Contact Form

 

Disebut Lebih Kaya dari Prabowo, Gatot Nurmantyo: Itu Doa


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo resmi memasuki masa pensiunnya kemarin.

Meski sudah pensiun ia masih akan tetap mengabdikan diri pada negara meski tak berseragam TNI dan memanggul senjata.

Terhitung 1 April 2018, Gatot telah kembali menjadi warga sipil yang memiliki hak memilih dan dipilih.

"Mengabdi kepada nusa-bangsa tak selalu berarti harus memanggul senjata, dan mulai hari ini saya memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai anak bangsa, anggota masyarakat sipil dan warga negara RI lainnya, termasuk untuk memiliki hak memilih, juga hak dipilih saat pemilu mendatang," kata Gatot.

Pria kelahiran Tegal 13 Maret 1960 atau 58 tahun lalu ini telah berhasil menjadi pucuk pimpinan sebagai Panglima TNI hingga December 2017 lalu.

Memulai karier sebagai prajurit TNI Angkatan Darat sejak tahun 1982.

"Puji syukur Alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa saya telah menjalankan rangkaian tugas sebagai seorang hingga tahun ini," kata Gatot.

Baca: Pengobatan Melalui Paranormal Belum Tuntas, Enen Keburu Meninggal di Tangan Suami Bulenya

Ia menegaskan dirinya sama sekali tak menganggur setelah memasuki masa pensiun.

Dia berkeinginan pula untuk mengabdikan kepada keluarga.




JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo memasuki masa pensiun pada Sabtu (31/3/2018) kemarin. Ia menyatakan, meski telah pensiun dari TNI, ia akan tetap mengabdi kepada negara di bidang yang lain. Saat ini, sebagai purnawirawan, Gatot memiliki kesempatan yang sama dengan warga sipil lainnya. Karena itu, ia menyatakan banyak bidang pengabdian baginya selepas pensiun yang bisa dikerjakan. "Mulai hari ini saya memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai anak bangsa, anggota masyarakat sipil dan warga negara RI lainnya, termasuk untuk memiliki hak memilih, juga hak dipilih saat pemilu mendatang,” kata Gatot melalui keterangan tertulis, Minggu (1/4/2018). Ia menyatakan sikap tersebut perlu ia tunjukan sebagai contoh kepada para prajurit TNI agar tidak berpolitik praktis selama masih aktif.

Baca juga: Mulai Pensiun Kemarin, Apa yang Bakal Dilakukan Gatot Nurmantyo? “Hal tersebut saya tunjukkan juga sebagai suri teladan bagi tentara aktif untuk tidak berpolitik praktis sebelum memasuki purnatugas,” lanjut Gatot. Sebelumnya, Gatot enggan menjawab saat ditanya apakah dengan masuknya namanya ke dalam daftar calon presiden dan wakil presiden di berbagai survei, dirinya berencana maju pada Pilpres 2019 setelah pensiun. Namun, Gatot juga tak menampik bahwa dirinya akan maju sebagai calon presiden atau wakil presiden. "Saya lebih cenderung tidak menjawab pertanyaan karena saya masih prajurit TNI," kata Gatot saat ditemui di Apartemen Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (29/3/2018). Saat ditanya peluang maju sebagai calon presiden dan wakil presiden dari Gerindra, lantaran telah bertemu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, ia kembali menjawab belum bisa menyampaikan hal tersebut. Sebab, saat itu Gatot masih berstatus sebagai prajurit TNI. Gatot membantah disebut ragu terkait jawabannya tadi. Ia mengatakan akan menyampaikan hal tersebut setelah benar-benar pensiun pada 1 April mendatang. "Saya tidak pernah katakan saya ragu-ragu, tetapi saya belum mau bicara tentang itu karena politik praktis tidak boleh sebagai prajurit TNI," tutur Gatot.

Kompas TV Sebelumnya, sorotan tertuju kepada Gatot yang telah melakukan pertemuan dengan Prabowo meski masih aktif di TNI.




TEMPO.CO , Jakarta - Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo, menanggapi pernyataan mantan Panglima Kostrad, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Kivlan Zen, ihwal kepemilikan logistik yang lebih banyak ketimbang Jenderal Prabowo Subianto. Kepemilikan logistik inilah yang disebut-sebut dapat digunakan jika Gatot maju dalam pemilihan presiden 2019. "Alhamdulillah. Itu saya punya keyakinan kalau seperti itu adalah doa. Insya Allah nanti saya punya uang seperti itu," kata Gatot menanggapi pernyataan Kivlan Zen saat mengunjungi kantor Tempo , di Jakarta, Selasa pekan lalu. Baca juga:  Pensiun, Gatot Nurmantyo Ingin Habiskan Waktu dengan Keluarga Gatot bercerita bahwa dia pernah mendapat nasihat dari bapaknya yang seorang prajurit TNI. Ia menyebut ayahnya sebagai pejuang yang ortodoks. "Bapak saya pensiun itu hanya punya sepeda motor. Saya kelas 2 SMP. Akhirnya, karena tidak punya rumah, pulang ke orang tuanya," ujarnya. Seusai pensiun, ayah Gatot beristirahat.

Untuk itulah, Gatot mengaku tak ingin kerepotan berpikir mengumpulkan uang lebih banyak. "Lebih baik saya menabung untuk saya pulang. Karena orang tua saya bilang, kalau kamu sudah berumur, siap-siaplah kamu untuk pulang. Dalam arti, pulang ke akhirat sana," katanya. Gatot pun menyebut pernyataan ihwal bekal logistiknya yang banyak tak masuk akal dengan menghitung penghasilannya selama bertugas di TNI. "Aduh, Rp 3 triliun. Logikanya begini, saya menjadi Panglima TNI berapa lama, anggaran TNI berapa banyak, kira-kira saya korupsinya bagaimana? Ha-ha-ha," ujar Gatot. Baca juga:  PKB Sarankan Demokrat Usung Gatot Nurmantyo ketimbang AHY Dalam laporan harta kekayaan pejabat negara yang dilaporkan Gatot Nurmantyo pada 30 September 2015, tercatat kekayaan yang dimilikinya mencapai Rp 13.704.369.535 dan US$ 25.002. Gatot Nurmantyo  mengatakan tak ingin menutup kemungkinan maju dalam pemilihan presiden 2019. Termasuk jika harus menjadi penantang calon inkumben Presiden Joko Widodo. "Bukan tidak mungkin. Semua yang ada di dunia ini mungkin," tuturnya.




Jakarta - Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui kedekatannya dengan pengusaha Artha Graha Group Tomy Winata. Gatot menceritakan sejarah hubungan mereka, yang sudah puluhan tahun itu, ketika mantan Panglima TNI itu baru berkarir sebagai tentara. Gatot Nurmantyo mengenal Tomy Winata setelah dikenalkan Jenderal Edi Sudradjat, Panglima ABRI yang juga Menteri Pertahanan dan Keamanan era Presiden Soeharto. "Orang bilang, 'Wah, Pak Gatot dekat sama TW.' Memang iya. Saya tidak pernah malu karena saya tahu benar komitmen dia. " kata Gatot saat mengunjungi Kantor TEMPO, Selasa 27 Maret 2018 lalu. BACA:  Gatot Nurmantyo Bicara Kedekatan dengan Tomy Winata

Gatot bercerita, saat itu ia masih menjadi ajudan Edi Sudradjat yang kala itu menjadi Pangdam III Siliwangi, sekitar tahun 1983-1985. Edi mengenalkan Gatot dengan Tomy Winata yang menyebutnya anak muda yang potensial. " Ini Tomy, saya akan didik," kata Gatot menirukan pernyataan Edi saat pertama kali bertemu Tomy. Gatot mengenang, Tomy saat itu baru membuka usaha dan masih menggunakan sepeda motor kemana-mana. Jenderal Edi Sudradjat sendiri bukan hanya sebatas komandan bagi Gatot. Edi sangat berpengaruh pada bagaimana Gatot meniti sukses dalam karirnya sebagai prajurit. Ia tak hanya mengajarkan bagaimana seorang prajurit harus tangkas, tapi juga cermat dan waspada. Suatu kali, Edi tak hanya menguji kewaspadaan Gatot sebagai ajudan, tapi juga kecermatan dalam memandang situasi, juga menganalisanya. BACA JUGA:  Jenderal Edi Sudradjat dan Pengaruhnya ke Karier Gatot Nurmantyo Gatot melihat pertemanan dengan Tomy punya sejarah berarti. Bagaimana pun, menurut Gatot, ia dan Tomy berada dalam satu kedekatan yang sama dengan Edi Sudrajat. "Saya dan dia, sama-sama kader yang dibentuk oleh Pak Edi" kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini. " Saya yakin, persahabatan saya dengan dia (Tomy Winata) melebihi yang lain. " Menurut Gatot, meski dekat dengan Tomy, ia tak mau memanfaatkan kedekatan untuk yang lain-lain. "Yang jelas, saya pun tidak pernah berutang sama dia, saya tidak pernah menengadahkan tangan sama dia," kata Gatot lagi. Kepada Majalah TEMPO, Tomy membenarkan kedekatannya dengan Gatot. Ia bahkan mengundang Gatot melepas seekor anak harimau di Tambling WIldlife Nature Conservation di Pesisir Barat, Lampung, pada Juni 2017. "Kehadiran Pak Gatot di sana sebagai kawan saya," kata Tomy dalam Majalah TEMPO edisi 2-8 April 2018. Kedekatan inilah yang menimbulkan spekulasi bahwa Tomy bakal menjadi salah satu penopang dana jika Gatot berniat maju dalam Pemilihan Presiden 2019. Gatot pun tak mengetahui soal spekulasi tersebut. Namun, ia meyakini Tomy adalah orang yang paling konsisten dalam berteman. "Saya tidak pernah menengadahkan tangan. Kalau dihitung-hitung, mungkin dia yang berutang sama saya," kata Gatot. Baca selengkapnya  Blak-blakan Gatot Nurmantyo soal Tomy Winata  di Majalah TEMPO pekan ini ARKHELAUS W.



Total comment

Author

fw

0   comments

Cancel Reply