter dan mekar beberapa hari.
Bunga Rafflesia arnoldii banyak ditemukan di Provinsi Bengkulu dan menjadi daya tarik wisata di Bengkulu.
Bunga bangkai atau Rafflesia Arnoldii ditemukan pada tahun 1818 silam di hutan tropis Sumatera. Adalah Joseph Arnold, seorang pemandu ekspedisi yang menemukan bunga tersebut.
Bunga bangkai raksasa tersebut kemudian dinamai sesuai nama sang pemimpin ekspedisi Thomas Stanford Raffles, dan juga Joseph Arnold.
Namun sebelum dikukuhkan namanya menjadi Raflesia arnoldii, ternyata bunga yang kini telah ditetapkan sebagai Bunga Nasional Indonesia itu telah lebih dulu ditemukan. Adalah Louis Auguste Deschamp yang menemukannya, 27 tahun lebih awal dari Josep Arnold.
Hal ini diungkap dalam buku Rafflesia of the World, karya Jamili Nais.
Seperti dilansir NHBS, dalam buku tersebut Jamili Nais mengungkapkan fakta sejarah penemuan bunga yang kini juga dikenal sebagai Padma raksasa. Pada bab 'Rafflesia Discovery', diceritakan twist tak terduga mengenai penemuan bunga tersebut oleh Louis Auguste Deschamp, yang merupakan peneliti asal Perancis.
Pada 1791 dia melakukan ekspedisi.Sayangnya misinya gagal di tengah jalan. Bukan hanya karena masalah cuaca yang menghadang kapalnya, namun juga penyakit dan perang.
Dilaporkan sebanyak 89 dari 119 kru kapal meninggal dunia, termasuk kapten kapal Chevalier d'Entrecasteaux. Louis Auguste Deschamp kemudian ikut bersama koloni belanda hingga tahun 1802. Pada saat itulah ia berkesempatan mengeksplorasi tumbuhan yang ada di Indonesia, dan menemukan bunga bangkai.
Jika Louis Auguste Deschamp kala itu berhasil mempublikasikan penemuannya, mungkin bunga bangkai akan dinamai dengan namanya.
Seluruh catatan penelitian yang dimilikinya, dirampas Inggris. Namun kemudian didonasikan ke British Museum pada 1861.
Buku Rafflesia of the World, karya Jamili Nais yang mengungkap kisah tersebut menyuguhkan banyak data asli. Mayoritas data tersebut didapatkan sang penulis melalui riset, maupun sumber pertama yang berkaitan dengan sang bunga raksasa.
Dalam buku tersebut Jamili bahkan mengungkap bahwa ada pemandu lokal, yang berarti warga Indonesia, yang menemukan bunga tersebut sebelum Joseph Arnold.
"Come with me sir, come! A flower, very large, beautiful, wonderful!” ujar seorang pemandu lokal tersebut yang tidak diketahui namanya, menunjukkan bunga bangkai pada Joseph Arnold dan Sir Stamford Raffles. ***
Jika monitor smartphone atau komputer Anda bisa memancarkan aroma, Anda pasti akan menutup hidung saat ini juga karena mencium bau busuk.
Asap hijau pucat yang meledak dari gambar bunga di Google Doodle hari ini tentulah menyebarkan bau busuk dari Rafflesia arnoldii , tanaman asli Indonesia yang merupakan bunga terbesar di dunia.
Hari ini, 9 Januari 2018 adalah ulang tahun ke-25 penetapan bunga bangkai atau Rafflesia arnoldii sebagai bunga Nasional Indonesia dan selanjutnya dikukuhkan penyebutannya sebagai Padma Raksasa yang merupakan puspa langka.
Penetapan itu tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993 Tentang Satwa dan Bunga Nasional. Dalam Keputusan Presiden itu juga ditetapkanlah melati atau Jasminum sambac sebagai puspa bangsa serta anggrek bulan atau Palaonopsis amabilis sebagai puspa pesona.
Hingga kini, gambar Rafflesia arnoldii sering ditemukan dalam pola batik tradisional yang rumit di Bengkulu, tempat bunga raksasa itu kerap tumbuh .
Rafflesia arnoldii disebut bungka bangkai bukan tanpa alasan. Penyebutan itu muncul karena bunga itu menebarkan aroma daging busuk. Baunya yang menyengat mengundang lalat yang membantu dalam proses penyerbukannya.
Kelopak bunganya yang merah montok dan dihiasi bintik-bintik putih hanya muncul dari Tetrastigma, tanaman mirip pohon anggur yang menjadi inangnya, saat siap bereproduksi.
Merekahnya Rafflesia arnoldii merupakan persitiwa langka sehingga saat orang-orang menemukannya, hal itu dipastikan akan menarik perhatian. Di tempat terbuka, Rafflesia arnoldii bisa tumbuh dengan diameter mencapai sekira 1 meter dan mekar hanya beberapa hari.
Bukan cuma di Indonesia, Google Doodle ini juga muncul di Yunani. Entah apa yang membuat Google memutuskan hal itu.
Belakangan, banyak ditemukan bunga bangkai di berbagai daerah. Salah satunya terjadi di Kota Bandung pada 4 Oktober 2017 lalu . Namun, kebanyakan bunga bangkai yang tumbuh seara acak itu bukanlah Rafflesia arnoldii , tetapi Amorphpophallus titanium, walaupun sama-sama disebut bunga bangkai.
Rafflesia arnoldii dan Amorphpophallus titanium adalah dua jenis tanaman berbeda. Namun, banyak orang yang menganggapnya sama sehingga saling tertukar. Bukan di kalangan masyarakat awam saja, tetapi hingga di lingkungan sekolah. Banyak guru yang menganggapnya sama.
Dalam klasifikasi ilmiah, Rafflesia arnoldi tergolong dalam Kerajaan: Plantae ; Divisi: Magnoliophyta ; Kelas: Magnoliopsida ; Ordo: Malpighiales ; Famili: Rafflesiaceae ; Genus: Rafflesia .
Sementara Amorphpophallus titanium masuk dalam Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta ; Kelas: Liliopsida ; Ordo: Alismatales ; Famili: Araceae ; Genus: Amorphophallus ;
Seperti namanya, keduanya dapat dibedakan dengan mudah dari bentuknya. Rafflesia arnoldii tidak mempunyai phallus atau lingga yang menjulang di bagian tengah bunga sedangkan Amorphpophallus titanium punya lingga berwarna ungu yang bisa menjulang hingga setinggi 4 meter.***